PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO
Skor Nilai:
PROJECT
SISTEM KEAMANAN PINTU MENGGUNAKAN
PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89S52
NIM : 5191131008
MK : PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAN
PENDAHULUAN
keamanan ini bisa digunakan pada ruangan kelas. Selain keamanan, kedisiplinan
juga sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, dimana setiap peserta didik yang
masuk ruangan kelas harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sistem keamanan dan kedisiplinan ini diaplikasikan pada pintu kelas yang
merupakan perangkat elektronika berupa pintu yang dapat terbuka secara otomatis
juga memiliki output berupa alarm, Door Strike Series Model: DS-101, LCD dan
lampu indikator yang berfungsi untuk mendukung proses kerja alat agar bekerja
Pada laporan ini telah dibahas dan dipelajari lebih dalam tentang
Series Model: DS-101 sebagai pengunci agar pintu dapat terbuka secara otomatis
dan semua indikasi yang terkombinasi dengan alat dapat diaktifkan dengan
kerja dari alat yang telah dibuat dan diaplikasikan pada ruangan kelas dan
kehidupan sehari-hari.
d. Sistem kerja Door Strike Series Model: DS-101 sebagai pengunci pintu.
1.3.1 Tujuan
transistor sebagai penguat dan rangkaian output yang berupa Door Strike Series
Model: DS-101.
1.3.2 Manfaat
transistor sebagai penguat dan rangkaian output yang berupa Door Strike Series
Model: DS-101.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah
sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang
membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber
catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari
pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan catu daya yang dapat
mengubah arus AC menjadi DC. Secara umum catu daya tersusun atas
menaikkan tegangan dari jala-jala listrik sesuai dengan kebutuhan tegangan suatu
perangkat elektronika. Tegangan saluran (220V) terlalu tinggi bagi sebagian besar
transformator.
Gambar 2 Lambang Transformator
Kumparan sebelah kiri disebut sebagai kumparan primer dan yang sebelah
kanan disebut sebagai kumparan sekunder. Jumlah lilitan pada kumparan primer
adalah N1 dan jumlah lilitan pada kumparen sekunder adalah N2. Dua garis
pada sebuah inti besi. Tegangan yang diinduksikan pada kumparan sekunder
Di mana:
N1 = Lilitan Primer
N2 = Lilitan Sekunder
http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/99/rle5dioda5final.pdf
Arus listrik DC yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa.
Tentu saja arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan
Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik DC yang
masih berupa deretan pulsa itu menjadi arus listrik DC yang rata. Ada beberapa
jembatan dengan capacitor yang terlihat pada gambar 4. Adapun hubungan antara
capacitor. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (E ave) hanya sekitar 31% dari
outputnya seperti terlihat pada gambar 4b. Di sini kapasitor mencegah tegangan
output mencapai nol volt. Sehingga tegangan output rata-ratanya naik dibanding
sebelumnya (no capacitor).Jika nilai capacitornya dibesarkan atau ditambah maka
bentuk tegangan outputnya seperti terlihat pada gambar 4c. Tampak jelas
kapasitor yang lebih besar diperlukan bila arus listrik yang dibutuhkan beban
relatif besar.
kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu,
dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor.
Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat
kapasitor.
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke
beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis
horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan
semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan
V = V -V …....................................................................................................... (1)
r M L
dan tegangan dc ke beban adalah :
V = V + V /2 ................................................................................................... (2)
dc M r
ripple (Vr) paling kecil. V adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor
L
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang
lebih sederhana :
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan
antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan
Vr = I T/C .....................................................................................................….(7)
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan
ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan
ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu
periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau
60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det.
penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp =
0.01 det. Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan
dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa
nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple
yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
V =V +V
out Z BE ......................................................................................................(9)
Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai
tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet
2.2 Keypad
Keypad adalah saklar-saklar push button yang disusun secara matriks yang
berfungsi untuk menginput data seperti, input pintu otomatis, input absensi, input
yaitu pada saat saklar tidak ditekan, maka antara kaki 1, 2 dan 3 tidak terhubung
sedangkan pada kondisi kedua adalah saat saklar ditekan, maka kaki 1, 2
dan 3 akan terhubung dan berlogika 0 sebagaimana terlihat pada gambar 8 (b).
