Anda di halaman 1dari 7

Proceedings:

Peningkatan Produktivitas Pertanian Era Society 5.0 Pasca Pandemi

Tempat : Politeknik Negeri Jember


Tanggal : 22 Juli 2021

AGROPROSS Publisher :
National Conference Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
Proceedings of Agriculture ISBN : 978-623-94036-6-9
DOI : 10.25047/agropross.2021.226

Uji Vigor Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Lama
Penyimpanan

Author(s): Anita Widhia Ningsih(1)*, Titien Fatimah(1), Abdurrahman Salim (1)


(1)
Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
* Corresponding author: anitawidhia499@gmail.com

ABSTRACT Keywords:
Cocoa beans are recalcitrant beans or beans that cannot be stored at low temperatures. If
stored at low temperatures can experience a decline in viability. Cocoa bean storage is cocoa seed;
carried out to meet the needs of planting material. To determine the storability of cocoa seeds, storage time;
it is done by testing the vigor of the seeds after being stored. This research was conducted
from August 2020 to October 2020 at the Jember State Polytechnic Seed Production vigor test.
Technology Laboratory. The experimental design used was a factorial randomized block
design (RAK) consisting of 2 treatments with 4 replications. The first factor is clones, namely
K1 = ICCRI 03 clones: K2 = MCC 01 clones, and the second factor is Storage Time (P) with
4 levels, namely P0 = Seeds are directly planted (Control): P1 = Seeds are stored for 5 days:
P2 = Seeds are stored 10 days: P3 = Seeds are stored for 15 days. Parameters observed were:
the number of seeds that were not damaged and not moldy, speed of germination, germination
power, wet weight of sprouts, dry weight of sprouts. The results showed that the differences
in clones had a very significant effect on the number of seeds that were not damaged and not
moldy during storage, wet weight of sprouts, and dry weight of sprouts. The storage time
treatment had a very significant effect on the number of seeds that were not damaged and not
moldy during storage, the speed of germination, and the wet weight of sprouts. And the
interaction between cocoa clones and storage time had a very significant effect on the number
of seeds that were not damaged and not moldy during storage.

Kata Kunci: ABSTRAK


Biji kakao merupakan biji rekalsitran atau biji yang tidak dapat disimpan pada suhu rendah.
biji kakao; Apabila disimpan pada suhu rendah dapat mengalami kemunduran viabilitasnya.
lama Penyimpanan biji kakao dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan tanam. Untuk
penyimpanan; mengetahui kemampuan daya simpan benih kakao dilakukan dengan menguji vigor benih
benih setelah disimpan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 sampai dengan
uji vigor. Oktober 2020 yang bertempat di Laboratorium Teknologi Produksi Benih Politeknik Negeri
Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial yang terdiri atas 2 perlakuan dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah Klon yaitu
K1 = Klon ICCRI 03 : K2 = Klon MCC 01 , dan faktor kedua adalah Lama Penyimpanan (P)
dengan 4 taraf yaitu P0 = Benih langsung ditanam (Kontrol) : P1 = Benih disimpan 5 hari :
P2 = Benih disimpan 10 hari : P3 = Benih disimpan 15 hari. Parameter yang diamati adalah
: jumlah benih yang tidak rusak dan tidak berjamur, kecepatan berkecambah, daya
berkecambah, berat basah kecambah, berat kering kecambah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan klon memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah benih yang tidak
rusak dan tidak berjamur saat penyimpanan, berat basah kecambah, serta berat kering
kecambah. Perlakuan lama penyimpanan memiliki pengaruh berbeda sangat nyata terhadap
jumlah benih yang tidak rusak dan tidak berjamur saat penyimpanan , kecepatan
berkecambah, serta berat basah kecambah. Serta interaksi antara klon kakao dan lama
penyimpanan memiliki pengaruh berbeda sangat nyata terhadap jumlah benih yang tidak
rusak dan tidak berjamur saat penyimpanan.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 237


