Anda di halaman 1dari 34

Laporan Akhir Praktikum

MORFOLOGI DAUN DAN BUNGA

PRODI DIII FARMASI B 2021

Oleh :

Mariana Puspa Dewi Latief (2101040034)

Ni Luh Novi Yuliana Dewi ( 2101040035)

I Gede Parista Merta Wibara ( 2101040036)

Ni Putu Shanti Devi (2101040037)

Ketut Soma Asih (2101040038)

Ni Kadek Sudani ( 2101040041)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

Tujuan Praktikum ..................................................................................................................... 4

Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 4

BAB II

Alat dan Bahan ......................................................................................................................... 23

Cara Kerja ................................................................................................................................. 23

BAB III

Hasil Pengamatan..................................................................................................................... 24

Hasil Pembahasan ................................................................................................................... 30

BAB IV

Kesimpulan ............................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 33

LAMPIRAN ........................................................................................................................................ 34

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat- Nya

semata penulisan laporan akhir praktikum morfologi daun dan bunga Botani Farmasi ini dapat

kami selesaikan. Praktikum Botani Farmasi merupakan bagian dari kegiatan mata kuliah Botani

Farmasi. Praktikum morfologi daun dan bunga Botani Farmasi bertujuan untuk memberikan

keterampilan dalam pengenalanbagian tumbuhan secara morfologi maupun anatomi kepada

mahasiswa Akademi Kesehatan Bintang Persada.

Kegiatan praktikum dimulai dari melakukan pengamatan makroskopik dari bagiantubuh

tumbuhan. Dengan menempuh praktikum ini diharapkan mahasiswa peserta kuliah mampu

mengidentifikasi secara morfologi maupun anatomi tumbuhan

3
BAB I

1. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi daun, bunga dan alat-alat tambahannya , pada tanaman
Pegagan (Cantella asiatica ), sirih (Paper betle), Lidah buaya (Aloe vera), Melati (Jasminum
sambac), Kumis kucing (Orthisiphon aristatus),dan Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis).

2. Tinjauan Pustaka

A. MORFOLOGI DAUN.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Daun juga merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk fotosintesis
umumnya melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat/ duduk daun disebut buku/nodus
(A). Jarak antar nodus disebut ruas/internodus (B). Sudut antara batang dan daun ketiak daun
/axilla (C) (Gambar 1). Umumnya melebar kaya akan zat hijau daun/khlorofil

fungsi daun secara umum:

4
 Menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang merah (Allium
cepa)
 Mengambil zat-zat makanan (resorbsi)
 Pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis)
 Penguapan (transpirasi)
 Pernapasan (respirasi)

Ada beberapa macam bentuk daun diantaranya :

Tujuan utama dari tiap tanaman adalah fotosintesis. Tanaman bersifat multiselular, organ daun
memiliki struktur yang relatif lebar, struktur yang rata dan memiliki tujuan untuk menangkap sinar
matahari.

5
Struktur Jaringan Penyusun Daun

Daun biasanya berstruktur rata, muncul pada bentangan batang atau cabang, dimana terdapat
satu kuncup. Tumbuhnya daun memiliki variabel yang sangat beragam sehingga tidak ada definisi
pasti yang dapat merangkum seluruh tipe daun yang akan muncul. Daun yang runtuh selalu diganti
dengan yang baru, dan biasanya jumlah daun baru yang terbentuk melebihi jumlah daun yang gugur
sehingga suatu batang pohon makin lama makin rindang.

Daun Lengkap

Daun dikatakan sebagai daun lengkap apabila memenuhi tiga bagian: lamina, petiola, dan stipula.

Daun keladi (Caladium) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

6
Bagian helai daun yang luas dan biasanya tipis merupakan lamina. Apabila dilakukan pengamatan
secara dekat, maka akan terlihat.lamina didukung oleh kerangka vena yang yang rumit dan bercabang
pada jaringan daun.

Bagian yang menghubungkan helaian daun dengan bagian tubuh tanaman adalah petiolea yang
memiliki struktur seperti cabang. Petiola jarang berbentuk silindris,biasanya terhubung dengan
bagian atas helaiandaun.

