Anda di halaman 1dari 5

1. 1.

LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi dan
Pengolahan Benih Rekalsitran Semester VII (Ganjil) Kelompok 2 Regita Kemalasari
150110080142 Hari Akbar Muharam Syah 150110080150 Raden Bondan Eddyana B
150110080162 Handi Apriyanto 150110080173 Resti Nurmalasari 150110080190
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN 2011
2. 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya laporan praktikum ini dapat penulis selesaikan tepat
waktu. Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua yang sudah membantu dalam
bentuk moril maupun materil.Terima kasih saya ucapkan pula kepada dosen Mata Kuliah
Produksi dan Pengolahan Benih Rekalsitran dan tutor-tutor mata kuliah ini atas
bimbingan yang telah diberikan kepada kami. Laporan ini dibuat dengan tujuan
memberikan informasi kepada pembaca tentang hasil pengamatan kami dalam
praktikum Mk. Produksi dan Pengolahan Benih Rekalsitran ini.Penulis menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam susunan maupun isinya. Desember 2011 Penulis.
3. 3. PRAKTIKUM I BENIH JERUK
4. 4. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tanaman jeruk besar seperti jeruk cikoneng
merupakan tanaman yang membutuhkan upaya konservasi agar kelestariannya dapat
senantiasa terjaga. Hal pembatas dalam masalah konservasi dan propagasi adalah
kemampuan reproduksi tanaman jeruk itu sendiri. Selain itu, ancaman penyakit CPVD
menjadi ancaman serius dalam propagasi tanaman khusuunya melalui perbanyakan
vegetatif. Perbanyakan tanaman dengan teknik okulasi atau grafting ternyata
membutuhkan pula batang bawah yang diperbanyak melalui benih. Agar batang bawah
baik, tanaman asal harus berkualitas dan memiliki mutu benih, baik secara genetis
maupun fisiologis yang baik. Usaha ini terbentur pada rendahnya daya simpan benih
jeuk karena benih ini merupakan benih rekalsitran. Benih rekalsitran adalah benih yang
masak dan berada di dalam buah yang dibungkus oleh lapisan arriloid berdaging dan
berair serta testa yang tak permeabel.Pada saat masak fisiologi benih rekalsitran
memiliki kadar air (50%-70%) kadar air ini jauh lebih tinggi daripada kadar air benih
ortodokx (30%-50%).Benih rekalsitran tidak tahan penyimpanan dengan kadar air rendah
karena akan mengalami deterioras. Dalam percobaan ini dilakukan uji daya kecambah
dengan 2 metode yaitu dengan media tanah dan metode UKDP. Benih yang digunakan
adalah benih yang langsung diekstrak dari buah dan benih yang didiamkan terlebih
dahulu selama 24 jam. 1.2 Tujuan Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
daya kecambah benih jeruk yang telah didiamkan selama satu hari satu malam dan
diekstrak langsung dari buahnya.
5. 5. II. PROSEDUR KERJA 2.1 Alat dan Bahan a. Sekop b. Media tanam (tanah) c. Kertas
merang d. Pot e. Tali rafia f. Air g. Sprayer 2.2 Prosedur Kerja a. Mengekstrak benih
jeruk dari buah jeruk dengan cara membuka lapisan mesokarp dan mengambil benih dari
sisiran buah jeruk b. Untuk benih yang sudah didiamkan selama 24 jam , benih langsung
bisa ditanam. c. Menyiapkan kertas merang diatas plastik dan penutup gulungan d.
