Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM 1 – 3

BIODIESEL
( Praktikum Mata Kuliah Pengolahan Turunan Kelapa Sawit )

Kelompok 2

Ramlah 2202301042
Riska Agustin 2202301019
Rahmad Aziz Raihan 2202301080
Riska 2202301111
Ahmad Saputra 2202301031

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2023
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................5
METODE PERCOBAAN..........................................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................5
3.3 Prosedur............................................................................................................................5
BAB IV......................................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................6
4.1 Hasil.................................................................................................................................6
4.2 Pembahasan......................................................................................................................6
BAB V........................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................7
5.2 Saran.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biodiesel merupakan pengganti bahan bakar solar yang menggunakan bahan nabati
sebagai bahan bakunya. Crude Palm Oil (CPO) merupakan salah satu bahan nabati yang akan
menghasilkan Fatty Acid Methyl Ester (FAME). Biodiesel ini mempunyai keunggulan untuk
mengurangi emisi gas di udara dan bahan baku yang renewable. Pada penelitian ini
pembentukan biodiesel diolah dengan dua reaksi yaitu esterifikasi dan transesterifikasi.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang menggunakan bahan baku nabati (renewable),
mempunyai kelebihan mengurangi emisi pada udara, juga limbah gas asap tidak berwarna
hitam, dan tidak membuat mata perih. (Suharto, 2017). Bahan bakunya minyak kedelai,
minyak kelapa, minya kelapa sawit, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari. Namun,
pembentukan biodiesel di Indonesia lebih cocok menggunakan minyak sawit, karena hasilnya
yang melimpah. Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit merupakan katalis heterogen mempunyai
keuntungan diantaranya, tidak sensitif dengan FFA, tidak memerlukan tahapan pencucian
katalis, dan mudah untuk dipisahkan (Budiman, dkk. 2014).
Minyak jelantah dapat diubah menjadi biodiesel (alkil ester) melalui proses
transesterifikasi. Pada proses ini minyak jelantah sebagai sumber trigliserida direaksikan
dengan alkohol menghasilkan campuran alkil ester dan gliserol dengan adanya katalis basa
kuat. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi proses transesterifikasi minyak nabati, yaitu:
pemilihan katalis, rasio molar alkohol/minyak nabati, kemurnian reaktan, dan suhu[1].
Aspek-aspek ini sangatlah penting untuk diteliti karena konversi, waktu reaksi dan kualitas
biodiesel sangat dipengaruhinya (hidayati nur, 2017)
Dalam beberapa bidang pembuatan metail ester sangat berperan penting. Dikarenakan
metail ester bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karen abisa
didapatkan dari bahan baku nabati seperti minyak kelapa sawit.(Arita dkk., 2008) Selain itu
Metail ester juga dapat digunakan di ndustri kosmestik sebagai bahan baku untuk pembuatan
sabun, krim, dan juga lotion.(26. JTK pemb ME jaya 20.pdf, t.t.)

1.2 Tujuan
1. Praktikum 1
untuk mempraktekan pembuatan metal ester metode esterivikasi.
2. Praktikum 2
Untuk mempraktikan pembuatan metil ester metode trans esferifikasi
3. Praktikum 3
Mahasiswa mampu melakukan pengujian terhadap metil ester
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Biodiesel adalah minyak dari tumbuhan atau hewan yang dipakai sebagai alternatif pengganti
solar untuk armada dengan mesin diesel. Biodiesel berasal dari bahan baku minyak sawit
mentah (Crude Palm Oil), minyak jarak, minyak nyamplung, minyak kelapa, minyak ikan
hingga Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). Karena sifat fisiknya sama dengan minyak solar,
biodiesel dapat digunakan untuk menggantikan solar sebagai bahan bakar mesin diesel.
Biodiesel tidak memiliki kandungan bahan bakar minyak bumi, tapi dapat dicampur sesuai
perbandingan tertentu. Biodiesel sedang digencarkan sebagai bahan bakar alternatif yang
ramah lingkungan di Indonesia. Biodiesel dimanfaatkan untuk menggantikan energi fosil
yang tidak terbarukan dan meninggalkan lebih banyak emisi gas Rumah Kaca sehingga
menurunkan kualitas lingkungan.

