Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TATA LETAK DAUN

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS STRUKTUR TUMBUHAN

DOSEN PENGAMPU :

ULFAYANI MAYASARI, M.Si

NAMA KELOMPOK:

WIDYA ASSURA PUTRI (0704192022)

NADYA NURCAHYANI (0704193094)

REPI NELVIA (0704193095)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Struktur Tumbuhan ini yang berjudul “Tata
Letak Daun”. Sholawat serta salam kita hadiahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW semoga kelak kita akan mendapatkan
syafa’atnya dihari kelak nantinya.

Terimakasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah


membantu saya secara moral maupun materil. Kami menyadari, bahwa
tulisan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan


bisa bermanfaat untuk perkembagan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 20 November 2020

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu tumbuhan daun biasanya terdapat pada batang dan
cabang-cabangnya. Dari perbedaan tata letak daun pada setiap tumbuhan
memiliki system phyllotaxis yang berbeda-beda. Dari phyllotaxis ini dapat
ditentukan rumus daun serta diagram duduk daun pada tumbuhan.
Tata letak daun pada batang (Phyllotaxis atau Disposito foliorum).
Bagian batang atau cabang tempat duduknya disebut buku-buku batang
(nodus). Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak
daun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem tata letak daun (Phyllotaxis) pada tumbuhan?
2. Apa saja jenis daun Phyllotaxis pada tumbuhan?
3. Apa saja istilah dalam Phyllotaxis?
4. Bagaimana rumus dan diagram daun pada tumbuhan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem tata letak daun (Phyllotaxis) pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahui jenis daun Phyllotaxis pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui istilah dalam Phyllotaxis.
4. Untuk mengetahui rumus dan diagram daun pada tumbuhan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Daun
Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun. Daun tumbuh di ujung
batang atau dahan tanaman yang muda. Daun biasanya terdapat pada batang
dan cabang-cabangnya, ada pula yang berjejal-jejal pada suatu bagian
pangkal batang atau pada ujung batang. Bentuk daun sangat sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bias tipis atau tebal. Daun juga
bias bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun
kehilangan fungsinya sebagai organ foto sintetik. Daun atau folium adalah
organ tumbuhan yang tersusun oleh tulang daun dan daging daun. Susunan
ini menyebabkan dampak pada bentuk-bentuk daun disebut juga bangun
daun. Bentuk daun biasanya tipis melebar dan berwarna hijau, ada beberapa
tumbuhan daunnya tidak berwarna hijau. Hal itu disebabkan oleh zat warna
yang terkandung didalamnya, contoh warna hijau disebabkan oleh kandungan
klorofil.1
Daun merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki
klorofil, yaitu tempat proses pembentukan makanan ( karbohidrat, gula) dari
CO2 dengan energy matahari atau fotosintesis. Proses fotosintesis ini juga
menghasilkan gas O2 yang berguna bagi makhluk hidup lainya.
Bagian tempat melekatnya daun, dinamakan buku-buku (nodus) batang.
Dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang daun
dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu
zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya
berwarna hijau.
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
1. Mengambil zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas
(CO2).
2. Mengolah zat-zat makanan (assimilasi).

1
Neni Hasnunidah, Botani Tumbuhan Tinggi (Lampung : Graha Ilmu,2019) hlm 1.

2
3. Menguapkan air (transpirasi).
4. Bernafas (respirasi).2

A. Tata Letak Daun Pada Batang

Tata Letak daun atau duduk daun (Phyllotaxis; dispotisio foliorum)


adalah aturan mengenai letak daun pada batang. Daun melekat pada bagian
batang yang dinamakan buku-buku (node). Sedangkan diantara dua buku-
buku batang terdapat ruas (internode).3

Gambar: Buku dan ruas pada tanaman

Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertentu dan
berulang-ulang. Susunan daun pada batang tersebut disebut disebut duduk
daun atau filotaksis. Isitilah filotaksis digunakan untuk menyatakan urutan
terbentuknya daun pada batang, tetapi karena urutan daun tersebut tampak
jelas setelah daun maupun batang yang ditempatinya mengalami
pendewasaan, maka istilah tersebut digunakan secara umum untuk
menyatakan susunan daun pada batang.

2
Juwita Ratna Sari, Tanaman Hias Daun ( Depok : Penebar Swadaya,2008). Hlm 1-17.
3
Hadisunarso. Morfologi Tumbuhan. (Banten : Universitas Terbuka,2013). Hal 39.