Menaruh benih diatas kertas merang dengan cara zig-zag e. Untuk benih yang di
kecambahkan di media tanah, benih ditanam sebanyak 25 butir diatas tanah kemudian
ditutupi dengan tanah tipis. Bagian benih yang ditanam adalah bagian yang
menggelembung f. Dilakukan penghitungan pada FDC (14 hari) dan LDC (21hari)
6. 6. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan pada FDC, benih yang
dikecambahakan dengan media tanah tidak dapat tumbuh. Dari 15 benih yang
dikecambahkan, tidak ada satupun yang tumbuh. Hal ini bisa diakibatkan karena media
yang tidak steril atau kekeringan yang terjadi pada media. Percobaan dilakukan di
laboratorium teknologi benih Faperta Unpad. Media tanah yang digunakan tidak disiram
setiap hari sehingga pada pengamatan 7 hari setelah tanam keadaan tanah sangat
kering. Hal ini dapat menjadi faktor pembatas perkecambahan benih rekalsitran. Benih
yang ditanam tidak akan mengalami imbibisi secara optimal sehingga pembongkaran
metabolit untuk proses pertumbuhan menjadi terhambat. Pengaktifan enzim tidak terjadi
sehingga pertumbuhan terhenti dan mati. Pada pengamatan selanjutnya, kekeringan
terjadi pada benih. Pada uji UKDP, semua benih mengalami kematian pada LDC. Benih
benih yang diujicobakan mengalami gangguan akibat mikroorganisme. Benih berbau
busuk dan ditumbuhi jamur berspora warna hitam. Endosperm benih busuk dan kosong.
Hal ini bisa diakibatkan karena kelembapan yang tinggi dalam germinator. Sehingga
patogen mudah menyebar. Lebih jauh, kematian benih jeruk pada berbegai macam
tekhnik uji daya kecambah ini mungkin dikarenakan pula oleh kematangan benih yang
tidak sempurna. Buah jeruk merupakan buah yang kadang dipanen pada saat belum
mencapai buah matang fisiologis. Benih yang didapat dari buah yang asal-usulnya tidak
diketahui menjadikan identitas serta umur benih tidak dapat dipastikan. Ketika benih
yang dikecambahkan belum Media terbaik untuk perkecambahan benih jeruk adalah
media pasir (Chin, 1988) dengan suhu 25-30 derajat celsius. Selain itu, pada
penanganan pertkecambahan, perlu dilakukan skarifikasi. Dan benih akan berkecambah
maksimal setelah 14 hari setelah semai. Media pasir akan mampu merangsang
pertumbuhan akar karena porositasnya baik, namun penyiramannya perlu dilakukan
lebih sering karena pasir tidak dapat menyipan air.
7. 7. IV. KESIMPULAN Benih jeruk merupakan benih rekalsitran. Uji daya kecambah benih
jeruk dilakukan dengan menggunakan UKDP dan ditanam langsung di dalam tanah.
Kedua uji tersebut menunjukan hasil yang tidak memuaskan, pada LDC, benih
semuanya mati dan tidak ada perkecambahan. Hal tersebut terjadi akibat lingkungan
perkecambahan yang tidak sesuai, umur neih yang tidak diketahui serta deteriorasi yang
dialami benih. Perkecambahan yang baik untuk jeruk adalah dengan menggunakan
media pasir dengan suhu 25-30 derajat celsius. Namun perlu diperhatiakn kadar air
dalam media semai. Karena mengalami kematian semua benih, Praktikum ini tidak dapat
diamati apakah benih jeruk ini mengalami perkecamabahn yang poliembrioni.
8. 8. PRAKTIKUM II BENIH KAKAO
9. 9. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas
andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional,
khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa
negara.Kandungan air benih dan kelembaban ruang penyimpanan merupakan kendala
utama dalam penyimpanan benih kakao yang bersifat rekalsitran sehingga masalah
benih merupakan persoalan yang tidak dapat diabaikan dalam rangkaian kegiatan
budidaya tanaman kakao.Benih yang diketahui daya berkecambahnya terlebih dahulu
diperlukan untuk keberhasilan penanaman. Daya berkecambah benih kakao sangat
dipengaruhi oleh cara penanganan selama pengolahan dan penyimpanan benih
(Raharjo, 1981). Benih kakao memerlukan penangan yang cepat bila telah dipisahkan
dari lendirnya karena jika tidak daya berkecambah benih kakao akan hilang dalam waktu
beberapa hari saja. Benih kakao dapat rusak bila tidak segera dihilangkan lendirnya
karena lender ini dapat menghambat perkecambahan.Perkecambahan dihalangi oleh
kandungan gula dalam pulp secara osmotik (Saenz dalam King dan Roberts,
1980).Sementara Ibanez dan Casas (1963) menyatakan bahwa perkecambahan benih
tidak terjadi disebabkan oleh kerusakan embrio dan gangguan respirasi akibat adanya
gula dan alkohol yang merupakan laktosa, maltose, isopropanol dan ethylene glykol.