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

PENDAHULUAN penyimpanan. yang singkat, mudah


Tanaman kakao (Theobroma cacao berkecambah di penyimpanan dan peka
L.) bukanlah termasuk tanaman asli dari terhdap penurunan kadar air.
Indonesia, tetapi merupakan tanaman Penyimpanan biji kakao sendiri
tropis asli Amerika Selatan. Tanaman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
kakao tidak hanya dibudidayakan di bahan tanam, karena tanaman kakao hanya
Indonesia saja, namun juga sudah ditanam berbuah satu kali dalam setahun. Selain itu,
di berbagai kawasan tropis. Kakao penyimpanan dilakukan dengan tujuan
termasuk salah satu golongan komoditi untuk memudahkan dalam transportasi.
unggul perkebunan yang berperan cukup pengiriman yang juga memerlukan waktu
penting didalam perekonomian nasional beberapa hari untuk perjalanan sampai ke
Indonesia. Perkembangan pada lokasi pembibitan.
perkebunan ditentukan oleh keberadaan Pada penyimpanan yang dilakukan
bahan tanamnya, begitupun dengan dengan cara konvensional, menggunakan
perkebunan kakao. Perbanyakan tanaman media simpan serbuk gergaji atapun arang
kakao dapat dilakukan dengan dua cara sekam merupakan metode yang kurang
yaitu perbanyakan generatif dengan menguntungkan karena kondisi lingkungan
menggunakan biji serta perbanyakan di sekitar benih akan. menjadi lebih lembab
vegetatif dengan cara stek, grafting, sehingga mendorong pertumbuhan jamur.
ataupun okulasi. Tidak hanya itu, penyimpanan secara
Biji kakao adalah biji keras atau biji konvensional berpotensi tinggi membuat
yang tidak dapat disimpan pada suhu benih berkecambah pada media simpan.
rendah. Jika disimpan pada suhu rendah, Menurut Yazid (2020), viabilitas benih
tingkat kelangsungan hidup akan menurun. karet mulai mengalami penurunan pada
Vigor adalah kemampuan benih untuk penyimpanan. 10 hari menggunakan media
berkecambah. Jika viabilitas benih buruk simpan berupa serbuk gergaji.
maka akan mempengaruhi daya
berkecambah. Menurut Walters et al. BAHAN DAN METODE
(2001), benih. rekalsitran adalah. benih Penelitian ini dilaksanakan di
yang tidak dapat disimpan dalam jangka. Laboratorium Teknologi Produksi Benih
waktu yang. lama dan. pada suhu. dingin, Politeknik Negeri Jember pada bulan
serta kadar. air di bawah. kadar air. kritis. Agustus 2020 sampai Oktober 2020.
Contoh. benih. rekalsitran. adalah benih. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
nangka (Artocarpus. heterophyllus), benih. yaitu dua klon benih kakao (ICCRI 03 dan
meranti. (Shorea selanica), benih. gaharu MCC 01) , pasir (media tanam), fungisida,
(Aquilaria malaccensis), benih. damar air, osmotikum dengan merk dagang PEG-
(Agathis sp.), benih. kemenyan (Styrax. 6000, kertas merang, kertas label. Alat
benzoin), benih. mimba (Azadirachta yang digunakan yaitu ruang germinator,
indica), benih. bakau (Rhizophora plastik pembungkus, gelas ukur,
apiculata), dan benih. nyamplung timbangan analitik, tray penyimpanan,
(Calophyllum inophyllum). kantong kecambah, desikator, penggaris,
Benih. rekalsitran. dapat. dicirikan kamera, bak perkecambahan, bak plastik,
oleh. ukuran. yang. relatif. lebih. besar peniris benih, alat tulis, moisture tester,
.dibandingkan .dengan. .benih .ortodoks, thermohygrometer, oven.
memiliki .kadar .air .30-70% mudah Penelitian ini menggunakan
.terkontaminasi. .mikroorganisme, tidak Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang
.toleran .terhadap .suhu .rendah dan. beku terdiri dari 2 faktor yaitu klon dan lama
(chilling and freezing injury), periode penyimpanan yang diulang sebanyak 4

