Anda di halaman 1dari 49

VIABILITAS DAN VIGOR

BENIH

Edit by:
Dr. Sumadi, Ir.,M.S, dkk
Laboratorium Teknologi Benih . Departemen Budidaya
PertanianFaperta Unpad, 2022
Referensi
 AOSA. 2009. Seed Vigor Testing Handbook. Contribution
No. 32 to the Handbook on Seed Testing.
 Copeland & McDonald, 2004. Seed Science & Technology.
 Lita Sutopo, 1990. Teknologi Benih
 ISTA, 2003-2004. Seed Testing
 Samsoe’oed Sajad, 1993. Dari Benih ke Benih
 Satriyas Ilyas, 2012. Teknologi Benih
 Sumadi, 2010. Bahan ajar Teknologi perbenihan Faperta
Unpad ( Draft)
 Sumadi, dkk, 2015,2016,2017 Laporan Penelitian Seed
Coating Benih Terdeteriorasi dan Penyimpanan benih.
Topik Bahasan

 Viabilitas dan Vigor Benih


 Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas &
Vigor Benih
 Macam-macam Uji Viabilitas dan Uji Vigor
 Penutup
Viabilitas Benih

 Viabilitas benih adalah kemampuan benih


berkecambah dan menghasilkan kecambah
normal pada kondisi lingkungan yang
optimum→ kapasitas berkecambah
(Germination Capacity)→ Daya Berkecambah.
(Copeland & McDonald, 2004)
 Viabilitas benih dapat juga diartikan sebagai
derajat benih hidup → yang menunjukkan
tingkat metabolisme→ tingkat aktivitas enzim2
dalam reaksi metabolik yang terlibat dalam
proses perkecambahan.
Berdasarkan hal tersebut:

 Ada kemungkinan jaringan benih ada yang


hidup & ada yang mati.
 Seluruh jaringan esensial benih hidup
 Sebagian jaringan esensial benih hidup &
sebagian mati
 Seluruh jaringan benih mati
Vigor benih

 Vigor benih adalah kemampuan benih


tumbuh/berkecambah normal dalam
kondisi lapang yang sebenarnya*.
Biasanya dicerminkan dengan
keserempakan berkecambah, kecepatan
berkecambah dan keseragaman tumbuh
kecambah.
Lanjutan…

 Kondisi lapang yang sebenarnya


biasanya sub optimum atau tidak
favourable untuk proses
perkecambahan, sehingga hanya benih
yang bervigor tinggi yang mampu
berkecambah menghasilkan kecambah
normal kuat yang seragam dalam
waktu yang relatif cepat ( lihat FDC &
LDC masing-masing benih).
Lanjutan…

 Vigor benih adalah sejumlah karakter yang


menentukan tingkatan kemampuan
aktivitas dan penampilan benih selama
perkecambahan dan munculnya kecambah.
 Vigor suatu benih juga mencerminkan
daya simpan benih→ longevitas benih 
jangkauan umur benih.
 Benih yang sudah terdeteriorasi lanjut
daya simpannya rendah.
Lanjutan…

 Uji viabilitas (germination test) dilakukan pada


kondisi lingkungan yang optimum yang
diperlukan untuk perkecambahan), sehingga
hasil uji Daya Berkecambah sering overestimate
,karena tidak mencerminkan kemampuan
tumbuh di lapangan yang sebenarnya.
 Nilai Daya Berkecambah hasil uji laboratorium umumnya
berbeda saat benih ditanam di lapangan.
Oleh karena itu muncul konsep Uji Vigor
Hubungan Viabilitas ~ Vigor
Benih
 Penurunan nilai vigor setelah periode simpan
lebih cepat dibandingkan dengan nilai
penurunan viabilitas benih.
 Δ atau selisih nilai viabilitas dan vigor benih
menunjukkan laju deteriorasi benih setelah
periode simpan
 Hubungan Viabilitas benih dan vigor disajikan
pada Gambar 1
Gambar 1. Hubungan vigor, viabilitas dan deteriorasi benih

100

VIABILITAS
50
VIGOR

DETERIORASI
Sumber : Isely (1975) dikutip AOSA (1983)
Hubungan antara vigor, viabilitas dan Deteriorasi benih (
Delouche & Caldwell, 1960 dalam C. Pasian , 2015)
(https://u.osu.edu/greenhouse/category/propagation/
Simpulan ?

