Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

OBJEK 1

“FOLIUM”

OLEH:

NAMA : TRILIZA AVRIANI

NO BP : 1911011042

HARI/TANGGAL : SELASA/16 FEBRUARI 2021

SHIFT/ KELOMPOK : 2/3

REKAN KERJA : MAULIDIA 1911011030

AYU AMELIA PUTRI 1911011012

MELLA FAHMADILLAH 1911012019

RAHMAWATI ELDA 1911012052

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
FOLIUM

I. TUJUAN

1. Mengenal secara mikrosopis morfologi simplisia dengan baik yang berasal dari
tumbuhan Orthoshiponis Folium, Nicotianae Folium, Psidii Folium, dan Syzygii
Folium.

2. Mengenal lebih jauh struktur sel dan tipe jaringan secara mikroskopis terutama
simlisia yang berasal dari tanaman Orthoshiponis Folium, Nicotianae Folium,
Psidii Folium, dan Syzygii Folium sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
untuk identifikasi serbuk simplisia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Daun merupakan organ pokok tumbuhan yang tumbuh dari batang, umunya
berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energy dari cahaya
matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan
dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalh organisme autotrafobligat.
(1)

Daun yang lengkap terdiri atas helai daun (lamina), tangkai daun (petiolus),
dan pelepah daun (vagina). (2)

Morfologi daun secara umum terdiri dari ibu tulang daun, cabang lateral, tepi
daun, pangkal daun, ujung daun. (3)

sebelum menentukan bentuk umum daun kita harus menghubungkan ujung-


ujung torehan dengan membuat garis semu sehingga seolah-olah tidak ada torehan
lagi. berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, dibedakan menjadi empat golongan
daun, Yang pertama yaitu bagian yang terlebat berada di tengah-tengah helaian daun
yang Berupa bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1 :1, contohnya
teratai, Jorong (ovalis/ellipticus), jika panjang : lebar = 1,5-2 : 1, contoh nangka,
Memanjang (oblongus) jika panjang : lebar = 2,5-3 : 1, contoh srikaya, Bangun lanset
(lanceolatus) jika panjang : lebar = 3-5 : 1, contoh kamboja, Bangun perisai (peltatus)
jika tangkai tidak tertanam di pangkal melainkan pada tengah helaian, contoh keladi.
selanjutnya yaitu bagian terlebar dibawah tengah-tengah helaian daun, Terdiri dari
Pangkal daunnya tidak bertoreh dan pangkal daun bertoreh atau berlekuk. Pangkal
daun tidak bertoreh berupa Bangun bulat telur (ovatus), misalnya kembang sepatu,
Bangun segitiga (triangularis) misalnya bunga pukul empat, Bangun delta
(deltoideus), misalnya daun air mata pengantin, Bangun belah ketupan (rhombodeus),
misalnya daun bengkuang. (3)

Pangkal daun bertoreh atau berlekuk Berupa Bangun jantung (cordatus),


contoh daun waru, Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), contoh daun kaki kuda,
Bangun anak panah (sagittatus), contohnya enceng, Bangun tomabak (hastatus),
contohnya wewehan, Bertelinga (auriculatus), contoh tempuyung. (3)

Golongan daun Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai
ujung hampir sama lebar terdiri dari Bangun garis (linearis), mislanya pada rumput,
Bangun pita (ligulatus), misalnya jagung, Bangun pedang (ensiformis), misalnya
nenas seberang, Bangun paku atau dabus (subulatus), misalnya cemara, Bangun
jarum (acerosus), misalnya pada pinus (3)

