Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

BIOLOGI TUMBUHAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK V

KETUA : LUKAS. M. WACANNO (2018-43-085)


SEKERTARIS : ALEWA. S. PATTIPEILOHY (2018-43-04)
ANGGOTA : ARWIN FIRASOU (2018-43-0)
AISA RUMFOT (2018-43-0)
DELSYA LATUE (2018-43-016)
DEWIYANTI ERSAPROSSY (2018-43-0)
ELSA LATUIHAMALLO (2018-43-028)
ERIYANTI MADIISA (2018-43-0)
NURUL. F. LATUCONSINA (2018-43-026)
SA’ADIA RUMATA (2018-43-0)
SRI NINGSI KELIAN (2018-43-0)
ASTI ANANTA POIPESSY (2018-43-032)
NATALIA FLORENSIA RIJOLY (2014-43-019)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat penulisan

BAB II Kajian Teoritis

A. Pengertian Tumbuhan

BAB III Pembahasan

A. Morfologi Tumbuhan
B. Anatomi Tumbuhan
C. Reproduksi dan Perkembangan Tumbuhan
D. Fisiologi Tumbuhan

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BIOLOGI TUMBUHAN”.

Kami selaku penyusun makalah ini menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang membantu kami dalam kelancaran pembuatan makalah ini baik berupa dorongan moral
maupun materi. Semoga makalah ini dapat berguna baik untuk diri kami, teman – teman, dan
semua yang membaca makalah ini.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami selaku penyusun memohon maaf
atas kekurangan dalam makalah ini. Kami berharap pembaca dapat memberikan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi tugas yang diberikan. Terima kasih.

Ambon, 3 November 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme yang paling unik dari semua jenis organisme karena tumbuhan
merupakan organisme yang dapat membuat makanan sendiri dibandingkan dengan organisme
lain seperti hewan dan manusia yang tidak dapat membuat makan sendiri. Tumbuhan dapat
memebuat makan sendiri melalui suatu proses yang disebut fotosintesis. Tumbuhan terdiri dari
berbagai spesies dengan sifat dan ciri morfologi maupun anatomi yang berbeda-beda, serta
memiliki sistim tata nama dan pengklasifikasian tertentu. Tumbuhan untuk dpat hidup,
bertumbuh dan berkembang selalu membutuhkan berbagai faktor genetik dan lingkungan yang
berinteraksi melalui suatu proses fisologi yang rumit. Beberapa sub bagian yang menjadi dasar
paling penting dalam mempelajari biologi tumbuhan secara utuh. Sub-sub bagian tersubut adalah
taksonomi tumbuhan, morfologi tumbuhan, anatomi tumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Aspek
terpenting dari taksonomi tumbuhan adalah sejarah dan sistem penanaman serta
pengklarisifikasian tumbuhan. Sedangkan morfologi tumbuhan akan lebih fokus pada sifat dan
ciri umum dari tumbuhan untuk mengenal dan membedakan tiap jenis tumbuhan. Anatomi
tumbuhan akan lebih mengarah pada bagaimana memahami setiap jenis sel dan jaringan dalam
tumbuhan dengan fungsinya sedangkan untuk memahami berbagai proses kimia maupun fisika
yang berlangsung dalam tumbuhan, akan dibahas dalam sub bagian fisiologi tumbuhan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan serta mengetahui macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan dan sel-sel dan jaringa
dalam pertumbuhan tumbuhan.

C. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui bentuk, ciri dan sifat morfologi tumbuhan.
2. Mengetahui perbedaan bentuk dan sifat anatomi tumbuhan.
3. Mengetahui cara reproduksi dan perkembangan tumbuhan.
4. Mengetahui proses-proses fisologi dalam tubuh tumbuhan

BAB II

KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Tumbuhan

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang memiliki kemampuan untuk membuat


makan sendiri, sedangkan organisme lain seperti manusia, hewan dan mikroorganisme tidak
membuat makan sendiri, sehingga bergantung pada keberadaan tumbuhan. Hal ini menyebabkan
para ahli menggolongkan tumbuhan sebagai organisme produsen dan organisme lainnya sebagai
konsumen.

Tumbuhan memerlukan tanah dan sinar matahari sebagai faktor lingkungan yang paling utama
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Tanah penting bagi tumbuhan karena mengandung
berbagai unsur kimia sebagai nutrisi bagi tumbuhan. Unsur-unsur kimia tersebut diserap oleh
akar dan dengan bantuan air diangkut kedaun untuk diproses. Sedangkan sinar matahari sebagai
katalisator dalam proses fotosintesis. Pada daun terdapat butir-butir hijau daun (klorifil) yang
berfungsi menangkap cahaya matahari sebagai energi untuk proses fotosintesis. Hasil proses
fotosintesis berupa karbohidrat, lemak, dan protein selanjutnya diangkut ke bagian-bagian lain
pada tumbuhan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel maupun jaringan
tumbuhan.

Sel-sel dan jaringan yang mendapat suplai nutrisi dari hasil fotosintesis tersebut, dimanfaatkan
untuk meningkatkan pertumbuhan sel baik dalam jumlah maupun ukurannya. Peningkatan
ukuran dan jumlah sel dapat terjadi secara secara horisontal (Penambahan diamter batang) dan
terjadi secara vertikal (penambahan tinggi tumbuhan). Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk
dan susunan ataupun sifat yang sama dapat dikelompokan sebagai satu jaringan. Jaringan-
jaringan yang memiliki bentuk dan sifat yang sama akan membentuk organ tumbuhan, dan
kumpulan dari semua organ membentuk tubuh tumbuhan.

Untuk mempelajari tumbuhan secara lengkap, diperlukan pengetahuan tentang taxonomi,


morofologi, anatomi dan fisiologi tumbuhan. Taxonomi tumbuhan mempelajari tentang sejarah,
klarifikasi, dan tata nama tumbuhan. Morfologi tumbuhan mempelajari sifat-sifat ataupun ciri-
ciri bagian luar tumbuhan yang dapat dilihat dengan mata telanjang (akar, batang, daun, bunga,
buah/biji dan lain-lain). Sedangkan anatomi mempelajari sifat atau ciri bagian dalam tumbuhan
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (sel-sel, jaringan dan lain-lain). Fisologi
tumbuhan terfokus pada proses-proses kimia maupun fisik yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan
(metabolisme, anabolisme, transpirasi, respirasi, dan lain-lain).

BAB III

PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI TUMBUHAN

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mepelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari
tumbuhan. Morfologi berasal dari bahasa Latin ”morphus” yang berati wujud atau bentuk, dan
“logos” yang berati ilmu.

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk tubuh dan susunan tubuh tumbuhan saja,
tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan, dan
selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan susunan tubuh yang terbentuk.

1) DAUN

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna hijau
(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari caha matahari
untuk fotosintesis. Daun juga merupakan orga tumbuhan uang berfungsi sebagai pusat
pengolahan makanan, respirasi dan transpirasi. Daun memiliki ciri khas dan bernilai penting
dalam taksonomi tumbuhan. Sehubung dengan fungsinya sebagai tempat asimilasi dan
transpirasi (penguapan).

a) Sifat-Sifat Daun
 Berbentuk gepeng dan berpenampang yang lebar
 Berwarna hijau
 Terletak secara horisontal sehingga dapat menangkap sinar matahari yang maksimal
 Dapat lepas dan meninggalkan bekas.

Pada umumnya daun-daun dari tumbuhan berbunga mempunyai bagian-bagian penting sebagai
berikut :
 Pelepah daun (leaf base) atau vagina yang sering mengelilingi batang atau dahan, kadang-
kadang untuk tumbuhan tertentu tidak terdapat.
 Tangkai (petiole), biasanya berbentuk silinder.
 Helai daun (blade atau lamina, merupakan bagian yang terpenting pada daun.
 Penumpu daun (stipula), pada beberapa famili atau genus stipula merupakan hasil dari tiap
bagian pelapah daun yang letaknya sebelah menyebelah tangkai daun.
 Organ-organ tambahan(organum accessorium) seperti duri, bulu, lapisan lilin dan
sebagainya

Helai daun terdiri daru tulang daun yang dikelilingi oleh jaringan lembut. Pada permukaan atas
jaringan tersebut teratur seperti sel pada sarang lebah dan ini merupakan bentuk dari jaringan
fotosintesa, sedangkan permukaan bawah sering terdapat spheroidal sebagai pertukaran gas. Pada
beberapa kasus, tangkai daun tidak ada dan helai daun langsung melekat pada ranting.
Berdasarkan banyaknya helai daun (komposisi) maka daun dapat dibedakan atas :
 Daun tunggal (simple leaf) yaitu hanya satu helai daun pada satu tangkai
 Daun majemuk (compound leaf) yaitu lebih dari satu helai daun pada satu tangkai daun.

b) Bentuk-Bentuk Daun

Bentuk daun mempunyai arti dalam taksonomi atau morfologi sebab merupakan bentuk khas
dari satu jenis. Pada daun mejemuk, anak-anak daun tersebut harus mendapat perhatian sendiri-
sendiri. Sedangkan pada daun-daun yang bersembul bentuk dasarnya sesuai atau cocok dengan
bentuk yang dapat dibuat dengan jalan menarik garis melalui ujung-ujung sembulnya. Bangun
daun biasanya disamakan dengan dengan bangun benda-benda lain yang mempunyai bangun
yang serupa misalnya perisai, jantung, telur, ujung tombang dan sebagainya. Selanjutnya perlu
diperhatikan bahwa dalam membentuk bangun umum helai daun, orang tidak memikirkan garis
hubung antara tepi atau ujung daun.

