Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih

Kelas : 03 (Kamis, 14.00-15.40)


Asisten : 1. Riski Ramadhansyah
2. Saidatul Asyura

UJI VIABILITAS SECARA LANGSUNG

Disusun Oleh :
Nama : Dinda Irhamni
NIM : 1905101050025

LABORATORIUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH


JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih merupakan zat hidup yang selalu melakukan aktivitas fisiologis baik
sebelum di tanam maupun pada waktu ditanam, yang pada akhirnya sangat mempengaruhi
mutu tanaman yang di hasilkan nantinya.Kemampuan benih untuk tumbuh dan
berkecambah di pengaruhi oleh keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air.
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala
metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan
tolak ukur parameter viabilitas potensial benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau
daya hidup benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Sedangkan
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal
adalahvigor benih. Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat dari benih yang mengidikasikan
pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam.

Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara
normal pada kondisi optimum. Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup
pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan
antara daya berkecambah dengan vigor benih adalahbila informasi daya berkecambah
ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang optimum, yang
suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapang. Viabilitas benih dapat diukur dengantolak
ukur daya berkecambah (germination capacity). Perkecambahan benih adalah muncul dan
berkembangnya struktur terpenting dari embrio benih serta kecambah tersebut
menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi
lingkungan yang menguntungkan.

Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih, Mutu benih terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan
mutu fisiologis. Mutu benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah
Viabilitas benih. Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,
artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia
harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi
maksimal

Faktor yang mempengaruhi viabilitas benih antara lain: air, suhu, oksigen, cahaya,
medium. Jika penilaian dilakukan terhadap setiap individu benih maka penilaian itu
disebut dengan metode langsung, sedangkan jika penilaian itu dilakukan pada sekelompok
benih maka disebut metode tidak langsung. Penilaian viabilitas benih dari gejala
pertumbuhannya disebut sebagai penilaian dengan indikasi langsung, sedangkan jika
penilaian viabilitas benih dari gejala metabolismenya disebut sebagai penilaian dengan
indikasi tidak langsung.
Cara penilaian viabilitas benih : (1) Metode langsung dengan indikasi langsung
contohnya menilai viabilitas benih dengan daya berkecambah di atas substrat kertas, (2)
Metode langsung dengan indikasi tidak langsung contohnya menilai viabilitas benih
dengan uji tetrazolium, (3) Metode tidak langsung dengan indikasi langsung contohnya
menilai viabilitas benih dengan parameter bobot kering sejumlah kecambah, (4) Metode
tidak langsung dengan indikasi tidak langsung contohnya menilai viabilitas benih dengan
mengukur kuosien respirasinya.
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua
nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi normal meskipun
keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat vigor tinggi dapat dilihat
dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai faktor pembatas yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Ketahanan terhadap faktor pembatas
juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang
tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit,
cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal
dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari uji daya berkecambah dan uji kekuatan
benih secara langsung dengan substrat kertas merang dan pasir.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara
normal pada kondisi optimum. Berdasarkan pada kondisi lingkungan pengujian viabilitas
benih dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai
(favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai (unfavourable).
Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai termasuk kedalam
pengujian vigor benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai sebelum benih
dikecambahkan tergolong untukmenduga parameter vigor daya simpan benih, sedangkan
jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama pengecambahan benih maka
tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter viabilitas tumbuh benih (Ryastika,
2011).
Pengertian perkecambahan benih dibedakan menjadi : (1) morfologis, yaitu
perubahan bentuk embrio menjadi kecambah, (2) fisiologis, yaitu dimulainya kembali
proses metabolisme dan pertumbuhan struktur penting dari embrio yang tadinya tertunda
dan ditandai dengan munculnya struktur tersebut menembus kulit benih, dan (3) biokimia,
yaitu suatu rangkaian perubahan lintasan-lintasan oksidatif yang menyebabkan perubahan
senyawa-senyawa kimia dalam benih. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio
dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal
menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di
dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Sudjadi, 2006).
Secara umum benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman.
Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi
sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang
produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan, dan manusia
untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal. Benih merupakan biji tanaman yang
dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani dan mempunyai fungsi
agronomis. Beih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda
(bibit), kemudian dewasa, dan menghasilkan bunga (Purwati, 2004).
Viabilitas dan vigor benih merupakan subjek yang menggambarkan karakteristik
benih yang baik dan menentukan aktivitas benih terhadap proses perkecambahan pada
kondisi lingkungan yang berbeda. Perkecambahan sangat dipengaruhi oleh
faktorlingkungan yang ada disekitar benih tersebut. benih dapat mengalami dormansi biji
saat perkecambahan berumur 2 – 3 minggu yang akan mengakibatkan benih
mengeluarkan energi yang dipakai akan mendapat energi baru untuk terus melanjutkan
prosesperkecambahan (Lesilolo, 2013).
Pengujian viabilitas benih meliputi metode uji secara langsung dan tidak
langsung.Dalam metode uji secara langsung kita dapat mengetahui dan menilai struktur-
struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak langsung
dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala metabolisme. Untuk
metode uji secara langsung diperlukan substrat pengujian, dapat berupa kertas, pasir, tanah
dan sebagainya. Metode uji dengan substrat sebagai tempat, lebih cepat dan lebih mudah
menilai struktur-struktur penting kecambah dan dapat dengan mudah distandarisasi.
Metode uji dapat dilakukan untuk mendapatkan uji daya berkecambah, dan kekuatan
tumbuh, hal ini tergantung pada kondisi lingkungan pengujian benih (Aryunis, et al. 2009).
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua
nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi normal meskipun
keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat vigor tinggi dapat dilihat
dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai faktor pembatas yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Ketahanan terhadap faktor pembatas
juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang
tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit,
cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal (Rineka, 1986).
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi grup WhatsApps di Desa
Tufah, kecamatan Jeunieb. Kabupaten Biereun. Pada hari Kamis, tanggal 15 April 2021
pukul 14.00-15.40 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat Dan Bahan Uji Daya Berkecambah
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada uji daya berkecambah adalah sebagai
berikut :
 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antaranya kotak yang telah
diisi pasir, kerttas merang, alat press kertas merang, pinset, alat penyiram hand
spayer, dan germinator.