(a) Keadaan saat saklar tidak ditekan (b) Keadaan saat saklar ditekan
(berlogika 1) (berlogika 0)
Keypad akan tersusun secara matrik dengan kondisi satu kaki menjadi
indeks kolom (C1), satu kaki menjadi indeks baris (R1) dan satu kaki menjadi
common (common). Susunan matrik keypad 4x3 tidak hanya terdiri dari satu
saklar, akan tetapi tersusun dari 12 saklar dalam kondisi terhubung antara indeks
ber logika satu. Dan apabila salah satu tombol ditekan akan terjadi hubungan
singkat yang menyebabkan berlogika nol. Berikut contoh input data desimal pada
keypad:
interface antara keypad dan mikrokontroller agar bilangan logika tersebut dapat
dikonfersikan menjadi input logika yang ditekan pada keypad. Demikian pula
pada tombol ‘2’ dan seterusnya sehingga menghasilkan tabel sebagai berikut.
Tabel 1
Kombinasi Data Keypad
Pengambilan data dari keypad dilakukan dengan menunggu adanya
penekanan tombol keypad. Kondisi tidak ada penekanan tombol adalah high
untuk semua pin keypad kecuali common yang terhubung ke ground atau pada
port mikrokontroler. Untuk itu program akan mendeteksi dengan tidak adanya
kondisi pada port sebagai detector akan tetapi adanya penekanan tombol. Setelah
ditemukan adanya penekanan tombol, maka dilakukan pencarian tombol apa yang
ditemukan salah satu kombinasi maka berarti ada lebih dari satu tombol yang
ditekan, atau ada “gangguan lain” yang menyebabkan data tidak valid. Untuk itu
yang cukup untuk menyimpan seluruh program dari sistem, serta untuk
digunakan sebagai port pararel. Satu port pararel terdiri dari 8 pin, sehingga
jumlah port pada mikrokontroller AT89S52 adalah 4 port, yaitu port 0, port 1,
port 2 dan port 3. Diagram pin dari mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada
berikut :
merupakan port input output dua arah yang dilengkapi dengan pull-up internal
yang mampu untuk memberikan/menyerap arus dari empat input TTL sebesar 1,6
Pin 9
memulai pembacaan program dari alamat awal. Fungsi reset akan aktif bila
mikrokontroler menerima input dengan logika 1 pada pin 9. (Budiharto, 2005: 23)
Pin 10 sampai dengan pin 17 merupakan pin dari port 3. Port 3 merupakan
port input-output dua arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi
pengganti. Ketika logika ‘1’ diberikan kepada port 3, maka pull-up internal akan
membuat port pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai saluran
diperlukan pada chip, kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi dari
dihubungkan diantara kaki-kaki XTAL1 (Pin18) dan XTAL2 (Pin 19) dari
Pin 20
Pin 21 sampai 28
Pin 21 sampai dengan pin 28 merupakan port 2 yang merupakan port input
output dua arah yang telah dilengkapi dengan internal pull-up. (Budiharto, 2005:
25)
Pin 29
Pin 29 adalah pin Program Store Enable ( PSEN ) yang merupakan sinyal
jalur data selama proses pemberian atau pengambilan instruksi. (Budiharto, 2005:
25)
Pin 30
Pin 30 adalah pin Address Latch Enable (ALE/ PROG ) yang berfungsi
sebagai penahan alamat memori eksternal. Selain itu pin ini juga dapat berfungsi
sebagai sinyal input program selama proses pemrograman. Pin ALE dapat di non-
aktifkan dengan menset bit 0 dari SFR pada lokasi alamat 8EH. (Budiharto, 2005:
26)
Pin 31
Pin 31 adalah pin EA /Vpp yang merupakan External Access Enable. Jika
mengeksekusi program dari memori internal AT89S52, maka pin EA /Vpp harus
Pin 32 Sampai 39
Pin 32 sampai dengan pin 39 adalah port 0 yang merupakan port input
output dengan tipe open drain bidirectional. Sebagai port output, masing-masing
kaki dapat menyerap arus (sink) hingga delapan input TTL (arus sekitar 3,8 mA).
Sedangkan pada saat port 0 diberi logika ‘1’, maka pin-pin pada port 0 dapat
Pin 40
Merupakan pin Vcc untuk menerima tegangan sumber (+) yang dibutuhkan
Pada gambar 12 terlihat bahwa terdapat 4 port untuk input/output data serta
tersedia pula Akumulator, Register, RAM, Stack Pointer, Arithmetic Logic Unit
(ALU), Latch dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S52 dapat beroperasi
sepasang transistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri).