2.2 Metil ester


Metil ester diturunkan dari minyak atau lemak alami seperti minyak nabati, lemak hewan,
minyak jarak atau minyak goreng bekas yang dapat digunakan langsung atau dicampur
dengan minyak diesel (Julianti, 2009). Metil ester atau etil ester merupakan senyawa yang
relatif stabil, berupa cairan pada suhu ruang (titik leleh 4-18 oC ), tidak korosif, dan titik
didihnya rendah. Metil ester lebih disukai dari pada etil ester untuk alasan ekonomi dan stabil
secara pirolitik dalam proses distilasi fraksional (Oktaviana, 2014).
Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari
asam lemak dengan methanol. Pembuatan metal ester ada empat macam cara, yaitu
pencampuran dan penggunaan langsung, mikroemulsi, pirolisis (thermal cracking), dan
transesterifikasi. Namun, yang sering digunakan untuk pembuatan metal ester adalah
transesterifikasi yang merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan
methanol untuk menghasilkan metal ester dan gliserol.(Hendrawan Dewantoro, 2018).
Metil ester yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi dapat dimurnikan dan ditetapkan
kadarnya. Ada tiga metode analisis untuk menetapkan kadar metil ester yaitu kromatografi
gas, kromatografi cair kinerja tinggi, dan kromatografi lapis tipis.(2314030054-2314030056-
Non_Degree.pdf, t.t.)
Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam minyak nabati,
misalnya di jerman diperoleh dari minyak rapessed, di Eropa diperoleh dari minyak biji
bunga mataharprni dan minyak rapessed, di prancis dari itali diperoleh dari minyak biji bunga
matahari, di Amerika Serikat dan Brazil diperoleh dari minyak kedelai, di Malaysia diperoleh
dari minyak kelapa sawit, dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak jarak
pagar, minyak kelapa, dan minyak kedelai (2,3,4). Selain minyak-minyak tersebut, minyak
safflower, minyak linsedd, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan
senyawa metal ester (4,5). Pada pengolahan minyak nabati di atas juga di hasilkan gliserol
sebagai hasil sampingnya.(Queue | Laporan Praktikum Metil Ester, t.t.)
Metil ester merupakan bahan baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk
kosmetika, sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi
industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi. Gliserol yang diperoleh sebagai hasil samping
pengolahan minyak nabati ini bukanlah gliserol murni, melainkan gliserol mentah (crude
glycerol), biasanya memiliki kemurnian kira-kira 95%.(Apri Dearni Sinaga, 2021)
2.3 Transesterifikasi
Transesterifikasi, merupakan istilah yang mengacu pada proses yang digunakan untuk
memodifikasi struktur ester. Ini termasuk ester dan alkohol sebagai reaktan. Transesterifikasi
terjadi ketika gugus alkil dari ester ditukar dengan gugus alkil alkohol. Di sana, alkohol
bertindak sebagai nukleofil. Prosesnya membutuhkan katalis; katalis asam atau katalis basa.
Katalis dapat mengurangi hambatan energi aktivasi proses. alkohol diubah menjadi nukleofil
dengan melepaskan atom hidrogen terminal sebagai proton. Transesterifikasi dimulai dengan
serangan nukleofilik; alkohol menyerang atom karbon dari ester yang terikat pada dua atom
oksigen. Itu karena atom karbon ini memiliki muatan positif parsial di atasnya karena dua
atom oksigen menarik elektron ikatan ke arahnya (atom oksigen lebih elektronegatif daripada
atom karbon).