Helai Daun ( Lamina)


 Ujung dan pangkal daun
 Tengah daun
 Tulang daun
 Pinggir daun

Bagian Ujung dan Pangkal Daun


Ujung daun terletak jauh dari tangkal disebut apex. Sedangkan pangkal atau bagian yang
terletak pada tangkai daun disebut base.
Ujung Helai Daun
Bentuk ujung helai ada bermacam-macam, yaitu :
 Runcing (acutus), pada umumnya daun yang berbangun langset, paku, pedang, segi tiga.
Contoh : daun Oliander ( Nerium oliander).
 Meruncing (acuminate), ujung daun lebih tajam sedangkan bagian tengahnya mengembang.
Contoh : Waru (Hibiscus tiliaucus), Sonokeling (Dalbergia latifolia).
 Meruncing dengan ujung yang terpisah (mucronate), kulit berduri = ujungnya amat
meruncing dan keras seperti duri. Contoh : Nenas seberang (Agave).
 Tumpul (optusus), terbalik atau sudip, umumnya pada daun yang berbangun bulat, perisai,
bulat telur. Contoh : Petai cina (Aglaia odorata), sawo kecik (Manilkara kauki).
 Rompak (truncatus), ujung daun seakan-akan rata. Banyak pada jambu-jambuan. Contoh :
Jambu mete (Anacardium occidentale).
 Terbelah (emarginate). Contoh : daun Bayam (Amaranthus spinosus).

Pangkal Daun
a. Pangkal daun yang tidak berlekat-lekat yaitu :
 Runcing (acutus), pada umunya terdapat pada helai daun yang runcing.
 Membulat (rounded), dari tepi daun ke pangkal ada sedikit bulatan.
 Tumpul (optusus), dasarnya rata.
 Berlekuk (emarginattus) atau juga terbelah (retusus), yaitu pada helai daun berbentuk
buah pinggang, panah dan sebagainya.
b. Pangkal daun yang melekat yaitu pangkal daun atau helai daun yang berlekatan. Dibedakan
atas :
 Berlekat (conatus), yaitu pangkal dari daun atau helai daun yang kedudukannya di
tempat yang sama tinggi pada batang berlekatan satu sama lainnya.
 Tumbuh melekat (perfoliatus) yaitu telinga kanan dan kiri dari pangkal daun berlekatan
menjadi satu sehingga melingkari batang.

Bagian Tengah Daun


 Acicula : bangun garis atau serupa bangun garis. Helai daun amat panjang dibandingkan
dengan lebarnya. Contoh : daun rumput (Graminea).
 Linearis : bangun pita atau serupa dengan acicular tetapi badannya agak melebar. Contoh :
jagung (Zea mays)
 Oblong : Bulat memanjang, dengan panjang helai daun kira-kira 2,5 x lebarnya. Contoh :
Sirsak (Anona muricata), srikaya (Anona squamosa)
 Lanceolate : mata lembing, yakni panjang 3–5 x lebarnya. Contoh : bambu (bambusaceae)
 Oblanceolate : kebalikan dari lanceolate. Contohnya : Mangga (Mangifera indica)
 Ovate : bulat telur. Contoh : Kembang sepatu (Hibiscus rosacinensis), Cabe rawit
(Capscium frutiscens).
 Obovate : bolat telur terbalik. Contoh : Sawo kecik (Manilkara kauki).
Bentuk-bentuk daun yang lainnya :
 Oval. Contoh : Nangka (Arthocarpus heterophyla)
 Reniform. Contoh : daun Kaki kuda (Centella asiatica)
 Cordate. Contoh : Waru (Hibiscus tiliacens)
 Deltaloid. Contoh : Semanggi (Marrcilea crenata)
 Rhomboid. Contoh : Bangkuang (Pachymhinus coasuss)

Bagian Tulang Daun


Tipe umum pertulangan daun secara garis besar terbagi 2, yaitu paralel/sejajar atau tertutup yang
hanya dijumpai pada monokotil dan tipe menjala atau terbuka yang khas pada dikotil. Fungsi
tulang :
1. Yang Sebagai jalan pengangkutan makanan yang dibentuk di dalam daging daun ke bagian
lain pada tumbuhan.
2. Merupakan rangka pada daun sehingga helai daun menjadi kuat dan kaku.
Tulang daun dapat dibedakan sebagai berikut :
 Ibu tulang daun (costa/middle rib), letaknya membujur dari tangkai ke ujung daun yang
berbentuk perisai, letak tulang daunnya nyata pada pangkal sedangkan pada ujung
kelihatannya hilang. Contoh : daun Teratai (Nelumbium nelumbo).
 Nervous lateral yaitu cabang ibu tulang daun.
 Vein/vena.
Keteraturan penyusunan tulang daun disebut sebagai sistem pertulangan daun
(veination/nervation). Tipe pertulangan daun yang sering dijumpai adalah :
1. Sejajar, terdapat pada kebanyakan monokotil/Graminea.
2. Pertulangan daun menjari (Palminervis), yakni bila pangkaul daun terdapat 3 atau lebih
tulang daun sekunder terentang menjari. Contohnya pada daun Pepaya (Carica papaya),
Jarak (Ricinus communis), Waru (Hibiscus sp).
3. Pertulangan daun menyirip (Penninervis), yakni tulang daun pokok/ibu tulang daunnya
bercabang keluar kekiri dan kekanan menuju ketepi daun. Contoh mangga (Mangifera
incidica), Manggis (Carcinia manggostana).
4. Pertulangan daun memebujur (Curvinervis),yaitu bertulang daun melengkung dimana tulang
daun sekunder yang merentang melengkung hampir sejajar dengan teoi daun.Contoh : kayu
manis(Cinnamomum zeylanicum)
5. Pertulangan daun tangga (scalarifom),dimana vena/vein atau tulang daun tersiernya tegak
lurus pada tulang daunn sekunder. Contoh : Meranti (Shorea selanica),kayu kapur
(dryobalanops sp).
6. Pertulangan daun bercabang dua arah (dichotoni)
Bagian Pinggir Daun
Pinggir daun (leaf margins) merupakan tipe khas pada beberapa jenis tumbuhan yang berbeda di
daerah tropis. Bagian pinggir daunn secara umumm dapat dibagi dalam dua kategori yaitu :
1. Rata (entire). Contoh : Nangka (arthocarpus integra).
2. Bertereh (divisius),yang dibagi atas :
a) Merdeka/bebas, yaitu berlekuk yang tidak seberapa dalam sehingga seakan tidak merubah
bentuk umum daripada helai daun dan selalu tidak berhubungan dengan pertulangan daun.
Daun bertereh merdeka dapat dibedakan atas :
 Bergerigi (serrate), dengan gigi yang tajam mengarah ke ujung daun. Contoh : Legetan
(Salvia occidentalis).
 Bergerigi ganda (double serrate), dimana serrate berganda kasar, tepi-tepi bergerigi lagi.
Contoh : Kumis kucing (Gynandropus sp).
 Bergigi (dentate), dengan permukaan/gigi yang tajam dan mengarah keluar. Contoh :
Beluntas (Penchea indica).
 Beringgit (erenate), dengan gigi yang tumpul atau bundar. Contoh : Cocor bebek
(Kalanchea pinnata).
b) Bergantung, yaitu berlekuk agak dalam sehingga dapat merubah bentuk dari helai daun dan
ini berada diantara tulang daun.
Daun bertereh bergantung, didasarkan pada dalamnya tereh maka pinggir daun dapat
dibedakan atas :
 Berlekuk (lebed), bersembul, dalamnya tereh tidak sampai pertengan tulang cabang.
Contoh : Wuluk (Cucurbita nusabata).
 Bercanggap (cleaft), dalamnya tereh sampai pada pertengahan tulang daun tengah.
 Berbagi (parted), dalamnya tereh lebih dalam dari pertengahan tulang daun cabang.
Contoh : Pepaya (Carica papaya).