Selain itu juga lender benih kakao ini disukai semut, sebagai media yang baik bagi
cendawan, lender akan mengalami fermentasi dan dapat menghambat masuknya
oksigen dan air sehingga dapat menurunkan viabilitas benih. Ekstraksi buah kakao
meliputi dua tahap, yaitu buah dibelah melintang, pulp berikut benihnya dikeluarkan.
Unruk membersihkan benih dari lendir yang menyelimutinya dengan cara menggunakan
serbuk gergaji atau abu gosok, selain itu saat ini air juga digunakan sebagai media untuk
membersihkan benih kakao dari lendir. Daya simpan benih kakao selain dipengaruhi
kelembaban nisbi udara, juga oleh kadar air benih (Agrawal, 1980). Kadar air merupakan
salah satu faktor penyebab turunnya daya berkecambah benih selama penyimpanan.
Untuk mempertahankan daya simpan benih rekalsitran diusahakan agar kadar air benih
tetap tinggi atau di atas batas
10. 10. kadar air kritiknya yang tergantung pada spesies, jenis atau varietas. Penurunan
kadar air benih sampai dibawah kadar air kritik tersebut menyebabkan kematian benih.
Benih rekalsitran kehilangan viabilitasnya bila kadar air benih di bawah kadar air kritik
(12- 31%). Kepekaan benih rekalsitran pada kadar air yang rendah bervariasi, untuk
benih kakao ini sendiri dari hasil penelitian Purwanto (1986) benih kakao yang disimpan
dengan kadar air awal 42% dan 36% selama empat minggu masih mempunyai viabilitas
yang baik. Sedangkan benih yang diturunkan kadar airnya hingga 31% dan 27% cepat
turun viabilitasnya yang ditunjukkan oleh daya berkecambah, kecepatan tumbuh, tinggi
bibit dan bobot kering bibit. Dari uraian diatas maka dilakukan percobaan di dalam
praktikum mata kuliah Produksi dan Pengelolaan Benih Rekalsitran dimana dalam
pecobaan ini dilakukan ekstraksi dengan menggunakan abu gosok dan air dan juga letak
benih dalam buah dan kematangan buah juga dijadikan perlakuan yang berbeda. 1.2.
Tujuan Untuk mengatahui pengaruh perlakuan ektraksi terhadap viabilitas benih kakao
Untuk mengetahui pengaruh letak benih dalam buah dan kematangan buah terhadap
viabilitas benih kakao
11. 11. II. PROSEDUR KERJA 2.1. Alat dan Bahan Alat Bahan Kertas merang Pisau Oven
Kakao muda Kakao matang Abu Gosok Air 2.2. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan buah
kakao yang masak (merah) dan yang belum masak (kuning). 2. Membelah buah dan
memisahkannya berdasarkan kemasakan dan tata letak (bagaian tengah dan bagian
ujung). 3. Melepaskan daging buah (pulp) dari biji kakao dengan dua cara, yaitu
menggunakan abu gosok dan menggunakan air. 4. Setelah proses pulping, benih kakao
dicuci untuk menyempurnakan benih tidak berlendir lagi. 5. Memisahkan benih sesuai
dengan perlakuan: a. Tingkat Kemasakan : pemisahan buah merah dan kuning b. Letak
benih pada buah : bagian tengah dan ujung c. Cara ekstraksi : menggunakan air dan abu
gosok d. Pengeringan : dalam oven suhu 400 C selama 1-2 jam 6. Untuk perlakuan
tingkat kemasakan,letak benih pada buahdan cara ekstraksi, benih dikecambahkan
dalam kertas merang yang telah dipersiapkan sebelumnya dan beberapa
dikecambahkan di dalam tanah.
