Disusun Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai ujian akhir semester mata kuliah Proses
Industri Kimia Universitas Fajar Makassar.
Kami menyadari bahwa makalah ini tak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak terkait atas
kerja samanya dalam penyusunan makalah ini.
Selain itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi penyusunan, penulisan maupun pembahasan isi dari
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk pertimbangan dan evaluasi kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
C. TUJUAN .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
3. URAIAN PROSES....................................................................... 6
A. KESIMPULAN.................................................................................. 12
B. SARAN ............................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara berkembang yang sering melakukan pembangunan
serta melakukan kegiatan impor. Kebutuhan akan minyak bumi di Indonesia semakin
besar, hal ini dikarenakan penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat
setiap tahunnya. Penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat
menyebabkan menurunnya secara alamiah cadangan minyak bumi sebagai BBM akibat
dari pernurnan produksi minyak nasional. Untuk meminimalisir hal tersebut, Bioetanol
hadir sebaga bahan bakar alternative. Pemenuhan kebutuhan bioethanol dalam negeri,
pemerintah masih melakukan impor kebutuhan bioethanol
Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
baku bioethanol adalah kelapa sawit. Perkembangan industry kelapa sawit yang cukup
potensial sebagai penghasil devisa Negara menyebabkan luas areal dan produksi kelapa
sawit Indonesia semakin meningkat sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bioethanol.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan bioetanol?
2. Bagaimana pemanfaatan bioetanol dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana proses pembuatan bioetanol?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bioetanol
2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan bioetanol dalam kehidupan sehari-
hari
3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan bioetanol
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI BIOETANOL
Bioetanol pada dasarnya adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh melalui
proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioethanol yang
diperoleh dari hasil fermentasi bisa memiliki berbaga macam kadar. Bioethanol dengan
kadar 90-94% disebut bioethanol tingkat industry. Jika bioethanol yang diperoleh
berkadar 94-99,5% maka disebut bioethanol tingkat netral. Umumnya bioethanol jenis
ini dipakai untuk campuran dalam minuman beralkohol. Selain itu terdapat juga
bioethanol yang kadarnya minimal 99,5%, bioethanol ini termasuk ke dalam jenis
bioethanol tingkat bahan bakar.
Dalam pembuatan bioethanol, bahan baku yang dapat digunakan adalah nira bergula
(sukrosa), nira tebu, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira ubi jalar, ganyong,
garut, umbi dahlia; bahan berselulosa (lignoselulosa); kayu jerami, batang pisang, bagas
dan lain-lain.
B. PEMANFAATAN BIOETANOL
Bioethanol dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, pelarut senyawa kimia,
campuran minuman keras/beralkohol dan sebagai bahan bakar. Penggunaan bioethanol
sebagai bahan bakar dapat mengurangi emisi gas CO sehingga ramah lingkungan.
Bioethanol dapat dipakai langsung sebaga BBM atau dapat dicampurkan ke dalam
premium sebagai aditif dengan perbandingan tertentu (Gasohol atau Gasolin alkohol).
Jika bioethanol dicampurkan ke dalam
3
bensin maka akan meningkatkan angka oktan secara signifikan, campuran 10%
bioethanol ke dalam bensin akan menaikkan angka oktan premium menjadi setara
dengan pertamax (angka oktan 91). Selain itu, keunggulan bioethanol adalah biaya
produksi yang relatif rendah serta proses pembuatan yang relatif mudah membuat
bioethanol dapat dibuat pada skala kecil seperti masyarakat umum, UMKM maupun
industri rumahan.
4
Rapat massa tumoukan
177,98
serpih/campuran (kg/m3)
Komposisi Kimia
Komponen Presentase (bobot kering)
Selulosa 44,2 %
Hemiselulosa 33,5 %
Lignin 20,4 %
Abu 1,9 %
5
2. DIAGRAM ALIR
3. URAIAN PROSES
a. Tahap Pre-treatment
Dari bak penyimpan bin, tandan kosong kelapa sawit diangkut dengan
bucket elevator menuju Crusher. Kemudian menuju Rotary knife cutter untuk
memotong tandan kosong kelapa sawit hingga ukuran 5 mm untuk memperkecil
ukuran tandan kosong kelapa sawit hingga 20 mesh, kemudian dialirkan
menggunakan screw conveyor menuju reaktor prehidrolisa.
6
masuk kedalam reaktor, kemudian didalam reaktor diinjeksikan High Pressure
Steam dengan temperature 192oC dengan tekanan sebesar 13 atm dan asam yaitu
H2SO4 encer dengan konsentrasi 2% secara bersamaan. Penambahan High
Pressure Steam dan H2SO4 digunakan untuk mempercepat proses reaksi
hidrolisis karena reaksi ini membutuhkan panas, adapun kondisi operasi dari
reaktor prehidrolisis yaitu temperatur 190oC; tekanan 12.1 atm; konsentrasi asam
dalam reaktor 1,1%; konsentrasi padatan tak terlarut sebesar 30% dan waktu
tinggal selama 2 menit.