Permukaan Helai Daun


Permukaan helai daun memepunyai bentuk dan sifat-sifat tertentu dengan bagian atas berbeda
dengan bagian bawah. Bagian atas daun kelihatannya lebih mengkilap, lebih hijau dan lebih licin
dari pada permukaan bawah.
Sifat-sifat permukaan daun sebagai berikut :
 Licin (Leavis)
 Mengiklap (nitidus). Contoh : Daun jeruk (Citrus sp), beringin (Ficus benjamina).
 Suram (opacus). Contoh : Ketimun (Cucumis sativus).
 Lapisan lilin (pruinosus). Contoh Pisang (Musa paradisiaca).
 Gundul (glabrous), tanpa rambut. Contoh : Jambu air (Eugenia aqua).
 Berbulu (pubescent), berbulu pendek. Contoh : Daun tembakau (Nicotiana tabacum)
 Villous, berambut panjang, putih keperak-perakan.
 Tomentose, berambut seperti wol. Contoh : pada family Solanaceace.
 Scabrous, berambut pendek, kasar. Contoh : pada jati (Tectona grandis).
 Rugose, bekeriput, karena ada tulang daun yang tenggelam.
 Steldate, berbulu. Contoh : fam. Solanaceae.
 Bulattus. Berbisul. Contoh : daun kubis (Brassisca sp).
 Scufi, star/sisik. (Durio sp).
Helai daun menurut tebal tipisnya dapat dibagi atas :
 Tipis (membranous), halus, seperti : selada air (Nastartium oficinale).
 Tipis kuat bagai kertas. Contoh : daun pisang (Musa paradisiaca).
 Tipis kuat dan kaku. Contoh : nangka (Arthocarpus heterophyla).
 Rekal (carriaceous). Contoh : Lidah buaya (Aloe sp).

Daging Daun
Daging daun mengandung enzim-enzim untuk mengubah zat-zat nutrisi menjadi bahan-bahan
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Dalam daging daun sering didapati kelenjar berupa bintik-
bintik minyak yang khas denag aroma tidak tajam. Contoh : Myrtaceaa. Bintik minyak besar
aroma tajam. Contoh: Rutaceae. Sedangkan pada Ebenaceae, kelenjarnya terdapat pada bagian
pangkal daun. Contohnya Dyospiros.
Pada beberapa jenis pohon, ada tangkai daun yang telah berubah fungsi dan bentuk menjadi helai
daun dengan daging yang keras. Contoh: Acasia auriculiformis, terjadi proses Phyllocladus
(perubahan tangkai menjadi helai daun). Sedangkan pada Cactaceae (Kaktus) terjadiproses
Chlodophyllus yaitu perubahan bentuk dari ranting atau cabang menjadi helai daun dengan
daging yang sangat tebal.
Daging daun mengandung plastida yaitu suatu larutan ellipsaidal yang berisikan kloroplas,
dimana didalamnya ada klorofil (pigmen plastid) dan menyebabkan daun berwarna. Terdapat 5
jenis zat pigmen pada tumbuhan, yaitu:
 Klorofil A : hijau
 Klorofil B : hijau
 Xantophil : kuning
 Anthocyanin : biru, merah dan ungu
 Melanin : hitam
Duduk Daun/Tata Daun (Phyllotaxis)
Letak daun pada batang dapat tersusun dengan cara:
 Bersilang (opposite) yaitu bila berpasangan pada ketinggian yang sama pada masing-masing
sisi dari pada ranting.
 Melingkar (whorled/verticilate), jika lebih dari daun dijaumpai pada buku yang sama.
 Berseling (alternate) yaitu bila hanya ada satu helai daun melekat pada setiap buku.

Daun Majemuk (Compound folium)


Daun majemk sebenarnya dalah daun tunggal yang lekukannya dalam dalam sehingga terpisah
menjadi daun yang baru.

2) BATANG
Batang merupakan tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
 Umumnya berbentuk panjang dan bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf, artinya dapat
dibagai menjadi dua bagian yang setangkup
 Terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh buku-buku.
 Memiliki arah tumbuh menuju cahaya atau matahari: (bersifat fototrop atau heliotrop).
 Selalu bertambah panjang di ujungnya sehingga sering dikatakan bahwa batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas.
 Memiliki percabangan.
 Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali pada batang muda dan tumbuhan berumur pendek
seperti rumput-rumputan.
Batang Tumbuhan Berfungsi untuk:
 Menunjang bagian-bagian tumbuhan yang da di atas tanah, yaitu daun, bunga, dan buah.
 Memperluas bidang asimilasi dengan perkecambangannya dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga berada pada psosisi yang paling
menguntungkan.
 Alat transport air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan pengangkutan hasil asimilasi
dari daun ke jaringan tumbuhan.
 Tempat penimbunan zat-zat makan cadangan.
Dari jenis-jenis tumbuhan, ada yang batangnya terlihat jelas, dan ada yang tampaknya tidak
berbatang. Sehingga tumbuhan dapat dibedakan atas:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis)
Tumbuhan yang tidak memiliki batang yang sesungguhnya. Hal itu disebabkan karena
batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akar dan
tersusun rapat satu sama lain, merupakan suatu roset (Rosula). Contoh: lobak (Raphanus
sativus L), sawi (Brassica juncea L). Pada tumbuhan ini, batang akan terihat jelas pada saat
berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan
daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang dan mendukung bunga-bunganya.
2. Tumbuhan yang memiliki batang
Tumbuhan yang memiliki batang dapat dibedak atas:
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Contoh: bayam
(Amaranthus spinosus L).
b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat, karena tersusun dari kayu.
Umumnya terdapat pada jenis pohon-pohon (arbores) dan semak-semak (frutices).
c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan seringkali berongga. Contoh: padi (Oryza sativa L) dan rumput-rumputan
(Gramineae).
d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-ruas yang
lebih panjang. Contoh: teki (Cyperaceae).
Bentuk Batang
Batang pada tumbuhan biji belah (dicotyledoneae) pada umumnya berbentuk lebar dibagian
bawah dan semakin mengecil ke bagian ujung serta dapat memiliki percabangan atau tidak.
Sementara pada tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), tidak terdapat perbedaan yang
menyolok anatara bagian pangkal dan ujung. Hanya pada beberapa golongan seperti palma
(palmae) yang bagian pangkalnya.
Berdasarkan bentuk penampang melintangnya, batang tumbuhan dapat berbentuk:
a. Bulat (aeres). Contoh: bambu (Bambusa sp).
b. Beregi (angularis):
 Bangun segi tiga (triangularis). Contoh: batang teki (Cyperus rotundus)
 Segi empat (quardngularis). Contoh: batang iler (Coleus scutellariodes benth)
c. Pipih dan melebar menyurupai daun. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
 Fikokladia (phyllocladium), berciri pipih dan pertumbuhannya terbatas. Contoh: jakang
(Muehlenbekia platyclada meissn).
 Kladodia (cladonium), dan kadang-kadang bercabang. Contoh: kaktus (Opuntia
vulgaris Mil)
Terdapat 3 cara percabangan pada batang, yaitu:
 Monopodial, yaitu batang pokok tampak jelas dan pertumbuhannya lebih cepat dibanding
percabangannya. Contoh: cemara (Casuarina equissetifolia).
 Simpodial, batang pokok sukar ditemukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
pertumbuhan terhenti. Contoh: sawo mania (Achras zapota L)
 Dikotom (menggarpu), yaitu cara percabangan yang batangnya memiliki dua percabangan
yang sama besar. Contoh: paku adam (Gleichenia linearis Clarke).
Cabang-cabang pada tumbuhan umumnya membentuk sudut yang tertentu dengan batang
pokoknya. Berdasarkan besar kecilnya sudut, umumnya arah tumbuh cabang dibedakan atas:
a. Tegak (fastigatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga hampir
sejajar dengan batang pokoknya. Contoh: wiwilan pada kopi (coffea sp).
b. Condong ke atas (patens). Jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih
45o. Contoh: pohon cemara (Casuarina equisetifolia L).
c. Mendatar (horizontalis), jika cabang dengan batang pokok memebntuk sudut sebesar
kurang lebih 90o. Contoh: pohon randu (Ceiba pentandra Gaetrn).
d. Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar, tetapi ujungnya melengkung
ke bawah. Contoh: kopi robusta (Coffea robusta Lindl).
e. Bergantung (pendulus), cabang-cabang yang tumbuhnya ke bawah. Contoh: Salix.
Pangkal batang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan umur tumbuhan, yaitu:
a. Tumbuhan anual (annuus), yaitu tumbuhan yang umurnya kurang dari satu tahun. Golongan
ini meliputi bermacam-macam tumbuhan palawija. Contoh: jagung (Zea mays L).
b. Tumbuhan bienial (dua tahun/biennis), yaitu tumbuhan yang mulai dari tumbuh sampai
menghasilkan biji, memerlukan waktu minimal dua tahun. Contoh: biet (Beta vulgaris L).
c. Tumbuhan perennial (menahun) yaitu tumbuhan yang dapat mencapai umur sampai
bertahun-tahun dan dapat mencapai umur ratusan tahun.