12. 12. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Perkecambahan Benih Kakao
Berdasarkan Letak Benih Letak Benih Ekstraksi Abu Gosok Ekstraksi Air Normal
Abnormal Normal Abnormal Ujung Matang 3 3 1 5 Tengah Matang 4 2 5 1 Ujung Mentah
1 5 3 3 Tengah Mentah 2 4 4 2 Tabel 2. Hasil Perkecambahan Benih Kakao Berdasarkan
Tingkat Kemasakan Tingkat Kemasakan Ekstraksi Abu Gosok Ekstraksi Air Normal
Abnormal Mati Normal Abnormal Mati Matang 15 9 1 19 4 2 Mentah 10 11 4 13 11 1
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kadar Air Kelompok Berat Akhir (gram) 1 5,77 2 5,47 3 4,6 4
5,34 5 5,18
13. 13. Hasil pengamatan dilihat dari daya berkecambah benih kakao ini dengan kriteria
kecambah normal, abnormal, dan mati. Menurut Chin (1980) kriteria kecambah normal
benih kakao adalah apabila hipokotil tumbuh normal dengan panjang satu setengah
sampai dua kali panjang benih, kotiledon tumbuh sehat, kecambah tumbuh sehat dan
akar tumbuh normal (terdiri dari akar primer dan sekunder). Dilihat dari hasil
pengamatan, dapat dilihat kecambah normal yang paling tinggi terdapat pada perlakuan
letak benih tengah matang dengan ekstrasi air. Hal tersebut juga sama dengan literatur
yang ada. Biji yang digunakan untuk benih dari buah yang tua pada bagian tengah buah,
yakni 2/3 bagian dari untaian biji. Biji bagian pangkal dan ujung tidak diikutsertakan
sebagai bahan tanam (Siregar et al., 1989). Untuk membersihkan benih dari lendir yang
menyelimutinya dengan caramenggunakan serbuk gergaji, abu gosok halus atau air
dengan meremas-remas benih dengan tangan. Namun apabila menggunakan abu gosok
dapat memungkinkan kerusakan fisik benih kakao dibandingkan menggunakan serbuk
gergaji ataupun air. Menurut Budiarti (1983) cara ekstraksi yang menjamin kebersihan
fisik dan tidak merusak benih kakao dengan menggunakan serbuk gergaji. Benih kakao
yang berasal dari kakao matang dapat berkecambah lebih tinggi dibandingkan dengan
benih yang berasal dari kakao mentah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan
pada Tabel 2. Benih yang dipanen pada umur berbeda akan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadapviabilitas benih yang dihasilkan. Benih yang belum masak mempunyai
kemampuan untuk berkecambah tetapi vigornya rendahdan bibit yang dihasilkan lebih
pendek dan lemah dibandingkan dengan bibit yang dihasilkandari benih yang dipanen
pada saat matang fisiologis. Mimicpic (1988) mengatakan bahwa tingkat kemasakan
benih ketika dipanen mempengaruhidaya kecambah, vigor dan daya simpan. Benih yang
dipanen ketika belum masak tidakmampu berkecambah dengan baik dan mempunyai
vigor serta daya simpan yang rendah.Benih yang dipanen ketika masih muda
pembentukan membrane sel nya belum sempurnasedangkan benih yang dipanen terlalu
tua akan mengalami kebocoran metabolic yang lebihbesar. Budiarti (1983) menyatakan
bahwa tingkat kematangan buah mempengaruhi viabilitasbenih.