3
Susunan daun dari suatu tumbuhan biasanya bersifat konstan.
Susunan daun pada batang biasanya ditentukan oleh banyaknya helai daun
yang terbentuk dalam suatu nodus (buku). Oleh karena itu, daun dapat
dibentuk secara tunggal, apabila ada satu helai daun pada setiap buku,
berpasangan jika ada dua atau tiga helai daun pada setiap buku. 4
Untuk mengetahui bangaimana tata letak daun pada batang, harus
ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada satu buku
buku batang , yang kemungkinan adalah:

1. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja.


2. Pada tiap tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan. 5

B. Jenis-jenis Daun Phyllotaxis


Berdasarkan jumlah daun pada setiap bukunya, terdapat 4 macam
duduk daun yaitu :
1. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja.
 Duduk daun tersebar (Follia sparsa)
Duduk daun tersebar (sparsa) yaitu, apabila pada buku batang
ditumbuhi oleh satu helai daun dan posisi daun terletak berbagai sisi batang.
Contohnya tata letak daun papaya (Carica papaya).

4
Acivrida M.C. Modul praktikum botani farmasi. CV. Penerbit Qiara Media, 2019. Hal 21-22.
5
Neni Hasnunidah, Loc. Cit hlm 37.

4
Gambar pepaya (Carica papaya)

Pada setiap buku buku batang terdapat buku buku batang terdapat lebih dari dua
tahun. Pada tiap tiap buku batang hanya terdapat satu daun. Tata letak daunya
dinamakan tersebar (Folia sparsa). Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus
dengan daun pertama tadi mengelilingi batanga kali, dan jumlah daun yang dilewati
selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan pecah a/b, yang
dinamakan juga Rumus Daun atau Divergensi.

Garis garis tegak lurus ( garis vertikel) yang menghubungkan antara 2 daun pada
batang dinamakan Ortostik. Garis spiral melingkar batang yang menghubungkan
daun daun berturut turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan
Spiral genetic.

Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut turut pun
tetap dan besarnya adalah a/b x 360ᵒ, yang disebut sudut divergensi. Tumbuhan
dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahanya a/b 1/2, 1/3,2/5, 3/8, 5/13, 8/21.
Yang disebut deret Fibonacci.

5
I III IV I III
I II

III
C
A I B II

Gambar: Bagan Tata Letak Daun

 Marilah kita perhatikan Gambar A yang merupakan bagan filotaksis ½. Pada


filotaksis ½ terdapat dua garis ortostik (merupakan angka penyebut pada
pecahan 1/2). Pada bagan ini, jarak sudut antara daun ke-1 dan daun ke-2
yang merupakan sudut divergensi adalah ½ x 360o = 180o. Jumlah lingkaran
genetik hingga mencapai daun yang terdapat pada ortostik yang sama (dari
daun ke-1 sampai daun ke-3) adalah satu lingkaran (merupakan angka
pembilang pada pecahan ½).

 Gambar B merupakan bagan tata letak daun dengan filotaksis 1/3. Pada
bagan ini terdapat tiga garis ortostik (merupakan angka penyebut pada
pecahan 1/3). Angka pembilang pada pecahan 1/3 adalah angka 1, yang
merupakan jumlah lingkaran genetik hingga mencapai daun terdekat pada
ortostik yang sama (dari daun ke-1 sampai daun ke-4). Sudut divergensi
antara daun ke-1 dan daun ke-2 = 1/3 x 360o = 120o.

 Gambar C merupakan bagan tata letak daun dengan filotaksis 2/5. Pada
bagan ini terdapat lima garis ortostik (merupakan angka penyebut pada
pecahan 2/5). Angka pembilang pada pecahan 2/5 adalah angka 2, yang
merupakan jumlah lingkaran genetik hingga mencapai daun terdekat pada

6
ortostik (dari daun ke-1 sampai daun ke-6). Sudut divergensi antara daun ke-
1 dan daun ke-2 = 2/5 x 360o = 144 o

Monostika (Monostichous) bila seluruh daun tampak berada pada satu sisi
batang jika dilihat dari atas duduk daun seperti ini jarang ditemukan. Bila ada
seringkali dipengaruhi oleh pertumbuhan ruas (internode) yang asimetris diantara
dua daun yang membentuk putaran helix yang dangakal. Daun ini disebut sebagai
sprimonostik (sprimonostichous).

Distika (distichous) yaitu daun tampak berada dalam dua deret jika dilihat dari
atas biasanya sudut yang terbentuk diantara dua deret daun tersebut 180ᵒ. Bila
kedua deretan tersebut berputar kearah yang sama masing masing dengan sudut
putar yang sama maka duduk daun menjadi spirodistika (spirodistika).

