Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN

ZOOLOGI VERTEBRATA
(ABKC-2303)

OLEH:
Kelompok XV
Desy Alfianita (1710119220006)
Eka Nur Wahyuni (1710119120007)
Mahmud Hidayat (1710119310009)
Meidita Alpisah rina (1710119320011)

ASISTEN DOSEN:
Aulia Rahmah
Alpisah Rina
Nurfatma
Shella Sugiarti

ASISTEN LAPANGAN:
Bimo Aji Nugroho,S.Pd Muhammad Yasin
Bukhairi M. Guntur Alghani
Chitania Millianton Nor Aqidatul Husna
Hadi Kusuma Rakhmani Mulkan
Hery Fajeriadi,M.Pd. Riski Maulana Ahmad
Kristina Febriana Panjaitan Subhan Hairani
Miftahul Janah Wahyu Dita Zulkafifah
Muhammad Refka Isnadi

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Dharmono,M.Si
Maulana Khalid Riefani,S.Si.,M.Sc
Drs. Mulyadi,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2018
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN

Topik : Aves
Tujuan : Mengetahui ciri morfologi aves
Hari, Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Tempat : Desa Takisung Kec. Takisung Kab. Tanah Laut

I. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Alat tulis
2. Teropong
3. Kamera

BAHAN
1. Burung kutilang
2. Burung gereja
3. Burung cinenen kelabu (Orthotomus sepium)

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mencari keberadaan aves yang singgah di ranting pohon/semak
menggunakan teropong atau dengan mata telanjang
3. Mendokumentasikan aves melalui kamera telepon genggam dan
menggambar sketsa morfologi aves tersebut
4. Mengamati ciri morfologi aves melalui foto dan gambar tangan.
III. TEORI DASAR
Burung merupakan hewan Vertebrata yang memiliki bulu,
berkembangbiak dengan cara bertelur dan berperan sebagai polinator, pemakan
hama dan penyangga ekosistem. Burung merupakan komponen ekosistem yang
memiliki peranan penting dalam mendukung berlangsungnya suatu siklus
kehidupan organisme. Keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan jaring-
jaring kehidupan yang membentuk sistem kehidupannya dengan komponen
ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan serangga. Manfaat burung antara lain
adalah peran ekologisnyayang secara jelas dapat dilihat dan dirasakan langsung.
Peran ersebut adalah seperti membantu penyerbukan bunga (burung sesap
madu), pemakan hama (burung pemakan seranggaatau tikus) dan penyangga
ekosistem (terutama jenis burung pemangsa). Fungsi utama burung disuatu
lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama. Burungjugamemiliki
nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan (daging,
telur, sarang), diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat, bulu burung
yang indah banyak dimanfaatkan oleh perancang model untuk desain pakaian
atau aksesori lainnya (Darmawan,2012:4)

Aves adalah kelas dari Filum Chordata, memiliki banyak ordo


diantaranya Ordo Accipitriformes, Ordo Anseriformes Falconiformes, Ordo
Apodiformes, Ordo Apterygiformes, Ordo Bucerotiformes, Ordo
Caprimulgiformes, Ordo Cariamiformes, Ordo Casuariiformes, Ordo
Charadriiformes, Ordo Ciconiiformes, Ordo Coliiformes, Ordo
Columbiformes, Ordo Coraciiformes, Ordo Cuculiformes, Ordo Falconiformes,
Ordo Galliformes, Ordo Gaviiformes, Ordo Gruiformes, Ordo Passeriformes,
Ordo Pelecaniformes, Ordo Piciformes, Ordo Podicipediformes, Ordo
Procellariiformes, Ordo Psittaciformes, Ordo Rheiformes, Ordo
Sphenisciformes, Order Strigiformes, Ordo Struthioniformes, Ordo
Tinamiformes, dan Ordo Trogoniformes. (Nellyta. 2014)
IV. HASIL PENGAMATAN
TABEL HASIL PENGAMATAN
1. AV 1 (Pycnonotus aurigaster)
No. Ciri-ciri Hasil Pengamatan Pustaka

