TETRAZOLIUM
Pengertian Uji Tetrazolium
Pada uji daya hidup secara langsung diperlukan kondisi :
kelembaban, temperatur dan aerasi yang sesuai, serta
dalam beberapa hal cahaya, sehingga menguntungkan
bagi proses perkecambahan. Penting juga untuk
menentukan apakah kecambah yang dihasilkan normal
atau tidak.
Kepastian apakah suatu kecambah itu normal atau tidak
tergantung pada pengamatan yang teliti terhadap sistem
akar dan tunas. Walaupun semua kondisi diatur
sedemikian rupa, umumnya pelaksanaan uji
perkecambahan berlangsung selama beberapa hari atau
minggu. Bahkan untuk beberapa jenis benih rumput-
rumputan dan pohon- pohonan dapat memakan waktu
yang lebih lama lagi. Sehingga kesimpulan dari suatu uji
perkecambahan secara langsung tidak dapat segera
diketahui.
Beberapa kelebihan dan kekurangan
dari uji tetrazolium:
Tahap 1.
Pengaktifan enzim dan/atau reaksi dehidrogenasi dengan
penyerapan air.
Tahap 2.
Persiapan benih untuk membiarkan daerah embrionik
mudah dimasuki oleh larutan tetrazolium pada proses
imbibisi selanjutnya.
Tahap 3.
Evaluasi benih.
Tahap 1
Prosedur:
Benih disimpan di tempat yang lembab selama 24 jam,
kemudian embrionya dibelah menjadi dua bagian yang sama
besar. Tetapi dilakukan sedemikian rupa sehingga benih tidak
terbelah menjadi dua bagian yang terpisah.
Prosedur:
Benih kedele disimpan di tempat yang lerribab
selama 1 x 24 jam dan sebaiknya pada
temperatur rendah dalam refrigerator.
Gambar :
Bagian yang berwama gelap menunjukkan sel-sel hidup pada embrio :
a) jagung, b) sorgum, c) gandum - setelah dari bagian permukaan atas embrio
dipotong, d) bluergrass, e) kedele - bagian permukaan tidak dipotong .
Gandum, rye, barley dan oats
Gambar :
a) Gandum, b) Rye, c) Barley, d) Oats. Bagian yang bergarisgaris gelap
menunjukkan daerah embrio yang paling sedikit harus memperlihatkan
pewarnaan setelah perlakuan tetrazolium, agar dapat berkecambah
Gambar : Irisan longitudinal dari biji jagung.