PPTN-BATAN
Untllk Kesejahteraan Masyarakat
AJBSfRAK
PENENTUAN KARAKTERISTIKA ANTIBODI T4 UNTUK BAHAN PEREAKSI RIA.
Agar antiserum dapat digunakan untuk keperluan RIA maka harus memenuhi beberapa
persyaratan yaitu mengandung antibodi dengan kespesifikan tinggi, cukup peka pada daerah
kerja yang diinginkan serta mempunyai titer yang tinggi. Untuk men~i apakah antiserum
T4 yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan RIAmaka pada penelitian ini dilaku-
kan 1.\iikarakteristika antiserum yaitu dengan menentukan nilai aviditas dan kespesifikan.
Kespesifikan dievaluasi dengan mempelajari reaksi silang antiserum T4 terhadap berbagai
senyawa yaitu 3,3,S-triiodo-L-tironina (Tg), diiodotironina (3,S-T2), 3-iodo-L-tirosina (MIT),
3,S-diiodo-L-tirosina (DIT).Hasil analisis menuDjukkan bahwa anti- serum T4 yang diha-
silkan cukup spesifik untuk penentuan RIA. Aviditas antiserum atau harga K ditentukan
dengan menggunakan kurva Scatchard yang menuDjukkan hubungan antara perbandingan
fraksi terikat terhadap fraksi bebas (BIF) dan jumlah antigen terikat. Dari hasil percobaan
diperoleh nilai K sebesar 3,6 x 1071/mol untuk kelinci 2,S3 kg dan 2,9 x 1071/mol untuk kelinci
2,39 kg. Limit deteksi yang dapat dicapai dengan antibodi T4 adalah 2,8 x 10,8 molll dan 3,4
x 10,8 molll berturut-turut untuk kelinci dengan berat 2,S3 kg dan kelinci dengan berat 2,39
kg. Dari hasil seluruh percobaan dapat disimpulkan bahwa antiserum T4 yang dihasilkan
cukup memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pereaksi RIA. Hasil penelitian
ini diharapkan akan sangat berguna bagi produksi kit T4 buatan dalam negeri.
AJBSTRACT
DETERMINATION OF· THE CHARACTERISTICS OF T4 ANTIBODY FOR
RADIOIMMUNOASSAY. Antisera for radioimmunoassay should meet a number of
requirements such as having high spesificity, adequate sensitivity in the desired working
range and high titre. In order to test the suitability of the T4 antiserum produced, the
characteristics of the antiserum was studied by determining avidity and specificity. The
specificity was evaluated through cross-reaction studies of the T4 antiserum with several
compounds,i.e. 3,3,S-triiodo-L-thyronine (T2), diiodothyronine (3,S-T2), 3 iodo-L-tyrosine
(MIT), 3,5-diiodo-L-tyrosine (DIT).The analytical results showed that the T4 antiserum
produced is sufficiently specific for radioimmunoassay. The avidity or K value was calculated
from Scatchard's plot which shows the relationship between the ratio of bound and free
fractions and the amount of bound antigen. A K value of 3.6 x 1071/mole was obtained for the
rabbit weighing 2.53 kg and 2.9 x 1071/mole for the one weighing 2.39 kg. The detection limits
were found to be 2.8 x 10,8 molell and 3.4 x 10,8 molell respectively for the two rabbits. It can
be concluded that the T4 antiserum produced meet requirement for radioimmunoassay and
should make a significant contribution for the local production ofT4 kits.
PENDAHULUAN
Antiserum adalah salah satu komponen antiserum dapat digunakan untuk keperluan
te:rpenting dalam kit RIA. Agar antiserum da- RIA maka dalam penelitian ini dilakukan pe-
pat digunakan untuk keperluan RIA maka ha- nentuan karakteristika antiserum lainnya.
rus memenuhi beberapa persyaratan yaitu Kespesifikan adalah kemampuan antibodi
ml:!ngandung antibodi dengan kespesifikan dan untuk bereaksi dengan antigen yang dimaksud,
aviditas yang tinggi, cukup peka pada daerah tanpa disertai reaksi dengan antigen yang lain.