1. Paruh

- Bentuk Runcing Runcing**


- Ukuran Memanjang Panjang **
- Warna Hitam Hitam*
2. Kepala
- Warna Hitam Hitam*
bulu
- Jambul Ada jambul Ada Jambul (Hitam)*
3. Badan
- Ukuran Lebih besar dari burung gereja Sedang**
- Warna Perut abukeputihan, yang Coklat kelabu, punggung
bulu lainnya hitam hitam*
4. Kaki
- Warna Hitam Hitam**
- Tipe Bertengger Bertengger**
5. Ekor
- Ukuran Lebih panang dari burung Sedang, sekitar 20 cm
gereja (Totalnya)*
- Warna Hitam kecoklatan Coklat Kelabu*
bulu
6. Ciri khusus Memiliki jamul warna hitam hidup berkelompok,
berwarna coklat, berjambul
da nada warna kuningnya.
7. Foto

Alamendah. 2015
8. Klasifikasi
Filum Chordata
Kelas Aves
Bangsa Passeriformes
Suku Pycnonotidae
Marga Pycnonotus
Jenis Pycnonotus aurigaster
Sumber Baskoro. 2009*
*Baskoro. 2009
**Ramdani. 2008

2. AV 2 (Passer Montanus)
No. Ciri-ciri HasilPengamatan Pustaka

1. Paruh

- Bentuk Lancip Tebal Lancip (Pemakan biji)*


- Ukuran Kecil pendek dan melengkung 1,3 cm*
- Warna Hitam kecoklatam Saat kecil ada warna
kuningnya dan jika dewasa
menjadi coklat kehitaman*
2. Kepala
- Warna Coklat bercorak putih Coklat, dagunya hitam*
bulu
- Jambul Tidak ada jambul Tidak memiliki jambul*
3. Badan
- Ukuran lebi kecildariburung kutilang panjang total 12,5 cm*
- Warna Coklat Coklat mengkilap*
bulu
4. Kaki
- Warna Coklat Coklat pucat, hitam pada
musim dingin*
- Tipe Bertengger Petengger*
5. Ekor
- Ukuran Pendek Membulat*
- Warna Coklat kehitaman Meruncing*
bulu
6. Ciri khusus Bagian leher putih dan hidup berkelompok, mahkota
gerakannya lincah warna coklat berangan. Dagu
tenggorokan, bercak pipi dan
setrip mata warna hitam.***

7. Foto

Arhick. 2015
8. Klasifikasi
Filum Chordata
Kelas Aves
Bangsa Passeriformes
Suku Estrildidae
Marga Passer
Jenis Passer Montanus
Sumber Lineus. 1758.
*Swason. 1991.
**Lineus. 1758.
***Supriyadi. 2017
3. AV 3 (Orthotomus sepium)
No. Ciri-ciri HasilPengamatan Pustaka

1. Paruh

- Bentuk Runcing Runcig(**)

- Ukuran Panjang

- Warna Kecoklatan Coklat(**)

2. Kepala

- Warna Jingga Merah karat(**)


bulu
- Jambul Tidak ada Tidak ada(**)

3. Badan

- Ukuran Lebih kecil dari burung Kecil 11 cm (**)


gereja

- Warna Abu-abu Abu-abu(**)


bulu
4. Kaki

- Warna Coklat Merah jambu(**)


- Tipe Tidak teramati Tipe kaki pelatuk pemakan
serangga (***)

5. Ekor

- Ukuran Panjang

- Warna Coklat keabu-abuan Abu-abu(**)


bulu
6. Ciri khusus Bergerak aktif dan memiliki
kicauan yang cukup nyaring

7. Foto

(Taufiq Rahman,2012)

8. Klasifikasi

Filum Chordata

Kelas Aves

Bangsa Passeriformes

Suku Sylviidae

Marga Orthotomus

Jenis Orthotomus sepium *

Sumber (*) (MacKinnon,1988)