Sambungan seri seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan (gain) yang
tinggi, karena hasil penguatan pada transistor yang pertama akan dikuatkan lebih
penggunaan ruang yang lebih kecil dari pada rangkaian dua buah transistor biasa
dengan bentuk konfigurasi yang sama. Penguatan arus listrik atau gain dari
rangkaian transistor Darlington ini sering dituliskan dengan notasi β atau hFE.
hasil penemuannya ini telah mendapatkan hak paten, dan banyak dipakai dalam
pembuatan Sirkuit terpadu (IC atau Integrated Circuits) chip. Jenis rangkaian yang
mirip dengan transistor Darlington adalah rangkaian pasangan Sziklai yang terdiri
dari sepasang transistor NPN dan PNP. Rangkaian Sziklai sering dikenal sebagai
yang mempunyai penguatan arus yang tinggi. Penguatan total dari rangkaian ini
dan
Jika rangkaian dipakai dalam moda tunggal emitor maka RE adalah nol dan Nilai
dan
penguatan total dari transistor Darlington bisa mencapai 1000 kali atau
lebih. Dari luar transistor Darlington nampak seperti transistor biasa dengan 3
listriknya, voltase base-emitter rangkaian ini juga lebih besar, dan secara umum
merupakan jumlah dari kedua tegangan masing-masing transistornya, seperti
Pengunci Pintu (Door Strike Series Model: DS-101) merukapan alat pengunci
elektrik yang bersifat elektromagnetik karena alat ini terdiri dari lilitan, besi dan
magnet yang tersusun secara struktural, sehingga ketika diberi tegangan input
akan terjadi induksi yang dapat menghasilkan gaya gerak magnetik, sehingga tuas
pada DS-101 dapat mengunci secara otomatis seperti yang ditunjukan pada
gambar 16.
Spesifikasi:
Ukuran 150Lx39.5Wx28H(mm)
Stuktur Standar Stainless Steel
Tegangan DC12V
Arus 450mA
Sistem Penguncian Terkunci ketika tidak diberi tegangan
Safety Function Built-out voltage spike suppressor
Tes Performa Seratus ribu kali test
Mode Buka Pintu Mengayunkan pintu 90 derajat
Suitable For Wooden Door, Metal Door, Fireproof Door.
Authority Certification CE & MA approved
Berat Bersih 0.4kg
Induksi Elektro
Magnetis
Besi (Tuas Pengunci )
LILITAN MAGNET
magnet, karena magnet didalam alat tersebut dihadapkan dengan polaritas yang
sama, sehingga terjadi gaya tolak magnet antara keduanya. Oleh karena lilitan
kepada besi, sehingga besi tersebut bergerak dan memberikan celah untuk tuas
Berikur kinerja dari alat pengunci (Door Strike Series Model: DS-101) yang
Pada kondisi pertama alat tidak diberi tegangan, dan tidak ada gaya gerak
magnetik yang terjadi pada alat, sehingga tuas masih dalam keadaan
Tuas kunci
Pada kondisi kedua, pada saat alat diberi tegangan input 12 volt,
akanterjadi gaya gerak magnetik pada alat, sehingga tuas kunci akan
Tuas kunci
Pada kondisi ketiga pada saat tidak diberi tegangan, tuas kunci akan
menahan kaitan pintu yang terpasang pada sisi pintu, yang menyebabkan
12 V
Tuas kunci
A B
Gambar:19 A. Alat Dalam Keadaan Mengunci
Pada kondisi terakhir ketika alat pengunci pintu diberi tegangan 12 volt,
tuas kunci bisa didorong kedalam badan alat, sehingga kaitan kunci tidak
tertahan oleh tuas kunci. Oleh sebab itu pintu dapat terbuka. Lihat gambar
19 B.
LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang
dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah
elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi
panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien mengeluarkan cahaya.