3) AKAR (Radix)
Akar merupakan salah satu bagian pokok tumbuhan selain batang dan daun. Pada umumnya
akar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
 Umumnya terdapat didalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau air
(hidrotrop).
 Tidak berbuku-buku, tidak beruas,dan tidak mendudkung daun atau bagian tumbuhan
lainnya.
 Warnanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
 Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi pertumbuhannya terbatas dibandingkan dengan batang.
 Bentuknya seringkali meruncing sehingga mudah untuk menembus dalam tanah.
Akar bagi tumbuhan berfungsi untuk:
 Memperkuat berdirinya tumbuhan.
 Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dari dalam tanah.
 Mengangkut air dan za-zat makan dari tanah ke bagian lain dari tumbuhan.
 Sebagai tempat penimbunan makan.
Akar umumnya dapat dibedakan atas beberapa bagian yaitu:
a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan dengan
pangkal batang.
b. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling mudah, terdiri atas jaringa-jaringan yang
masig mengadakan pertumbuhan.
c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat anatara leher akar dan ujungnya.
d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang secara tak langsung
bersambungan dengan pangkal batangdan masing-masing dapat mengadakan percabangan
lagi.
e. Serabut akar (fibrilia radicalis), cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut..
f. Rambut akar atau bulu-buku akar (pilus radicalis), bagian akar yang hanya merupakan
penonjolan sel-sel pada kulit luar akar. Bentunya seperti bulu atau rambut dan berfungsi
untuk memperluas bidang penyerapan air dan zat-zat makanan.
g. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan
yang berfungsi untuk melindungi akar.
Bagian akar yang terbentuk dalam biji disebut akar lembaga (radicula), dapat memperlihatkan
perkembangan yang berbeda, sehingga dapat dibedakan atas dua macam sitem perakaran yaitu:
1. Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh menjadi akar pokok dengan cabang-
cabang yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang
(radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan bili belah
(Dicotyledoneae) dan tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
2. Sitem akar serabut, yaitu jika akar lembaga berkembang menjadi sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan berbentuk seperti serabut, sehingga disebut akar serabut
(radix adventicia).
Sehubung dengan cara hidup tumbuhan, terdapat bebrapa jenis akar dengan sifat dan fungsi
khusus, yaitu:
 Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian tumbuhan di
atas tanah dan berfungsi untuk menyerap aiar dan gas dari udaradan dapat mecapai 30m.
Umumnya memepunyai jaringa khusus untuk menimbun air/udar yang disebut velamen.
Contoh: akar anggrek kala jengking (Arahnis flosaeris). Bagian yang ada dalam tanah
seringkali berubah menjadi batang. Contoh: beringin (Ficus benjamina L),
 Akar penghisap (haustorium), yaitu jenis akar yang umunya terdapat pada tumbuhan yang
hidup sebagai parasit. Akar penghisap dapat menembus kulit inangnya dan berfungsi untuk
menyerap air maupun zat makan dari inangnya. Contoh: benalu (Loranthus sp). Akar
penghisap dapat merupakan akar-akar yang pendek dan melekat pada inangnya. Contoh:
endak-endak cacing (Cuscutha australia R.Br).
 Akar pelekat (radix adigans), akar-akar yang keluar dari buku-buku pada batang tumbuhan
merambat yang berfungsi untuk menempel pada tumbuhan penunjangnya. Contoh: lada
(Piper nigrum), sirih (Piper betle L).
 Akar pembelit (cirrhus radicalis), berfungsi untuk memanjat, tetapi dengan melingkari
tumbuhan penunjangnya. Contoh: vaanili (Vanilla planifolia Andr).
 Akar nafas (peneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas
hingga muncul dari permukaan tanah atau aiar. Akar ini mempunyai banyak celah-celah
(peneumathoda) untuk jalan masuknya udara untuk pernapasan. Umumnya tumbuhan yang
memiliki akar ini hidup di daerah yang kekurangan oksigen. Contoh: bogem (sonneratia sp)
dan kayu api (Avicennia sp).
 Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah
sehingga sering juga disebut akar egrang. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup di
daerah yang kurang oksigen seperi di air, dan berfungsi untuk mengambil oksigen di udarah.
Contoh: pandan (Pandanus tectorius Sol).
 Akar lutut, yaitu akar tumbuhan yang tumbuh ke atas, kemudian membengkok lagi masuk
kedalam tanah, seperti lutut yang dibengkokan. Tumbuhan yang memeiliki akar ini
umumnya terdapat di tepi pantai yang rendah berlumpur, dan berfungsi untuk pernafasan.
Contoh : pohon tanjang (Bruguiera parvifolia W. Et al).
 Akar banir, akar yang berbentuk seperti papan-papan untuk memperkokoh berdirinya
batang pohon yang berukuran besar. Contoh : sukun (Artocarpus communis G. Forst).
B. ANATOMI TUMBUHAN
Jaringan–jaringan yang memebentuk tubuh tumbuhan dikelompokan atas jaringan pelindung,
jaringan dasar, jaringan meristematik dan jaringan pembuluh.

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


Sel dan Jaringan Tumbuhan
Berbagai tipe sel pada tumbuhan bersal dari tiga jenis proses yang berlangsung dalam tumbuhan,
yaitu: pembelahan, pembesaran, dan diferensiasi. Sel-sel dewasa yang terbentuk tersusun
berkelompok menurut struktur dan fungsinya yaitu jaringan sederhana dan jaringan kompleks.

Jaringan Sederhana
1) Parenkim
Parenkim membentuk jaringan dasar yang membungkus jaringan lain yang lebih terspesialisasi.
Selain itu sel parenkim berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis. Sel parenkim
sangat bervariasi dalm bentuknya atau bahan penyusunnya. Sel-sel parenkim dari jaringan
fotosintetik berbentuk memanjang atau membulat dan kaya akan protoplasma. Sedangkan sel
parenkim pada jaringan penyimpanan makan berbentuk seperti biji kacang dan penuh dengan
pati. Contoh; ubi jalar.
Parenkim merupakan tipe sel paling sederhana dari jaringan dewasa karena hanya mengalami
sedikit perubahan dari sel meristem dibandingkan dengan jaringan lainnya. Sel-sel parenkim
adalah sel yang tidak cukup berspesiialisasi, sehingga dapat berubah lagi menjadi meristem. Sel-
sel parenkim berbentuk khas yaitu isodiametrik dengan atau tanpa ruang antar sel dan memiliki
dinding sel yang tipis dari selulosa.
2) Kolenkim
Kolenkim merupakan jenis sel yang memiliki sifat seperti parenkim dan secara struktur dapat
dianggap sebagai parenkim yang berperan sebagai jaringan penunjang pada tumbuhan muda.
Jika kolenkim dan parenkim terletak berdampingab, keduanya membentuk jaringan transisi.
Kemiripannya dengan parenkim karena memiliki kloroplas dan kemampuannya melanjutkan
aktivitas meristem. Kolenkim terdapat di bagian bawah atau dekat permukaan batang muda,
tangkai daun muda, di sepanjang vena utama daun, dan di akar. Sel-sel kolenkim terletak
memanjang pada organ tempatnya berada dan ditandai oleh adanya sel primer yang tebal dan
tidak berlignin.
Dalam selulosa yang tebal pada kolenkim memiliki sifat keras dan lentur. Sehingga kolenkim
berfungsi menopang oragan yang aktif tumbuh karena sel-selnya dapat merenggang untuk
menyesuaikan diri denga perpanjangan organ.

3) Sklerenkim
Sel-sel sklerenkim memiliki dinding sekunder tebal dan umumnya berlignin, protoplasmanya
mati atau tidak aktif setelah dewasa. Sklerenkim berfungsi sebagai penunjang pada bagian
tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim merupakan jaringa yang bervariasi, dan
terdiri dari serat dan sklereid.
1) Serat
Sel-sel yang menusun serat pada tumbuhan berbentuk panjang dan sempit serta berunjung
runcing. Sel-sel- memebentuk sebuah jalur panjang yang ujung-ujung runcingnya tertumpang
tindih dan menyatu dengan kuat. Serat terdapat pada sebagian besar bagian tubuh tumbuhan.
Menurut letaknya, serat dapat digolongkan ke dua tipe yaitu: serat xilariyang terdapat xylem
yang memepunyai jaringan kompleks, dan serat ekstra xilari yang terdapat pada jaringan dari
luar xylem.
2) Sklereid
Skelreid memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari isodiametrik sehingga tak beraturan,
bahakan ada yang bercabang. Sklereid berdinding sangat tebal dan berlignin. Sering dijumpai
sklereid tunggal atau dalam kelompok-kelompok kecil di antara sel-sel lain (jambu buji- Psidium
guajava) atau sebagai suatu masa bersinambung seperti pada tempurung kelapa (Cocos
nucifera).
Jaringan Kompleks
Ada dua macam jaringan kompleks yaitu: xylem yang berperan dalam transport air dan mineral,
dan floem yang berperan untuk transport hasil fotosintesis. Kedua jaringan ini selalu
berdampingan dan bersama-sama menyusun pembuluh atau sistem penghantar yang meluas ke
seluruh tubuh tumbuhan.
1) Xylem
Tersusun atas parenkim, serat trakeid, dan komponen pembuluh yang berada jumlah dan
komposisinya.
a. Trakeid
Tersusun atas sel-sel yang memanjang, dengan penampang melintang yang persegi dan
mempunyai dinding ujung mirip atau meruncing. Setalah dewasa sel-sel trakeid akan mati dan
hanya meninggalkan satu dinding sel yang berlignin. Semua trakeid memiliki dinding sel
sekunder yang terletak mengikuti pola sesuai dengan perkembangannya. Trakeid memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai penopang dan penghantar air.pada tumbuhan berpembuluh tertentu seperti
paku dan konifer, hanya trakeid yang merupakan tipe sel pada xylem yang terpisah dari
parenkim.
b. Komponen Pembuuh
Komponen pembuluh terdiri atas sel-sel berebntuk silinder yang mati setelah deawasa, dan
ujungnya saling bersatu memebentuk sebuah tabung pengahantar air yang disebut pembuluh.
Pada ujung pembuluh terdapat pori tempat lewatnya air dari satu sel ke sel lain.
2) Floem
Floem tersusun atas pembuluh tapis dan sel tetangganya, selin itu terdapat juga sel parenkim dan
serat.
a. Pembuluh Tapis
Pembuluh tapis merupakan sel-sel memanjang yang bersatu pada ujungnya memebtentuk
pembuluh tapis. Susunannya analog dengan pembuluh pana xylem, tetapi dindingnya tidak
berlignin dan digolongkan sebagai dinding sel primer, walaupun dapat juga mengalami
penebalan. Pembuluh tapis adalah sel hidup dan hanya akan berfungsi selama sel-sel ini masih
hidup. Salah satu sifat pembuluh tapis ialah bahwa selama perkembangannya, nukleus akan
pecah dan hilang pada waktu dewasa. Pembuluh tapis inilah satu-satunya contoh sel tumbuhan
yang hidup tandap nukleus.
b. Sel Tetangga
Sel tetangga pada floem memiliki sitoplasma yang pekat dan nukleus. Sel tetangga terbentuk
karena adanya pembelehan yang tidak sama besar dari sel induk memebentuk komponen
pembuluh secara horisontal yang letaknya berdampingan dengan komponen pembuluh tapis.
Kedua pasangan ini berhubungan langsung melalui plasmodesmata dan memebentuk satu
kesatuan fisiologis, sebab sel tetangga akan mati jika komponen pempuluh tapis tak berfungsi
lagi.