14. 14. Kandungan air benih dan kelembaban ruang penyimpanan merupakan kendala
utama dalam penympanan benih kakao yang bersifat rekalsitran perlakuan pengeringan
untuk menurunkankadar air dan kondisi penyimpanan dengan kelembaban yang rendah
dapat merusak danmenurunkan viabilitas benih di penyimpanan, dan bahkan dapat
menyebabkan kematianbenih (liang dan sun 2000). Berbagai penelitian mengenai
kisaran air kritis benih kakao yangaman untuk disimpan diantaranya adalah sekitar 25 %
yang diperoleh dengan penggunaanalat pengering benih pada suhu 35-40o C(robi,
1956). Menurut penelitian terdahulu batas kritis kadar air adalah 16 % dan maksimal 35
%.Menurut Chairini (1991) kadar air yang tinggi dapat menyebabkan terjainya respirasi
yanglebih cepat, perubahan karbohidrat menjadi lemak dan selanjutnya membentuk
asam lemakbebas serta perubahan molekul molekul sukrosa menjadi glukosa. Respirase
yang sangat aktifdan berjalan terus akan menghasilkan alkohol. Senyawa alkohol ini
dapat merusak membransel, sehingga terjadi kebocoran membran yang menyebabkan
viabilitas benih menurun. Benihkakao selama penyimpanan mengalami perubahan
sumber energi utama, seperti asam lemakbebas, gula, asam amino, dan alkohol. IV.
KESIMPULAN
15. 15. Kecambah normal yang paling tinggi dengan perlakuan perbedaan letak benih dalam
buah terdapat pada benih dengan letak tengah matang. Biji yangdigunakan untuk benih
dari buah yang tua pada bagian tengah buah, yakni 2/3 bagian dari untaian biji.
Sedangkan untuk asal benih sebagai kecambah dapat menggunakan dari benih yang
berasal dari buah yang sudah matang fisiologis. Benih yang belum masak mempunyai
kemampuan untuk berkecambah tetapi vigornya rendahdan bibit yang dihasilkan lebih
pendek dan lemah dibandingkan dengan bibit yang dihasilkandari benih yang dipanen
pada saat matang fisiologis. Dan untuk perlakuan ekstraksi benih kakao dapat
menggunakan air dibandingkan dengan menggunakan abu gosok untuk menghasilkan
kecambah normal yang lebih tinggi, karena apabila menggunakan abu gosok dapat
memungkinkan kerusakan fisik benih kakao lebih tinggi dibandingkan menggunakan
serbuk gergaji ataupun air. Namun ekstraksi dengan menggunakan air lebih lama
dibandingkan menggunakan abu gosok.
16. 16. I. PENDAHULUAN PRAKTIKUM III BENIH KARET
17. 17. 1.1 Latar Belakang Karet merupakan salah satu benih rekalsitran, dimana benih ini
akan rusak apabila dikeringkan pada kadar air kritis yang sebenarnya masih tinggi. Benih
karet yang akan dijadikan sebagai bibit harus memiliki daya kecambah yang baik, Tidak
semua biji karet yang telah dikumpulkan dari lahan bisa digunakan sehagai bibit uniuk
ditumbuhkan menjadi batang bawah. tersehut barns disereksi berdasarkan kemurnian
klon dan daya kecambahnya. Untuk memastikan kemurnian klon, biji dari satu areal
perkebunan yang sudah diketahui klonnya hams diusahakan tidak tercampur dengan biji
dari klon berbeda/dari areal lain. Karenanya, dari suatu areal yang sudah jelas klonnya
hams dipisahkan dari areal lain dengan klon berbeda. Sementara itu, memastikan daya
kecambah biji tersehut bisa dilihat dari kesegaran, ukuran, daya lenting, posisi saat
direndam, dan warna belahannya. Biji karet memiliki daya kecambah haik adalah biji
yang masih dalam keadaan segar. Artinya, ban jatuh dari pohonnya atau paling lambat
empat hari setelah jatuh.Tidak disarankan menggunakan biji-biji yang dikumpulkan pada
hari pertama pengumpulan karena tidak diketahui kapan biji-biji tersebut jatuh. Pada
pengumpulan hari pertama bisa jadi biji-biji tersebut sudah jatuh pada beberapa minggu
atau bahkan beberapa bulan sebelumnya, sehingga sudah tidak segar lagi.Biji yang
dikumpulkan pada hari kedua dan seterusnya keadaannya bisa dipastikan masih segar,
dengan catatan pada pengumpulan hari pertama semua biji yang beijatuhan di
permukaan lab an diambil semua. Dengan demikian, biji-biji yang dikumpulkan pada hari
kedua dan bcrikutnya benarbenar jatuh dari pohonnya. Cara untuk mengetahui daya
kecambah biji adalah melalui pembelahan. Pembelahan ini dilakukan dengan metode
sample. Sekitar 100 hiji karet dart 200 kg biji diambil secara acak dan kemuclian dibeiah
rnenggunakan batu atau palu. Setelah dibelah, ada enam kriteria daya kecambah biji
karet yang bisa disimpulkan herdasarkan warna belahannya.Keenam kriteria tersebut
sebagai berikut. 1. Belahan biji berwarna putih dinilai sangat baik. 2. Belahan biji
berwarna kekuningan dinilai baik. 3. Belahan biji kekuningan agak kehijauan dinilai cukup
baik. 4. Belahan biji kekuningan berminyak dinilai jelak.