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 238


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

kali. Setiap satu percobaan menggunakan P1 : Benih disimpan selama 5 hari


sampel 30 benih kakao. Faktor pertama P2 : Benih disimpan selama 10 hari
adalah media penyimpanan benih yang P3 : Benih disimpan selama 15 hari
terdiri atas dua taraf yaitu:
K1 : Klon ICCRI 03 HASIL DAN PEMBAHASAN
K2 : Klon MCC 01 Dari hasil penelitian Uji Vigor
Faktor kedua adalah lama penyimpanan Benih Kakao (Theobroma cacao L.) pada
benih yang terdiri atas tiga taraf dan satu Berbagai Lama Penyimpanan, maka
kontrol, yaitu: diperoleh hasil beberapa parameter
P0 : kontrol (langsung ditanam) pengamatan yang telah dilakukan.

Tabel 1 Rangkuman Uji Anova Uji Vigor dan Viabiltas Benih Klon Kakao (Theobroma
cacao L) Pada Berbagai Lama Penyimpanan
Hasil Anova
No Parameter
K P KxP
** **
1 Jumlah Benih yang Tidak Rusak dan Berjamur 19,89 44,76 8,11**
2 Kecepatan Berkecambah (etmal) 0,42NS 7,87** 1,22NS
3 Daya Berkecambah (%) 0,04NS 1,07NS 1,18NS
4 Berat Basah Kecambah (gr) 200,03** 6,81** 1,17NS
5 Berat Kering Kecambah (gr) 379,32** 0,51NS 0,3NS

Uji F Tabel
No Parameter
5% 1%
1 Jumlah Benih yang Tidak Rusak dan Berjamur K 4,32 K 8,02
2 Kecepatan Berkecambah (etmal)
3 Daya Berkecambah (%) P 3,07 P 4,87
4 Berat Basah Kecambah (gr)
5 Berat Kering Kecambah (gr) KxP 3,07 KxP 4,87
Keterangan :
K = Klon
P = Lama Penyimpanan
K x P = Interaksi Klon dan Lama Penyimpanan
NS = Non Significant (Berbeda Tidak Nyata)
* = Berbeda Nyata
** = Berbeda Sangat Nyata

Benih yang Tidak Rusak dan Tidak respirasi benih selama di penyimpanan.
Berjamur Di Penyimpanan Hal ini sesuai dengan pernyataan Copeland
Kerusakan benih yang terjadi disini L.O and M.B. Mc Donald (2001) dan
yaitu benih rusak disebabkan benih berair Walters et al. (2001), bahwa Proses
dan lembek. Benih kakao klon ICCRI 03 respirasi benih yang. sangat tinggi
maupun klon MCC 01 memiliki tingkat membuat benih memiliki metabolisme
kerusakan benih yang sama. Semakin lama yang cepat dan panas yang dihasilkan
benih disimpan maka akan menurunkan membuat benih lembab, sehinga benih
kualitas benih kakao. Benih yang rusak dengan mudah terkontaminasi. mikroba
muncul pada penyimpanan benih 10-15 dan mengalami kerusakan.Parimala et al.
hari. Kerusakan benih dapat terjadi akibat (2013), berpendapat bahwa benih yang