 Penurunan vigor ( benih terdeteriorasi) suatu


benih lebih cepat dibandingkan penurunan
viabilitas
Contoh kecambah & tanaman asal
benih bervigor tinggi & rendah
Perbandingan kecambah Vigor Rendah &
Tinggi ( 5 hss) ( Lab Tek ben Faperta
2010)
Perbandingan kecambah kedele normal &
Abnormal ( Dok. Syifa Intan, 2013 )
(https://seedlab.oregonstate.edu/importan
ce-seed-vigor-testing
Faktor yang Mempengaruhi Viabilitas & Vigor Benih

 Faktor Genetik
 Kondisi Lingkungan Tumbuh Pra Panen, Panen dan Pasca
Panen
 ruang simpan
 Kematangan Benih
 Kadar air benih sebelum disimpan
 Proses Pengolahan Benih
 Jenis Kemasan
 Protektan Benih
 Absorben selama penyimpanan benih
Faktor genetik

 Benih hibrida lebih vigor dibandingkan


dengan benih non hibrida.
 Contoh : Benih jagung hibrida menghasilkan
tanaman yang lebih vigor dibandingkan
jagung non hibrida
Kondisi lingkungan

 Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh selama
periode pembentukan dan
perkembangan benih
berpengaruh terhadap kualitas
benih yang dihasilkan.
Kecukupan hara( terutama Posfor)
dan air, serta adanya OPT.
Lanjutan…

 Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan yang dilengkapi dengan
pendingin dan pengatur RH mampu
mempertahankan kualitas benih ortodoks (
makrobiotik & mikrobiotik),
tetapi suhu yang terlalu dingin dapat
menyebabkan chilling injury pada benih.
Kematangan Benih

 Kualitas maksimal suatu benih tercapai saat


mencapai Matang Fisiologis
 Pada saat MF akumulasi bahan kering (dry
matter) dan bahan kimia yang terlibat dalam
perkecambahan sudah mencapai maksimal
 Panen sebelum atau sesudah MF kualitasnya
lebih rendah dibandingkan saat MF
Pengolahan benih

 Pengolahan yang baik tidak menyebabkan


kerusakan pada benih
 Pengolahan yang tidak baik menyebabkan
benih memar, cracking atau pecah, case
hardening (pengerasan kulit benih)
 Perontokan dan pengeringan merupakan
tahap pengolahan yang paling berpengaruh
terhadap kualitas benih
Jenis kemasan

 Jenis kemasan yang baik kedap uap air


→→dapat mempertahankan kadar air →
memepertahankan viabilitas dan vigor benih
setelah periode simpan.
 Menghindari benih dari benturan, serangan
hama dan penyakit
 Kemasan yang baik : kaleng, aluminium foil,
plastik tebal, kertas semen dilapisi aspal dll
Protektan Benih

 Protektan dapat mengendalikan


perkembangan hama gudang selama
penyimpanan
 Protektan berupa pestisida sintetik → seed
coating & seed treatment , dll
 Protektan nabati : Mis minyak cengkeh
Macam-macam Uji Viabilitas dan Vigor

 Uji Viabilitas
Dapat melalui indikasi langsung ataupun indikasi tidak
langsung (Sadjad, 1993).
a. Uji Daya Berkecambah (%)  uji viabilitas langsung
(menguji kinerja pertumbuhan /perkecambahan
benih).
b. Uji Secara Biokimia  uji viabilitas tidak langsung
(aktivitas metabolisme atau kapasitas metabolisme).
Contoh: Uji Tetrazolium, Uji FeCl3, Uji DHL (Daya
Hantar Listrik), dll.
Uji Viabilitas & Uji Vigor