Ujung daun (apex folii) dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka
rupa, bentuk daun yang sering dijumpai adalah runcing (acutus), bila garis singgung
kedua sisi pinggir daun bagian ujung bertemu/bersilang persis pada titik ujungnya,
contoh ujung daun oleander, meruncing (acuminatus), bila bertemu garis singgung
kedua pinggir bagian ujungnya terjadi dibawah dari ujung daun misalnya ujung daun
sirsak, tumpul (obtusus), bila pertemuan kedua garis singgung kedua pinggir daun
bagian ujung terdapat diatas dari ujung daun sesungguhnya, misalnya ujung daun
sawo kecik, membulat (rotundatus0, seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak
terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur,
terdapat pada daun yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya
ujung daun kaki kuda, romping (truncates), ujung daun tampak sebagai garis yang
rata, misalnya ujung anak daun semangi, terbelah (retesus), ujung daun justru
memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas, misalnya ujung daun
sidaguri. Kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan
pemeriksaan teliti. Seperti mislanya ujung daun bayam, berduri (mucronatus), yaitu
jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras, merupakan suatu
duri, misalnya ujung daun nenas sebrang, berlekuk (retusus), jika ujung daun
berlekuk, mengguklung (cirrhosis), jika ujungnya menggulung, biasanya ditemukan
pada ujung daun yang bersulur seperti kembang sunsang, jarum ( caudatus), jika daun
bagian distalnya lebar dan terdapat ujung yang panjang.(3)

Pangkal daun (basis folii), daun ada kalanya kedua tepinya tidak menyatu di
pangkal, karena dibatasi oleh tangkai daun atau cabang. Berdasarkan bentuk pangkal
daun, maka pangkal daun dapat dibagi antara lain Yang pertama yaitu tepi daunnya
di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung
tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat berupa Runcing (acutus),
biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat, meruncing
(acuminatus), biasanya pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun
sudip, tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, membulat (ritundatus)
pada daun-daun bangun bulat, jorong dan bulat telur, romping atau rata (truncates(,
pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak, berlekuk (emarginatus), pada daun-
daun bangun jantung, ginjal. Selanjutnya yaitu Kedua tepi daunnya menyatu
(conatus) misalnya daun bangun perisai, pangkalnya disebut peltatus. Dan yang
ketiga yaitu Ditembus batang, jika pangkal daun duduk menyatu dengan daun yang
dihadapannya disebut conatus-perfoliatus, jika kedua tepi daun menyatu dan
mengelilingi batang disebut perfoliatus.(3)
Tepi daun (margo folii), dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan
dalam 2 macam yaitu rata dan bertoreh (Divisus). Torehan dipinggir daun sangat
beranekaragam sifatnya. Dalam hubungannya dengan jenis toreh-toreh ini
dipergunakan istilah sinus untuk torehnya sendiri dan angulus untuk baian tepi daun
yang menonjol keluar. berdasarkan dalam atau tidaknya torehan pinggir daun dapat
dibedakan menjadi tepi daun dengan toreh yang berbeda dan tepi daun dengan toreh-
toreh yang mempengaruhi bentuknya. (3)

Tepi daun dengan toreh yang berbeda terdiri dari Bergerigi (serratus), yaitu
jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantana. Bergerigi ganda, yaitu
tepi daun seperti di atas tetapi angulusnya cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.
Bergerigi (dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip, misalnya daun
beluntas. Interger, misalnya daun nangka. Beringgit (crenatus), kebalikannya
bergerigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang tumpul misalnya daun cocor
bebek. Berombang (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul,
misalnya daun air mata pengantin.(3)

Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya terdiri dari


Berlekuk(lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya. Fissus, jika dalamnya toreh kurang
lebih sampai tengah-tengah panjang tulang daun dikanan kirinya. Berbagi (partitus),
jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun dikanan
kirinya.(3)

