Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik flora maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembagun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani) (Anonymous, 2010). Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan golongan tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil-a dan b (Akbar, 2010). Untuk mempelajari Sistematika Tumbuhan Bryophyta baik secara morfologi maupun habitat, perlu diadakannya pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan PKL (Praktik Kerja Lapangan), sehinggga mahasiswa dapat lebih mudah untuk mengidentifikasi baik ciriciri morfologi (penampakan luar) maupun habitatnya, dalam hal ini maka Praktik Kerja Lapangan dengan mengamati spesiesspesies tumbuhan dari Divisi Bryophyta, di daerah Pengaleroang, Sendana secara terorganisir. Pentingnya dilakukannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah agar mahasiswa mengetahui tumbuhan-tumbuhan tingkat rendah dari Sub Divisi Algae, Bryophyta secara langsung untuk diamati bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi. Selain itu agar mahasiswa mengetahui warna, bentuk dan habitat asli dari Divisi Bryophyta karena pada waktu pembelajaran dikampus hanya membahas secara umumnya saja dan bahkan untuk mengerti sangat susah, sehingga kami harus melihat preparat yang morfologi dan habitat dalam bentuk aslinya.

Praktikum kerja Lapangan mandiri dilaksanakan di daerah Pangaleroan Desa TallangBalao, Sendana pemilihan tempat ini karena wilayah yang relatif dekat dengan kampus Universitas Sulawesi Barat dan memilliki keanekaragaman lumut yang relatif lengkap karena wilayahnya yang lembab. B. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini : 1.Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup. 2.Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut (bryophyta).

C. Waktu dan tempat Hari/tanggal PukuL Tempat : Rabu/ 26 Desember 2012 : 08.00-16.00 WITA : Pangaleroang, Desa Tallangbalao Sendana Kabupaten Majene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dibandingkan dengan alga, jamur dan tumbuhan tingkat tinggi maka lumut merupakan golongan yang kecil. Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh ditempat-tempat lembab. Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gemetofit tetapi sporofit tidak pernah merupakan tumbuhan yang mandiri yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit. Pada lumut, gametofitlah yang dominan (Akbar, 2010). Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil, herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman (Anonymous, 2010). Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai thallus namun tidak mempunyai akar, batang dan daun. Bryophyta yang dapat dibedakan batang dan daunnya belum memiliki akar sejati tapi hanya memiliki rhizoid. Perkawinan Bryophyta dengan

oogami dan dibentuk anteredia dan arkegonia. Alat-alat kelamin tersebut adalah multieluler dengan lapisan sel steril yang mengelilingi fertil. Perbedaan dengan alat kelamin alga yang multiseluler adalah pada alat kelamin alga tidak terdapat lapisan steril, karena semua sel menghasilkan gamet. Bryophyta ada juga yang heterothallus dan homothallus (Anonymous, 2011). Selain pembiakan seksual dan aseksual terjadi juga pembiakan vegetatif dan gemetofit. Marchantia dan Lunularia membentuk tunas-tunas atau gemma yang multiseluler pada bagian dorsal gametofit. Gemma ini dibentuk dalam kupula yaitu lekukan di dalam thallus bagian dorsal. Pada keadaan yang sangat lembab kupula terisi penuh oleh air yang menyebabkan gemma dapat lepas dari thallus. Pada waktu berkecambah gemma membentuk rhizoid dan tumbuhan menjadi gametofit (Anonymous, 2011). 1. Kelas Hepaticeae (Lumut hati) Hepaticae berupa lumut primitif yang hidup di tempat-tempat lembab dan berbentuk thallus. Jika terdapat bagian yang menyerupai batang dan daun maka daun-daunnya terdapat dalam dua baris yang berhadap-hadapan atau berseling. Daun ini tebalnya hanya satu sel dan tanpa urat daun tengah : sel-sel daun memiliki ukuran sama yang disebut (Amiranti, 2010). Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina (Yulianto, 1992). Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan isodiamertis. Sebagian besar ditemukan didaerah tropis

reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit (Arianto, 2000). Tidak mempunyai akar tetapi hanya berupa rhizoid yang masuk ke dalam substrat. Rhizoid uniseluler dan tidak bercabang. Sporofitnya berumur pendek. Pada kapsul sporongium ada atau tidak ada benang-benang elater yang berfungsi mengeluarkan spora-spora (Ciremai, 2008). Anggota kelas Hepaticae yang sering dijumpai adalah Riccia, Marchantia, Anthoceros, Megaceros yang semuanya tidak berdaun. Adapun yang jenis berdaun adalah Jungermania. Leucolejeuna dan Scapania (Hackle, 1992). 2. Kelas Musci (Lumut daun) Lumut yang termasuk musci adalah tanaman darat yang tumbuh ditempattempat lembab dan memiliki thallus simetri radial. Gametofit merupakan tumbuhan yang tegak yang terdiri atas batang dan daun yang tebalnya satu lapis sel dan umumnya memiliki urat daun tengah (Iqbal, 2008). Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum (Kimbal, 1999). Lumut daun banyak terdapat ditempat tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.

Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit (Kimbal, 1999).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat Dan Bahan 1. Alat Kantong kresek Kamera digital/kamera handphone Alat tulis menulis Pisau/silet 2. Bahan Lumut daun (musci) Lumut hati (hepaticeae)

B. Cara Kerja Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Mengelilingi kawasan praktikum yang telah ditentukan oleh korlap (koordinator lapangan) 3. Memasukkan hasil penelitian kedalam kantong kresek untuk di amati. 4. Menggambar (Bryophyta) 5. Menggambar hasil pengamatan, memberikan keterangan pada gambar dengan jelas, membahas hasil pengamatan serta menyimpulkannya. dan mengamati bentuk morfologi tumbuhan lumut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
1. Lumut daun (bryopsida) Keterangan : 1. Rhizoid 2. Batang 3. Anteridium 4. Daun 5. Kotak spora 6. Seta 7. Gigi peristom 8. Caliptra 9. Apofisis

2. Lumut hati (Hepaticopsida) Keterangan : 1. Akar 2. Thallus 3. Anteridiofor 4. Arkegoniofor 5. Anteridium (sel jantan) 6. Arkegonium (sel betina)

B. Pembahasan 1. Lumut daun (Pogonatum sp.) Tumbuhan Lumut daun tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan organ akar, batang dan daunnya. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita). Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Daunnya berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna untuk berfotosintesis. Pada bagian dasar batang semu terdapat rizhoid yang berupa benang halus dan berfungsi sebagai akar. Pada ujung/pucuk tumbuhan terdapat alat perkembangbiakan seksual yang terdiri dari anteridium dan arkegonium (Haspara, 2004). Tumbuhan lumut daun disebut gametofit yang berarti pembentuk gamet. Pada ujung batang terlihat adanya sporangium, yaitu kapsul tempat pembelahan meiosis terjadi dan spora haploid berkembang. Ketika penutup sporangium membuka, spora akan menyebar. Selanjutnya spora yang jatuh pada tempat lembab akan membentuk lumut baru melalui pembelahan mitosis. Lumut daun merupakan lumut sejati yang banyak ditemukan di tempat yang lembab (Lovelles, 1989). Klasifikasi Kingdom Divisio Class Ordo Familia : Plantae : Bryophyta : Hepaticae : Brayales : Brayalesae

Genus Spesies (Sumber

: Pogonatum : Pogonatum cirrhatum : Gembong.1989)

Adapun jenis lumut daun yang kami temukan dalam praktikum ini adalah pogonatum cirratum. Berikut ini bagian-bagian lumut sebagai berikut : 1. Rhizoid adalah organ dari tubuh lumut yang berupa akar. Rhizoid berfungsi sebagai perekat tubuh lumut dengan substatnya dan berperan sebagai organ penyerap hara. 2. Batang pada tumbuhan lumut adalah organ yang berfungsi sebagai tempat melekatnya daun dan sebagai media lewatnya unsur hara yang diserap oleh rhizoid menuju keseluruh bagian tubuh lumut. 3. Daun pada tumbuhan lumut merupakan organ yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. 4. Anteridium adalah gametanium jantan yang berbentuk bulat seperti gadah dan berfungsi menghasilkan spermatozoid. 5. Seta merupakan organ berupa tangkai yang pada ujungnya terdapat kotak spora berbentuk kapsul. 6. Apofisis merupakan organ tempat melekatnya kotak spora padaa ujung seta. 7. Gigi peristom tedapat pada kepala sporangium dan berperan sebagai pintu keluarnya spora matang. 8. Caliptra merupakan organ berupa penutup pada kepala sporangium yang menutup gigi peristom dan akan terbuka saat spora matang. 9. Kotak spora merupakan tempat yang didalamnya terdapat spora sebagai calon individu baru.

