Disusun Oleh:
Kelompok : 04 (Empat)
Anggota : ‘Abid Dzakwan 1605101050052
Dinda Irhamni 1905101050025
Beutariena Putri Imamil 1905101050095
Kelas : Teknologi Pasca Panen 01
Hari/ Jam : Rabu, 16.20-18.00 WIB
Kata kunci : Aloe Vera, Edible Coating, Flavonoid, Maserasi dan Strawberry
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of flavonoid extract concentration with
aloe vera gel as an edible coating on the shelf life of strawberries and to
determine the quality of strawberries after adding flavonoid extracts to the aloe
vera edible coating. In this study, flavonoid extracts were taken from banana
stems which were processed by maceration extraction. To get the flavonoid
extract using a maceration extraction process, banana stems were sliced and
then immersed in ethanol solution for three days in a dark container at room
temperature. Then the extraction results were divided into several
concentrations, namely 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, and 25 ml. Then, each
concentration is put into the aloe vera gel, after the edible coating of the aloe
vera gel with the addition of flavonoid extracts of different concentrations has
been completed, put the strawberries into the edible coating, for 2 minutes so
that the layer coats the surface of the strawberries evenly. The results of the
study showed that the concentration of flavonoid extract added to aloe vera gel
and used as a coating for coating strawberries at a good weight loss at a
concentration of 25 ml and for a good texture until the seventh day, namely the
edible coating without flavonoid and flavonoid extract at a concentration of 5
ml and 25 ml.
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 1
2.1. Botani Tanaman Stroberi................................................................. 1
2.2. Budidaya Tanaman Stroberi............................................................. 1
III. METODELOGI PELAKSANAAN ................................................. 1
4.1. Tempat dan Waktu........................................................................... 1
4.2. Alat dan Bahan ................................................................................ 1
4.3. Prosedur Penelitian .......................................................................... 1
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 1
5.1. Hasil Pengamatan............................................................................ 1
5.2. Pembahasan .................................................................................... 1
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 1
6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 1
6.2. Saran ............................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 1
BAB I. PENDAHULUAN
Edible coating merupakan lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat
dikonsumsi, yang diaplikasikan pada produk pangan secara langsung
(permukaan produk) yang memiliki fungsi sebagai berikut: 1) pelindung atau
penghalang berpindahnya massa (kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat
terlarut); 2) merupakan barrier terhadap uap air dan pertukaran gas O2 dan CO2;
3) meningkatkan fungsi penanganan (mencegah kerusakan bahan akibat
penanganan mekanik); 4) pembawa zat aditif (zat antimikrobial dan antioksidan
pada bahan); 5), membantu mempertahankan integritas struktural; dan 6)
mencegah hilangnya senyawa-senyawa volatile. Edible coating dapat
melindungi produk segar dan dapat memberikan efek yang sama dengan
Modified Atmosphere Packaging (MAP) dengan menyesuaikan komposisi gas
internal.
Edible coating dengan bahan dasar lidah buaya lebih aman dikarenakan
menggunakan bahan yang alami. Kandungan polisakarida yang terkandung
dalam gel lidah buaya dapat menghambat transfer gas CO2 dan O2, dan
mengandung banyak komponen yang dapat menghambat kerusakan produk
pascapanen yang berfungsi sebagai anti mikroba. Antimikroba dan anti-
inflammattory mampu menghambat kerusakan pada buah terkandung dalam
lidah buaya (Dweck and Reynold, 1999).
Aloe vera atau biasa dikenal dengan lidah buaya merupakan tanaman yang
memiliki berbagai manfaat salah satunya terletak pada bagian gel nya.
Kandungan polisakarida didalam gel Aloe vera tersebut mampu menghambat
transfer CO2 dan O2 pada produk pascapanen. Aloe vera atau yang biasa disebut
dengan lidah buaya merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah kering.
Lebih dari 350 spesies tanaman lidah buaya yang hingga saat ini dikenal, spesies
umum yang dibudidayakan secara komersil yaitu Curocao aloe atau Aloe
barbandesis. Perpindahan gas, uap air, dan bahan terlarut dari dan ke luar bahan,
mampu mempertahankan karakteristik bahan pangan yang segar (Krochta et al.,
1994).
Lidah buaya merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan sebagai
edible coating dikarenakan mengandung polisakarida yaitu glukomannan
(Furnawanthi, 2002). Polisakarida merupakan jenis polimer berantai panjang
yang dapat menghasilkan larutan yang cukup kental jika dilarutkan kedalam air
(Glicksman, 1986).
Terdapat lebih dari 350 jenis lidah buaya yang termasuk dalam suku
Liliaceae. Di samping itu tidak sedikit lidah buaya yang merupakan hasil
persilangan. Menurut Dowling (1985), hanya tiga jenis lidah buaya yang
dibudidayaakan secara komersial di dunia, yakni Coracao aloe atau Aloe vera
(Aloe barbadensis Miller),Cape aloe atau Aloe ferox miller, dan Socotrine aloe
yang salah satunya adalah Aloe perryi Baker. Dari ketiga jenis tersebut yang
banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller yang ditemukan
oleh Philip Miller, seorang pakar botani yang berasal dari inggris, pada tahun
1768 (Koesnandar dan Wahjono, 2002).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub Divisi : Angiospermae
Ordo : Rosales
Familia : Rosaideae
Sub famili : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragariaspp.