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 239


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

sehat dapat disimpan untuk. jangka waktu kualitas benih sebelum dipanen (Parimala
yang lebih lama apabila dibandingkan et al., 2013).
dengan benih yang rusak.
Kecepatan Berkecambah (Etmal)
Tabel 2 Uji Lanjut BNT Interaksi Tabel 3 Uji Lanjut BNT Perlakuan Lama
Perlakuan Klon dan Lama Penyimpanan Terhadap
Penyimpanan Terhadap Jumlah Kecepatan Berkecambah Benih
Benih Kakao yang Tidak Rusak dan Kakao Sampai Umur 14 HSS.
Tidak Berjamur di Penyimpanan. Perlaku Kecepatan Berkecambah BNT
Benih yang Tidak Rusak BNT an (etmal) 5%
Perlakuan
dan Tidak Berjamur 5% P0 49,20a
K1P0 30a P1 44,96b
2,61
K2P0 30a P2 45,72b
K1P1 30a
P3 36,61c
K2P1 30a
0,46
K1P2 28b Perlakuan P0 memiliki kecepatan
K2P2 26c berkecambah tertinggi dengan rata-rata
K1P3 27,5d 49,20 etmal, kemudian disusul P1 dan P2
K2P3 23,5d karena berbeda tidak nyata dengan rata-
rata 44,96 etmal dan 45,72 etmal, dan
Jumlah benih yang terserang jamur kecepatan berkecambah terendah diperoleh
selama penyimpanan cenderung pada perlakuan P3 dengan rata-rata 36,61
mengalami peningkatan, semakin lama etmal.
benih disimpan maka serangan jamur.nya Benih mampu berkecambah dengan
lebih tinggi. Benih kakao dengan klon cepat dan berbeda sangat nyata pada
MCC 01 lebih tinggi serangan jamurnya perlakuan kontrol, kemudian menurun
daripada benih kakao dengan klon ICCRI setelah disimpan 5 hari dan meningkat
03. Serangan jamur pada periode namun tidak berbeda nyata pada
penyimpanan diduga berasal dari. jamur penyimpanan 10 hari. Setelah itu benih
yang terbawa oleh benih ketika di kebun kakao mengalami penurunan kecepatan
karena apabila dari tingginya kadar air daya berkecambah cukup tinggi dan
maka kadar air benih klon ICCRI 03 lebih berbeda sangat nyata pada penyimpanan 15
tinggi dari klon MCC 01. hari. Penurunan kecapatan berkecambah
Sesuai dengan pernyataan Farida et pada ini disebabkan karena semakin lama
al. (2017), bahwa jamur yang terdapat pada benih disimpan maka vigor nya akan
benih selama penyimpanan. tidak selalu rendah.
disebabkan metabolisme jamur selama Menurut Sadjad (1994), vigor benih
penyimpanan, akan tetapi jamur tersebut tinggi memiliki. kekuatan tumbuh yang
terbawa benih ketika masih di pohon atau. tinggi serta daya simpan yang tinggi.
pengolahan pasca panen. Kualitas benih Kecepatan tumbuh merupakan salahsatu
dapat sangat dipengaruhi oleh berbagai. .tolok .ukur .dari .parameter. vigor.
kondisi lingkungan dari tahap kematangan kekuatan. .tumbuh. Kecepatan tumbuh
fisiologis saat panen. Faktor-faktor seperti memiliki hubungan erat dengan vigor.
kesehatan tanah, ketersediaan nutrisi benih, benih. yang. kecepatan. tumbuhnya
tanaman, kekurangan gizi selama. .tinggi akan. menghasilkan tanaman yang
pertumbuhan tanaman, kerusakan karena cenderung. lebih tahan terhadap keadaan
hama dan penyakit dapat mempengaruhi yang suboptimum (Farida et al. 2017)