(**) El-Arif, 2016


(***) Adi Wahyu W, 1999

Rahman. 2012. http://www.kutilang.or.id/ diakses pada tanggal 13


November 2018
V. ANALISIS DATA
1. Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Family : Pycnonotidae
Genus : Pycnonotus
Species : Pycnonotus aurigaster
(Sumber : Baskoro. 2009)
Berdasarkan hasil pengamatan kami menemukan burung kutilang
(Pycnonotus aurigaster) diketahui ciri-cirinya paruhnya berbentuk runcing
yang memanjang berwarna hitam, di bagian kepala berwarna hitam terdapat
adanya jambul yang merupakan ciri khas burung ini. Badannya lebih besar
dari ada burung gereja warna bulunya hitampada bagian perut putih keabu-
abuan. Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster) termasuk burung
petengger dengan warna kaki hitam. Bentuk ekordari burung ini lebih
panjang jika dibandingkan dengan burung gereja warna bulu ekornya hitam
kecoklatan.
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong
udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai keleher, perut dan sayap.
Saat terbang pergerakan dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena
tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang
berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap, kantong udara antara
tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya akan oksigen pada bagian itu
masuk ke paru-paru.Sistem pencernaannya terdiri atas paruh, rongga mulut,
faring berupa saluran pendek, dan lambung. (Akbar, Muhammad. 2018)
Burung kutilang biasanya dipelihara sebagai burung hias,burung kutilang
sendiri masuk ke dalam kategori burung cucak yang memang di kategorikan
dapat berkicau dengan baik. Burung ini bisa kita temui dengan mudah di
hutan dan sangat mudah dikenali suaranya. Burung kutilang mempunyai
daerah persebaran yang luas dari mulai daerah tenggara dan termasuk jawa
dan bali. Ukuran tubuh burung kutilang memiliki panjang sekitar 20 cm dari
mulai paruh hingga ekor paling ujung jika anakan ukurannya sangat kecil.
Warna burung kutilang dominan berwarna coklat, sebenarnya ada warna
kuning dibagian tubuhnya namun hanya sebagian saja masih banyak warna
coklatnya. Biasanya hidup berkelompok tidak hanya saaat bertengger
namun juga saat mencari makan. (Yulianto. 2018)
Ciri-ciri burung kutilang jantan sangat mudah dikenali dari segi
kepala ukurannya besar, jambul lebih tinggi dan lebih tegak memiliki suara
ngekek yang panjang. Memiliki warna bulu dibawah ekor yang berwarna
orange dann sangat terang. Sedangkan betina postur tubuh lebih kecil ,
bentuk wajah agak minimalis, suara kicauan tidak keras (Yulianto. 2018).
Burung kutilang merupakan burung asli pulau jawa, Indonesia. Daerah
sebarannya meliputi Kamboja, China, Hongkong, Indonesia, Laos,
Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia dijumpai sebagai burung
asli pulau jawa dan bali. Sumatera, Klimantan, Sulawesi menjadi burung
feral sebagai hasil introduksi. (Alamendah. 2015). Burung kutilang umunya
sangat menyukai buah-buahan dan juga serangga kecil ,misalnya
jangkrik.(Yadi.2017)
Burung jantan memiliki sepasang testis yang menyerupai bentuk
kacang dan masing-masing berada di depan lobus atas ginjal. Selama musim
non-breeding testis sulit untuk menemukan karena ukurannya yang kecil,
tapi selama musim kawin mereka dapat tumbuh sebanyak beberapa ratus
kali ukuran non-peternakan mereka. Seperti pada mamalia, sel sperma
burung tidak bisa berkembang sepenuhnya pada suhu tinggi yang ditemukan
dalam rongga tubuh. Beberapa burung mengalami penurunan malam suhu
tubuh yang memungkinkan sel sperma untuk mengembangkan, sementara
burung lainnya memiliki pembengkakan di ujung tabung (vas deferens).
Tabung ini menghubungkan testis ke kloaka, dan fungsi seperti mamalia
skrotum memegang sperma jauh dari suhu tubuh yang lebih tinggi yang
berada dalam perut. Kebanyakan jenis burung menggosok daerah kloaka
mereka bersama-sama untuk mentransfer sperma Jantan, tetapi burung unta,