adalah galium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan
Jika diberi tegangan maju, LED akan mengeluarkan cahaya. Warna cahaya
yang akan dihasilkan tergantung dengan jenis material dari pertemuan intensitas
cahayanya yang berbanding dengan arus maju yang mengalir. Arus maju yang
LED juga dapat bekerja ketika kutub anoda dihubungkan pada tegangan
listrik searah DC positif (+), dan kutub katode dihubungkan pada tegangan DC
negative (-) . Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah
1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan
tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt,
Fungsi dari LED yaitu dimana konsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil
bentuknya (tidak makan tempat). Setelah itu terdapat keistimewaan tersendiri dari
LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya dingin, umur tidak dipendekan
oleh peng on-off-an yang terus menerus, tidak memancarkan sinar merah infra
BAB III
PERANCANGAN
alat atau system yang baik seperti yang diharapkan, dengan mempertimbangkan
Dalam proses perancangan alat ini terbagi menjadi dalam 2 langkah antara
lain :
Perancangan Software
Pada Perancangan software ini, diatur bagaimana kerja dari rangkaian yang
Perancangan Hardware
Bagian Elektronik
Bagian Mekanik
pengendali alat. Di dalam rangkaian mikrokontroler ini terhadap empat buah port
yang digunakan untuk menampung input atau output data dan terhubung langsung
oleh rangkaian-rangkaian dari alat pengendali. Rangkaian ini tersusun atas osilator
kristal 11.0592 MHz yang berfungsi untuk membangkitkan pulsa internal dan dua
buah kapasitor sebesar 30pF yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi. Pada
Kapasitor 10uF dan resistor 8k2Ω berfungsi untuk rangkaian Reset sebelum
terdapat delapan buah resistor sebesar 10kΩ yang berfungsi sebagai pull up pada
Port 0.
Start
Cek Keypad
Masuk Pilih
Buka Pintu
x. Ganti Password
Key = 1
Key = x
LCD = Open = kode valid
LCD = Admin
Buka Pintu
Close
END
3.8 Listing Program
$regfile = "8052.dat"
$crystal = 11059200
$baud = 2400
Config Lcd = 16 * 2
Config Lcdpin = Pin , Db4 = P2.4 , Db5 = P2.5 , Db6 = P2.6,
Config Lcdpin = Pin , Db7 = P2.7 , E = P2.3 , Rs = P2.2
Dim Angka As Byte , D1 As Byte , D2 As Byte
Dim Keypad1 As Byte , Keypad2 As Byte , Keypad3 As Byte
Dim Kunci1 As Byte , Kunci2 As Byte , Kunci3 As Byte
Dim Kunci1a As Byte , Kunci2a As Byte , Kunci3a As Byte
Dim Kunci1b As Byte , Kunci2b As Byte , Kunci3b As Byte
M1 Alias P3.0
M1a Alias P3.1
M2 Alias P3.2
M2a Alias P3.3
Buser Alias P3.4
Buser = 0
M1 = 1
M1a = 1
M2 = 1
M2a = 1
M1 = 1
M1a = 1
M2 = 1
M2a = 1
P0 = 0
Cls
Cursor Off
Waitms 80
Lowerline
Locate 1 , 4
Lcd "polsri"
Locate 2 , 4
Lcd "palembang"
Wait 4
Kunci1 = 2
Kunci2 = 4
Kunci3 = 6
Kunci1a = 1
Kunci2a = 3
Kunci3a = 5
Kunci1b = 3
Kunci2b = 9
Kunci3b = 8
Awal:
P0 = 0
Do
Gosub Ambilkode
Wait 2
Loop
Baru:
Cls
Lcd "insert"
Lowerline
Lcd "new password"
Wait 3
Ambilkode:
Cls
Locate 1 , 2
Lcd "input password"
Locate 2 , 6
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Keypad1 = Angka
Lcd Angka
Angka = 0
Wait 1
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Keypad2 = Angka
Lcd Angka
Angka = 0
Wait 1
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Keypad3 = Angka
Lcd Angka
Angka = 0
Wait 1
Else
Locate 1 , 3
Lcd "wrong password"
Buser = 1
Locate 2 , 2
Lcd "Not Registered"
Wait 4
Cls
Buser = 0
Goto Ambilkode
End If
Return
Buzerbunyi:
Wait 1
Goto Awal
Selamat:
Salah = 0
Locate 2 , 0
Cls
Lcd "(1)MASUK RUANGAN"