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 240


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

Kondisi fisiologis .dari benih .yang dan kecepatan tumbuh (Baharudin et al.,
dapat menyebabkan .rendahnya vigor 2010).
adalah. “immaturity” atau kurang Peran PEG 6000 dalam menekan
masaknya benih pada waktupanen dan juga respirasi benih dalam penyimpanan
kemunduran benih selama penyimpanan memperkecel hilangnya cadangan
(Heydecker, 1972). Penurunan kecepatan makanan sehingga pada saat benih
berkecambah sejalan dengan waktu. dikecambahkan cadangan. makanan di
penyimpanan. Semakin lama benih dalam benih masih banyak tersedia yang
disimpan menyebabkan kecepatan. berkorelasi dengan. kemampuan benih
berkecambah semakin rendah (Hartawan untuk dapat tumbuh dengan baik (Putra et
dan Nengsih, 2012). al., 2013) Pemberian PEG 30%
menghasilkan rekapitulasi persentase daya
Daya Berkecambah (%) berkecambah. setelah penyimpanan yang
Daya kecambah merupakan salah lebih. tinggi dibanding dengan perlakuan
satu pengujian yang digunakan. untuk lainnya (Husni et al., 2014).
mengetahui vigor benih, dimana viabilitas
benih itu sendiri mencangkup vigor serta Berat Basah Kecambah
daya kecambah benih. Dari hasil analisa Tabel 4 Uji Lanjut BNT Perlakuan Klon
sidik ragam menunjukkan bahwa Terhadap Berat Basah Kecambah
perlakuan klon maupun lama penyimpanan Kakao per Tanaman Umur 14 HSS.
tidak berbeda nyata, serta tidak terjadi Perlakuan Berat Basah (gr) BNT 5%
interaksi antara perlakuan klon dengan K1 (ICCRI 03) 2,03 b

lama penyimpanan. 0,11


K2 (MCC 01) 3,2a
Daya kecambah merupakan salah
satu komponen untuk mengetahui atau Tabel 5 Uji Lanjut BNT Perlakuan Lama
melihat viabilitas benih. Seperti yang telah Penyimpanan Terhadap Berat
dijelaskan oleh Copeland L.O and M.B. Basah Kecambah Kakao per
Mc Donald (2001),bahwa viabilitas benih Tanaman Umur 14 HSS.
dapat diukur dengan tolokukur Perlakuan Berat Basah (gr) BNT 5%
pengamatan daya berkecambah.
Perkecambahan benih merupakan P0 (Kontrol) 2,68b
kemunculan dan. perkembangan struktur P1 (5 Hari) 2,44c
0,11
penting dari embrio benih serta P2 (10 Hari) 2,45c
kemampuan benih untuk berkembang P3 (15 Hari) 2,90a
menjadi tanaman normal. Dari data peubah yang
Menurut Rahardjo (2012) diduga diperoleh dapat dilihat bahwa perlakuan
proses metabolisme pernafasan benih klon dan lama penyimpanan berpengaruh
kakao selama. penyimpanan belum nyata terhadap berat basah kecambah
menimbulkan pemakaian cadangan kakao. Perbedaan nyata ini dapat
makanan sehingga sumber energi benih dipengaruhi oleh faktor kondisi bibit itu
masih mencukupi untuk pertumbuhan bibit sendiri dan juga kemampuan bibit dalam
kakao. Daya berkecambah benih yang menyerap kandungan air pada media nya.
rendah dapat disebabkan olehbenik karena Dari bentuk fisik benihnya, benih kakao
mengalami gangguan fisik maupun dengan klon MCC 01 memiliki ukuran
fisiologis (Mudiana, 2007). Penurunan lebih besar daripada benih kakao dengan
mutu fisiologis benih kakao setelah klon ICCRI 03. Sesuai dengan pernyataan
penyimpanan benih selama empat minggu Sutopo (2002) bahwa benih yang
terlihat pada rendahnya. daya berkecambah berukuran. besar dan berat mengandung