DAUN, AKAR DAN BATANG


1) Daun
 Struktur daun
Sel-sel fotosintetik pada daun terdiri dari sel-sel parenkim yang meliputi palisade parenkim
(berbentuk columnar terletak di bawah permukaan daun dan berfungsi dalam penyeerapan
cahaya). Dan spong parenkim (sel-sel yang berbentuk tidak teratur di dalam daun, dengan rongga
antar sel yang besar). Rongga-rongga tersebut dipenuhi dengan gas, uap air, oksigen, dan karbon
dioksida.
Palisade spongi parenkim membentuk jaringan dasar daun, yang dikenal dengan Mesofil atau
Middle leaf, dengan senyawa lilin yang disebut kutin. Kuting terbentuk dari lapisan kutikula
yang menutupi permukaan epidermis. Sel-sel epidermal dan kutikula terlihat bergerak dari dalam
dan ke luar daun melalui dua struktur yang berbeda yaitu vascular bundle dan stomata. Air dan
mineral terlarut ditransfer ke daun dan produk fotosintesis ditransfer melalui vascular bundle.
Pada umumnya pola helaian daun pada tumbuhan monokotil tersususn secara paralel, sementara
pada tumbuhan dikotil umumnya memiliki pola menjari. Oksigen dan karbon dioksida masuk
keluar daun melalui stomata secara difusi. Stomata merupakan pori dikelilingi oleh sel khusus
epidermis yaitu guard sel. Kira-kira 90% air hilang dari tubuh tumbuhan melalui stomata sisanya
10% melalui epidermis sel. Stomata umumnya terdapat di bawah daun dalam jumlah yang besar.
Sebagai contoh pada daun tembakau, jumlah stomata diperkirakan mencappai 19.00 buah per
cm2, sedangkan pada permukaan atas daun 5.000 buah per cm2.
Daun yang lengkap terdiri dari vagina (upih/pelapah), lamina (helaian daun), dan petiolus
(tangkai daun). Berdasarkan jumlah lamina pada setiap petiolus, daun dibedakan atas daun
tunggal yaitu terdapat datu lamina pada setiap petiolus. Berdasarkan sususnan tulang daun, maka
tulang daun pada tumbuhan dapat dibedakan atas tulang dau menyirip (penninervis), terdapat
satu ibu tulang daun dan keluar tulang-tulang cabang; tulang di bagian tengah paling besar dan
panjang, sedangkan ke samping makin pendek; tulang daun melengkung (cervinervis), tulang
daun di tengah besar, tulang daun lain mengikuti tepi daun menuju ke arah ujung daun; dan
tulang daun sejajar (rectinervis), tulang daun di tengah besar, sedangkan tulang daun lainnya
kecil dan sesjajr dengan ibu tulang daun.

 Adaptasi dan Modifikasi Daun


Daun bervariasi yang dalam bentuk dan ukuran, ada yang bulat, pipih, lebar, dan menjari.
Perbedaan ini karena adanya korelasi dengan lingkungan tumbuh. Daun yang besar besar
dengan ukuran yang lebar sering ditemui padadaerah hutan tropis, dimana terjadi kempetisi
dalam sinar menadapat sinar matahari dan air. Sementara daun daun deegan ukuran sedang
umumnya ditemukan pada tumbuhan yang hidup di daerah beriklim kering. Untuk jenis konifer
sebagai contoh terjadi reduksi pada permukaan fotosintesis dengan lapisan epidermis dan
kutikula agak tebal. Pada beberapa tumbuhan sukulen, daunnya beradaptasi sebagai tempat
penimpanan air (tumbuhan padang pasir).

2) AKAR
 Struktur Akar
Pada tumbuhan dikotil dan sebagain besar monokitil terdiri dari tiga sistem jaringan (dermal,
dasar, dan vaskuler) yang menyusun jaringan epidermis, korteks, dan silinder vaskular atau
silinder pembuluh.

Gambar 2. Struktur Akar Dikotil dan Monokotil

a. Epidermis
Epidermis terdiri atas selapis sel berbanding tipis yang memiliki kutikula dan tersusun rapat.
Sebagian besar sel epidermis memebentuk akar rambut melalui pemanjang lateral didnding
luamnya. Rambut-rambut akar ini memperluas permukaaan peneyerapan akar meskipun fungsi
penyeerapan ini tidak terbatas hanya pada rambut-rambut akar.
Sel-sel tumbuhan yang membesar mengalami diferensiasi secara struktural. Dalam
perkembangnnya, diferensisasi akan berakhir setelah pemanjang berhenti. Sehingga sel akar
yang dewasa terletak di belakang daerah pemanjangan. Pada permukaan akar, rambut-rambut
akar yang berbentuk tabung dari sel-sel epidermis. Pada umumnya rambut akar mempunyai
vakuola yang besar di tengah sel dan membentang di sepanjang sel dan inti sel yang terdapat di
belakang titik pertumbuhan. Daerah tempat tumbuh rambut akar yang pertama terdapat suatu
ciri kelompok yaitu adanya diferensiasi xylem karena merupakan tempat pertama masuknya air
kedalam tumbuhan sehingga pembentukan pembuluh xylem berakhir pada jarak tertentu dari
ujung akar tempat air masuk.
b. Korteks
Korteks terdiri atas sel-sel parenkim berdinding tipis yang tersusun longgar yang membentuk
rongga antar sel yang sejajar dengan panjang akar. Sel-sel korteks sering mengandung butir-
butir pati dalam jumlah banyak. Adakalanya satu sampai beberapa lapisan sel yang terletak di
bawah epidermis, dinding selnya mengandung suberin, sehingga secara morfologis berbeda
dengan sel-sel korteks di bawahnya.

Lapisan korteks terdalam yang terdiri atas sel-sel berbentuk kotak dan tersusun rapat tanpa
rongga antar sel disebut endodermis. Masing-masing atau secara kolektif, sel-sel endodermis
memebentuk silinder yang disebut sebagai Pita Caspari, yang terbentuk karena pengendapan
suberin pada seluruh bagian dinding sel yang berdampingan dan tidak premeabel terhadap air.
Sehingga air dan senyawa terlarut dapat bergerak bebas mengelilingi sel-sel korteks dan terus
masuk ke dinding sel melewati membran sel endodermis. Oleh karena itu sel-sel endodermis
berperan dalam pengendalian gerakan air dan senyawa terlarut dan merupakan “rintangan
fisiologis” yang penting antara korteks dan silinder pembuluh.
c. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh akar terdiri dari xylem dan floem yang dikelilingi oleh satu atau lebih sel-sel
pericycle, terbentuk dari cabang akar. Pada beberapa spesies tumbuhan, jaringan pembuluh akar
mengelompokan dalam bentuk silinder yang solid. Pada tumbuhan monokotil, jaringan
pembuluh membentuk silinder yang mengelilingi kambium (pith) yang merupakan pusat jaringa
dasar.
 Pertumbuhan Primer Akar
Bagian akar yang pertama menembus biji adalah embrionik akar yang dikenal dengan radicle.
Sementara ujung akar (tudung akar), berfungsi untuk melindungi bagian meristem apikal akar.
Sel-sel pada tudung akar selalu membentuk sel-sel baru melalui proses pembelahan sel yang
menyebabkan terjadinya perpanjangan sel. Perpanjang ini disebabkan adanya pertumbuhan
primer akar yang tergantung pada jumlah sel-sel baru yang dihasilkan pada bagian elongasi atau
pemanjangan. Sel-sel yang mengalami pemanjangan selalu berdifernsiasi. Sel yang mengalami
difernsiasi adalah sel penghubung dari floem yang berhubungan dengan xylem. Pada bagian ini
xylem terbentuk dan endodermis berdifernsiasi. Di dalam endodermis, pericycle terbentuk secara
bersamaan dengan pemanjangan akar, dan pembentukan sel-sel epidermis.