Rhea, stroke, flamingo, bebek dan beberapa keluarga lain benar-benar
memiliki ereksi penis beralur di dinding belakang kloaka untuk mentransfer
sperma. Organ kewanitaan terdiri dari ovarium dan saluran telur yang
mengarah ke kloaka. Dengan sebagian besar spesies burung, ovarium adalah
di sisi kiri dengan sisi kanan menjadi terbelakang dan nonfungsional.
(Hikmat. 2015)
2. Burung gereja (Passer montanus)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Family : Estrildidae
Genus : Passer
Species : Passer montanus
(Sumber : Lineus. 1758)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui ciri burung gereja (Passer
montanus) badannya berwarna coklat denagn ukuran tubuh lebih kecil jika
dibandingkan dengan burung kutilang. Bentuk paruh dari burung ini lancip
tebal ukurannya kecil, pendek dan melengkung, berwarna hitam kecoklatan.
Berbeda dengan burung kutilang, burung gereja tidak berjambul dengan
warna kepala coklat bercorak hitam, kakinya coklat dan termasuk tipe
burung petengger. Ciri khususburung ini gerakannya lincah engan warna
putih dibagian lehernya. Kakinya pendek dan berbulu coklat kehitaman.
Burung gereja pada umumnya hidup dalam satu kelompok, ciri burung
gereja berwarna coklat kemerahan. Burung gereja sering terlihat hidup liar.
Burung gereja termasuk burung polygamy yang memiliki kicauan yang
monoton. Akan tetapi apabila dibawakan pada waktu memperebutkan pakan
atau memperebutkan betina.burung gereja ukurannya mungil sekitar 10-15
cm, warnanya coklat dan kerap hinggap pada bubungan rumah akan tetapi
tergantung lokasinya. Burung ini sering dijumpai ditengah kota besar atau
kawasan industry dibandingkan dengan area yang memiliki udara yang
bersih.Burung ini bisa bertelur lima sampai enam butir yang akan mwnetas
dibawah waktu dua minggu. Burung ini tersebar luas pada kota-kota di
Indonesiajuga kawasan Asia Timur, namun termasuk spesies burung
pedesaan. (Supriyadi. 2017)
Burung ini memiliki keistimewaan yaitu populasi burung sering jadi
ciri-ciri atau tanda tingkat populasi sebuah wilayah, telah dijumpai pada
burung gereja yang hidup pada pemukiman yang padat penduduk maka
konsentrasi Cu, Pb, serta Zn lebih tinggi dibandingkan pada area bebas
polusi. (Supriyadi. 2017). Padi adalah makanan burung gereja yang utama.
Pada yang belum digilig bisa dijadikan sebagai makanan utamanya. Selain
padi jagungyang sudah digilig juga sangat diskai burung ini. Selain itu
seranggakecil merupakan jenis makanan burung gereja. Seperti capung,
lalat, maupun serangga kecil lainnya yang terdapat di sekitar.(Yadi. 2018).
Tubuh berukuran sedang (14 cm) mahkota warna coklat berangan.
Dagu tenggorokan, bercak pipi dan setrip mata warna hitam. Tubuh bagian
bawah kuning tua keabu-abuan. Tubuh bagian atas berbintik coklatdengan
tanda hitam dan putih. Hidup berkelompok mencari makan ditanah.Telur
berwarna putih berbintik halus coklat abu-abu jumlah 3-6 butir. Habitat
dekat dengan manusia. Lahan pertanian, pedesaan, perkotaan sampa
ketinggian 1500 m. dpl. Penyebarannya Erasia, India, Cina, Asia tenggara,
Filipina, Australia, Pasifik, Sumatera, Klimantan, Jawa,Bali, Sulawesi,
Maluku dan Papua. (Baskoro. 2009)
3. Burung cinenen kelabu (Orthotomus sepium)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Family : Sylviidae
Genus : Othotomus
Spesies : Othotomus sepium
Sumber : Adi Wahyu W, 1999
Burung (Aves) adalah hewan vertebrata yang berbulu, bersayap,
bipedal (berkaki dua), endotermik berdarah panas), dan bertelur. Burung bersifat
sosial, mereka berkomunikasi menggunakan sinyal visual dan melalui panggilan
dan kicauan. Banyak jenis burung yang memiliki nilai penting secara ekonomi.
Sebagian besar sebagai sumber makanan, baik diburu ataupun diternakkan.
Beberapa jenis, terutama burung berkicau dan paruh bengkok (parrots), sangat
populer sebagai hewan peliharaan Saat ini sekitar 120-130 jenis telah punah akibat
aktivitas manusia sejak abad ke-17 dan sekitar 1.200 jenis burung terancam punah,