Tembakau merupakan salah satu bahan baku pembuatan rokok kretek yang
sangat digemari orang Indonesia.daun tembakau bersifat tunggal, bertangkai atau
duduk dibatang dan tersusun secara spiral. Karakter yang menunjukkan posisi
susunan daun pada batang dinyatakan dengan filotaksi. Karakter-karakter yang
mengarah pada peningkatan produksi, yaitu jumlah dan ukuran daun. Jumlah daun
tanaman tembakau berkisar 18-25 lembar dengan panjang yang bervariasi antara 30-
43 cm dan lebar 16-27 cm. karakter kualitatif yang dapat digunakan sebagai pembeda
adalah permukaan, bentuk, tepi, dan ujung daun.(4)

Daun kumis kucing adalah daun yang mengandung Flavonoid sinensetin tidak
kurang dari 0,10%. Daun kumis kucing berupa helaian daun, rapuh, bentk bulat telur,
lonjong, belah ketupat, memanjang atau bentuk lidah tombak, pangkal membulat
sampai runcing, tepi beringgit sampai bergerigi tajam, ujung runcing sampai
meruncing, pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun tampak jelas, batang dan
cabang-cabang berbentuk persegi, warna agak ungu, kedua permukaan halus, warna
hijau kecokelatan, tidak berbau, rasa agak pahit dan bentuk mikroskopis dari daun
kumis kucing berupa fragmen pengenal yaitu epidermis atas dengan rambut penutup,
epidermis bawah dengan stomata dan rambut sisik, rambut penutup dan berkas
pengangkut dengan penebalan tipe spiral.(5)
Daun jambu biji adalah daun psidium guajava L., yang mengandung
flavonoid total tidak kurang dari 0,20% dihitung sebagai kuersentin. Dau jambu biji
berupa helaian daun tunggal, bertangkai pendek, helai daun berbentuk bulat
memanjang, pangkal daun bulat sampai rata, tepi rata, agak menggulung ke atas,
ujung runcing sampai meruncing, permukaan atas agak licin, pertulangan daun
menyirip, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah,
permukaan atas berwarna hijau kecokelatan, permukaan bawah berwarna hijau, bau
khas, mula-mula tidak berasa dan lama-lama kelat dan pahit. Fragmen pengenal pada
daun jambu biji adalah epidermis bawah dengan rambut sisik dan Kristal kalsium
oksalat bentuk roset, rambut penutup, epidermis bawah dengan stomata, berkas
pengangkut dengan penebalan tipe tangga, dan mesofil dengan idioblas berupa sel
minyak.(5)

Daun salam berupa helaian daun tunggal, bertangkai pendek, bentuk jorong
memanjang, pangkal daun runcing, tepi rata, menggulung, ujung runcing, tumpul
bahkan terbelah, kedua permukaan halus, licin, mengilat, pertulangan daun menyirip,
ibu tulang daun tampak jelas menonjol ke permukaan bawah, permukaan atas
berwarna cokelat kehijauan, permukaan bawah cokelat tua, bau aromatic lemah dan
rasa kelat. Fragmen pengenal daun salam yaitu Kristal kalsium oksalat bentuk prisma,
epidermis atas, epidermis bawah dengan stomata, unsur-unsur xylem dengan noktah,
dan sklerenkim.(5)
III. PROSEDUT KERJA

3.1 alat dan bahan

3.1.1 Alat

• Mikroskop

• Kaca objek

• Pensil warna

• Kertas

3.1.2 Bahan

• Daun kumis kucing

• Daun tembakau

• Daun jambu biji

• Daun salam

3.2 cara kerja

• Pembuatan sediaan: Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa
tetes larutan kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan
diatas nyala spiritus (jangan sampai mendidih).

• Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih,
jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring.

• Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila
perlu dilihat dengan perbesaran kuat
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutarmi. Botani Umum 1. Jakarta: Gramedia; 1983.

2. Savitri, Sandi E. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan


(Anatomi Tumbuhan). Malang: UIN Press; 2008.

3. Sastria E dan N. Morfologi Tumbuhan. Bandung: Alfabeta; 2016.

4. Suwarto, Yuke Octavianty SH. Top 15 Tnamanan Perkebunan. Jakarta:


Penebar Swadaya; 2014.