7
dialirkan menuju tangki mixing yang berfungsi untuk melarutkan/mengencerkan
slurry denganpenambahan air proses, sehingga konsentrasi padatan mencapai
10%. Pengenceran slurry
8
dan rotary drum filter dan ditambahkan air sebagai pelarut. Dari tangki reslurry
yang selanjutnya akan dialirkan menuju reaktor sacharifikasi
c. Tahap Fermentasi
Produk yang dihasilkan dari reaktor hidrolisis enzim di alirkan ke cooler untuk
menurunkan Suhu dari 65oC ke 41oC kemudian dialirkan ke tangki starte
sebanyak 10% dan 90% menuju reaktor fermentasi Pada tangki starter ini
berfungsi untuk menumbuh kembangkan bakteri, dimana pada proses fermentasi
menggunakan bakteri Zymomonas Mobilis, dengan penambahan nutrient berupa
DAP agar bakteri tetap hidup, dan juga menambahakan CSL agar bakteri dapat
hidup dengan baik. Pada tangki starter ini, bahan yang masuk berupa 10%
massa yang masuk dari
9
produk Hidrolisa enzim. Zimmomonas yang ditambahkan sebesar 750 g/500 L,
DAP yang ditambahkan sebesar 6kg/150 L, dan CSL yang ditambahkan sebesar
0.5 % dari massa bahan yang masuk pada tangki fermentor. Fermentasi adalah
proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik yaitu tanpa oksigen.
Pada tahap ini menghasilkan ethanol dan glukosa dan gula lainya. Proses ini
berlangsung pada suhu 4ºC dimana pada suhu ini merupakan rentan waktu yang
baik umtuk kondisi fermentasi, mempunyai waktu tinggal sebesar 1,5 hari, dan
menggunakan bakteri Zymomonas untuk fermentasi dengan penambahan 0.33
g/L broth fermentasi.
d. Tahap Pemurnian
Pada tahap pemurnian ini larutan bioethanol yang diperoleh dari proses
fermentasi yang ditampung di tangki penampung. Kemudian larutan dialirkan
menuju heater untuk memanaskan fluida dari suhu 41 oC ke 99oC sebelum masuk
ke distilasi I, distilasi I ini yang bertujuan untuk menghilangkan Furfural yang
terlarut dan air. Terdapat 2 jenis produk yang dihasilkan yaitu distilat, bottom
produk. Selanjutnya produk distilt dialirkan menuju kolom Distilasi II untuk
meningkatkan konsentrasi etanol sampai mendekati titik azeotrop air-etanol. Dan
juga memisahkan sisa asam cuka yang masih terlarut. Pada bagian bawah kolom
distilasi berisi
10
filtart yang tidak terkonversi dan tidak terlarut. Produk etanol dari kolom
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bioetanol pada dasarnya adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh
melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme.
2. Bioethanol dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, pelarut senyawa kimia,
campuran minuman keras/beralkohol dan sebagai bahan bakar. Penggunaan
bioethanol sebagai bahan bakar dapat mengurangi emisi gas CO sehingga ramah
lingkungan.
3. Bioethanol dapat dibuat melalui proses fermentasi bahan-bahan yang
mengandung gula atau pati dan juga bahan yang berselulosa, salah satunya
adalah kelapa sawit. Pembuatan bioethanol menggunakan bahan baku tandan
kosong kelapa sawit dilakukan melalui 4 tahap yaitu pre-treatment, hidrolisis
enzimatis, fermentasi dan pemurnian.
B. SARAN
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah hasil industry pengolahan kelapa
sawit merupakan salah satu bahan baku yang cukup potensial dalam pembuatan
bioethanol. Indonesia memiliki sumber daya kelapa sawit yang sangat melimpah
memungkinkan untuk adanya pengolahan limbah tandan kosong untuk skala yang lebih
besar sehingga dapat meminimalisir limbah tandan kosong yang dihasilkan dan
meningkatkan produksi bioethanol yang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ni’mah, Lailan dkk. 2015. Pembuatan Bioetanol dari Limbah Serat Kelapa Sawit
melalui Proses Pretreatment, Hidrolisis Asam dan Fermentasi menggunakan
Ragi Tape. Banjarmasin: Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin.
Pratiwi, Rosi. 2018. Pabrik Bioethanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan
Proses Hidrolisis Enzim dan Fermentasi. Surabaya: Institur Teknologi Sepuluh
November.
Wijaya, Karna. 2011. Bioethanol Skala UMKM dan Home Industry. Yogyakarta: Pusat
Studi Energi UGM.
13