keIja yang diinginkan serta mempunyai titer Umumnya kespesifikan ini tidak bersifat
yang tinggi [1,2]. mutlak, sehingga antibodi dapat bereaksi de-
Antiserum tidak dapat diseleksi atas da- ngan molekul lain yang strukturnya mengan-
sar titer semata- mata. Antiserum dengan titer dung persamaan dengan analit yang bersang-
yang tinggi belum tentu memenuhi persyaratan kutan. Jika dalam plasma tidak terdapat se-
untuk keperluan RIA. Untuk menguji apakah nyawa lain yang mempunyai struktur yang se-
1
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir Bandung, 26·27 Septemb~r 1990
Untuk Kesejahteraan Masyarakat PP1'N·BA1'AN
rupa dengan senyawa yang harus ditentukan dengan ukuran 50 !!l,100!!1, 500 !!l,dan 1000!!1,
konsentrasinya, maka dapat diharapkan tidak dan tabung reaksi.
akan ada gangguan dari zat lain. Akan tetapi TATAKERJA
bagi banyak senya wayang mempunyai arti pen-
ting secara biologis, terdapat sejumlah senyawa Pembuatan kurva baku dengan berbagai variasi
lain dengan struktur kimiawi yang serupa. Bia- pengenceran
sanya kita tidak menginginkan senyawa terse- Mula-mula dilakukan pembuatan kurva
but ikut tertentukan dalam suatu penentuan, baku dengan berbagai pengenceran antiserum,
karena efek biologisnya berbeda. Jadi kespe- hingga diperoleh pengenceran yang memberi-
sifikan antibodi merupakan salah satu faktor kan daerah keIja dengan kepekaan yang dii-
utama yang menentukan kualitas dari penen- nginkan. Untuk pembuatan kurva baku digu-
tuan. Adanya reaksi silang akan mempenga- nakan 25 !!l larutan baku T4 dengan konsen-
ruhi hasil analisis [2,3]. trasi 0, 10, 50, 100, 150, dan 250 nmol/l. Kemu-
Kepekaan suatu sistem penentuan RIA dian ditambahkan 100!!1T4 bertanda 1251clan
sangat bergantungpada aktifitasjenis senyawa 100!!1 antiserum T4 (hasil pengenceran). Cam-
bertanda dan aviditas antibodi. Aviditas atau puran diaduk dengan pengaduk vortex, diinku-
nilai K menggambarkan energi ikatan atau ke- basi selama 1 jam pada suhu kamar. Selan-
kuatan ikatan antara antigen dan antibodi. jutnya ditambahkan 1 ml larutan PEG 18%
Pad a penentuan RIA nilai K menggambarkan untuk memisahkan fraksi terikat dan fraksi
kepekaan dari suatu penentuan, makin kecil bebas. Setelah dipusing, cairan dari setiap ta-
konsentrasi antigen yang akan ditentukan di- bung didekantasi dan keaktifan residu dicacah
perlukan antibodi dengan aviditas yang tinggi. dengan menggunakan pencacah sinar-y. Pro-
Perhitungan nilai K dapat ditentukan dari tokol RIA untuk percobaan ini dapat dilihat
data kurva baku dengan menggunakan metode pada Tabell.
Scatchard. Harga K diperoleh dari kemiringan Tabell. Protokol RIA
garis (slope)[4,5].
Dalam
T
serum
baku an-
penelitian
pe
mb ini antiserum T4 diuji
25
10-25
:~5
10C
50-1
125
10(
25( I
- n
10C
10C
lik-
l5(
0 akb0 --(nmol/l)
konsentrasi
100
vo- baku T4an
up
18%
an lum ding Cuplik-
Anti-
bebas
PEG
denganLarutan
menentukan titer, daerah (!!l)kerja 12tl-T4
Larutan
optimal,
Serum
nilai aviditas dan kespesifikan. Kespesifikan di- Inkubasi suhu kamar selama 1 iam
evaluasi dengan mempelajari reaksi silang anti-
serum T4 terhadap T3 ' 3,5- T2 ' MIT
(3-iodo-L-tirosina), DIT (3,5-diiodo-L-tirosina),
dan nilai aviditas ditentukan dari kurva
Scatchard.
BAHAN DAN PERALATAN
Bahan yang digunakan
Antibodi yang digunakan adalah antibodi
hasil penelitian yang terdahulu yaitu antibodi
dari kelinci 2,39 Kg dan kelinci 2,53 Kg.