Uji Langsung Uji Tidak Langsung


 Kemampuan berkecambah  Kemampuan berkecambah
suatu benih hasil suatu benih tidak dapat
pengujian dapat langsung langsung diketahui/
diketahui / diamati dan diamati dan dihitung.
dapat dihitung  Mutu suatu benih dapat
diketahui dengan cara
mengamati aktivitas
metabolisme maupun
menduga adanya
kerusakan struktur benih
dll
Keunggulan dan Kelemahan cara uji

Uji langsung Uji tidak langsung


 Lebih mudah dilakukan  Mutu benih lebih cepat
 …… diketahui
 …..  ……
 …..  …….
 …….
Uji secara Biokimia
Uji Secara Tidak Langsung

 Uji Secara Biokimia  (gejala metabolisme atau


kapasitas metabolisme).
 Contoh: Uji Tetrazolium, Uji FeCl3, Uji DHL (Daya
Hantar Listrik), dll.
Prosedur Uji

 Benih dilembabkan
 Kulit benih dikelupas, kecuali yang tidak
mudah dikelupas
 Benih direndam dalam larutan Tetra Zolium
Clorida 0,1 – 1.0 % selama 60 menit, agar
cepat terjadinya peawarnaan rendaman
benih disimpan dalam oven suhu 35 oC.
 Evaluasi pewarnaan
EVALUASI HASIL UJI TETRAZOLIUM

Benih kedelai dikategorikan viable bila :


1. Terwarnai seluruhnya.
2. Kerusakan kecil (kurang dari 50%) pada kotiledon, tetapi bukan pada
bagian penghubung antara kotiledon dan radikula dan bukan pada
daerah satu sisi dengan hilum.
3. Kerusakan kecil (kurang dari 50%) pada radikula, tetapi bukan pada
bagian ujung atau pada bagian penghubung antara kotiledon dan
radikula.
4. Bagian dalam kotiledon berwarna merah atau bergradasi secara
teratur dari merah di bagian tepi dan memudar di bagian tengah
(suatu kondisi yang wajar akibat berkurangnya penetrasi larutan TZ
di bagian dalam).
EVALUASI HASIL UJI TETRAZOLIUM –
PADA KEDELAI
Benih dikategorikan non-viable bila :
1. Tidak terwarnai seluruhnya.
2. Sebagian besar kotiledon tidak terwarnai.
3. Sebagian besar radikula tidak terwarnai.
4. Kerusakan lain (spt busuk).
5. Bagian luar berwarna merah, tetapi bagian dalam
kotiledon terlihat adanya batas yang nyata daerah yang
tidak terwarnai (spot putih).
B C
A

D E
G

Pewarnaan pada Uji Tetrazolium


Benih viable dengan pewarnaan sempurna (A), benih viable
dengan sedikit kerusakan pada kotiledon (B), benih non-
viable dengan area tidak terwanai pada daerah sekitar hilum
F (C dan D), benih non-viable dengan radikula dan ujung
yang tidak terwarnai (E dan F) dan bagian dalam yang tidak
terwarnai membentuk spot dan busuk (G). Sumber: Dina,
Ismiatun, Arumasih PH, Lisa Yuniar dan Umi Sri Rejeki,
2011. EVALUASI POLA TOPOGRAFI PEWARNAAN DALAM UJI
TETRAZOLIUM BENIH KEDELAI (Glycine max L)
(Elias et al., 2012) https://www.lifeasible.com/custom-
solutions/plant/analytical-services/seed-testing-
services/tetrazolium-testing/
https://seedlab.oregonstate.edu/valuable-seed-
vigor-tests
Uji TZ

keuntungan kelemahan
 Lebih cepat  Diperlukan keahlian
 Dapat menguji benih yang  dst
dorman
 dst
 Uji Vigor