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 241


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

cadangan makanan lebih banyak KESIMPULAN


dibandingkan benih yang berukuran 1. Perbedaan klon kakao memiliki
kecildan diduga bahwa memiliki ukuran pengaruh berbeda sangat nyata
mebrio yang cukup besar. terhadap jumlah benih yang tidak
rusak dan tidak berjamur saat
Berat Kering Kecambah penyimpanan, berat basah kecambah,
Tabel 6 Uji Lanjut BNT Perlakuan Beda serta berat kering kecambah, tetapi
Klon Terhadap Berat Kering memiliki pengaruh berbeda tidak
Kecambah Kakao per Tanaman nyata terhadap kecepatan
Umur 14 HSS. berkecambah dan daya berkecambah
Perlakuan Berat Kering (gr) BNT 5% benih kakao. Klon terbaik pada uji
K1 (ICRRI 03) 0,87b vigor benih kakao yaitu klon MCC 01
0,04 (K1).
K2 (MCC 01) 1,45a
2. Lama penyimpanan memiliki
pengaruh berbeda sangat nyata
Berat kering kecambah merupakan
terhadap jumlah benih yang tidak
berat/bobot bibit setelah kehilangan kadar
rusak dan tidak berjamur saat
airnya dengan cara pengovenan. Dari data
penyimpanan, kecepatan
peubah yang diperoleh dapat dilihat bahwa
berkecambah, serta berat basah
klon berpengaruh nyata terhadap. berat
kecambah, tetapi mempunyai
kering benih kakao. Ini sesuai yang telah
pengaruh berbeda tidak nyata terhadap
dijelaskan oleh Sutopo (2002), bahwa
perlakuan daya berkecambah dan
perbedaan ukuran dan berat benih
berat kering benih kakao. Lama
mempengaruhi jumlah cadangan makanan
penyimpanan terhadap kecepatan
yang terkandung didalam benih.
berkecambah terbaik yaitu pada
Sesuai dengan berat basahya rata-
kontrol (P0), serta berat basah terbaik
rata berat kering kecambahnya pun tidak
terdapat pada penyimpanan benih
jauh berbeda. Rata-rata berat kering bibit
selama 15 hari (P3).
kakao dengan klon ICCRI 03 lebih rendah
3. Interaksi antara klon kakao dan lama
dibandingkan dengan bibit kakao klon
penyimpanan memiliki pengaruh
MCC 01. Rata-rata berat kering bibit kakao
berbeda sangat nyata terhadap jumlah
pada kedua klon ini selaras dengan rata-
benih yang tidak rusak dan tidak
rata berat basahnya, maksudnya bibit yang
berjamur saat penyimpanan, tetapi
memiliki berat basah tertinggi merupakan
tidak memiliki pengaruh yang nyata
bibit yang memiliki berat kering tertinggi
pada pengamatan kecepatan
pula, begitu juga bibit yang memiliki berat
berkecambah, daya berkecambah,
basah terendah merupakan bibit yang
berat basah, dan berat kering
memiliki berat kering terendah pula.
kecambah kakao. Perlakuan K1P0,
Prawiranata et al. (1981),
K2P0, K1P1, dan K2P1 merupakan
menerangkan bahwa, peningkatan berat
jumlah benih tidak rusak dan benih
kering tanaman. menunjukkan
tidak berjamur paling banyak
pertumbuhan vegetatif berjalan baik.
dibanding dengan perlakuan lainnya.
Sitompul and Guritno (1995) juga
berpendapat bahwa, berat kering tanaman
DAFTAR PUSTAKA
lebih menunjukan status pertumbuhan
Baharudin, Ilyas, S., Suhartanto, M.R. And
tanaman.
Purwantara, A., 2010. Pengaruh
Lama Penyimpanan Dan Perlakuan
Benih Terhadap Peningkatan Vigor

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 242


Author(s): Anita Widhia Ningsih, Titien Fatimah, Abdurrahman Salim _______________________________