Stipula (daun penumpu) sering muncul berpasangan dan melekat satu sama lain berdampingan pada
bagian dasar petiola.Stipula biasanya memiliki bentuk yang kecil, berwarna hijau, dan mirip dengan
helaian daun.

7
Apabila daun kekurangan satu saja bagian tersebut, maka daun dikatakan daun tidak lengkap.
Terkadang laminatertempel langsung pada batang, apabila terjadi seperti itu daun dikatakan
sessile.Apabila terdapat petiola, maka daun tersebut dikatakan petiolate.Namun ketika stipula tidak ada,
makadaun dikatakan ekstipulate.

Contohnya di daerah kering seperti gurun pasir, tumbuhan hanya memiliki tangkai daun saja. Hal ini
berfungsi untuk mengurangi penguapan air yg terjadi pada helaian daun

Daun tanpa tangkai daun pada tanaman serei (Cymbopogon citratus)

Daun tanpa stipula pada tanaman jeruk purut (Citrus hystrix)

Daun yang hanya memiliki tangkai daun (petiola) saja, yaitu tangkai daun bermetamorfosis
menjadi pipih menyerupai daun. Struktur tangkai yg memipih ini disebut sebagai daun semu (filodia).

8
Tanaman Tongke hutan (Acacia mangium)

Bagian dari batang dimana daun melekat disebut nodus. Bagian titik dimana daun menempel pada
batang yang membentuk sudut disebut aksil dari daun. Tunas yang muncul pada sudut ini disebut axillary
bud (tunas aksiler)

Keterangan :
1. Lamina
2. Midrib
3. Petiola
4. Stipula
5. Batang dimana daun melekat
6. Vena kedua
7. Margin daun (serat ganda)

Daun dikatakan daun sederhana ketika hanya terdapat satu lembar lamina dan dapat juga sebagai
lamina terbagi. Ketika lamina terbagi menjadi dua bagian secara keseluruhan, daun dikatakan
compound (majemuk).Divisi lamina dari daun majemuk disebut pucuk daun muda. Pucuk daun muda
dapat berupa petiolate atau sessile. Tangkai lembaran pucuk daun muda juga kadang disebut
petiolules.

Ditinjau dari helaian daunnya, daun dibedakan menjadi : Daun tunggal & Daun majemuk

 Daun Tunggal (Folium simplex): bila setiap satu tangkai daun di dukung oleh 1 helaian daun

9
 Daun Majemuk (Folium compositum) : bila dalam 1 tangkai daun didukung oleh lebih dari 1
helaian daun

Struktur daun tunggal memiliki karakteristik:

1. Bentuk bangun daun (circumscritio)


2. Pangkal daun (basis folii)
3. Ujung daun (apex folii)
4. Tepi daun (margo folii)
5. Daging daun ( intervenum)
6. Pertulangan daun (nervatio)
7. Warna daun dan permukaan daun

Struktur daun majemuk memiliki karakteristik:

1. Tangkai daun bercabang, tiap cabang berhelai


daun.
2. Satu tangkai daun punya lebih dari satu helai
daun
3. Semua anak daun terjadi bersama dan runtuh
bersama
4. Pertumbuhan terbatas, tidak punya kuncup
5. Tidak ada kuncup pada ketiak daun

seledri (Apium graveolens L).

10
Daun mangkokan ( Nothopanax scutellarium).

KARAKTERISTIK DAUN

Terdapat tiga tipe dari daun: general/umum, terminal, dan pengulangan.

 Karakter umum: diterapkan pada keseluruhan daun.


 Karakter terminal: hanya dikatkakan pada bagian ujung atau akhir daun.
 Karakter pengulangan: Karakter pengulangan dapat berbeda pada tiap tingkat.

Karakter umum daun meliputi: stipula, sheath, dan ocrea

11
Karakter pengulangan

Karakter repetitive/pengulangan merupakan bentuk dari daun tersebut,potongan daun, dan


apakah daun memiliki petiola atau tidak.

Karakter Terminal

Karakter terminal diterapkan hanya pada bagian ujung dari daun.Berikut merupakan karakter dari
bentuk daun: basis helaian daun, ujung daun, tipe dari margin, permukaan, dan vena.Basis dari
helaian daun dapat berbentuk: bulat, lurus, berbentuk baji (cuneate), dan berbentuk hati.