5. RI K. Farmakope Herbal Indonesia. II. Jakarta: KEMENKES; 2017.


1. Orthosiphonis folium (daun kumis kucing)

a. Kandungan kimia Alkaloid, saponin, flavonoid dan polifenol, zat samak,


orthosipon,glikosida, minyak lemak,sapotonin, garam kalium 0,6-3,5% ,
myolonositol, dan minyak atsiri 0,02-0,06%.

b. Khasiat Obat asam urat, obat diabetes, hipertensi, obat kencing batu, infeksi
kandung kemih, dan lain-lain.

c. Penggunaan

• Rebus 4-5 lembar daun kumis kucing dengan segelas air dan dimasak hinga
mendidih dan siap diminum 3x sehari.

• Haluskan 50 g daun kumis kucing dengan 150 ml air dan saring, dan mimun dengan
penambahan sedikit madu.

2. Nicotianae folium (daun tembakau)

a. Kandungan kimia Alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, dan nikotin. Senhyawa


alkaloid yang terdapat pada tanaman tembakau berfungsi sebagai racun perut, dan
flavonoid berfungsi sebagai racun saraf.

b. Khasiat Menhasilkan protein anti kanker, pestisida, melepaskan gigitan lintah, obat
diabetes dan antibody, obat HIV/AIDS, obat luka, sakit gigi, pilek, dan lain
sebagainya.

c. Penggunaan

• Sebagai pestisida : gunakan campuran tembakau dan bubuk pyrenthrum (bunga


pyrethrum kering hancur menjadi bubuk), lalu semprotkan pada tanaman.

• Sebagai pasta gigi : gosokkan daun tembakau pada gigi


• Gigitan lintah : basahi daun tembakau lalu ikat di pergelangan kaki hingga air daun
tembakau menetes dan dapat mengusir lintah.

3. Psidii folium (Daun Jambu biji)

a. Kandungan kimia Asam psidiolat, asam ursolat,asam kategonat, asam oleanolat,


asam guajaverin, isokuarsetin, hiperin, senyawa flavonol, tannin, kasuarinin, dan
kuarsetin.

b. Khasiat Mengatasi diare, menurunkan LDL, mencegah kanker, menyehatkan kulit,


mengobati rambut rontok, mengatasi penyakit gusi, ambeien, dan diabetes.

c. Penggunaan

• Ambeien : ambil beberapa lembar daun jambu bijii yang masih muda dan satu buah
pisang batu, cuci bersih dan tumbuk sampai halus, lalu peras air daun jambu biji dan
minum.

• Diare : tumbuk daun jambu biji dan campur dengan air matang kemudian saring dan
minum.

• Menurunkan kolesterol : ambil beberapa lembar daun jambu biji, daun ceremai, dan
daun sirih lalu cuci bersih dan rebus samopai mendiidh dan minum.
4. Syzigii polyanthi folium (daun salam)

a. Kandungan kimia Minyak atsiri 0,2% (sitrat, eugenol), flavonoid (katekin dan
rutin), tannin dan metal kavicol (methyl chavicol).

b. Khasiat Membantu atasi penyakit pernafasan, diabetes,membantu system


pencernaan, menjaga system imun, kesehatan mata, asam urat, ketombe, dan lai
sebagainya.

c. Penggunaan

• Penyakit pernafasan : tumbuk daun salam dan oleskan ke dada dan diamkan
semalaman

• System imun : cukup dengan menyeduh daun salam kering dan air panas

• Kesehatan mata : merebus daun salam kering dengan air dan tunggu sampai dingin
lalu usap kebagian mata yang sakit.

• Asam urat : rebus daun salam dengan air lalu saring dan minum

• Ketombe : rebus dau salam dengan air dan tunggu dingin, lalu bilas rambut dengan
air rebusan tetssebut.

Anda mungkin juga menyukai