2.4 Esterifikasi
Proses esterifikasi adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk memproduksi
produk turunan gliserol. Reaksi ini melibatkan reaksi antara asam karboksilat dengan
senyawa alkohol yang membentuk ester menggunakan asam sebagai katalis dan bersifat
reversible. Proses esterifikasi gliserol adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk
menghasilkan produk turunan gliserol. Dalam reaksi esterifikasi dihasilkan berbagai macam
ester yang memiliki banyak kegunaan dan bernilai tinggi. Produk dari konversi gliserol ini
bersifat ramah lingkungan dan terbarukan karena bukan merupakan turunan dari minyak
bumi. Ester yang dihasilkan dari proses reaksi esterifikasi ini mempunyai banyak kegunaan
dan bernilai tinggi. Produk turunan gliserol bersifat terbarukan dan ramah lingkungan karena
bukan merupakan turunan dari minyak bumi. Proses esterifikasi gliserol merupakan salah
satu alternatif untuk mengkonversi gliserol menjadi produk turunannya. Produk gliserol ester
dapat dibentuk melalui proses esterifikasi antara gliserol dan asam oleat minyak sawit dengan
menggunakan katalis MESA. Produk gliserol ester mudah dihasilkan dan memiliki sifat
fisiko-kimia yang baik (delfitriani,+160-169+S+Wahyuni.pdf, t.t.)
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi reaksi esterifikasi adalah
penggunaan metanol yang berlebih agar air yang terbentuk dari reaksi dapat diserap oleh
metanol sehingga tidak menghalangi jalannya reaksi pengubahan ALB menjadi metil ester.
Selain itu, terdapat kemungkinan terjadi kompetisi dari metanol dalam reaksi esterifikasi
sebagai reaktan maupun sebagai pelarut. Metanol juga berperan sebagai pelarut protik yang
dapat menyeimbangi anion yang terbentuk dari katalis setelah melepaskan proton, sehingga
metanol yang terikat akan berkurang dari seharusnya dan mengakibatkan reaksi esterifikasi
menjadi tidak optimal dan ALB yang ada dalam minyak goreng tidak teresterkan. Oleh
karena itu, penggunaan metanol yang tepat dan proporsi yang sesuai sangat penting dalam
reaksi esterifikasi (1540-Article Text-6040-1-10-20190913.pdf, t.t.)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan pada hari senin 9,16,23 Oktober 2023 Pukul 10.00 Wita -
Selesai bertempat di Laboratorium Bioproses Program Studi Agroindustri Politeknik Negeri
Tanah Laut.
3.2 Alat dan Bahan
 Praktikum 1
Alat
a Gelas kimia 250 ml
b Magnetic stirrer
c Hot plate
d Spatula
e Paper ukur 25 ml
f Stop watch
g Neraca analitik
h Corong
i Pikno meter
j Termometer
k Erlenmeter
l Buret 50 ml
m Statif dan klem
n Pipet tetes
Bahan
a Minyak bekas
b Na Oh
c Metanol
d Aquadest
e Indikator PP

 Praktikum 2
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Gelas kimia
2. Maghneting stirer
3. Pengaduk
4. Hot plate
5. spatula
6. Corong
7. Erlenmeyer
8. Stopwatch
9. pipet ukur 250 ml
10. Statif
11. Neraca analitik
12. Buret
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Minyak jelantah
2. Naoh
3. Metanol
4. Aquades
5. Indikartor PP

 Praktikum 3
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Gelas kimia 250 ml
2. Neraca analitik
3. Pipet
4. Gelas ukur 100 ml
5. Gelas beaker 250 ml
6. Gelas ukur 50 ml
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Minyak hasil metode transester
2. Aquadest

3.3 Prosedur
 Praktikum 1
1. Praktikum 1 Ditimbang sample CPO Sebanyak 300 ml.
2. Dipanaskan diatas hot plate sambal diaduk hingga suh 60ºC.
3. Dituang larutan methanol dengan konsentrasi 50% dari sample, dan H ₂SO ₄ sebanyak
1,25% kedalam sampel CPO yangsudah dipanaskan.
4. Aduk larutan dengan suhu 60% selama 1 jam
5. Diamkan larutan selama 24 jam hingga membentuk 2 lapisan.
6. Ambil lapisan atas amati bau, warna, dan FFA nya.