Cls
Lcd "(3)GANTI PASSWORD"
Wait 2
Cls
Locate 1 , 2
Lcd "Input Kode"
Locate 2 , 1
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
D1 = Angka
Lcd D1
Angka = 0
Wait 1
If D1 = 1 Then
Cls
Goto Aksi1
Elseif D1 = 2 Then
Goto Ganti_pasword
Else
Goto Selamat
End If
Return
Ganti_pasword:
Cls
Lcd "new password"
Locate 2 , 6
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Kunci1 = Angka
Lcd "*"
Angka = 0
Wait 1
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Kunci2 = Angka
Lcd "*"
Angka = 0
Wait 1
Do
Gosub Ambil
Waitms 150
Loop Until Angka <> 0
Kunci3 = Angka
Lcd "*"
Angka = 0
Wait 1
Goto Baru
Ambil:
P1.4 = 0
If P1.0 = 0 Then Angka = 1
If P1.1 = 0 Then Angka = 4
If P1.2 = 0 Then Angka = 7
If P1.3 = 0 Then Angka = "*"
P1.4 = 1
P1.6 = 0
If P1.0 = 0 Then Angka = 3
If P1.1 = 0 Then Angka = 6
If P1.2 = 0 Then Angka = 9
If P1.3 = 0 Then Angka = "#"
P1.6 = 1
P1.5 = 0
If P1.0 = 0 Then Angka = 2
If P1.1 = 0 Then Angka = 5
If P1.2 = 0 Then Angka = 8
If P1.3 = 0 Then Angka = 0
P1.5 = 1
Return
Aksi1:
Cls
Lcd "WELCOME...."
M1 = 1
M1a = 1
M2 = 0
Wait 10
M1 = 0
M1a = 0
M2 = 0
Return
Return
3.8 Cara Mendownload Program ke Mikrokontroler AT89S52
Dibawah ini gambar dari rangkaian mikrokontroler :
RJ11
J1
HEADER ISP
9 1
10 2
J7
10
9
Port 0
J3
TX
J9
1
SW RST
SW1
1
2
J8
1
10
9
RX
Port 1
J4
2
1
AT89S52
IC 7805
10
9
GND
Vin
Port 2
J5
Vin
J2
11.0592 MHz
1
GND Vout
Vout
X1
10
9
Port 3
J10
J6
2
dan dipasang pada komputer di port paralel dan di mikrokontroler pada pin
Header ISP.
Gambar 25 Rangkaian Downloader
Keterangan pin :
Pin 6 : MOSI (Master Out Slave In), jalur data serial dari PC ke chip
Pin 7 : MISO (Master In Slave Out), jalur data serial dari chip ke PC
Pin 9 : reset
Downloader 1 Unit
Rangkaian catu daya mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC.
Tegangan 220 VAC ini kemudian diturunkan menjadi 15 VAC melalui trafo
penurun tegangan.
Keluaran dari dioda bridge ini kemudian masuk ke IC regulator yang fungsinya
adalah untuk menstabilkan tegangan. IC regulator terdiri dari dua buah IC, yaitu
LM7805 dan LM7812 yang menghasilkan tegangan DC sebesar +5V dan +12V.
Oleh karena tegangan yang diperlukan pada tiap rangkaian tidak sama, rangkaian
catu daya ini mempunyai dua buah keluaran tegangan DC, yaitu +5V dan +12V
yang berfungsi untuk memberi pasokan tegangan pada tiap rangkaian. Kapasitor
tombol untuk mengendalikan alat secara manual. Keypad ini tersusun atas tombol
matrik 4x3 dan masing-masing tombol terhubung ke ground. Tiap tombol dari
Dari rangkaian keypad pada Gambar 27 di atas, dapat diketahui bahwa bila
tidak ada penekanan tombol pada keypad maka kondisi pada P0.0 sampai P0.6
adalah 1 atau high. Jika terjadi penekanan pada tiap tombol pada tiap tombol pada
keypad, kaki port 0 pada baris dan kolom terhubung ke ground sehingga baris dan
membandingkan data awal sebalum terjadi penekanan keypad dengan data setelah
terjadi penekanan pada keypad. Dari rangkaian keypad tersebut, data yang
osialtor sebagai sumber clock dan dalam hal ini digunakan osilator internal yang
dengan sebuah kristal. Kristal yang digunakan adalah kristal 1 MHz supaya
3.9.1.4 Rangkaian Driver Pengunci Pintu ( Door Strike Series Model: DS-
101)
dari dua transistor yang memiliki hubungan darlington. Rendahnya source current
Rangkaian LED terdapat LED 1 yang terhubung pada alamat register P1.4
dan LED 2 terhubung pada register P1.6. LED. LED tersebut berfungsi untuk
menandakan bahwa password yang dimasukan melalui keypad benar atau salah.