10

2. Lumut hati (hepaticopsida) Lumut hati berupa tallus dan berbentuk lembaran berwarna hijau dengan percabangan menggarpu. Permukaan atas tubuhnya berwarna hijau mengkilap, sedangkan permukaan bawah penuh dengan rizoid yang berfungsi sebagai akar. Bagian penampang melintang tubuh paling atas adalah sel-sel yang mengandung klorofil. Susunan sel-selnya tidak rapat sehingga tampak adanya rongga antar sel. Bagian paling bawah adalah epidermis bawah. Sebagian dinding selnya menonjol membentuk benang yang disebut rizoid (Birsyam, 1992). Lumut ini disebut lumut hati karena lembaran daun (lobus) yang menyerupai hati pada hewan. Tubuh terbagi menjadi beberapa lobus dan pada bagian ujung terbelah dua. Siklus hidup lumut hati sangat mirip dengan siklus hidup lumut daun. Di dalam sporangia beberapa lumut hati sel-selnya berbentuk kumparan yang muncul dari kapsul ketika kapsul tersebut membuka, yang membantu menyebarkan spora. Lumut hati juga dapat bereproduksi secara aseksual denagn cara membentuk gemmae yaitu berkas sel-sel kecil yang terpelanting keluar (Kimbal, 1999). Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio Class Ordo Familia Genus Familia (Sumber : Bryophyta : Hepaticae : Brayales : Brayalesae : Marchatia : Marchatia polymorpha : Gembong.1989)

11

Adapun jenis lumut hati yang dapat kami temukan pada praktikum ini adalah Marchantia polymorpha.Berikut adalah bagian-bagian lumut 1. Rhizoid adalah organ dari tubuh lumut yang berupa akar. Rhizoid berfungsi sebagai perekat tubuh lumut dengan substatnya dan berperan sebagai organ penyerap hara. 2. Thallus merupakan organ tempat melekatnya Anteridiofor dan Arkegoniofor 3. Anteridiofor merupakan organ yang berupa tangkai yang pada ujungnya terdapat anteridiofor 4. Arkegoniofor merupakan organ yang pada ujungnya terdapat arkegonium 5. Anteridium merupakan gametanium jantan penghasil sperma 6. Arkegonium merupakan gametanium betina penghasil sel telur

12

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun demikian pada umumnya masih menyukai tempat yang lembab atau basah. 2. Tumbuhan lumut memiliki klorofil, tubuhnya berupa thalus, artinya tidak memiliki akar, batang dan daun sejati, akan tetapi lumut memiliki bagian yang menyerupai akar yang disebut rizhoid. 3. Perkembangbiakkan tumbuhan lumut dengan cara kawin (generatif) dan tidak kawin (vegetatif). 4. Lumut daun (Musci); bentuk thallus seperti tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. 5. Pada lumut daun terdapat sporofit yang merunduk yang di ujungnya terdapat kotak spora yang berbentuk kerucut. 6. Lumut hati (hepaticae); bentuk thallusnya pipih seperti lembaran daun yang pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat kuncup.

B. Saran 1. Sebaiknya asisten tidak hanya mendampingi saat PKL (Praktik Kerja Lapangan) berlangsung tetapi juga memberi pengarahan saat pengamatan dilapangan. 2. Sebaiknya pada saat Praktik Kerja Lapangan berlangsung waktu praktikum dilakukan tidak hanya satu hari.

13

DAFTAR PUSTAKA

Amintarti,Sri dan aulia Ajizah.2010. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah. FMIPA UNLAM : Banjarmasin. Ariyanto. 2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. Birsyam, Inge. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. FMIPA ITB : Bandung. Ciremai. 2008. Biologi Laut. Jakarta: PT. Gramedia. Tjitrosoepomo, Gembong. 1991. Taksonimi Tumbuhan. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Hackle. 1999. Tumbuhan Paku. Bandung: CV. Duta Permana. Haspara. 2004. Biologi. Surakarta: Widya Duta. Iqbal, Ali. 2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta: Erlangga. Kimball, J. W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga. Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerak Tropik 2. Jakarta: Gramedia. Notji, A. 1981.Biologi Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Pollunin, Nicholas. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press. Plezar, Michael, J. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. Jakarta: UI. Press. Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga. Sarwuni. 2003. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Malang: CV. Aditama. Soeratman. 1999. Penggelompokan Tumbuhan Bryophyta. Jakarta: Erlangga. Taylor. 1960. Biologi. Bandung: Ganeca Exact. Tjitrosoepomo, Gembong. 1983. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM Press. Yulianto, Adi Suroso. 1992. Pengantar Cryptogamae. Tarsito : Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai