Di buat oleh :
Prodi : PGMI
Semester : III
Mata Kuliah : IPA 1
Dosen Pengampuh : Nihdayati Pane, M.Pd
A. MORFOLOGI TUMBUHAN
Morfologi tumbuhan merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari
khusus bentuk fisik dari tumbuhan. Kata morfologi sendiri berasa dari bahasa latin
yaitu “morphos” yang memiliki arti wujud atau bentuk.
Morfologi tumbuhan berbeda dengan anatomi tumbuhan. Perbedaanya
terletak pada internal dan eksternal. Jika anatomi lebih mempelajari struktur
bagian dalam, maka morfologi hanya mempelajari bagian luarnya saja.
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara
visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan.
Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh
tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian
dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana
asal dan susunan tubuh yang terbentuk.
Bagian-Bagian Tumbuhan
Bagian tumbuhan yang secara nyata dapat menunjukkan perbedaan
(diferensiasi) dinamakan kormus yang merupakan bagian pokok tumbuhan, terdiri
dari tiga bagian yaitu:
Akar (radix).
Batang (caulis).
Daun (folium).
Selain itu pada organ tumbuhan tertentu dapat ditemukan alat-alat lain yang
biasanya lebih kecil atau lebih halus yang dinamakan alat tambahan atau alat
pelengkap (organa accessoria), misalnya:
Rambut atau bulu (pilus).
Sisik (lepis).
Lentisel (lenticulus).
Alat hara
Masing-masing organ tumbuhan memiliki fungsi untuk menunjang
kehidupan tumbuhan, organ yang berkaitan dengan pencarian serta penyerapan
makanan bagi tumbuhan disebut alat hara (organum nutritivum) yang terdiri dari
daun, batang, dan akar.
1. Morfologi Akar
Akar adalah bagian paling bawah dalam tumbuhan, akar juga merupakan
bagian yang paling dahulu mengalami perkembangan.
Akar ini dapat dikatakan sebagai sumbu dari sebuah tumbuhan yang
mengalami perkembangan di bawah tanah. Akan tetapi tidak jarang kita
menemukan akar yang tumbuh dan berkembang di atas tanah, seperti misalnya
yang terjadi pada pohon beringin.
2. Morfologi Batang
Batang merupakan bagian utama dalam tumbuhan, sebagai penopang
daun. Batang biasanya membentuk cabang yang diujungnya diakhiri dengan daun.
Batang sendiri memiliki fungsi diantaranya adalah:
3. Morfologi Daun
Daun tumbuh dan berkembang pada bagian batang yang merupakan alat
hara. Tempat daun tumbuh disebut dengan nama buku-buku atau nodus
batang.Sedangkan pada bagian atas antara batang dan daun disebut dengan ketiak
daun.
1. Menyirip berpasangan.
2. Menyirip berseling.
3. Menyirip berselang-seling.
1. Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), jika anak daun berada pada
cabang tingkat satu dari ibu tangkai.
2. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus), jika anak daun berada pada
cabang tingkat dua dari ibu tangkai.
3. Majemuk menyirip ganda empat, namun pada umumnya jarang ditemukan
daun yang menyirip ganda lebih dari tiga.
Daun majemuk bangun kaki (Pedatus), daun ini memiliki susunan mirip
daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun paling pinggir tidak duduk pada
ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun yang di sampingnya.
Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus), berupa daun majemuk ganda
yang memiliki cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti pada jadi dan
terdapat anak-anak daun yang menyirip, singkatnya daun majemuk campuran
merupakan campuran susunan yang menjari dan menyirip.
Elang biasanya hidup di hutan atau ladang, pinguin hidup di daerah kutub.
Bentuk kaki burung pemangsa seperti elang memiliki cakar yang kuat untuk
mencengkram mangsa yang dijadikan makanannya. Sedangkan bentuk kaki
burung pinguin memiliki selaput untuk membantu saat berenang.
Beberapa bentuk kaki burung sebagai bentuk adaptasi morfologi pada hewan
diberikan seperti daftar berikut.
Burung petengger: jari kaki panjang dan telapak kakinya datar untuk
bertengger di ranting – ranting pohon.
Contoh: burung kutilang dan burung kenari
Burung perenang: jari kaki berselaput untuk memudahkan mendayung di
dalam air.
Contoh: Itik dan Angsa
Bentuk kaki pemangsa: jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, dan
cakar kuat untuk mencengkeram
Contoh: burung elang dan burung rajawali
Burung pemanjat: jari kaki terdiri atas empat, dengan dua jari berada di
depan dan dua jari lainnya berada di belakang
Contoh: burung pelatuk
Burung pejalan kaki: memiliki tiga jari menghadap ke depan dan satu jari
bagian belakang tidak tumbuh sempurna
Contoh: ayam dan burung unta
Adaptasi morfologi pada hewan juga dapat dilihat pada bentuk paruh
burung. Bentuk paruh burung yang berbeda – beda disebabkan karena makanan
burung yang berbeda-beda. Beberapa burung makan cacing, biji-bijian, serangga,
dan ikan. Beberapa burung lainnya merupakan karnivora atau pemakan daging
seperti ayam, ular, atau kelinci.
Jenis
makanan
yang berbeda tersebut membuat terjadinya adaptasi morfologi pada bentuk paruh
burung.
Pemakan cacing dan ikan: paruh seperti sudu dan pangkal bergerigi untuk
menyaring makanan dari air dan lumpur.
Contoh: Itik
Pemakan cacing dan biji-bijian: bentuk paruh pendek, tebal, dan runcing
Contoh: Ayam
Pemakan daging: bentuk paruh tajam, kuat, runcing, dan agak
membengkok untuk mengoyak makanan yang berupa daging
Contoh: burung elang, burung rajawali
Pemakan biji-bijian: paruh pendek, tebal, dan runcing untuk memecah biji
– bijian
Contoh: burung pipit, burung kenari
Pemakan serangga: paruh runcing dan agak panjang untuk menangkap
serangga dalam batang pohon
Contoh: burung pelatuk
Pemakan ikan: bentuk paruh panjang dan berkantong besar pada bagian
bawah untuk menyimpan ikan
Contoh: burung pelikan