 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antaranya benih jagung (Zea
Mays), benih padi (Oryza Sativa), benih kacng tanah (Arachis hipogaea Var.),
benih kedelai (Glycine max), dan benih kacang hijau (Vigna radiata).

3.2.2. Alat Dan Bahan Uji Kekuatan Tumbuh


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada uji kekuatan tumbuh adalah sebagai
berikut :
 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antaranya germinator, bak
perkecambahan, tudor hand spayer, pinset, alat press kertas merang, dan plastik.

 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antaranya substrat kertas
merang, pasir, benih jagung (Zea Mays), benih padi (Oryza Sativa), benih kacang
tanah (Arachis hipogaea Var.), benih kedelai (Glycine max), dan benih kacang
hijau (Vigna radiata).
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja Uji Daya Berkecambah
Adapun cara kerja pada uji daya berkecambah adalah sebagai berikut :
1. 3-4 substrat kertas merang diambil yang telah dibasahi secukupnya hingga kapasita
lapang.
2. Benih diatas lembar substrat kertas merang dikecambahkan dengan metode UKDp
dengan pinset. Untuk benih jagung (Zea Mays), padi (Oryza Sativa), kedelai (Glycine
max), dan benih kacang hijau (Vigna radiata) sebanyak 25 butir. Sedangkan benih kacang
tanah (Arachis hipogaea Var.) sebanyak 10 butir.
3. Tiap perlakuan diberi label dan diletaakkan di germinator.
4. Benih disebar dengan jumlah tertentu pada satu deretan pada substrat pasir, deretan
ddapat digunakan sebagai ulangan. Benih padi (Oryza Sativa), sorgum ditanam pada
kedalaman 1 cm. Sedangkan benih jagung (Zea Mays), kedelai (Glycine max), dan kacang
tanah (Arachis hipogaea Var.) ditanam sedalam 2 cm.