Apeks daun dapat berbentuk bulat, mucronate (pada ujungnya sangat tajam dan pendek),tajam
dan halus (acute), tumpul (obtuse), dan meruncing ke satu titik (acuminate).Margin daun memiliki
beberapa varian yaitu: entire (halus) dan bergerigi: tepi bergerigi tajam (dentate), bergerigi (serrate),
bergerigi ganda, dan bergerigi dengan bentuk bulat (crenate)

12
Untuk mengkarakteristikan daun secara keseluruhan, dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:

 Karakter umum (daun secara keseluruhan):

a. Stipula (terdapat/ tidak, seberapa banyak, ukuran, dan bentuk)


b. Basis (kelopak/tidak, ber-ocrea/tidak)

 Tingkat pertama dari hirarki: karakter berulang:

a. Simetris (simetris/asimetris)
b. Bentuk
c. Bagian potongan daun
d. Petiola (kehadiran serta panjang)

 Karakter terminal:

a. Basis dari helaian daun


b. Apeks
c. Margin
d. Permukaan (warna, rambut)
e. Vena

13
B. MORFOLOGI BUNGA
Daun, batang serta akar merupakan alat-alat pertumbuhan (alat vegetatif), sedangkan
bunga merupakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum/organ reproduktif). BUNGA
Pada bunga terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi persarian (penyerbukan) dan
pembuahan akan menghasilkan buah yang di dalamnya mengandung biji. Biji akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru sehingga bunga dapat disebutkan menjadi suatu bagian tumbuhan yang
amat penting
Dilihat dari susunannya: bunga penjelmaan suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,
warna serta susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan (untuk penyerbukan,
pembuahan, dan menghasilkan alat-alat perkembangbiakan).
Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga, batangnya biasanya akan
berhenti tumbuh dan akan terbentuk tangkai, serta dasar bunga. Daun-daunnya tetap bersifat,
seperti daun, hanya bentuk dan warnanya yang berubah dan sebagian umumnya mengalami
metamorfosis menjadi bagian-bagian yang memainkan peranan dalam menghasilkan calon
individu baru.

Bagian bunga

Tangkai bunga (pedicellus), bagian bunga yang masih jelas bersifat seperti batang
merupakan cabang ibu tangkai yang mendukung bunga. Dasar bunga (receptaculum), ujung
tangkai yang melebar, dengan ruas amat pendek sehingga bagian-bagian bunga duduk sangat
rapat satu sama lain dan tampak duduk dalam satu lingkaran.

Alat kelamin jantan (androecium) merupakan organ yang menghasilkan serbuk sari
(stamen).

14
Benang sari

1. Tangkai sari (filamentum), berbentuk benang yang penampang melintangnya bulat.


2. Kepala sari (anthera), terdapat pada ujung tangkai sari yang di dalamnya mempunyai
dua ruang sari (theca), masing-masing terdiri dari dua ruangan kecil (loculus).Dalam
ruangan sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen), yaitu sel-sel jantan yang
berguna untuk penyerbukan atau persarian.

3. Penghubung ruang sari (connectivum) merupakan lanjutan tangkai sari dan menjadi
penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kiri kanan.

Alat kelamin betina (gynaecium), biasanya disebut putik (pistillum). Putik juga merupakan
organ metamorfosis dan disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau

15
beberapa daun buah dandapat beruang satu, dua, tiga atau banyak dan tersusun dalam satu
lingkaran.

Bagian-bagian putik: - Bakal buah (ovarium), bagian paling bawah terlihat besar dan
duduk pada dasar bunga. - Tangkai putik (stylus), bagian yang sempit, terdapat di atas bakal buah
dan berbentuk seperti benang. - Kepala Putik (stigma), bagian paling atas dan terletak pada ujung
tangkai putik.

Benang sari dan putik

Letak benang sari dan putik sangat menentukan cara penyerbukan, misalnya jika posisi
benang sari lebih tinggi dari putik, maka bisa terjadi penyerbukan secara alami tetapi jika putik
lebih tinggi atau sejajar dengan benang sari maka penyerbukannya harus dibantu oleh angin,
serangga atau manusia.