3) BATANG
Pada tumbuhan dikotil dan monokotil, semual semua sel dalam tubuh tumbuhan dihaliskan
oleh meristem ujung, yang merupakan pertumbuhan primer, tetapi pada sebagaian besar dikotil
terutama tumbuhan berkayu yang terus tumbuh dari tahun ke tahun, terjadi pertumbuhan primer
yang diikuti dengan pembentukan jaringan sekunder sehingga menambah perkembangan
meristem leteral yaitu kambiun pembuluh yang memperbanyak jaringan pembuluh batang.
 Struktur Batang
Jaringa dermal batang yang hijau terbentuk dari sel-sel epidermis yang ditutupi oleh kutikula
seperti stomata. Bagian terbesar dari jaringan batang yang masih muda adalah jaringan dasar
yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

 Jaringan Pembuluh

Jaringa pembuluh xylem dan floem memiliki sel penghubung sementara fiber dan sel-sel
parenkim merupakan tempat penyimpanan makan dan air. Sel penghubung dai floem diketahui
mentransfer produk fotosintesis dalam bentuk gula dari daun ke sel-sel non fotosintetik. Pada
gymnospermae sel-sel penghubung adalah “sieve tube”. Sementara pada angiospermae dekenal
dengan istilah “sieve tube memeber”. Sieve tube berupa kolom vertikal dari ”sieve tube
member” yang dihubungkan oleh “sieve plate” yang berpori.

Bagian dari sieve tube dapat bertahan sampai tumbuhan dewasa dan diisi oleh cairan yang
disebut “sieve tube sap”. Pada dikotil dan beberapa monokotil sieve tube sap mengandung
senyawa protein yang dikenal dengan “slime” atau protein-P terdapat di bagian dalam dinding
sel sampai ke sieve tube.

Pada bebrapa sieve tube dewasa, nukleus dan beberapa organel tidak terintegrasi. Bagian-bagian
sieve tube beraosiasi dengan sel khusus parenkim yang disebut “companion cell” yang
mengandung semua komponen yang umumnya terdapat di dalam sel tumbuhan yang hidup.
Companion cell bertanggung jawab terhadap sekresi senyawa kimia di dalam dan di luar sieve
tube. Sieve tube dan campanion cell terbentuk dari induk yang sama.

 Susunan Batang

Pada tumbuhan yang hijau, xylem dan floem umumnya tersusun secara membujur. Pada batang
dikotil yang masih muda ikatan pembuluh berbentuk seperti cincin denga silinder pembulih
mengelilingi “central pith”.

 Pertumbuhan Primer pada sistem Tunas

Pertumbuhan dan perkembangan tunas hampir sama dengan pola perkembangan akar.Sel akan
membelah, kemudian diikuti dengan pemanjaan sel,dan diferrensial sel.Pada akar, bagian luar
sel berkem

bang ke dalam epidermis. Pada tunas sel-sel ini dilindungi oleh kutikula.Sel utamanya
berdiferensiasi membentuk jaringan dasar dan jaringan pembuluh utama yaitu xylem dan
floem .
Jringan pembuluh dari batang yang berdiferensiasi akan semakain bertambah ke arah primordia
daun dan umumnya menghubungkan akar sampai ke ujung daun. Daun terbentuk pada bagian
yang teratur dari ujung tunas. Pada beberapa spesies tumbuhan,buku (node) akan mengalami
pemanjangan secara simultan menjadi intermode dan daun muda terpisah sehingga batang
terbentuk.

Pada proses pemanjangan tunas daun, massa jaringan meristematik terletak di sebelah atas
bagian kiri daun yang menempel pada batang (leaf axlis),daerah meristem baru,tunas
aksilar,bekas dorman, dan daerah pertumbuhan pada perbatasan daun dan intermode. Pada
beberapa spesies,perkembangan tunas tertekan oleh pengaruh tunas aksilar.Fenomena ini
diketauhi seabagai dormasi apikal.Sementara di beberapa spesies,tunas akan membentuk cabang
lateral atau tunas tertentu atau bunga.

 Pertumbuhan Sekunder

Tumbuhan tidak hanya tumbuh meninggi tetapi juga membesar melalui penambahan penebalan
ukuran batang tumbuhan. Proses penebalan ukuran batang disebut pertumbuhan sekunder yang
menghasilkan jaringan sekunder (‘secondary tissue’) dari meristem lateral yang diketahui
sebagai pembuluh kambium dan kambium pusat (‘cork cambium”).

Kambium pembuluh berbentuk silinder dan tipis,terletak di antara xylem dan floem.Pada
batang,sel-sel ini berasal dari prokambium embronik dan sel-sel parenkim.sementara di akar,sel-
sel ini berasal dari prokambium dan pericycle. Tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
sekunder,sel kambiumnya akan terus membelah selama masa pertumbuhan dengan
bertambahnya xylem sekunder ke arah kambium dan floem sekunder ke arah luar kambium

Pertumbuhan sekunder sebagai pertambahan ukuran batang dan akar akan menyebabkanlapisan
epidermis menjadi lunak dan sobek sehingga menghasilkan bentuk baru dari kambium yaitu
“kambium gambus” yang terbentuk dari korteks. Kambium gabus kemudian akan menghasilkan
jaringan gabus(phellem),yang akan menggantikan epidermis sebagai pelingudng permukaan
batang dan akar.

Jaringan bagian luar pembuluh kambium yaitu lapisan floem,kambium gabus dan jaringan gabus
akan membentuk kulit kayu. Pada tumbuhan yang sudah tua,sel parenkim dari xylem pada pusat
batang dan akar akan mati,dan pembuluh tetangganya disebut hati kayu(heart wood) yang
terletak di tengah batang.

C. REPRODUKSI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Bunga merupakan organ tumbuhan yang memiliki struktur reproduksi, khususnya reproduksi
seksual yang dapat menghasilkan biji dan buah. Siklus hidup tumbuhan dimulai dari serbuk sari.
Setelah pembuahan,beberapa bagian bunga akan membentuk buah yang melindungi dan
menutup biji.

 Bunga
Bunga umumnya tersusun dari empat bagian utama,yaitu daun kelopak (sepal),daun mahkota
(petal),benang sari (stamen) dan putik (karpel). Bagian-bagian bunga tersebut melingkari bagian
pangkal tangkai bunga. Mahkota bunga (petal) pada monokotil umumnya berkelipatan
tiga,sementara bunga dikotil berkelipatan empat atau lima
Salah satu bagian bunga yaitu sepal,umumnya berwarna hijau dan secara kolektif dikenal
sebagai (kaliks),berfungsi tuntuk melindungi pucuk bunga yang sedang berkembang. Petal
merupakan daun mahkota yang umumnya berwarna cerah sehingga menarik serangga atau
hewan lain untuk menghisap madu atau mengambil nektar serta secara tidak langsung
membantu proses penyerbukan.Kumpulan petal disebut korola.

Gambar 3. Bunga dengan bagian-bagiannya

Di dalam karola terdapat benang sari (stamen) yang terdiri dari tangkai benang sari (flamen) dan
kepala benang sari (anther) yang terletak diujung flamen.Serbuk sari yang terdapat pada anther
berupa gametofit jantan yang belum matang.Apabila telah matang serbuk sari akan lepas atau
gugur melalui pori atau celah pada anther.

Di bagian tengah bunga terdapat putik yang mengandung gametofit betina. Satu bunga dapat
memiliki satu putik atau beberapa putik yang menyatu yang mengandung kepala putik (stigma)
dan pada tangkai putiknya(stylus) melekat serbuk sari. Stylus berhubungan dengan pertumbuhan
kantung serbuk sari (polen tube) dan bakal buah (ovari). Di dalam ovari terdapat satu atau
beberapa bakal biji (ovule). Setelah sel telur dibuahi,ovule berkembang menjadi biji dan ovari
menjadi buah.

Bunga yang terdiri dari stamen dan karpel disebut sebagai bunga lengkap atau sempurna. Pada
beberapa spesies,dapat ditemui bunga tidak lengkap atau tidak sempurna yang dapat berupa
bunga jantan (staminate) yaitu hanya memiliki stamen atau bunga betina (carpellate) yang
hanya memiliki karpel. Bunga jantan dan betina mungkin saja terdapat pada tumbuhan yang
sama, seperti pada jagung.Tumbuhan seperti ini disebut monoecious (rumah satu),bila bunga
jantan dan betina terpisah disebut dioecious (rumah dua)..