18. 18. 5. Belahan biji kekuningan gelap dinilai rusak. 6. Belahan biji kecokelatan hingga
kehitaman dinilai busuk Untuk hasil terbaik tentu raja semua biji harus memiliki kriteria
daya kecambah yang sangat baik, yaitu setclah dibelah semua berwarna putih.Namun,
untuk mencapai kcadaan ideal tersebut sangat mustahil.Karenanya, jika setelah
dilakukan pembelahan diketahui biji dengan kriteria baik, yaitu berwarna kekuningan
berjumlah minimum 80%, biji tersebut sudah bisa disebut dengan baik. II. PROSEDUR
KERJA
19. 19. 2.1 Alat dan Bahan Benih karet Pasir Pot Air 2.2 Cara Kerja 1. Siapkan alat dan
bahan 2. Masukkan pasir kedalam pot sampai tersisa 1/3 bagian pot 3. Tanam benih
karet hingga masih terlihat 7/8 bagian benih 4. Tanam benih karet dengan posisis perut
benih menghadap kebawah, dan tempat keluar plumula menghadap kearah yang sama
5. Siram dengan air III. HASIL DAN PEMBAHASAN
20. 20. 1 mst 2 mst 3 mst Jumlah Benih yang Berkecambah 0 0 0 Perkecambahan benih
rekalsitran karet dilakukan dalam media pasir, baik dalam bedengan perkecambahan
yang biasanya sengaja dibuat dilapangan (biasanya dilakukan di perkebunan dengan
skala yang besar dan luas), maupun perkecambahan dalam pot atau polybag yang
biasanya dilakukan untuk penelitian atau skala pertanaman kecil. Media pasir yang dipilih
bukan tidak beralasan, pasir yang baik untuk menjadi media perkecambahan adalah
pasir halus, dan tidak ada kerikil.Biasanya untuk mendapatkan pasir ini, dapat mengayak
terlebih dahulu, setelah pasir benar benar halus baru dapat dijadikan media
perkecambahan. Pasir yang masih bertekstur kasar akan menghambat keluarnya
plumula dari benih karet, sehingga plumula akan rusak dan benih tidak mengalami
perkecambahan. Media pasir dipilih karena teksturnya yang halus, sehingga ketika
pemindahan dari penyemaian menuju polybag untuk menjadi batang bawah, akarnya
tidak akan rusak. Terdapat 4 stadia perkecambahan benih karet, yaitu stadia melentis (7
hari), stadia bintang (14 hari), stadia pancing (21 hari) dan stadia jarum. IV.
KESIMPULAN
21. 21. Perkecambahan benih karet yang dilakukan didalam pot pasir pada praktikum, tidak
mengalami pertumbuhan, hal ini dapat dikarenakan bibit karetnya yang tidak memenuhi
syarat. Karena pada awalnya benih diseleksi dengan cara melentis, hanya ada 4 benih
dari total 11 benih yang melentis, itu pun melentisnya tidak terlalu baik. Hal ini yang
diduga sebagai alasan tidak adanya benih karet yang tumbuh.Embrio benih karet
diperkirakan sudah tidak bagus lagi, bisa karena benih terlalu tua, ataupun benih rusak
pada saat penyimpanan atau rusak pada saat jatuh dari pohon.

Anda mungkin juga menyukai