Tristika ( tristichous) yaitu bila daun daun berada dalam tiga deret bila dilihat
dari atas dengan sudut diantara deret satu dengan berikut adalah 120ᵒ pada
tumbuhan dengan duduk daun seperti ini batangnya duduk daun menjadi spirotistika
(spirotistichous).

Spiral yaitu bila dilihat dari atas daun daun berada pada lebih dari tiga deret
misalnya 5/8 deret. Pada beberapa tumbuhan duduk dauntidak persis mengikuti pola
spiral akibat panjang ruas yang berbeda bedaatau adanya perubahan selama masa
pertumbuhan batang. Pada beberapa tumbuhan lainya dengan duduk daun spiral,
letak daun kelihatan sangat rapat satu sama lain sebagai akibat ruas batang
tananaman familia Brasicaceae.6

2. Pada setiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan.


Pada setiap buku-buku terda[at 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh
jarak sebesar 180º). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua
daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Ini
disebut duduk daun berseling (Follia disticha).
 Duduk daun berseling (Follia disticha)
Duduk daun berseling (disticha) yaitu, apabila pada buku batang
ditumbuhi oleh satu daun, posisi daun terletak pada dua sisi batang.

6
Neni Hasnunidah, Loc.cit hlm 37-39.

7
Contohnya tanaman padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea mays), dan pada
daun pacing (Costus speciosus) dari famili Zingeberaceae.

Gambar padi (Oryza sativa L.) , jagung (Zea mays) dan daun pacing (Costus speciosus)

 Duduk daun berhadapan (Follia opposite)


Duduk daun berhadapan (opposite) yaitu, apabila terdapat dua daun
pada buku batang yang tumbuh pada dua sisi batang, misalnya pada
sebagian daun jenis melati (Jasminum sp.), tanaman manggis (Garsinia
mangostana).

8
Gambar melati (Jasminum sp.)

Gambar tanaman manggis (Garsinia mangostana)

Namun, apabila dua daun atas bersilangan dengan buku bawahnya,


duduk daunnya disebut berseling berhadapan (decusate). Contohnya
tanaman bunga soka (Ixora sp.).

9
Gambar bunga soka (Ixora sp.)

 Duduk daun berkarang (Follia vertillate; verticillaster)


Duduk daun berkarang (vertillate; verticillaster) yaitu, apabila pada satu
buku batang tumbuh lebih dari dua daun. Contohnya pada tumbuhan almanda
(Allamanda cathartica).

Gambar bunga almanda (Allamanda cathartica)

Pada pola yang ketiga pada setiap daun terdapat tiga atau ibih daun
yang duduk di sana. Pola seperti ini dinamakan sebagai daun yang berkarang

10
folio verticiliata. Pada beberapa buku derteminasi tumbuhan, pola berkarang
sering disebut karang daun.
- 1 nodus: lebih dari 2 daun (buku batang ada ph dari 1 daun ) = folia
verticiliata/berkarang
- Pada setiap buku daun terdapat tiga atau lebih dari daun yang duduk disana
- Pola seperti ini dikenal sebagai daun yang berkarang “Folia Verticiliata”
- Pada beberapa buku determinasi tumbuhan pola perkembangan sering
disebut sebagai karang daun.

Contoh daun berkarang dalam tiga daun dengan satu buku dapat ditemukan :

a. Oleander (Nerium olender)

11
Gambar bunga oleander (Nerium olender)

Sedangkan tumbuhan berkarang lebih dari tiga daun pada satu buku dapat
ditemukan pada:

a. Alamanda (Allamanda cathartica L)


b. Pulai (Alstonia schorllis)7

Tersebar berhadapan berkarang

Tata Letak Daun pada Batang (Wilson dan Lumis, 1966)

Pada beberapa jenis duduk daunnya tersebar, sering dijumpai duduk-


duduk daunannya tersusun rapat dan berjejal-jejal. Susunan tersebut dikenal
dengan istilah Roset atau rosula.
Pada tanaman padi dan jagung, memiliki tata letak daun bergantian
(alternate) yang memiliki dua sisi sumbu projeksi daun. Garis-garis tegak lurus
(Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada batang
dinamakan: Ortostik. 

7
Hadisunarso. Loc. Cit. hlm 39-40.

12
Garis piral melingkari batang yang menghubungkan daun-daun
berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya
dinamakan: Spiral genetik.
Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut,
jika diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-
turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut: sudut
divergensi.
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya,
dapat terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang
disebut Deret Fibonacci.

Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :


 Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu
pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua
pembilang dua suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan
hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau

 Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya
merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya,
dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang
suku itu sendiri.