meskipun upaya-upaya sedang dilakukan untuk melindungi mereka (Nurwatha,
2013).
Menurut literatur, ordo Passeriformes memiliki tiga jari kaki menunjuk ke
muka, satu jari menunjuk kebelakang yang berguna untuk bertengger, kebanyakan
dapat berkicau dengan indah, mereka yang memakan biji-bijian mempunyai paruh
yang berbentuk conus, mereka yang memakan insekta mempunyai paruh yang
runcing (Radiopoetro,1988).
Familia Silviidae umumnya berukuran kecil dan sangat lincah serta
merupakan familia burung pemakan serangga. Kebanyakan memiliki warna yang
tidak menarik tetapi memiliki suara yang nyaring dan indah (Mackinnon, dkk,
2010:347-348). Di hutan lindung Gunung Senujuh ditemukan dua kelompok dari
familia silviidae yaitu cinenen yang terdiri dari cinenen kelabu (Orthotomus
ruficeps) dan cinenen merah (Orthotomus sericeus) dan kecici yang terdiri dari
kecici siberia (Locustella certhiola). Ketiga Jenis yang ditemukan merupakan
burung yang tidak dilindungi Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah serta
termasuk dalam kategori Least Concern. Di hutan lindung Gunung Senujuh cinenen
kelabu sering dijumpai pada semak-semak di pinggir hutan. Selain itu juga burung
yang sering sendirian ini terlihat di pohon-pohon kecil yang berada di lantai hutan.
Burung ini berwarna abu-abu dan berkepala merah karat. Menurut Mackinnon, dkk
(2002:356) burung ini berwarna abu-abu dan berkepala merah karat. Burung ini
juga sering mengunjungi hutan terbuka, pinggir hutan, hutan mangrove, semak-
semak tepi pantai, kebun, tumbuhan sekunder dan rumpun bambu serta aktif di
lantai hutan dan puncak pohon. Di hutan lindung Gunung Senujuh cinenen merah
hanya terlihat pada semak-semak dan pohon-pohon kecil yang berada di pinggir
hutan serta sering terlihat berpasangan. Burung ini memiliki mahkota dan tengkuk
merah karat, ekor merah karat khas. Mackinnon (2002:357) mengatakan bahwa
burung ini memiliki mahkota dan tengkuk merah karat, ekor merah karat khas.
Burung ini juga hidup berpasangan atau dalam kelompok keluarga ini, tinggal di
semak sekunder dan hutan mangrove serta tidak seaktif cinenen kelabu. Di hutan
lindung Gunung Senujuh kecici siberia sering terlihat di semak-semak dan pohon-
pohon kecil yang berada di pinggir hutan yang memiliki vegetasi tidak rapat.
Burung ini berwarna coklat zaitun dengan sisi tubuh coklat-kuning tua dan perut
keputih-putihan. Menurut Mackinnon, dkk (2010:354) kecici siberia merupakan
burung endemik Kalimantan dan pengunjung musim dingin yang langka. Selain itu
Mackinnon, dkk (2002:354) mengatakan burung ini berwarna coklat zaitun dengan
sisi tubuh coklat-kuning tua dan perut keputih-putihan. Burung ini lebih menyukai
daerah berumput atau berbuluh.
Pada saat praktikum lapangan di Desa Takisung, kami menemukan
beberapa jenis burung salah satunya yaitu burung dengan ciri-ciri morfologi bentuk
paruh runcing, ukuran paruh cukup panjang, warna paruh kecoklatan. Kemudian
pada bagian kepala bulu berwarna jingga kemerahan, tidak memiliki jambul,
ukuran badan lebih kecil dari ukuran burung gereja, warna bulu pada bagain
punggung dan sayap abu-abu sedangkan bagian perut agak putih, kaki berwarna
coklat dan memiliki ekor yang cukup panjang berwarna coklat keabu-abuan.
Burung ini terlihat berada si pohon yang cukup besar dan tinggi sekitar 6-7 meter
dari tanah tempat kami berdiri. Ciri khusus burung ini ialah dapat menghasilkan
suara yang cukup nyaring dan bergerak dengan lincah berpindah dari satu ranting
ke ranting lain dengan cepat.
Menurut literatur Cinenen kelabu (Orthotomus sepium ) berukuran kurang
lebih 12 cm demikian juga ukuran paruh dan kaki. Untuk burung cinenen kelabu
kepala berwarna coklat kemerahan dan kelabu pada kerongkongan paruh berwarna
kecoklatan mahkota dan Sisi kepala burung jantan kemerahan dengan bulu tubuh
abu-abu kotor dan warna perut putih pada ras tertentu tersapu warna kuning