Bunga Majemuk

Bunga majemuk (inflorescentia), yaitu suatu cabang yang mendukung sejumlah bunga
dan pada setiap bunganya terdapat daun yang berguna untuk asimilasi.

16
Bagian Bunga Majemuk

Ibu tangkai bunga (pedunculus) merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung
bunga majemuk. Ibu tangkai ini dapat bercabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi
atau sama sekali tidak bercabang.

Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
Dasar bunga (receptaculum) merupakan ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian
bunga lainnya. Ibu tangkai bunga, tangkai bunga dan dasar bunga bersifat seperti batang atau
cabang.

Daun-daun pelindung (bractea) merupakan bagian yang serupa daun yang dari ketiaknya
muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. Daun tangkai (bracteola) merupakan
satu atau dua daun yang terdapat pada tangkai bunga.

Pada tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang
letaknya tegak lurus pada bidang median. Pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae)
hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian atas tangkai
bunga.

17
Bagian-bagian bunga majemuk yang lain, seperti kelopak, mahkota, benang sari, dan daun
buah.

Jenis Bunga Majemuk

Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia rasemosa, inflorescentia centripetala)

Bunga majemuk yang ibu tangkainya tumbuh, dapat bercabang atau tidak
bercabang, dan mempunyai susunan acropetal (semakin dekat ujung tangkai semakin
muda). Bunga yang mekar lebih dahulu dari bagian pinggir atau bagian bawah dan
yang terakhir bunga yang menutup ujung ibu tangkai atau bagian atas.

1. Ibu Tangkai Tidak Bercabang

ibu tangkai tidak bercabang Tandan (botrys/racemus) adalah bunga yang


mempunyai tangkai dan duduk di kiri kanan ibu tangkai. Contoh: kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swart.)

18
Ibu tangkai tidak bercabang Bulir (spica), seperti tandan tetapi tidak mempunyai tangkai
dan bunga duduk pada sumbu yang panjang Contoh: jarong (Stachytarpheta jamaicensis
Vahl.)

Ibu tangkai tidak bercabang Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal
dan berdaging. Contoh: bunga jagung betina (Zea mays L.)

Ibu tangkai tidak bercabang Payung (umbrella), perbungaan dengan sumbu utama amat
pendek dan tangkai bunga sama panjang melekat pada ujung sumbu utama. Contoh:
bunga kaki kuda (Centella asiatica Urb.)

Ibu tangkai tidak bercabang Bunga bongkol (capitulum), menyerupai bunga cawan
dengan ujung ibu tangkai membengkak. Kuntum bunga bersama membentuk kesatuan

19
yang berbentuk bola atau sedikit memanjang, Contoh: Lamtoro (Leucaena glauca Benth.)
Petai (Parkia speciosa Hassk.)

2. Ibu Tangkai Bercabang

Ibu tangkai bercabang Malai (paniculata), Sumbu utama bercabang berulang kali.
Cabang di sebelah bawah lebih panjang, dan cabang bawah lebih panjang dan lebih
banyak mengalami percabangan dibanding Pada cabang dibagian atas sumbu ibu tangkai
bercabang ke kiri dan kanan demikian pula cabang-cabangnya sehingga bentuknya seperti
kerucut. Contoh: bunga mangga (Mangifera indica L.)

Ibu tangkai bercabang Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai mengadakan
percabangan, demikian pula cabang-cabangnya sehingga seolah-olah semua bunga
terdapat pada satu bidang datar atau agak lengkung. Contoh: bunga soka (Ixora
glandiflora Zoll. Et Mor.)

20
Ibu tangkai bercabang Payung majemuk (umbrella composita), suatu bunga
payung yang bersusun, yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil. Contoh: bunga
wortel (Daucus carota L.) bunga adas (Foeniculum vulgare Mill.)

Ibu tangkai bercabang Bunga tongkol majemuk, bunga tongkol yang ibu
tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang dengan susunan seperti
tongkol juga. Contoh: bunga kelapa (Cocos nucifera L.)

Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa, inflorescentia centrifuga),

Bunga majemuk berbatas yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup
dengan satu bunga. Dengan demikian, ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.
Bunga yang mekar lebih dahulu yang terletak pada ujung ibu tangkai.

1. Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu bunga. Di
bawahnya terdapat dua cabang yang panjangnya sama dan masing-masing di
ujungnya mendukung satu bunga. Contoh: bunga melati (Jasminum sambac Ait.)

21
2. Bunga sekrup (bostryx), ibu tangkai bercabang, tetapi setiap kali bercabang juga
hanya terbentuk satu cabang ke kiri atau ke kanan dan cabang yang satu berturut-
turut membentuk sudut 90°. Jika diikuti arah cabangnya, mengakibatkan gerakan
spiral atau sekrup. Contoh : bunga kenari (Canarium commune L.)

Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta)

Bunga majemuk campuran adalah bunga majemuk yang merupakan campuran atara
sifat-sifat bunga majemuk tidak berbatas dengan bunga majemuk berbatas.

CONTOH: bunga soka (Ixora paludosa Kurtz.). Secara keseluruhan mempunyai susunan seperti
malai rata, tetapi bagian-bagiannya berbentuk anak payung menggarpu.

22
BAB II

A. Alat dan Bahan

1.Bahan

 Daun Pegagan (Centella asiatica),


 Daun sirih (Piper betle),
 Daun Lidah buaya (Aloe vera),
 Bunga melati (Jasminum sambac),
 Bunga kumis kucing (Orthisiphon aristatus)
 Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)

2. Alat

 Alat tulis menulis ( pensil dan pena)


 Logbook (buku album berisi jurnal praktikum)
 Handscoon
 Camera (untuk pengabilan gambar)

B.Cara Kerja

Tuliskan pada masing-masing


bahan : nama daerah, nama
ilmiah, genus dan familinya!

Amati bahan,(bunga dan daun)


perhatikan dan gambar secara
skematis bentuk daun/bunga dan
bagisn-bagian penyusunnya.

Gambar hasil pengamatan pada


logbook serta buat laporan.

23
BAB III
Hasil Pengamatan dan Pembahasan

A. Pembahasan

1. Pegagan ( Centella asiatica)

Genus : Centella
Family : Mackinlayaceae
Species : Centella asiatica

Nama Daerah : Peugaga (Aceh), jalukap (Banjar), Kajalukap (dayak), daun kaki kuda (Melayu),
ampagaga (Batak), antanan, dulang sontak(Sunda), gagan-gagan, rendeng, cowek-cowekan, pane
gowang (Jawa), piduh (Bali), bebele (Lombok), sandanan (Irian) broken copper coin, semanggen
(Indramayu,Cirebon), pagaga (Makassar), daun tungke (Bugis), Pigago (Minang), daun tapak kudo
(solok), jelukap/jalukap (Kutai/Borneo)

Pegagan (bahasa Latin: Centella Asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh
di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia
tropik, tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat
Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang
biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan. Sering
digunakan sebagai penutup tanah, adakalanya dimakan sebagai sayuran. Berkhasiat sebagai obat
tradisional untuk berbagai penyakit. Sejak zaman dahulu, pegagan telah digunakan
untuk obat kulit (misalnya keloid), gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah.
Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman untuk lalapan.
Morfologi daun kaki Kuda :

 Daun kaki kuda merupakan tanaman tahunan dan tumbuhnya merambat.


 Batangnya yang merambat memiliki banyak cabang dan masing-masing cabang tersebut akan
membentuk tumbuhan baru.

24
 Daunnya berbentuk seperti ginjal di mana pada ujung daun tersebut tepinya bergerigi dan terletak
pada seputar batangnya.
 Bunganya akan muncul di daerah ketiak daun dan terusun berbentuk seperti payung dan biasanya
terdapat 3 bunga yang berwarna putih atau merah muda.
 Memiliki buah yang kecil-kecil berbentuk lonjong dan rasanya pahit tetapi memiliki bau yang
harum.

2. Lidah buaya ( Aloe vera)

Nama daerah : di semua daerah di Indonesia menyebutnya dengan Lidah buaya.


Genus : Aloe
Family : Xanthorrhoeaceae
Morfologi Lidah buaya :

 Tumbuh tanpa batang atau berbatang pendek dengan tinggi 60-100 cm.
 Berkembang biak dengan tunas
 Daunnya berdaging tebal,berwarna hijau dan sebagian varietas memiliki bintik putih pada
permukaan batang
 Pinggir daun berbentuk serrate dengan gerigi putih kecil.
 Bunganya tumbuh pada musim panas di sebuah tangkai setinggi 90 cm.
 Setiap bunga posisinya menggantung dengan mahkota berbentuk tabung sepanjang 2-3 cm.