Pada mulanya, pengembangan stroberi dilakukan pada daerah subtropis.
Namun,seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi pertanian,
pengembangan stroberi pun dapat dibudidayakan pada daerah tropis, walaupun
stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Hal ini disebabkan karena
gaya masyarakat yang ingin sehat karena buah stroberi dapat dinikmati
langsung dalam keadaan buah segar maupun hasil olahan seperti sirup, selai,
jus, manisan, es krim, yougert, salad buah, serta olahan lainnya. Stroberi
sangat kaya akan kandungan gizi (nutrisi). Pada 100 gram buah stroberi segar
mengandung energi 37 kalori; protein 0,8 gr; lemak 0,5 gr; karbohidrat 8 gr;
kalium 28 mg; fosfat 27 mg; zat besi 0,8 mg; magnesium 10 mg; potassium
10 mg; selesium 0,7 mg; asam folat 17,7 mg; vitamin A 60 SI; vitamin B
0,03 mg; vitamin C 60 mg dan air 89,9 gr (Budiman, 2008a). Selain zat
gizi, stroberi juga mengandung senyawa fitikimia yang disebut etlagic acid,
yaitu suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai antikarasinogen dan
antimutagen, dapat mempercantik kulit, menjadikan gigi putih,
menghilangkan bau mulut, serta meningkatkan kekuatan otak dan
penglihatan (Budiman, 2006).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Gel lidah buaya ( Aloe
Vera ), Strawberry, Batang pohon pisang, Aquadest, Etanol, Hcl pekat, Kertas
saring, Bubuk magnesium, Cmc, Asam askorbat, Gliserol.
4. 2. Hasil Edible Coating Gel Lidah Buaya Pada Buah Strawberry Selama
Penyimpanan
Gambar 1. Edible coating tanpa flavonoid.
5 ml Poly. (5 ml )
10 ml Poly. (10 ml )
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa pada grafik edible coating dengan
konsentrasi 10 ml flavonoid mengalami peningkatan setiap hari. Hal ini dapat dilihat
dari hasil koevisien korelasi sebesar 0.9981 dengan persamaan y = -1.3499x 2 +
19.728x + 22.297. Selama tujuh hari penyimpanan persentase susut bobot pada buah
strawberry yang telah dilapisi edible coating dengan 10 ml flavonoid yaitu sebesar
93.9%. Dapat dilihat dari grafik diatas penyusutan yang paling rendah pada
konsentrasi 10 ml yaitu hari ke enam menuju hari ke tujuh sebesar 1.22% dan
penyusutan yang paling tinggi terjadi pada hari ke dua menuju hari ke tiga yaitu
sebesar 14.64%.
Gambar 4. Edible coating dengan konsentrasi flavonoid 15 ml.
100
y = -0,6894x2+ 15,655x + 13,437
90
R² = 0,9922
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7
15 ml Poly. (15 ml )
40
20
0
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5 ke 6 ke 7
20 ml Poly. (20 ml )
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa pada grafik edible coating dengan
konsentrasi 20 ml flavonoid mengalami peningkatan setiap hari. Hal ini dapat dilihat
dari hasil koevisien korelasi sebesar 0.9993 dengan persamaan y = -1.1407x 2 +
19.081x + 16.237. Selama tujuh hari penyimpanan persentase susut bobot pada buah
strawberry yang telah dilapisi edible coating dengan 20 ml flavonoid yaitu sebesar
93.61%. Dapat dilihat dari grafik diatas penyusutan yang paling rendah pada
konsentrasi 20 ml yaitu hari ke enam menuju hari ke tujuh sebesar 3.19% dan
penyusutan yang paling tinggi terjadi pada hari ke pertama menuju hari ke dua yaitu
sebesar 15.98%.
Gambar 6. Edible coating dengan konsentrasi flavonoid 25 ml.
25 ml Poly. (25 ml )
Nilai susut bobot buah yang dilapisi oleh gel lidah buaya cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan buah yang tidak dilapisi gel lidah buaya. Hal ini terjadi
karena pelapisan gel lidah buaya mampu mencegah hilangnya kandungan air didalam
buah serta penambahan edible coating juga mampu mengendalikan laju respirasi buah
pascapanen.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian pengaruh konsentarasi edible coating terhadap umur
simpan buah strawberry, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
3. Berdasarkan analisa susut bobot pada buah strawberry yang telah dilapisi edible
coating dengan tambahan ekstrak flavonoid dan disimpan pada suhu kamar
selama tujuh hari, konsentrasi ekstrak flavonoid yang baik yaitu pada 25 ml
sebesar 82.05%, dengan hasil koevisien korelasi yaitu sebesar 0.999,
konsentrasi ekstrak flavonoid sangat berpengaruh terhadap daya tahan umur
simpan buah strawberry, oleh karena itu, penambahan konsentrasi flavonoid
pada edible coating aloe vera tidak boleh lebih ataupun kurang.
4. Perubahan warna pada buah strawberry yang telah dilapisi oleh edible coating
aloe vera dengan tambahan ekstrak flavonoid mengalami penurunan setiap
harinya. Terjadi perubahan tekstur hari ke lima pada buah strawberry yang
dilapisi oleh edible coating dengan tambahan ekstrak flavonoid 5 ml, 15 ml dan
20 ml. Pada konsentrasi tersebut permukaan buah strawberry terdapat jamur.
Tidak terjadi perubahan aroma pada buah strawberry setiap hari.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.