3,5-diiodo-L-tirosina (DIT), 3-iodo-L-tirosina
(MIT), 3,5-T2(diiodotironina), T3 ' polietilengli-
kol (PEG-6000), dapat diperoleh dari Sigma.
NaN3, NaH2 P04 ' Na2 HP04 ' diperoleh dari
E. Merck. Semua bahan mempunyai tingkat
kemurnian pereaksi analitik. Selain itu diguna-
kan pula serum bebas, T4 bertanda 1125,dan
baku T4 produksi PPTN.
Peralatan
Perala tan yang digunakan adalah alat
Pemusingan : selama 20 menit pada 2000 g.
pencacah sinar y (Miniassay type 6-20), alat
Dekantasi supernatan d~Il cacal1.eIl4~pl:!n.
pemusingyang diperlengkapi pendingin (lEC
Centra-7R), alat pH meter (Metrohm HerisauE Ni,lai keakt~fan senyawa b~rtan':ia digu~k;~n
untuk menentukan % ikatan. f< ,', •
2
Proceedings Seminar Pendayagunaon Reakror Nllklir Brmdung, 26-27 September 1990
Untuk Kesejahteraan Masyaralwt PPTN8ATAN
3
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuhlir 13andung, 26-27 September 1990
Untuh Kesejahteracm Masyarakat PPTN-BATAN
a, ",Ii)
1
':::':"i2~",=".",_._.~_ nmol/l
Gambar 1. Kurva baku dan kurva profil presisi pada berbagai pengenceran antiserum T4 ( kelinci
2,53 kg ).
'.~:-.,
a ••.•••
'" 1
\ ••• ~\,~. ~,.., ~':,:; ••~ •••• o
010 J~ n nil 01 / I
---to- K Dn~tntuli .tr-:'1....~.~~_ .• ';;;-;-"IDI/I
Gambar 2. Kurva baku dan kurva profil presisi pada berbagai pengenceran antiserum T4 ( kelinci
2,39 kg )..
4
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir Bandung, 26-27 September 1990
PPTN-BATAN
Untuk Kesejahteraan Masyarakai
dengan berat 2,39 kg (Gambar 1,2).Pad a kondisi lang biasanya ditentukan sebagai perbandingan
pengeneeran ini diperoleh daerah kerja yang konsentrasi antigen spesifik terhadap konsen-
c:ukup lebar. trasi senyawa yang mengadakan reaksi silang
pada Ed 50 (BfBo = 50%) (1,3). Dari data yang
'Pabel 2. Hasil optimasi pengeneeran antibodi diperoleh T 3 adalah antigen yang bereaksi si-
'P4' lang terhadap antibodi T4 sedang untuk senya-
20
11
18
8Ed50
32
20
19
45 ----420
-59,1300
400
750
700
1000
600
1000 wa MIT,DIT,dan T2 derajat reaksi silangnya sa-
5.5
11,8
57,6
47,0
25,7
42,0
77,6
18,2
63,7
65,6
81,7
73,9
(nmol/l)
13,5
112,3
32,0
46,2
42,9
74,5,
63,2
65,3
67,5
presisi
preSlSl
Batas 130
BolT
(%)
profil
a. Kelinei
(nmol/l) dem1;anberat 2,53 kg. ngat keeil. Besar reaksi silang T 3 adalah 5,0 %
berat 2.30 ke. (nmol/l) atau 0,1 nmol/l untuk kelinei 2,53 kg dan 2,75 %
Pengeneer-
atau 0,06 nmol/l untuk kelinei 2,39 kg. Dari data
tersebut di atas ternyata reaksi silang T3 untuk
kedua antiserum yang dihasilkan tidak mem-
berikan perbedaan yang nyata. Kadar T 3 dalam
serum darah normal berkisar antara 1,5 - 2,2
nmol/l, yang berarti jauh lebih kecil dari kadar
T4 ' maka adanya reaksi silang tidak signifikan
pengaruhnya terhadap hasil pengukuran kon-
sentrasi T4 . Hasil penentuan reaksi silang ter-
hadap antibodi T4 selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.