25
3. Sirih (Piper bitle)

Genus : Piper
Family : Piperaceae
Species : Piper betle

Nama Daerah : Suruh (Jawa); seureuh (Sunda); base (Bali); leko, kowak, malo, malu (Nusa Tenggara);
dentie, parigi, gamyeng (Sulawesi); gies, bido Page 4 4 (Maluku); sirih, ranub, sereh, surieh (Melayu); sere
(Madura) (Tjitrosoepomo, 1994).

Sirih adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon
lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dikunyah bersama gambir, pinang, tembakau dan kapur.
Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell
carcinoma yang bersifat malignan. Juga kapurnya membuat pengerutan gusi (periodentitis) yang dapat
membuat gigi tanggal, walaupun daun sirihnya yang mengandung antiseptik pencegah gigi berlubang.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai
upacara adat rumpun Melayu.
Di Indonesia, sirih merupakan flora khas provinsi Kepulauan Riau. Masyarakat Kepulauan Riau sangat
menjunjung tinggi budaya upacara makan sirih khususnya saat upacara penyambutan tamu dan
menggunakan sirih sebagai obat berbagai jenis penyakit. Walaupun demikian tanaman sirih banyak
dijumpai di seluruh Indonesia, dimanfaatkan atau hanya sebagai tanaman hias.
Morfologi daun, batang, Buah dan Bunga :

 Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
 Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling,
bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 – 8 cm dan lebar
2 – 5 cm.
 Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat
panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat dua benang sari yang

26
pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 – 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga
sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan.
 Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan
berwarna coklat kekuningan.

4. Kumis Kucing ( Orthisiphon aristatus )

Genus : Orthisiphon
Family : Lamiaceae
Species : Orthisiphon aristatus

Nama Daerah : Kumis kucing adalah sebutan dalam bahasa (Melayu hingga Sumatra). Ada juga, kumis
ucing (Sunda), remujung (Jawa), se-salaseyan, atau songkot koceng (Madura).

Morfologi tanaman Kumis kucing :


 Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan
tingginya mencapai 2 meter.
 Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar
atau lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya.
 ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang pinggir
berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang
jumlahnya sangat banyak,
 panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar,
urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul.
 Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari
ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas
ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 –

27
18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih
panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
 Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang,
panjang 1 mm sampai 6 mm.

5. Melati ( Jasminum sambac)

Genus : Jasminum
Family : Oleaceae
Species : Jasminum sambac

Nama daerah : Menuh (Bali), Meulu atau Riwat (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo),
Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), Melati Salam (UMI), Malete
(Madura) serta Beruq-beruq(Mandar).

Morfologi Melati :

 Melati dapat digolongkan sebagai semak, bisa juga agak merambat.Melati merambat dengan
"berantakan" (terjurai), atau "longgar" ketika masih muda
 Batangnya bulat berkayu dengan tinggi 0,3-3 meter,Ia memiliki batang yang bercabang, dan
berwarna coklat.
 Daun melati putih berjenis tunggal, tangkai daun pendek, dengan ukuran sekitar 5 mm, dengan
letak yang berhadapan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, hingga menjorong, ujungnya
runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata, tulang daunnya menyirip, dengan ukuran 5-10 cm ×
4–6 cm.
 Perbungaannya termasuk majemuk. tumbuh di ketiak daun., terbatas dengan jumlah 3 bunga
atau sebuah tandan padat dengan banyak bunga. Bunganya tunggal atau berpasangan (di varietas
kultivasi), dengan 7-10 ruas kelopak, panjang 2,5–7 mm, berbulu halus, panjang tabung mahkota
7–15 mm, sebanyak 5 cuping, bundar telur atau lonjong, panjang 8–15 mm, kebanyakan putih,
beraroma kuat.