 Serbuk Sari (Pollen Grain)

Serbuk sari umumnya mengandung tiga sel haploid dengan dua sel sperma terdapat di dalam sel
yang besar yang merupakan sel tabung (tuba cell).Serbuk sari mengandung nutrisi yang melekat
kuat pada lapisan luarnya. Pada saat pembuahan (fertilasi),sel telur akan dibuahi pleh sel sperma
dan berkembang mencapai kira-kira 40cm.Ovule mengandung gametofit betina,dan di beberapa
spesies,gametofit betina mengandung tujuh sel dengan total delapan innti haploid dan satu inti
haploid. Masing-masing sisi dari sel telur merupakan sinergid yang terdiri dari tiga sel
kecil,antipodal dan fungsinya sampai saat ini belum diketahui. Sel tengah (central cell)
mengandung dua inti haploid. Sel tengah yang besar dan mengandung dua inti haploid disebut
inti polar karena keduanya sel tersebut bergerak ke arah pusat (central/pole) dari gametofit.

Pada sinergid,satu inti sel sperma memasuki sel telur dan menyatu dengan inti sel telur.
Kemudian zigot berkembang di dalam embrio.Inti sperma kedua lepas di dalam sel tengah
melalui proses trple fusi menghasilkan sel trploid (3n) yang dikenal sebagai
endosperma.Endosperma megandung zat makanan yang maeng elilingi embrio yang sedang
berkembang.fenomena dari proses pembuahan ganda (“doubel fertilization”).

Embrio

Melalui pembuahan ganda (double fertilization), sel 3n membela melalui mitosis dan mebentuk
embrio yang kemudian anak berdiferensiasi.Embrio pada tahap ini mengandung masa globular
sel pada “stalk”yaitu sel-sel suspensor yang berbentuk dari pembelahan sel telur yang
dibuahi,dan berperan sebagai jalur masuknya nutrisi ke embrio.pada proses perkembangan
embrio,terjdi perubahan sturktur dengan terbentuknya tiga jaringan embrionik dan munculnya
kotilendon (seed leaf).pada monokotil akn munlah tahapan cul satu ketiledon,sementara pada
dikotil muncul dua kotiledon.tahapan selanjutnya dalam prkembangan embrio adalah tahapan
miorfogenesis yaitu pembentukan bagian-bagian tubuh yang lain .
Gambar 4. Pertumbuhan pollen tube pada Geranium maculatum

Biji dan buah

Biji mengandung embrio yang berasal dari sel telur yang di buahi. Biji mengandung
endospermadan kutil biji yang berkembang diluar jaringan ouvel pada lapisan integumen.
Fungsi sebagai tempat menyimpan makanan.

Gambar 5. Struktur biji dikotil dan monokotil

Tipe buah

Pada umumnya buah dapat di kelompokan sebagai buah sederhana dan buah agregat (multiple),
tergantung dari susunan karpel pada bunga induk. Buah sederhana berkembang dari suatu karpel
atau sebagai hasil penyatuhan karpel pada suatu bunga. Sedangkan buah agregat berkembang
dari berbagai karpel pada satu bunga, seperti pada maknolia, rasberi , dan strobeeri. Buah
multiple mengandung lebih dari satu karpel. Menas merupakan buah multiple yang terbentuk
dari bunga menyatu saat masak.

Terdapat tiga daging buah yaitu beri, drupe, dan pome. Daging buah dengan tipe beri berasal dari
satu karpel yang masing-masing memiliki satu atau lebih ouvule dan memiliki jaringan dalam
yang lembut contohnya tomat dan anggur. Daging buah tipe drupe berasal dari satu atau
beberapa karpela, tetapi umumnya hanya satu biji yang berkembang. Dinding dalam buah
umumnya keras dan melekat kuat pada biji. Tumbuhan yang termasuk familidrupe antaralain
peach,chrie olive plum. Daging buah tipe pich memiliki ciri seperti drupe, bersifat sukulen,
daging buah peras, dapat di makan, dan keras. Pich tersusun atas tiga jaringan ovari yang
matang. Buah tipe pome umumnya berdaging dan daging buahnya berasal dari tabung bunga.

Dormansi dan siklus hidup

Tumbuhan dapat di klasifikasikan atas annal ( setahun ) , bianial (dua tahunan), dan parenial
( tahunan) berdasarkan tingkatan dormansi dan siklus hidupnya. Pada tumbuhan anual seluru
siklus hidupnya mulai dari biji sampai menghasilkan biji lagi berlangsung dalam jangka waktu
satu tahun. Tumbuhan setahun umumnya herbaceius dan tidak berkayu. Contoh : jenis-jenis
sayuran. Tumbuhan bienial mengalami dua tahapan pertumbuahan mulai dari perkecambahan
sampai dengan pembentukan biji . pada tahap pertama, di hasilkan batang yang perdek, daun dan
akar. Sedangakan pada tahap ke dua, terjadi pembentukan bunga, buah dan biji . tumbuhan
parenial tetap menghasilkan struktur vegetatif setiap tahun dan umunya merupakan tumbuhan
berkayu. Pada golongan herbaceius parenial , struktur yang terdapat di bawah tanah akan
mengalami dormansi bila kondisi lingkungan tidak menguntugkan.

D. FISIOLOGI TUMBUHAN

Fisioligi adalah ilmu yang membahas tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh tumbuhan.

 Pergerakan Air dan Mineral


a) Transpirasi
Tumbuhan dalam bentuknya memerlukan air untuk pertumbuhannya. Lebih dari 90% air yang
masuk melalui akar tumbuhan akan dilepaskan ke udara sebagai uap air. Sebagai contoh,
tanaman jagung membutuhkan 160-200 L air untuk tumbuh dan berkembang mulai dari benih
sampai panen, dan untuk 1 hektar tanaman jagung membutuhkan 5 juta liter air setiap musimnya.
Pengeluaran air tumbuhan disebut transparsi, yang terjadi mulai stomata. Untuk tiap gram
karbon dioksida yang dijadikan bahan organik, tumbuhan C3 akan kehilangan 400-500 g air.
Sementara tumbuhan C4 akan kehilanagan 250-300 g air. Membuka dan menutupnya stomata
metrupakan cara untuk memperoleh karbon dioksida yang diperlukan untuk fotosintesis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi traspirasi
 Suhu, kecepatan evaporasi akan meningkat dua kali lipat untuk setiap peningkatan suhu
sebesar 10oC.
 Kelembaban, berhubungan dengan suhu.
 Angin, menyebabkan gradien kosentrasi tinggi dan mempercepat evaporasi molekul-
molekul air dari daun.
b) Penyerapan Air
Selama proses transipirasi,air dikeluarkan dengan cepat sehingga tumbuhan terus menerus
meyerap air dari tanah. Penyerapan air dan baha-bahan terlarut terjadi secara difusi dan adanya
gerak kapilari melalui tanah ke daerah dekat akar. Akar utama pada jagung, umumnya memiliki
rata-rata pertumubhan sebesar 52-63 mm/hari. Selanjutnya dengan adanya tekanan akar, air
digerakan melalui batang mke bagian tubuh tumbuhan lainnya. Mekanisme lain untuk
mengeluarkan cairan melalui daun akibat tekanan cairan akar adalah Gutasi.
c) Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Stomata
Pergerakan osmotik air akan mengakibatkan membuka dan menutupnya stomata. Setiap sel
stomata memiliki 2 sel penjaga yang berperan dalam pembukaan stomata.
Bila sel penjaga merenggang, stomata akan terbuka dan sebaliknya bila air berkurang stomata
akan menutup. Adanya gerakan air akibat osmosis ini menyebabkan perubahan turgor stomata
dan bentuk sel-sel penjaga. Denga mengukur kosentrasi dari ion di antara sel-sel penjaga, dapat
ditunjukan bahwa molekul yang berperan dalam pergeerakan osmotik air ke dalam dan ke luar
sel-sel adalah ion kalium (K+). Dengan meningkatnya kosentrasi K+, stomata tertutup. Transport
aktif ion kalium antara sel-sel penjaga dan reservior ditentukan oleh sel-sel epidermis di
sekelilinginya. Pada umumnya gradien ion-ion Cl-, ion-ion K+ yang melintasi membran akan
terus dipertahankan. Sementara ion-ion H+ yang ditransport secara berlawanan akan
mengahsilkan penurunan kosentrasi ion hidrogen di antara sel-sel penjaga dari stomata yang
terbuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan stomata
a. Air, bila ketersediaan air di daun berbeda di bawah nilai kritis, stomata akan menutup.
Kemampuan tumbuhan untuk mengantisipasi ketersediaan air tergantung pada hormon asam
absisi.
b. Kosentrasi karbon dioksida, peningkatan kosentrasi karbon dioksida dalam ruang
interseluler daun menyebabkan penutupan stomata.
c. Suhu, perubahan suhu akan mempengaruhi pergeerakan stomata, terutama didukung dengan
adanya perubahan kosentrasi CO2 di daun. Jika suhu melebihi 35oC (95oF), stomata akan
menutup. Suhu menginduksi menutupnya stomata pada lingkungan yang kurang
mengandung karbon dioksida.
d. Cahaya, proses penutupan pada stomata umumnya berlangsung pada malam hari karena
perubahan kosentrasi CO2. Cahaya biru akan mengabsorpsi pigmen yang merangsang
peenyerapan ion K+ oleh sel-sel penjaga dan merangsang pompa ion H+ keluar sel penjaga.
d. Penyerapan Mineral
Selain air dan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh fotosintesis, sel-sel tumbuhan
memerlukan mineral dengan komposisi tertentu. Mineral diserap daro dalam larutan airoleh akar
dan bergerak melalui xylem ke bagian tubuh tumbuhan yang lain. Pergerakan mineral
ditentukan oleh sel-sel endodermis akar. Mineral dibawa ke dalam sel-sel tumbuhan oleh
transport aktif melewati gradien kosentrasi dan gradien potensila listrik antara bagian dalam
dan luar membran. Salah satu cara transport mineral dalam bentuk ion adalah dengan bantuan
protein membran yang berfungsi sebagai pembawa, karena membran premeabel terhadap ion-
ion seperti tersebut.
Mineral yang diperlukan tumbuhan
Tumbuhan memerlukan mineral-mineral untuk beberapa fungsi yang berbeda. Salah satunya
adalah untuk mengatur keseimbangan air. Pada tumbuhan, megnesium merupakan komponen
esensial dari molekul klorofil. Mineral juga diperlukan sebagai kofaktor dalam proses katalisa
enzim.