13
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)

C. Istilah isttilah dalam Phyliotaxis

Phyllotaxis atau tata letak daun adalah aturan tata letak daun pada batang.
Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertentu dan berulang ulang
susunan daun pada batang tersebut duduk atau Filotaksis. Istilah filotaksis
sebenarnya merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan urutan
terbentuknya daun pada batang, tetapi dikarenakan urutan daun tersebut tampak
jelas setelah daun maupun batang yang ditempati mengalami pendewasaan,maka
istilah tersebut digunakan secara umum untuk menyatakan susunan daun pada
batang. Susunan daun dari suatu tumbuhan biasanya bersifat konstan. Susunan
daun pada batang biasanya turut ditentukan oleh banyaknya helai daun yang
terbentuk dalam suatu nodus (buku) berpasangan bila ada dua helai. 8

Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun
rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada

8
Ibid.

14
batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan
tua mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian
disebut: roset (rosula).

Roset ada 2 macam :


a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal
diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak
liman (Elephantopus scaber L.).

Gambar : Lobak (Raphanus sativus L.)

b. Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung
batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam
palma lainnya. Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas,
daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada
suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet).
Susuna daun yang demikian itu disebut mosaik daun.9

9
Diakses melalui laman: http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/tata-letak-daun-pada-
batang-phyllotaxis.html pada tanggal 24 November 2020, pukul 12:30 wib.

15
D. Rumus Daun

Rumus daun merupakan perbandingan banyaknya daun yang tegak lurus


yang dikelilingi garis spiral pada batang (a) dan jumlah daun yang dilewati (b) =a/b.
Rumus ini diperoleh dengan menentukan daun pertama patokan (Δ0), kemudian
menentukan daun diatasnya yang persis tegak lurus dengan daun pertama tadi,
setelah dapat baru menghitung jumlah daun pertama sampai daun tegak lurus.
Dengan mengunakan rumus daun dapat mengunkakan jarak sudut antara dua daun
yang berturut turut yaitu dikali besarnya lingkaran a/b x 360ᵒ. Sudut yang berdekatan
antara dua daun ini disebut dengan sudut divergensi.

E. Diagram Daun

Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang
sebagai kerucut memanjang dengan buku bukunya sebagai lingkaran lingkaran
sempuran. Jika doproyeksikan pada bidang datar maka buku buku tersebut akan
menjadi lingkaran lingkaran yang konsentrasi dan pucak kerucut akan menjadi titik
pusat lingkaran lingkaran sempurna. Bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5
lingkaran , jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetiknya dalam
diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas
digambar semakin sempit.

16
a b c
Gambar : Diagram Tata Letak Daun

Diagram diatas A menunjukkan tata letak daun dengan filotaksis ½.


Minimal digambarkan 3 lingkaran untuk menunjukkan diagram ini. Ada dua
garis ortostik. Daun ke-1 terdapat pada lingkaran terluar yang merupakan
buku terbawah pada garis ortostik ke-I. Daun ke-2 terdapat pada lingkaran ke-
2 yang merupakan buku-buku ke-2 dari bawah pada garis ortostik ke-II. Daun
ke tiga terletak pada lingkaran ke-3 dari luar pada sisi yang sama dengan
daun ke-1 yaitu pada garis ortostik ke-I, dan seterusnya.

Diagram B menunjukkan tata letak daun dengan filotaksis 1/3. Minimal


digambarkan 4 lingkaran untuk menunjukkan diagram ini. Ada tiga garis
ortostik. Daun ke-1 terdapat pada lingkaran terluar yang merupakan buku
terbawah pada garis ortostik ke-I. Daun ke-2 terdapat pada lingkaran ke-2
yang merupakan buku-buku ke-2 dari bawah pada garis ortostik ke II. Daun ke
tiga terletak pada lingkaran ke-3 dari luar pada garis ortostik ke-III. Daun ke-
4 pada sisi yang sama dengan daun ke-1, yaitu pada garis ortostik ke-I dan
seterusnya.

Diagram C menunjukkan tata letak daun dengan filotaksis 2/5. Minimal


digambarkan 6 lingkaran untuk menunjukkan diagram ini. Ada lima garis
ortostik. Karena sudut divergensi pada filotaksis ini 144o maka antara garis
ortostik ke-I dan ke-II melewati satu garis ortostik di sampingnya (loncat satu).

17
Daun ke-1 terdapat pada lingkaran terluar yang merupakan buku terbawah
pada garis ortostik ke-I. Daun ke-2 terdapat pada lingkaran ke-2 yang
merupakan buku-buku ke-2 dari bawah pada garis ortostik ke-II. Daun ketiga
terletak pada lingkaran ke-3 dari luar yang merupakan buku ke-3 pada garis
ortostik ke III, dan seterusnya sehingga daun ke 6 terletak pada lingkaran ke-6
dari luar pada garis ortostik I, sama dengan garis ortostik daun ke-1.10

 Spiritis dan Parastik

Pada tumbuhan garis-garis ortostik yang biasa tampak lurus ke atas dapat
juga mengalami perubahan perubahan arahnya karena pengaruh macam macam
factor. Perubahan sangat karakteristik perubahan orstotik menjadi garis sepiral yang
tampang melingkar pada batang pula. Dalam keadaan yang demikian spiral genetic
sukar untuk ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik
yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang disini lalu diberi nama lain pula
yaitu spirostik terjadi biasanya karena pertumbuhan batang tidak lurus melainkan
memutar. Akibatnya ortostiknya pun ikut memutar dan berubah menjadi spirostik
misalnya : pacing (Costus specius Smith) yang mempunyai satu spirostik hingga
daun-daunya tersusun seperti anak tangga pada tangga yag melingkat. Bupleurum
falcatum yang mempunyai dua spirostik, pandan (Pandanus tectotius sol) yang
memperlihatkan tiga spirodstik.

Pada tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat satu sama lain misalnya
pada kelapa sawit (Elsesis gueeninsis) daunnya seakan duduk menurut garis-garis
yang sulit untuk ditentukan. Garis-garis spiral dengan arah putaran melingkar batang
kekiri dan kekanan itu menghubungkan daun-daun yang arah kesamping (mendatar
horizontal) mempunyai jarak terdekat. Daun mempunyai tetangga yang terdekat yaitu
disebelah kiri dan satu lagi disebelah kanananya. Oleh sebab itu, ada dua spiral kiri
11
dan kekanan. Garis spiral itu disebut parastik.

10
Hadisunarso, Loc. Cit. hlm. 40-43
11
Juwita. Op. cit.

18
Gambar : contoh parastik :Kelapa Sawit (Elsesis gueeninsis)

19
Gambar: Contoh satu spirostik pacing (Costus specius Smith)

Gambar :Bupleurum falcatum yang mempunyai dua spirostik

Gambar : Tiga spirodstik pandan (Pandanus tectotius sol)

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan. Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energy dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan adalah organisme autotroph obligat, ia harus memasok
ketubuhnya sendiri melalui konversi cahaya menjadi energy kimia. Secara
anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan
dasar, jaringan pengakut, dan jaringan penyongkong. Berdasarkan letak
jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe yaitu daun isobilateral (jaringan
palisade berada dikedua sisi, di lapisan atas bawah) dan daun dorsiventral
(jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja).
Tata letak daun (phyllotaxis) adalah aturan tata letak daun pada batang
dan tata letak daun pada batang berlaku pada setiap buku-buku hanya
terdapat pada satu daun saja, tiap buku buku batang terdapat daun berhadap
hadapan dan setiap buku buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Untuk mengetahui bagan tata letak daun batang tumbuhan
digambarkan membujur ortostik-ortostiknya demikian pula buku-buku
batangnya. Daun-daun yang digambar sebagai penampang melintang helaian
daun yang kecil sedangkan untuk mrmbuat diagram batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut yang memanjang dengan buku buku batang
sebagai lingkaran linagkaran yang sempurna.

21
DAFTAR PUSTAKA

Charisma, Acivrida Mega, Iif Hanifa Nurrosyidah. 2019. Modul Praktikum Botani ,
Jakarta : Qiara Media.

Furqonita, Deswaty. 2007. Biologi , Jakarta : Yudhistira.

Hasnunidah, Neni, Wisnu Juli Winono. 2019. Botani Tumbuhan Tinggi , Bandar
Lampung : Graha Ilmu.

http://anisabiolo.blogspot.com/2017/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

http://belajar-di-rumah.blogspot.com/2015/03/tata-letak-daun-pada-batang.html?m=1

http://biologiduniakumj1311.blogspot.com/2015/04/tata-letak-daun-rumus-daun-dan-
diagram.html?m=1

http://ekplorasialam.blogspot.com/2016/12/tata-letak-daun-pada-batang.html

http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/tata-letak-daun-pada-batang-
phyllotaxis.html

http://prioeko1.blogspot.com/2014/06/tata-letak-daun.html?m=1#:~:text=Phyllotaxis
%20atau%20tata%20letak%20daun,disebut%20duduk%20daun%20atau
%20filotaksis

Krisantini. 2008. Galeri Tanaman Hias, Depok : Penebar Swadaya.

Susilowarno, Gunawan, dkk. 2007. Biologi , Jakarta : PT, Grasindo.

22

Anda mungkin juga menyukai