3. 3. 2. Cara Kerja Uji Kekuatan Tumbuh


Adapun cara kerja pada uji kekuatan tumbuh adalah sebagai berikut.
1. Benih padi, kedelai, dan kacang hijau ditanam pada kedalaman 2,5 cm. sedangkan
jagung dan kacang tanah ditanam pada kedalaman 5 cm.
2. Benih ditanam dalam dalam bak perkecambahan, kemudian ditutup dengan pasir atau
tanah.
3. Tanah yang telah ditanami disiram secara hati-hati supaya benih yang telah ditanam
tidak bergeser dari posisinya dengan hand sprayer.
4. Untuk substrat kertas, benih ditanam dengan metode UKD dp. Benih jagung (Zea Mays),
padi (Oryza Sativa), dan kedelai (Glycine max) ditanam sebanyak 25 butir, sedangkan
benih kacang tanah (Arachis hipogaea Var.) ditanam sebanyak 10 butir.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan daya viabilitas benih jagung
Jam
No Tanggal JST Etmal ∑ KN ∑ KA %KN %KN/E
(WIB)
1. 03/03/21 09.00 0 0 18 0 0,72 0
2. 04/03/21 09.00 24 1 2 1 0,08 0,08
3. 05/03/21 09.00 48 2 1 1 0,04 0,02
4. 06/03/21 09.00 72 3 0 0 0 0
5. 07/03/21 09.00 96 4 0 0 0 0
6. 08/03/21 09.00 120 5 0 0 0 0
7. 09/03/21 09.00 144 6 0 0 0 0
Total 21 21 2 0,84 0,1
Keterangan :
JST = Jam Setelah Tanam
KN = Kecambah Normal
KA= Kecambah Abnormal
Etmal = Lama berkecambah
jumlah kecambah nor
1. Daya Kecambah Benih (%) = x 100%