Mahkota bunganya berbentuk lembaran mengerut, seperti terompet, yang berwarna putih dan
berbau wangi. Buahnya termasuk buah buni, mengkilap, dan berwarna hitam, dan dikelilingi
kelopak. Beberapa varietas melati berbunga ganda dikenal tidak menghasilkan buah.
 Akarnya termasuk tunggang, sulit untuk dipatahkan, -kalaupun dipatahkan-, bekasnya tidak rata,
dan juga tidak berserat, Akarnya berbuku-buku/membesar.

28
6. Kembang sepatu ( Hibiscus rose kinensis)

Genus : Hibiscus
Family : Malvaceae
Species : Hibiscus rosa kinensis
Nama daerah : Bungong roja (Aceh), Kembang wera (Sunda), wora-wari (Jawa), Kembang sepatu (Jawa
Tengah), Bunga Rebong (Madura) (Dalimartha, 2005).Pucuk (Bali)

Morfologi

 Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar
atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di rumah
kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai
dari musim panas hingga musim gugur.

 Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx),
sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih
jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai
sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul
berbilik lima.

 Bunga berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik (pistillum)
menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau
menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.

29
B. Hasil Pengamatan

Tabel 1.Hasil Pengamatan daun

Karateristik bagian Lidah Buaya Sirih Pegagan


tumbuhan (Aloe vera) (Piper betle) (Centella asiatica)
Stipula Tidak Ada,satu Tidak ada
ada/tidak,banyaknya
dan bentuk
Basis, berkelopak Tidak Tidak
berkelopak/tidak,
berokrea/tidak
Simetris/asimetris simetris Simetris Simetris
Bentuk Pedang (ensiformis) Jantung Ginjal
Petiole ada/tidak tidak Ada (+ 4 cm) Ada (+ 5 cm)
Dan panjangnya
Basis dari helaian lurus Berbentuk hati Bulat
daun
Apeks mocrunate acuminate Bulat
Margin dentate Entire Crenate
Permukaan(warna, Halus, berbintik putih Halus, berwarna hijau Agak berambut
rambut)
Vena Tidak terlihat Jelas Jelas
Gambar daun/daun
majemuk dengan
satu anak daun
(lengkap)

30
Tabel 2.Hasil Pengamatan Bunga

Karateristik bunga Kumis Kucing Melati Kembang sepatu


No (Orthisiphon (Jasminum sambac) (Hibiscus rose sinensis)
aristatus)
1 Kelengkapan lengkap Lengkap Lengkap
bunga

2 Letak benang sari Benang sari lebih Benang sari dan putik Putik lebih tinggi dari
dan putik tinggi dari putik sejajar benang sari

3 Warna bunga Putih agak Putih Merah


keunguan

4 Majemuk/tunggal Majemuk tak Majemuk berbatas Tunggal


terbatas

5 Jumlah mahkota 2 helai 7 helai 5 helai


bunga

6 Gambar hasil
pengamatan

31
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil praktikum, dapat di simpulkan beberapa hal yakni :

Tumbuhan Lidah buaya (Aloe vera), Sirih ( Piper betle) dan Pegagan ( Centella asiatica) memiliki
keberagaman bentuk morfologi daun setelah di karateristikan secara umum, berulang dan terminal.

Begitu juga mengenai Morfologi bentuk bunga pada tanaman Kumis Kucing ( Orthisiphon
aristatus), Melati(Jasminum sambac), serta Kembang sepatu ( Hibiscus rose sinensis) memiliki perbedaan
antara lain dari segi warna, jumlah mahkota bunga, letak kepala putik dan benang sarinya, serta termasuk
ke dalam bunga majemuk atau tidak.

32
Daftar Pustaka

SILALAHI,M (2016) Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan.FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Latifa, R. (2016). Karakter morfologi daun beberapa jenis pohon penghijauan hutan kota di kota malang.
Research Report.

Rosanti Dewi. 2013. Morfologi tumbuhan. Jakarta : Erlangga

Tjitosoepomo. 2013. Morfologi tumbuhan. Gajah Mada. Yogyakarta

Trisnawati.2012. Daun Tunggal dan duduk daun. UN Press. Malang

Febi Dasa Anggraini. Mengenal dunia Tumbuhan, (Jakarta, Balai Pustaka 2012) h 16

33
Lampiran

34

Anda mungkin juga menyukai