sedangkan bulu kepala burung betina kurang mencolok dengan dagu serta
kerongkongan atas berwarna putih bulu disekitar mata berwarna merah bagian
ventral putih ekor hitam kehijauan di bagian dorsal kehitaman iris mata berwarna
coklat kaki abu-abu kehitaman kicauan berbunyi ‘prenjak prenjak’ (Turut,1988)
Menurut Hastoro (1997), cinenen kelabu (Orthotomus sepium ) termasuk
hewan piaraan yang disenangi karena memiliki suara merdu gemar berkicau dan
bisa menjadi burung aduan jenis ini bila kicauannya sudah sempurna memiliki nilai
ekonomi yang tinggi Hal ini terlihat di tempat penjualan burung seperti pasar
burung.
Jenis burung ini biasa hidup di pohon-pohon hutan sekunder di daerah
terbuka dan juga di pekarangan dapat pula dijumpai di pinggiran hutan mereka
hidup berkelompok kadang suka bercampur dengan jenis yang lain dalam satu
marga . Burung cinenen kelabu biasa memakan beberapa jenis serangga
(MacKinnon, 1988)
Menurut MacKinnon (1988) cara hidup burung ini suka berkelompok aktif
dan bersuara gaduh sarang dibuat dari ranting-ranting kecil dan menempel pada
daun dengan cara menganyam pada daun berbentuk mangkuk sebagai tempat
beristirahat meletakkan telur dan menetaskan sampai dapat terbang sarang biasa
diletakkan di ujung cabang pohon menempel pada daun bertelur antara 2 sampai 3
butir dengan bulan Mei sampai Agustus untuk masa kawin. Tetapi sebenarnya
untuk masa kawin bisa dikatakan hampir setiap bulan ada masa kawin (Buil,1984).
Warna telur cinenen kelabu berwarna hijau dengan odol atau bintik-bintik coklat
(MacKinnon, 1988).
Cinenen kelabu merupakan jenis burung yang berasal dari Indonesia
penyebaran jenis cinenen kelabu dan prenjak sayap garis tersebar di Afrika India
China Asia Tenggara Jawa Bali Kalimantan Sumatera Sulawesi Maluku dan Flores
burung ini dapat dijumpai pada daerah dengan ketinggian 1500 dari permukaan laut
burung-burung ini merupakan penghuni padang rumput tinggi rumpun bulu rawa
kebun jagung sawah vegetasi sekunder semak tepi hutan rumpun bambu tepi hutan
hutan terbuka dan terkadang dapat dijumpai di pegunungan (MacKinnon, 1988).
Cinenen kelabu di Jawa Tengah disebut dengan nama manuk prenjak di Jawa Barat
disebut dengan burung Esel Nangka (Hastoro, 1997).
VI. KESIMPULAN
1. Burung (Aves) adalah hewan vertebrata yang berbulu, bersayap, bipedal
(berkaki dua), endotermik berdarah panas), dan bertelur. Burung bersifat
sosial, mereka berkomunikasi menggunakan sinyal visual dan melalui
panggilan dan kicauan.
2. Ordo Passeriformes memiliki ciri tiga jari kaki menunjuk ke muka, satu jari
menunjuk kebelakang yang berguna untuk bertengger, kebanyakan dapat
berkicau dengan indah, mereka yang memakan biji-bijian mempunyai paruh
yang berbentuk conus, mereka yang memakan insekta mempunyai paruh
yang runcing
3. Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster) termasuk ke dalam ordo
Passeriformes dan memiliki ciri kepala ukurannya besar, jambul lebih tinggi
dan lebih tegak memiliki suara ngekek yang panjang. Memiliki warna bulu
dibawah ekor yang berwarna orange dann sangat terang. Sedangkan betina
postur tubuh lebih kecil , bentuk wajah agak minimalis, suara kicauan tidak
keras.
4. Burung gereja (Passer montanus) termasuk ke dalam ordo Passeriformes
dan memiliki ciri tubuh berukuran sedang (14 cm) mahkota warna coklat
berangan, dagu tenggorokan, bercak pipi dan setrip mata warna hitam.
Tubuh bagian bawah kuning tua keabu-abuan. Tubuh bagian atas berbintik
coklat dengan tanda hitam dan putih. Hidup berkelompok mencari makan
ditanah.
5. Burung cinenen kelabu (Orthotomus sepium) termasuk ke dalam ordo
Passeriformes dan memiliki ciri tubuh berukuran ± 12 cm, kepala berwarna
coklat kemerahan dan kelabu pada kerongkongan paruh berwarna
kecoklatan mahkota iris mata berwarna coklat, kaki abu-abu kehitaman,
kicauan berbunyi ‘prenjak prenjak’.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad. 2018. http://www.slideshare.net. Diakses pada 12