Daya Kecambah Benih (%) = x 100%

Daya Kecambah Benih (%) = 84%

2. Kecepatan Tumbuh (KCT) = = + +

N1 = x 100% = 84%

N2 = x 100% = 8%

N3 = X 100% = 4%

Kecepatan Tumbuh (KCT) = = + +

Kecepatan Tumbuh (KCT) = + + = = = 89,33% / Etmal



3. Indeks Vigor =
x 100%
Indeks Vigor = x 100% = 84%

4.2 Pembahasan
Pengamatan pertama dilakukan pengamatan pada jumlah setelah tanam dari
tanaman (JST) dan untuk perhitungannya dilakuan penambahan setiap satu harinya
dengan D + 1 (24 jam) dikarenakan dalam satu hari terdapat 24 jam dan untuk
jumlah setelah tanaman dari tanamannya diperoleh pada hari ke-1 adalah 0, hari ke-2
24, hari ke-3 48, hari ke-4 72, hari ke-5 96, hari ke-7 120, dan hari terakhir adalah
120 diperoleh jumlah tanamannya. 25 benih dengan satu benih perlubang tanam.
Sebelum ditanam, benih jagung di rendam terlebih dahulu selama 24 jam untuk
mempercepat terjadinya perkecambahan pada benih. Proses penanaman untuk
pengamatan daya perkecambahan benih di lakukan pada tanggal 3 Mei 2021 sampai
dengan tanggal 9 Mei 2021 pada jam 09:00 WIB. Pengamatan dilakukan pada hari 1
HST dan 9 HST, parameter pengamatannya berupa pertumbuhan benih normal,
pertumbuhan benih abnormal, dan benih yang mati.
Hari pertama yaitu 0, hari kedua 1, hari ketiga 2, hari keempat 3, hari kelima 4,
hari keenam 5, hari ketujuh 6 dengan jumlah semuanya adalah 21. Lalu untuk nilai
dari kecambah normalnya (KN) dihari pertama diperoleh nilai 18, hari kedua 2, hari
ke tiga 1, dan untuk hari keempat sampai ketujuh maka di peroleh 0. Selanjutnya
untuk jumlah kecambah normalnya dan untuk nilai KAnya diperoleh dengan nilai
pada hari pertama itu hari kedua sampai ketiga yaitu 1 dan hari keempat hingga
ketujuh bernilai 0 serta jumlahnya ada 2. Kemudian untuk nilai % dari KNtersebut
untuk nilai pertama 0,72, kedua 0,08, ketiga 0,04, dan nilai keempat sampai ketujuh
itu 0 dan hasil yang di peroleh yaitu 0,84. Selanjutnya nilai % untuk KN/E hari
pertama itu 0 kedua itu 0,08, ketiga 0,02 dan keempat sampai ketujuh itu 0 dan hasil
akhirnya yaitu 0,1. Setelah semua data-data tersebut sudah diperoleh maka akan
dicari nilai akhir dari Daya Kecambah Benih, Kecepatan Tumbuh dan Indeks
Vigornya. Kemudian nilai yang diperoleh dari data tersebut untuk daya kecambah
benih diperoleh nilai 84%, kecepatan tumbuh 0,0048 dan indeks vigornya 19.33.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa semua benih tidak memiliki viabilitas yang
maksimum, hal tersebut dikarnakan dapat di lihat bahwa viabilitas benihnya makin
meningkat dengan bertambah tuanya benih dan mencapai perkecambahanmaksimum
jauh sebelum masak fisiologis atau sebelum tercapainya berat kering maksimum,
pada saat itu benih telah mencapai viabilitas maksimum (100%).
Benih merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam atau digunakan
untuk budidaya.. Pemilihan benih yang tepat sebelum melakukan penanaman
merupakan penentu keberhasian hasil tanaman. Benih akan mengalami kerusakan
atau penurunan baik secara fisik maupun biologis yang disebabkan karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dan lamanya waktu penyimpanan. Penyimpanan benih
dilakukan sesuai sifat yang dimiliki oleh benih seperti bersifat rekalsitran atau
bersifat ortodok. Benih rekalsitran adalah benih yang memiliki sifat mudah rusak
dikarenakan benih rekalsitran ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga
tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama.
Benih ortodoks adalah benih yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup
lama karena benih ortodoks ini memiliki kandungam air yang rendah. Benih ortodok
biasanya memiliki kuit yang cukup keras untuk melindungi embrio Penanganan
benih yang tepat sebelum ditanam yaitu melakukan ekstraksi dan melakukan sortasi
benih. Ekstraksi benih merupakan proses pengeluaran atau memisahkan biji dengan
kulitnya. Sortas benih adalah pemiihan benih berdasarkan ukuran benih, berat benih
dan fisik benih. Benih yang berukuran besar memiliki cadangan makanan yang lebih
banyak dari pada benih yang berukuran kecil dan ukuran benih ini juga berhubungan
dengan berat benih. Fisik benih yang baik yaitu seperti bernas, tidak kerput dan tidak
terserang oleh hama dan penyakit. Umumnya parameter untuk viabilitas benih yang
digunakan adalah presentase perkecambahan yang cepat dan pertumbuhan
perkecambahan kuat dalam hal ini mencerminkan kekuatan tumbuh yang dinyatakan
sebagai laju perkecambahan. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah
satu dengan kecambah lainnya sesuai kriteria kecambah normal, abnormal dan mati.
Viabilitas benih merupakan kemampuan benih untuk melakukan perkecambahan.
Pengujian viabilitas benih dilakukan pada media kertas buram yang dilembapkan
oleh air. Kertas buram dipilih karena harganya yang murah dan mudah didapatkan.
Kertas buram juga dapat mempertahankan kelembapan sehingga tingkat viabilitas
pada benih cukup tinggi, kertas koran lebih baik dari pada kertas buram untuk proses
perkecambahan atau pengujian viabilitas benih, dikarenakan kertas koran sifat
mudah basah dan mudak kering untuk perkecambahan. Kertas koran juga memiliki
beberapa kandungan seperti selulosa, lignin,, kalium, fosfor dan lain-lain untuk
membantu proses perkecambahan.
Vigor benih merupakan kekuatan benih untuk melakukan perkecambahan secara
normal pada kondisi yang tertentu. Vigor benih akan mengalami penurunan apabila
benih disimpan pada waktu yang lama. Pengujian vigor benih ini dapat dilakukan
pada media pasir yang kemudian dilakukan pengamatan dihari-hari tertentu yang
sudah ditetapkan. Pengujian vigor benih ini menggunakan benih jagung. Benih
jagung yang diuji memiliki tingkat perkecambahan yang cukup tinggi, terbukti pada
hari ke 3 benih jagung sudah banyak yang tumbuh. Bibit jagung yang tumbuh
mengalami beberapa kerusakan seperti membusuknya daun jagung yang disebabkan
karna faktor lingkungan seperti terlalu banyak air dan tempat jagung untuk tumbuh
teralu sempit.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pada pengamatan pertama diperoleh hari ke-1 adalah 0, hari ke-2 24, hari ke-3 48,
hari ke-4 72, hari ke-5 96, hari ke-7 120, dan hari terakhir adalah 120 diperoleh
jumlah tanamannya.
2. Nilai etmalnya diperoleh pada hari pertama yaitu 0, hari kedua 1, hari ketiga 2, hari
keempat 3, hari kelima 4, hari keenam 5, hari ketujuh 6 dengan jumlah semuanya
adalah 21.
3. Dari data tersebut untuk daya kecambah benih diperoleh nilai 84%, kecepatan
tumbuh 0,0048 dan indeks vigornya 19.33.
4. Benih dapat mengalami dormansi biji saat perkecambahan berumur 2 – 3 minggu
yang akan mengakibatkan benih mengeluarkan energi yang dipakai akan mendapat
energi baru untuk terus melanjutkan prosesperkecambahan
5. Benih akan mengalami kerusakan atau penurunan baik secara fisik maupun
biologis yang disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai dan
lamanya waktu penyimpanan.