Benih Kakao Hibrida. Jurnal Penyimpanan Pada Dua Masa


Pengkajian Dan Pengembangan Pengeringan. Jurnal Online
Teknologi Pertanian, 13(1), pp.73– Agroekoteknologi Issn, 2(1), pp.145–
84. 152. Available At:
Copeland L.O And M.B. Mc Donald, 2001. File:///F:/Ali/Payanname/Article/‫و‬
Seed Science And Technology 4 Th., ‫هﺮﯿﻐﺘﻣ ﺪﻨﭼ ﯽﻄﺧ نﻮﯿﺳﺮﮔر يﺎھ شﻮر ﺞﯾﺎﺘﻧ‬
Kluwer Academic, London. ‫ﮫﺴﯾﺎﻘﻣ ؛ ﻞﻧﻮﺗ ﺮﻔﺣ ﻦﯿشﺎﻣ ذﻮﻔﻧ خﺮﻧ ﯽﻨﯿﺑ ﺶﯿﭘ‬
Farida, Z.N.L.E., Saptadi, D. And ‫ﯽﺒﺼﻋ ﯾزﺎﻓ ﯽﻘﯿﺒﻄﺗ جﺎﺘﻨﺘﺳا ﻢﺘﺴﯿﺳ يﺮﯿﺼﺑ‬
Respatijarti, 2017. Uji Vigor Dan ‫ يزﯾر‬2 ، ‫ﻦﯿﺴﺣ ﺪﻤﺤﻣ‬.Pdf.
Viabilitas Benih Dua Klon Karet ( Rahardjo, P., 2012. Pengaruh Pemberian
Hevea Brasiliensis Muell Arg .) Pada Abu Sekam Padi Sebagai Bahan
Beberapa Periode Penyimpanan Desikan Pada Penyimpanan Benih
Seed Vigor And Vablity Test Of Two Terhadap Daya Tumbuh Dan
Clones Of Rubber ( Hevea Pertumbuhan Bibit Kakao (The
Brasiliensis Muell Arg . ) At Some Effects Of Rice Husk Ash As
Storage Period. Jurnal Produksi Desiccation Material Of Seed
Tanaman, 5(3), pp.484–492. Storage On Viability And Cocoa
Hartawan, R. And Nengsih, Y., 2012. Seedling Growth). Pelita
Kadar Air Dan Karbohidrat Berperan Perkebunan (A Coffee And Cocoa
Penting Dalam Mempertahankan Research Journal), 28(2), pp.91–99.
Kualitas Benih Karet Rudi. Sadjad, S., 1994. Metode Uji Langsung
Agrovigor, 5(2), pp.103–112. Viabilitas Benih, Ipb, Bogor.
Heydecker, W., 1972. Vigour In Viability Sitompul, S.M. And Guritno, B., 1995.
Of Seeds. , Pp.210–246. Analisis Pertumbuhan Tanaman,
Husni, M., Charloq And Siagian, B., 2014. Ugm Press, Yogyakarta.
Uji Pemberian Peg 6000 Terhadap Sutopo, L., 2002. Teknologi Benih,
Morfologi Benih Karet (Hevea Rajawali Press, Jakarta.
Brassiliensis, muell-Arg.) Tanpa Walters, C., N.W Pammeter, P. Berjak And
Cangkang Setelah Penyimpanan J. Crane, 2001. Desication Damage,
Giving. Jurnal Online Accelerated Ageing And Respiration
Agroekoteknologi ., 2(2), pp.440– In Desiccation Tplerant And
446. Sensitive Seeds. In: Seed Science
Mudiana, 2007. Perkecambahan Syzygium Research, pp. 135–148.
Cumini (L.). , 8(1), Pp.39–42. Yazid, A., 2020. Viabilitas Benih Karet
Parimala, K., Subramanian, K., Mahalinga Pada Beberapa Media Simpan
Kannan, K. And Vijayalakhsmi, Dengan Lama Penyimpanan Yang
2013. Seed Storage Techniques -A Berbeda. Agrium, 22(3), Pp.137–
Primer, Pm Digital Products’konar 141.
Maligai’, Chennai.
Prawiranata, W.S., Harran And P.
Tdjandronegoro, 1981. Dasar dasar
Fisiologi Tumbuhan Ii. In: Fakultas
Pertanian IPB, Bogor.
Putra, G.P., Charloq And Ginting, J., 2013.
Respons Morfologi Benih Karet
(Hevea Brasiliensis Muell Arg.)
Tanpa Cangkang Terhadap
Pemberianpeg 6000 Dalam

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 243

Anda mungkin juga menyukai