PRAKTEK LAPANGAN
ACARA BIODIESEL
Disusun oleh :
Jeremia Yosafat Rios
19/20944/THP/STPK
Disusun oleh :
Jeremia Yosafat Rios
19/20944/THP/STPK
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi utama bahan bakar minyak terus meningkat
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi.
Konsumsi BBM secara nasional terus meningkat dari tahun ke tahun.Setiap
harinya konsumsi BBM tingkat nasional rata-rata mencapai 140.000-180.000
kiloliter. Meningkatnya kebutuhan akan energi ini menyebabkan eksploitasi
dan konsumsi energi dari minyak bumi semakin tinggi semakin cadangan
minyak bumi semakin menipis. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan mencari sumber energi terbarukan yang dapat diproduksi secara
terus menerus dan berkesinambungan..(Devita, 2015)
B. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa mampu merencanakan produksi biodiesel.
2. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan metanol dan basa yang
dibutuhkan.
3. Mahasiswa mampu melakukan proses transesterifikasi.
4. Mahasiswa mampu melakukan analisa sifat – sifat biodiesel yang
dihasilkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-
alkil ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak sayur atau lemak hewan. Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi
dan menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung pada suhu
kamar sedangkan tanpa katalis reaksi dapat berlangsung pada suhu 250°C,
katalis yang biasa digunakan dalam reaksi transesterifikasi adalah katalis basa
seperti kalium hidroksida (KOH) dan natrium hidroksida (NaOH). Reaksi
transesterifikasi dengan katalis basa akan menghasilkan konversi minyak
nabati menjadi metil ester yang optimum (94% - 99%) dengan jumlah katalis
0,5% – 1,5% bb minyak nabati.(Faizal et al., 2013)
B. Pembuatan Biodiesel
Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi
dimana reaksi kimia untuk menghasilkan ester metil asam lemak (biodiesel)
dan gliserin dari lemak atau minyak lemak Crude Palm Oil. Pembuatan
biodiesel memerlukan alkohol untuk memecah rantai trigliserida yang terdapat
dalam minyak nabati. Alkohol yang biasa digunakan adalah metanol dan
etanol. Metanol merupakan jenis alkohol yang paling disukai karena lebih
reaktif lagi
Pula untuk mendapatkan hasil biodiesel yang sama, penggunaan etanol 1,4
kali lebih banyak dibandingkan methanol.(Andi Tri Saputra, M. Arief
Wicaksono, 2017).
Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi
dimana gliserin dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan methil
ester dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan baku utama untuk
pembuatan biodiesel adalah minyak yang dapat berasal dari minyak nabati,
lemak hewani, lemak bekas atau daur ulang. Bahan baku penunjangnya berupa
alkohol. Proses ini juga memerlukan katalis. Minyak nabati dari kelapa sawit
(CPO) selain mengandung ALB juga mengandung pengotor larut lemak yang
lain seperti phospholipida, sehingga apabila akan dipergunakan sebagai bahan
baku biodiesel minyak CPO harus dilakukan refining.
III. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
C. Prosedur kerja
1. Lakukan perhitungan jumlah methanol yang dibutuhkan untuk
transesterifikasi 10 kg minyak (10000 gram).
a. Jumlah methanol yang dibutuhkan adalah 1,5 kali stoikiometri atau
rasio mol minyak : methanol = 1:4,5 mol.
b. Jumlah mol minyak (sebagai tri olein, BM 885,46 g/mol)= 10000/ mol
10.000
=11,3 mol
minyak = g
885,46
mol
c. Jumlah mol methanol yang dibutuhkan = 4,5 x 11,3 mol = 50,85 mol
d. Jumlah gram methanol (BM 32 g/mol) yang dibutuhkan = 50,85 mol x
32 g/mol = 1627 gram dikonversikan ke kilogram maka didapat 1,6
kg.
2. Menghitung kebutuhan katalis/NaOH (1% dari berat minyak)
a. Jumlah NaOH yang dibutuhkan = 1% x 10.000 g minyak = 100 gram.
3. Proses transesterifikasi
a. Sebelumnya dilakukan pencampuran antara larutan methanol dengan
basa (larutan metoksida) yang dibuat.
b. Tahap awal biodiesel dibuat pada tangki pencampur dengan
mereaksikan minyak nabati dengan senyawa methoksi untuk
c. membentuk senyawa transesterifikasi. Proses dilakukan pada suhu
60oC selama 2,5 jam. Dalam reactor ini hasil reaksi akan membentuk
campuran biodiesel, alkohol, sisa katalis, garam dan gliserin.
4. Tahap berikutnya adalah pemisahan biodiesel dari glyserin dan garam
(sabun) dengan cara campuran biodiesel dipompa ke dalam settling tank,
selanjutnya diamkan selama 2,5 jam supaya glyserin dan garam
mengendap dan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas (biodiesel) selanjutnya
dipisahkan dengan lapisan bawah dengan cara diambil lewat kran yang
tersedia dibagian bawah tangki.
5. Biodiesel yang telah murni dipindahkan/dipompa ketangki pencucian.
Pada tangki ini ditambahkan air panas sebanyak 10% untuk membersihkan
sisa-sisa sabun, gliserin dan methanol.
6. Setelah dicuci biodiesel dipompa ke tangki evaporasi untuk menguapkan
air yang masih tersisa (tidak dilakukan).
7. Biodiesel yang sudah murni selanjutnya disimpan dan dianalisis sifat-
sifatnya.
8. Lakukan analisa
a. Berat biodiesel (methyl oleat) yang didapatkan.
b. Rendemen (% yield) biodiesel (sebagai methyl oleat, BM 296,5 g/mol)
mol metyl oleat
% yield = x 100 %
mol minyak
c. Sifat-sifat biodiesel : densitas (berat jenis), viskositas, titik nyala, titik
kabut.
d. Melakukan analisa ekonomi (harga jual) biodiesel yang dibuat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari proses pembuatan biodiesel dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Pengolahan Biodiesel
4. melakukan a. Waktu
proses pemisahan pengendapan : 1 jam
biodiesel b. Proses yang terjadi
(pengendapan, selama pengendapan
pencucian dan Etanol dipisahkan
evaporasi) dari gliserinnya dan
diperoleh crude
biodiesel ( atas),
crude gliserin
(bawah).
c. suhu evaporasi : -
5. Menganalisis a. Berat Biodiesel : 7,3
sifat-sifat L
biodiesel b. perhitungan % Yield :
mol biodiesel =
7.300/296,5 = 24,62
%yield = 24,62/11,3 =
2,17 x 100% = 217 %
c. Densitas : 0,865 g/cm³
d. Viskositas : 1,025 cp
B. Pembahasan
Pada praktik kali ini kami membuat biosidel sebagai sumber energi yang
terbarukan di masakini, biodiesel yang kami buat kali ini berbahan dasar
minyak kelapa sawit. Proses pembuatan biodiesel melalui suatu proses kimia
yang disebut transeterifikasi dimana gliserin dipisahkan dari minyak nabati.
Pada praktik kali ini kami menggunkan minyak kelapa sawit sebanyak 10 Kg,
NaOH sebanyak 100 gr, methanol sebanyak 1,63 kg. Perhitungan jumlah
methanol dengan rasio 1:4,5 mol minyak yaitu 11,3 mol dan mol methanol
yang di hasilkan yaitu 50,8 mol.
1. Berat minyak kelpa sawit yaitu 10 kg. Untuk perhitungan jumlah methanol
dengan rasio 1:4,5 dengan mol minyak yaitu 11,3 mol dan mol methanol yaitu
50,85 mol. Berat methanol yaitu 1,63 kg. Perhitungan jumlah katalis (NaOH)
dengan 1% dari berat minyak yang digunakan. Berat katalis yaitu 100 gram.
2. Proses transeterifikasi yaitu reaksi kimia untuk menghasilkan ester metil asam
lemak dan gliserin dari minyak lemak. Suhu reaksi transesterifikasi yaitu 60
o
C tidak boleh lebih di karenakan methanol akan menguap.
3. Penggunaan air panas pada saat peroses pencucian bertujuan untuk
mempermudah pemisahan gliserin dengan methyl ester.
4. Untuk Yield yang dihasilkan 217%, Densitas yang di hasilkan 0,865 g/cm 3,
untuk viskositas nya 1,025 cp, dan untuk biodiesel yang di hasilkan sebanyak
7,3 liter.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, A,T. (2017). Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Untuk Pembuatan
Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Alat Teraktivasi Utilization of Used
Oil for Biodiesel Manufacturing Using Zeolite Activated Catalyst. Jurnal
Chemurgy, 01(2), 2–7. Samarinda : Universitas Mulawarman Samarinda
Devita, L. (2015). Biodiesel sebagai bioenergi alternatif dan prospeftif. Agrica
Ekstensia. Vol. 9 No. 2. Medan : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
Medan.
Faizal, M. (2013). Pengaruh Kadar Metanol, Jumlah Katalis, Dan Waktu Reaksi
Pada Pembuatan Biodiesel Dari Lemak Sapi Melalui Proses
Transesterifikasi. Jurnal Teknik Kimia, 19(4), 29–37. Sumatera Selatan :
Universitas Sriwijaya.
Santoso, H. (2017). Making Biodiesel Using Heterogeneous Base Catalyst Made
From Eggshell. Disusun Oleh: Herry Santoso, ST, MTM, PhD Ivan
Kristianto Aris Setyadi Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Katolik Prahayangan,
Setiawati. 2012, Teknologi Pengolahan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas
dengan Teknik Mikrofiltrasi dan Transesterifikasi sebagai Alternatif Bahan
Bakar Mesin Diesel Riset Industri VI 2. Banjarbaru : balai riset dan
standardisasi industri banjarbaru.
LAMPIRAN
Gambar 3. Proses
Transesterifikasi
Gambar 1. Gambar 2.
Penimbangan Minyak Penimbangan
Gambar 4. Pengambilan
Biodiesel Gambar 5. Proses
mengeluarkan
lapisan sabun