Merupakan pengujian yang hasilnya


mencerminkan kemampuan benih berkecambah
pada kondisi lapangan sebenarnya.
Sebagaimana uji viabilitas, uji vigor dapat
berupa uji secara langsung dan tidak langsung.
Uji Vigor

 Secara Langsung
 Tidak langsung : Uji Biokimia, DHL (
Kebocoran Benih), GADA test
Lanjutan…

a. Persyaratan Uji Vigor


1. Tidak mahal
2. Hasil uji cepat
3. Sederhana (mudah dilakukan)
4. Objektif
5. Dapat diulang sesuai standar baku
6. Berkorelasi positif di lapangan
(Sadjad, 2001)
b. Macam-macam Uji Vigor

1. Uji kecapatan berkecambah →Indeks Vigor


2. Uji Kerikil Bata (Brick gravel Test)/ Uji Daya
Muncul/ Uji Tanam Dalam
3. Klasifikasi Vigor Kecambah (Seedling Classification
Test)
4. Laju Kecepatan Pertumbuhan Kecambah (Seedling
Growth Rate)
5. Uji Penuaan Dipercepat (Accelerated Aging Test)
6. Uji Daya Hantar Listrik (Conductivity Test)
7. Uji Tetrazolium (Tetrazolium Test)
8. Uji Lingkungan Stres (Stress Environment Test) (
stress penyakit ( Hoppe stress), suhu dingin dsb)
Lanjutan… ( Sekedar Tambahan Pengetahuan untuk
klasifikasi kecambah https://github.com/PZeeHiM/Plant-
Seedlings-Classification

 Plant Seedlings Classification Using


CNN – With Python Code
(https://www.analyticsvidhya.com/blog/
2021/05/plant-seedlings-classification-
using-cnn-with-python-code/
 By using the convolutional neural network
(CNN) to classify the plant seedling with
the support of Keras libraries
Penentuan macam uji vigor
benih
 Bergantung pada jenis komoditi, kaitannya
dengan tipe kecambah ( epigeal atau hipogeal)
 Setidaknya dilakukan tiga macam uji vigor,
sehingga hasil pengujian saling melengkapi.
 Penentuan macam uji vigor bergantung pada
tujuan yang ingin dicapai.
 Ada konsistensi hasil dari setiap hasil pengujian
vigor benih.
Get this image on: istockphoto.com | License details
Creator: sbayram | Credit: Getty Images

 Berdasarkan kedua foto diatas tipe kecambah yang mana


yang memerlukan energi yang lebih besar untuk menembus
media tumbuh ? - Uji Daya Muncul ( Seedling emergence
test
Seedling Classification Test

 Hasil pengamatan uji daya berkecambah (


UKDP):
a. Kecambah Normal Kuat
b. Kecambah Normal Lemah
c. Kecambah Abnormal
d. Benih Mati

Nilai Vigor  ∑ Kecambah Normal Kuat dibagi ∑ Benih yang diuji


dikalikan 100 %
Daya berkecambah  ∑ kecambah Normal ( K + L) dibagi ∑ Benih yang
diuji dikalikan 100 %
Contoh Tiga macam Uji Vigor Yang saling
melengkapi

 Uji Kecepatan Berkecambah


 Uji Daya Hantar Listrik
 Uji Kerikil Bata / Uji Daya Muncul/ Uji Tanam
Dalam

Akurasi hasil uji bergantung pada hasil


ketiganya, apakah hasil uji tidak saling
kontradiktif
TUGAS

1. Apa perbedaan & kesamaan antara uji viabilitas


dengan Uji Vigor benih.
2. Mengapa perlu dilakukan uji vigor? Apa
keunggulan dan kelemahannya?
3. Bagaimana cara mengetahui viabilitas dan
vigor benih, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung
4. Kelebihan dan kekurangan uji langsung & uji
secara tidak langsung ( Uji secara biokimia)
5. Uraikan prosedur masing-masing uji viabilitas
dan vigor benih ( pilih tiga macam )
Semoga bisa difahami dan
dipraktekan

Anda mungkin juga menyukai