5
Proceedings Seminar Pendayaguncum Reaktor NukliJ' Bandllng, 26-27 September 1990
Untuk Kesejahteraan. Masyarakat PPTN-BATAN
6
Pl'Ooeedings Seminar Penria)'agunaon. Reaktor Nuklir Ban-dung, 26-27 September 1990
Untuk Kesejrihteraon. Masyarakat PPTN-BATAN
'{, tV
---+ Kuuntrul
--+ ko" II ••Hui
•• 'ra.il:.l t.rU••t: loa 1,.II..t potlo. k." •• ntru.o~ 0
X • to..rlolCo."ba.ku: Y • I.Z':"T.1 Z • o,..Ubodt T.•
o 25 J.J\ X, iDO ."'\ Y, &00 ,..~ 2; (1\ z::II JJl )C, :SO JJ\ V, "" J.JL 'Z
• ao J.J~ V, 100 ~\ Y, JOO ""I %.:0 t:s ,..U X. ,n $01\ Y. 400 fit 2-
o U }.Il x. 100 }.It Y, 50 #1 Z
Gambar 3. Kurva baku dan kurva profil presisi pada berbagai kombinasi pereaksi ( kelinci 2,53
kg)
~I,~, ,.
r
q
0:.,",
\~:'.. \
r .•...
'." '~'~::;~-~?~!\-'''-''''''~1f<;;;;i~-
...
~,o''''
100 f5D UO
1000 n Mol/I
nmol/I
Kon,enrrui
Gambar 4. Kurva baku dan kurva profil presisi pada berbagai kombinasi pereaksi ( kelinci 2,39
kg)
7
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reakwr Nuklir Bandung, 26-27 September 1990
Untuk Kesejahteraan Masyarakat PPTN-BATAN
.<0... •......•
'I, !B.
!~ .~
.
.
• .•.o..•~-.o T,!
.aoooo "mol}1
____ • Ko_.entrHi
~o~
"'r'~'
80 ....
"c:::::.:', .." •.•:':'~"':'."
",
"
- ----------.--
o
''''
-----
••
..0.••• ••. ", .'~' ,,,, ..,,,,,!, ~::
.,
"", '.
. '!
'0•
•• 'b '.
r"C'U"U _"'u - ••• ~-
'" ,
"
••••••••••••
100000 nmol/l
8
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuhlir Bandung, 26-27 September 1990
Untuh KesejahteraOR Masyarakai PP1'N-BATAN
r
linier dengan kemiringan masing-masing ialah
K1 = 3,6x 107l1moldan~ = 8,8x 1051/moluntuk
kelinci berat 2,53 kg dan K1 = 2,9 x 107 lImol 1
dan K 2 = 9 x 105 limoI untuk kelinei berat 2,39
kg . Sekalipun antiserum yang dihasilkan
adalah antiserum poliklonal yang mengandung
heberapa populasi antibodi tetapi dengan dila-
kukannya pengeneeran antiserum, maka anti-
hodi dengan konsentrasi yang rendah dapat dia-
haikan.
9
Proceedings Seminar Pendayagunaan Reaktor Nllklir Bandllng, 26-27 September }990
Untllk Kesejahteraan Masyarakai PPTN-BATAN
antibodi yang dihasilkan tidak memberikan dan 100 !AI antiserum T4yang memberikan dae-
perbedaanyang nyata. Mengingat bahwa kadar rah kerja antara 18-700 nmol/l untuk kelinci
hormon T4 dalam serum cukup tinggi antara 60 2,53 kg dan 19-600nmol/l untuk kelinci 2,39 kg.
- 150 nmol/l maka antibodi T4 yang dihasilkan Hasil uji karakteristik antiserum menun-
cukup peka untuk penentuan T4 . jukkan bahwa antiserum T4 yang dihasilkan
KESIMPULAN cukup spesifik untuk penentuan RIA dengan
batas deteksi 2,8 x 10-8 molJI untuk kelinci 2,5:3
Kondisi penentuan daerah keIja optimal kg dan 3.4 xlO-8 molJIuntuk kelinci 2,39 kg.
diperoleh dengan melakukan pengenceran Antiserum yang dihasilkan cukup meme-
1/2000 untuk kelinci 2,53 kg dan 1/300 untuk nuhi persyaratan untuk digunakan sebagai ba-
kelinci 2,39 kg, serta percobaan mengunakan han pereaksi RIA.
25 !AI baku/ cuplikan T4, 100 !AI T4berlanda 1251,
DAFTAR PUSTAKA
10