Tabel 1. Daftar mineral penting yang diperlukan tumbuhan


Bentuk umum Kosentrasi rata-rata
diabsoprbsi dalam tumbuhn (%
Unsur Fungsi
berat kering)
Nutri makro :
Nitrogen NO3 (atau NH4+) 1 – 4% Komponen asam amino, protein,
nukleotida, asam-asam nukleat, klorofil
dan koenzim.
Potasium K+ 0.5 – 6% Osmosis dan keseimbangan ion,
membuka dan menutupnya stomata,
aktivator enzim.
Calsium Ca2+ 0.2 – 3.5% Komponen dindning sel, kofaktor enzim,
premeabilitas membran sel transportion
dan hormon.
Fosfor H2PO4- atau 0.1 – 0.8% Komponen energi, senyawa pembawa
HPO42- fosfat (ATP dan ADP) fosfolipid, asam
nukleat, dan beberapa koenzim esensial.
Magnesium Mg4+ 0.1 – 0.8% Bagian dari molekul klorifil aktivator
enzim.
Sulfur SO42- 0.05 – 1% Komponen asam amino, protein, koenzim
A.
Nutri mikro :
Besi Fe2- , Fe3+ 25-300 ppm Perkembangan kloroplast sitokrom dan
nitrogenase.
Khlor Cl- 100-10.000 ppm Osmosis dan keseimbangan ion,
fotosintesis dan reaksi oksigen yang
dihasilkan .
Cuprum Cu2+ 4-30 ppm Aktivator atau komponen enzim.
Mangan Mn2+ 15-800 ppm Aktivator enzim, integritas membran
kloroplast.
Seng Zn2+ 15-100 ppm Aktivator atau komponen enzim.
-
Boron Bo3 (borat) atau 5-75 ppm Penggunaan Ca2+, sintesis asam nukleat
B4O72- (tetraborat) dan integritas membran.
Molibdenum MnO42- 0.1-5.0 ppm Metabolisme nitrogen.
Unsur-unsur esensial bagi tumbuhan atau organisme.
Kobalt Co2+ Sedikit Mikroorganisme pemfiksasi nitrogen.

Hormon Tumbuhan
Hormon tumbuhan adalah zat pengatur tubuh yang memiliki fungsi fisiologis mengatur
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon-hormon utama dalam tumbuhan :
1. Hormon Auksin
Hormon auksin banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga. Fungsi hormon auksin
dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai pengatur pembesarn sel dan memicu pemanjang sel
di daerah belakang ujung meristem auksin dapat mempercepat perkecabahan pada biji,
membantu proses pembelahan sel sehingga dapat digunakan untuk pemasakan buah, serta untuk
mengurangi jumlah biji dalam buah.
Tumbuhan yang mengalami etiolase atau kekurangan cahaya matahari dan hanya pada salah satu
sisinya saja yang mendapat sinar matahari, maka pertumbuhan sisi yang terkena sinar matahari
akan lebih lambat dibandingkan sisi yang tidak terkena sinar matahari. Hal ini disebabkan kerja
hormon auksin terhambat oleh cahaya matahari. Semantara pada sisi tumbuhan yang tidak kena
sinar matahari lebih cepat dan lebih panjang, karena hormon ini bekerja dengan optimal dan
tidak terhambat oleh pengaruh cahaya matahari.
Fungsi hormon auksin
1. Merangsang proses perkecambahan biji.
2. Merangsang dan memacu proses pembentukan dan pertumbuhan akar.
3. Merangsang terbentuknya bunga dan buah.
4. Merangsang terjadinya Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana tumbuhan
mampu membentukan buah tanpa penyerbukan. Sehingga pemberian auksin dapat
menghasilkan buah tanda biji.
5. Mencegah gugurnya buah sebelum waktunya.
6. Mencegah dormansi pucuk atau apikal. Adalah suatu kondisi pucuk atau akar tumbuhan
tidak mau berkembang.

2. Horomon Sitokinin
Sitokinin berfungsi sebagai pemicu pembelahan sel pada tumbuhan.
Fungsi hormon sitokinin
1. Memacu pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan merangsang pembelahan dan
pembesaran sel.
2. Merangsang pertumbuhan tunas.
3. Merangsang proses perkecambahan biji.
4. Mengahambat proses penuaan pada hasil panen sehingga daya tahan panen lebih lama.
5. Mempercepat penyebaran nutrisi dalam tumbuhan.
6. Meningkatkan sintesis pembentukan protein pada tanaman.

3. Hormon Giberelin
Giberelin dapat ditemukan pada bagian bunga dan batang.
Fungsi hormon giberelin.
1. Memacu aktivitas kambium
2. Merangsang memanjangnya batang.
3. Pertumbuhan buah
4. Pembentukan tunas

4. Gas Etilen
Gas etilen dibuat oleh tumbuhan dan dapat mempercepat proses pemasakan buah. Gas etilen
dilepaskan oleh buah-buahan, terutama yang sudah tua.
Selain mempercepat pematangan buah, gas etilen juga berfungsi untuk menghambat
pemanjangan batang kecambah, mendorong gugurnya daun, menebalkan batang, dan memacu
perkecambahan biji. Di samping itu, gas etilen juga berfungsi untuk menurunkan hambatan
pemanjangan batang kecambah, menurunkan dominasi apikal dan insiasi akar, dan menunda
pembangunan.
5. Asam Absisat
asam absisat merupakan hormon tumbuhan yang berfungsi sebagai pengahmbat. Pembentukan
hormon ini terjadi pada daun-daun dewasa.
Fungsi asam absisat
1. Membantu pengguran bunga
2. Mengatur pembukaan dan penutupan stomata
3. Menurunkan kecepatan pembelahan.
4. Mempercepat absisi ( pengguguran ) pada bagian tumbuhan yang menua.
5. Menyebabkan dormansi.
6. Mengurangi pemanjangan sel.

6. Asam Traumalin
Asam traumalin berfungsi untuk memperbaiki jaringan tumbuhan yang mengalami kerusakan.
Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel pada bagian yang terdapat luka menjadi sifat
meristem sehingga dapat membelah lagi untuk menutup luka tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuha terdiri dari ratusan sel. Sel-sel tumbuhan tersebut merupakan satuan untuk melakukan
proses-proses hidup. Sel-sel tersebut terorganisasi menjadi jaringan, organ dan sistem organ yang
setiapnya dapat melakukan fungsi tertentu.
Organ pada tumbuhan terdiri dari beberapa macam jaringan yang bekerja sama untuk melakukan
tugas tertentu. Pada tumbuhan, organ pokoknya terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan buah
yang mana memiliki peran dan fungsi penting bagi tumbuhan itu sendiri.
Organ-organ tumbuhan tersusun oleh jaringan-jaringan tertentu yang berdasarkan sifatnya
dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringa meristem (pelindung) dan jaringan parmanen
(dewasa). Berdasarkan letaknya dapat dibekan menjadi meristem apikal, meristem interkalar,
meristem lateral. Berdasarkan asal pembentukannya, meristem dibedakan menjadi meristem
primer dan meristem sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Azzamy. Apa Itu Zat Pengatur Tumbuh. April 18, 2015. mitalon.com/apa-itu-pengatur-tumbuh-
zpt/ (diakses November 1, 2018).

Daniarta. Jenis-Jenis Hormon Pada Tumbuhan beserta Fungsinya. 2013.


https://www.daniarta.com/jenis-jenis-hormon-pada-tumbuhan-beserta-fungsinya/ (diakses
November 1, 2018).

Fajar, Frederich H. Hormon Tumbuhan atau ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). Agustus 7, 2016.
m.facebook.com/notes/frederich-h-fajar-inanmerdeka-theysen/hormon-tumbuhan-atau-
zpt-zat-pengatur-tumbuh/10154443693703714/ (diakses November 1, 2018).

Hidayat, Arif Meftah. Fungsi dan Anatomi Stomata. Februari 15, 2014.
https://www.anakagronomy.com/2014/02/fungsi-dan-anatomi-stomata.html?m=1
(diakses November 2, 2018).

Tim Pengajar Biologi. 2015. Biologi Umum : Biologi Tumbuhan. (halaman 87 – 107) Ambon :
Universitas Pattimura

Anda mungkin juga menyukai