Novermber 2018.
Alamendah. 2015. Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
cucakpopuler.https:..alamendah.org. Diakses pada 12 November 2018.

Arhick. 2015. Burung Gereja. https://www.kaskus.co.id/profile/4763045.


Diakses pada 13 November 2018.

Baskoro. 2009. Burung Gereja Erasia. bio.undip.ac.id. Diakses pada 13


November 2018
Buil. 1984. Di dalam Firmandi.2014. Pembuatan Flipbook Berdasarkan
Keragaman Jenis Burung Diurnal Di Hutan Lindung Gunung Senujuh
Dan Sekitarnya. Universitas Tanjungpura: Pontianak
Darmawan. 2012. Di dalam Dahlia, dkk. 2015. Jenis-Jenis Burung (Aves) Di
Persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten Rokan Hulu Riau.
https://media.neliti.com/ Di akses pada 13 November 2018.

Firmandi.2014. Pembuatan Flipbook Berdasarkan Keragaman Jenis Burung


Diurnal Di Hutan Lindung Gunung Senujuh Dan Sekitarnya.
Universitas Tanjungpura: Pontianak
Hastoro. 1997. Di dalam Firmandi.2014. Pembuatan Flipbook Berdasarkan
Keragaman Jenis Burung Diurnal Di Hutan Lindung Gunung Senujuh
Dan Sekitarnya. Universitas Tanjungpura: Pontianak
Hikmat. 2015. Hikmat. 2015. https://kliksma.com/2015/05/sistem-reproduksi-
pada-burung.html. Diakses pada 13 November 2018.

Linneus. 1758. https://www.researchgate.com. Diakses pada 12 November


2018
Mackinnon, dkk. 2010. Di dalam Firmandi.2014. Pembuatan Flipbook
Berdasarkan Keragaman Jenis Burung Diurnal Di Hutan Lindung
Gunung Senujuh Dan Sekitarnya. Universitas Tanjungpura: Pontianak
Nellyta. 2014. https://www.scribd.com . Diakses pada 13 November 2018.
Nurwatha. 2013. Di dalam http://repository.fkip.unja.ac.id/ diakses pada tanggal
12 November 2018
Radiopoetro.1988. Di dalam http://repository.fkip.unja.ac.id/ diakses pada
tanggal 12 November 2018
Supriyadi. 2017. Ciri Burung Gereja dan Cara Paling Mudah
Memeliharanya.https://www.jalaksuren.net. Diakses pada 12
November 2018.
Swason. 1991. https://www.researchgate.com. Diakses pada 12 November
2018
Yadi.2017. Cara Memelihara burung Kutilang Agar Bisa Gacor.
https://www.jalaksuren.net. Diakses pada 12 November 2018.

Yulianto, Awal Nur. 2018. Cara Merawat Burung Kutilang.


https://hargaburung.id. Diakses pada 12 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai