Oleh:
NPM: 18730007
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
2.1 Pelilinan...................................................................................................... 3
2.2 Pepaya......................................................................................................... 4
2.3 Lemon......................................................................................................... 5
3.1 Bahan.......................................................................................................... 8
4.1 Hasil............................................................................................................ 9
4.2 Pembahasan................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................13
5.1 Kesimpulan.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
atau mutu yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna atau SNI (Standart Nasional
Indonesia).
Dari berbagai masalah tersebut maka terdapat gagasan untuk menghambat
proses metabolisme didalam buah. Salah satunya adalah dengan cara pelapisan lilin.
Penggunaan pelapisan lilin pada produk hortikultura berfungsi sebagai pelindung
buah atau sayuran terhadap gangguan fisik, mekanik dan mikrobiologi secara alami.
Pelapisan lilin pada buah merupakan suatu teknik untuk menggantikan dan
menambah lapisan lilin alami pada buah yang kemungkinan besar hilang selama
proses penanganan pasca panen.
Masalah penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen)
sampai saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius
baik dikalangan petani, pedagang, maupun dikalangan konsumen sekalipun.
Walaupun hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila
penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera
akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Seperti diketahui bahwa umur
simpan produk hortikultura relatif tidak tahan lama.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini ialah mengetahui bahan-bahan
untuk pelilinan, fungsi pelilinan, cara pelilinan, pengaruh pelilinan pada produk
buah-buahan serta apa saja masalah yang timbul dalam pelilinan buah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelilinan
Jenis lilin: lilin tebu, resin, terpen, carnauba wax, bees wax.
Trietanolamine: berfungsi sebagai pengemulsi, menyatukan lilin yang
tidak larut air dengan bahan yang larut air.
Asam oleat: berfungsi untuk melunakkan lilin
Air : berfungsi sebagai pelarut
Fungisida atau bakterisida dapat digunakan atau tidak.
3
Cara pemberian lapisan lilin dapat dilakukan dengan pencelupan, pengolesan,
penyemprotan dan pembuihan. Cara pencelupan dilakukan dengan membenamkan
buah atau sayur-sayuran ke dalam tangki pencelupan berisi emulsi lilin selama 30
detik. Namun cara ini memiliki kelemahan yaitu lilin dapat terlalu tebal pada kulit
buah; bila emulsi pecah, partikel lilin lepas dari emulsi menyebabkan buah tidak
mengkilat. Emulsi dapat pecah karena hilangnya sifat alkalinitas emulsi. Cara
pengolesan yaitu emulsi lilin diberikan dengan kuas yang dipasang di atas konveyor.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan buah gerakan kuas harus dipertahankan pada
kecepatan minimun yang masih efektif. Cara penyemprotan yaitu penyemprotan
emulsi lilin dapat dilakukan dengan menggunakan nozzle hidrolik atau pneumatik
yang dipasang di atas alat beroda atau konveyor. Cara pembuihan yaitu dengan cara
alat pembuihan di pasang diatas sikat yang sesuaikan. Pembuihan dapat
meninggalkan lapisan lilin yang sangat tipis setelah airnya menguap.
Tebal lapisan lilin harus seoptimal mungkin. Jika lapisan terlalu tipis maka
usaha dalam menghambatkan respirasi dan transpirasi kurang efektif. Jika lapisan
terlalu tebal maka kemungkinan hampir semua pori-pori komoditi akan tertutup.
Apabila semua pori-pori tertutup maka akan mengakibatkan terjadinya respirasi
anaerob, yaitu respirasi yang terjadi tanpa menggunakan O 2 sehingga sel melakukan
perombakan di dalam tubuh buah itu sendiri yang dapat mengakibatkan proses
pembusukan lebih cepat dari keadaan yang normal (Roosmani, 1975).
2.2 Pepaya
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tanaman buah tropis asal
Meksiko Selatan. Tanaman pepaya kini telah dibudidayakan serta dikembangkan
secara luas di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Utara, Hawai, India,
Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Srilanka. Tanaman pepaya adalah jenis pohon
buah-buahan yang berumur pendek dan sifat tumbuhnya cepat sekali. Pepaya
merupakan tanaman yang berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Tanaman ini
diperbanyak dengan biji dan mulai tumbuh setelah 6-8 minggu. Berdasarkan
bunganya, tanaman pepaya dapat digolongkan atas tiga tipe utama yaitu tanaman
berbunga jantan, betina, dan hermaprodit (sempurna) (Sujiprihati dan
Suketi,10).
4
Seperti buah-buahan dan sayuran lainya, pepaya mempunyai selaput lilin
alami di permukaan luar yang sebagian hilang oleh pencucian. Oleh karena itu
dibutuhkan lapisan lilin yang diharapkan dapat mengantikan selaput lilin pelindung
alami buah yang ada umumnya berkurang selama penangan pascapanen. Menurut
Pantatico (1989), pelapisan lilin merupakan usaha penundaan kematangan yang
bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura. Pemberian
lapisan lilin ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan air yang terlalu
banyak dari komoditas akibat penguapan sehingga dapat memperlambat
kelayuan karena lapisan lilin menutupi sebagian stomata (pori-pori) buah-buahan
dan sayur-sayuran, mengatur kebutuhan oksigen untuk respirasi sehingga dapat
mengurangi kerusakan buah yang telah dipanen akibat proses respirasi, dan
menutupi luka- luka goresan kecil pada buah. Keuntungan lainnya yang
diberikan lapisan lilin ini pada buah adalah dapat memberikan penampilan
yang lebih menarik karena memberikan kesan mengkilap pada suatu buah.
Lapisan lilin berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap kehilangan air
yang terlalu banyak dari komoditas akibat penguapan dan mengatur
kebutuhan oksigen untuk respirasi, sehingga dapat mengurangi kerusakan buah
yang telah dipanen akibat proses respirasi (Roosmani, 1975). Dengan demikian
lapisan lilin dapat menekan respirasi dan transpirasi yang terlalu cepat dari buah-
buahan dan sayur-sayuran segar. Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam
berbagai bentuk dari produk melalui penguapan sebagai akibat dari pengaruh
kondisi lingkungan luar. Laju transpirasi pada kebanyakan buah-buahan dan
sayuran menjadi penting untuk diperhatikan karena seperti telah dikatakan bahwa
kandungan utama atau bagian terbesar dari produk hortikultura segar adalah air, dan
kehilangan air dalam jumlah cukup besar berarti pelayuan atau penurunan kesegaran
produk, selain penurunan bobot yang seringkali menjadi basis pengukuran kuantitas
produk hortikultura (Ahmad, 2013).
2.3 Lemon
Lemon (Citrus limon) sejenis jeruk yang dikenal juga dengan sebutan sitrun,
jeruk sitrun (dari bahasa belanda, citroen), buahnya berbentuk bulat lonjong, ada
tonjolan pada ujungnya, warna kulit buah matang kuning cerah, rasanya asam, sepet,
sedikit manis.
5
Lemon lebih populer dalam industri kuliner karena memiliki aroma citrus yang
segar dan bagian yang digunakan air perasan dan kulitnya. Beberapa Manfaat jeruk
lemon dalam kuliner, yaitu sebagai penambahan citarasa, menghilangkan aroma amis
ikan dan seafood, memberi aroma segar pada soto. Kulit lemon dapat dimanfaatkan
sebagai garnish makanan dan minuman, kue cake, dan lainnya.
6
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu buah Pepaya
(Carica papaya L.) dan buah Lemon (Citrus limon). Praktikum ini bersifat online
yaitu mengamati proses pelapisan lilin pada buah pepaya dan buah lemon dari
berbagai literatur di Internet sepeti jurnal penelitian, skripsi, e-Book, maupun
postingan berupa blogspot atau wordpress.
7
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
8
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa buah
yang diberi perlakuan seperti pelilinan dapat disimpan lebih lama dari pada buah
yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Hal ini disebabkan karena buah yang
dilapisi lilin dapat ditekan atau diperlambat proses metabolismenya (respirasi)
sehingga secara otomatis proses pembusukannya lebih lambat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Tetih. 2013. “Kajian Pelilinan Terhadap Kualitas dan Daya Simpan Buah
Pepaya Callina”. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Dewayani, W., Riswita, S., Nurjanani., dan Warda, H. 2018. Pengaruh Kemasan dan
Pelilinan Terhadap Mutu Jeruk Pamelo Pangkep Merah Setelah
Pengangkutan. Agriculture Technology Journal, 1(2), 2734.
Krisnawan, A., Ryanto, B., Devi, S., dan Weilinten, S. 2017. Potensi Antioksidan
Ekstrak Kulit dan Perasan Daging Buah Lemon (Citrus limon) Lokal dan
Impor. Prosiding Seminar Nasional 2017. Fakultas Pertanian UMJ.
Surabaya.
10