5.2. Saran
Saran pada praktikum ini alangkah sebaiknya ada pemberitahuan akan adanya
praktikum yang akan dimulai
DAFTAR PUSTAKA

Aryunis. (2009).Penuntun Pratikum Teknologi Benih.Jambi: Fakultas Pertanian, Universitas


Jambi.

Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional.


2006. Manual Pengujian Benih Tanaman Hutan. Sumedang : Balai Perbenihan
Tanaman Hutan Jawa dan Madura. Hussein, H. J. 2016. Effect of Seed Priming With
ZnSO4 and KH2PO4 On Seed Viability Of Local Maize (Zea mays L) Seeds Stored
for Five Years in Iraq. Jurnal Biology, 8(2) : 39 – 47.

Purwanti, S. 2004. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai hitam dan
kedelai kuning. Jurnal Ilmu Pertanian. 11(1): 18-26.

Ryastika, M. 2011. Pengujian Mutu dan Kualitas Benih. Jurnal crop Agro. 9(2): 4- 5.

Rineka, C.1986. Teknologi Benih, Pengolahan benih dan tuntunan praktikum. Rineka Cipta,
Jakarta.

Sudjadi, Bagod. (2006).Biologi Sains dalam Kehidupan.Surabaya: Yudhistira.


LAMPIRAN

Gambar 1. Benih jagung yang digunakan Gambar 2. Benih direndam didalam air
untuk pengujian viabilitas benih selama 24 jam

Gambar 3. Benih ditanam di media pasir Gambar 4. Pengamatan hari pertama

Gambar 5. Pengamatan hari ke-2 Gambar 6. Pengamatan hari ke-3


Gambar 7. Pengamatan hari ke-4 Gambar 8. Pengamatan hari ke-5

Gambar 9. Pengamatan hari ke-6 Gambar 10. Pengamatan hari ke-7

Anda mungkin juga menyukai