LED terdiri dari dua warna yaitu merah dan hijau. Jika password yang dimasukan
benar maka LED warna hijau atau LED 2 akan menyala, tapi jika password salah
pintu otomatis pada sisi mekaniknya. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
pengunci pintu Door Strike Series Model: DS-101 , LCD, dan Buzzer.
diprogram akan memproses output Door Strike Series Model: DS-101 yang telah
Door Strike Series
diatur mekanisme pengunci agar pintu dapat terkunci dengan sendirinya.
Model: DS-101
pintu, sebelumnya dibuatkan dulu tempat untuk DS-101 dengan pengukuran yang
apabila tidak presisi maka akan menyebabkan tidak rapatnya dalam menutup
pintu. Semua ukuran memiliki satuan mm atau mili meter. Setelah ukuran sudah
Pada bagian ini, tata letak komponen harus dirancang terlebih dahulu agar
komponen dapat dipasang secara benar. Jalur-jalur pada PCB dapat dibuat dahulu
pada kertas milimeter agar sesuai dengan tata letak komponen yang diharapkan.
tidak ikut larut dalam larutan tersebut, perlu diperhatikan juga agar rugos benar-
benar lengket pada PCB maka PCB harus terlebih dahulu diamplas. Setelah
penggambaran jalur telah selesai, periksa terlebih dahulu dengan teliti apakah
Ukuran komponen
Jarak antar jalur-jalur dan besar kecilnya jalur yang akan berpengaruh pada
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses Lay-Out rangkaian
adalah PCB single layer, sketsa lay-out PCB, ferricholorida, amplas halus, tinner,
mata bor , dengan diameter 0,8 mm dam 1 mm, solder dan timah.
untuk menghilangkan permukaan tembaga PCB yang tidak diinginkan, proses ini
dengan air
3. Bila lapisan tembaga yang tidak diperlukan telah larut, angkat PCB
menggunakan tinner.
Lamanya penyolderan
Pemasangan komponen
Pemilihan komponen dan bahan dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih
baik dari alat yang dibuat sehingga alat yang dibuat dapat beroperasi sebagai
mana mestinya.
perakitan yaitu modul-modol PCB, panel pengaturan, dan bagian lainnya pada
box. Lakukan pemasangan komponen sesuai dengan skema rangkaian dan tata
letak komponen, solderlah kaki komponen dengan rapi dan sempurna, lalu
BAB IV
alat. Adapun tujuan dari pengukuran dan analisa rangkaian adalah untuk
Rangkaian yang telah selesai dirancang sesuai dengan spesifikasi alat yang
1. Osiloskop
2. Frekuensi counter
3. Multimeter
4. Kabel Probe
5. Kabel-kabel penghubung
1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan pastikan semua dalam keadaan
baik.
4. Ukur output dari tiap-tiap titik uji kemudian amati gambar sinyal, dan
4.5.1 Pengukuran pada input driver Door Strike dapat dilihat pada gambar 4.5
Tp1 pada saat input driver berlogika ” 0 ” tegangan input driver tidak ada
input driver sebesar 8,3 volt. Pada Tp2 yang merupakan tegangan colektor
pada transistor D400 sebesar tegangannya 0,2 volt, karena tegangan basic
Tabel 10 Hasil Pengujian Kondisi Kaki Relay Terhadap Door Strike 101
Keadaan
Kaki Kaki Tidak
Door Terhubung Logika
Relay 2 Relay 1 Terhubung
Strike
NO1 dan
Tidak 0
NO dan Com1
Com NO2 dan
Tidak 0
Com2
Terkunci
NC1 dan
Ya 1
NC dan Com 1
Com NC2 dan
Ya 1
com2
NO1 dan
Ya 1
NO dan Com1
Com NO2 dan
Ya 1
Com 2
Terbuka
NC1 dan
Tidak 0
NC dan Com1
Com NC2 dan
Tidak 0
com2
NO : Normally Open
NC : Normally Close
Com : Commond