 Praktikum 2
1. Dipanaskan sampel esterifikasi diatas hotplate dengan suhu 60 °C
2. Ditimbang KOH 1 % dari sampel, dilarutkan kedalam methanol dengan konsentrasi
50% diaduk hingga homogen
3. Dimasukan larutan katalis ( KOH dan methanol ) yang sudah homogen kedalam
sampel
4. Dipanaskan hingga suhu 60 °C selama 1 jam
5. Didiamkan larutan selama 24 jam hingga membentuk 2 lapis
6. Diambil lapisan atas dan diamati bau,warna dan FFA nya.
 Praktikum 3
1. Dimasukan viscometer
2. Dimasukkan metil ester dimasukan ke viskometer hingga melewani bola viskos
3. Ditarik metil ester menggunakan bola pipet hingga melewati tanda batas
4. Disiapkan stapwach, dicatat waktu air maka ester dari batas atas hingga batas bawah
sebagai tmk
5. Diulangi tahap b-d untuk waktu alir air (tair)

pme× t ml
µme= × µ air
p air ×t air

1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Esterifikasi
Konsentrasi Metode Eskrifikasi FFA (%)
Volume
No Katolis (%)
Minyak H₂SO₄ Metanol Awal Akhir
H₂SO₄
1. 300 1,25 3,75 150 9,5 0,7

Perhitungan :
NaOH × BM ×Volume Titrasi
FFA Awal (V1 V2 = 19) = × 100%
Berat sampel ×1000
0,089 ×282 ×1 9
= × 100%
5× 1000
= 9,5 %

NaOH × BM ×Volume Titrasi


%FFA Akhir (V1=1,5) = × 100%
Berat sampel ×1000
0,089 ×282 ×1 ,5
= × 100%
5 × 1000
= 0,75 %
NaOH × BM ×Volume Titrasi
%FFA Akhir (V2=2) ) = × 100%
Berat sampel ×1000
0,089 ×282 ×2
= × 100%
5× 1000
=1%
V 1+V 2
Rata rata =
2
0 ,75+ 1
=
2
= 0,87 %
 Trans esterifikasi
No Volume minyak Metode trans esterifikasi FFA (%)
KOH Methanol Awal Akhir
1. 300 3 150 0,8 0,5

Pengamatan fisik metil ester


a. Warna (Kuning jernih)
b. Bau (Tengik)
c. FFA Akhir V1 V2 = 1
NaOH × BM ×Volume Titrasi
%FFA Akhir = × 100%
Berat sampel ×1000
0,089 ×282 ×1
= × 100%
5× 1000
= 0,5 %
Massa akhir sampel 260 Ml ρME
ηME

 Pengujian metail ester


v hasil
 % hasil = x100%
v awal
268
= x 100%
300
= 89,33%
 Densitas = 0,875 m2/s
ηME x t ME
 ηME = x ηair
ρME x t ME
0,875 x 11, 36
= x 0,801 m2/s
0,992 x 3 ,25
9 , 94
= x 0,801 m2/s
3,224
= 2,46 m2/s
ηair = 0,801 m2/s
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan praktikum 1
Pada praktikum pembuatan metail ester metode esterifikasi hal pertama yang dilakukan
adalah penimbangan minyak jelantah sebanyak 300ml .sebelum dipanaskan diambil sampel
untuk pengujian FFA Awal .setelah sampel disiapkan dilakukan pemanasan dengan diaduk
hingga mencapai suhu 60 °C. setelah suhu 60 °C dituangkan larutan methanol dan H2SO4
kedalam sampel. Diaduk dengan suhu 60°C selama satu jam. Setelah 1 jam sampel
didiamkan selama 24 jam hingga membentuk 2 lapisan. Setelah di didiamkan 24 jam diambil
sampel lagi untuk mendapatkan FFA akhir metail ester. Dan dipatkan hasil FFA awal yaitu
9,5 % dan untuk FFA akhir 0,87 %.

4.2.2 Pembahasan praktikum 2


Pada praktikum trans esterifikasi yang pertama dilakukan adalah sampel dipanaskan dengan
suhu 60 °C lalu ditambahkan KOH 1 % yang dilarutkan kedalam methanol yang memiliki
konsentrasi 50 % dan diaduk hingga homogen, setelah itu dilanjutkan dengan dimasukannya
katalis yang sudah homogen kedalam sampel dipanaskan Kembali dengan suhu 60°C selama
1 jam setelah 1 jam sampel didiamkan selama 24 jam hingga membentuk dua lapisan setelah
itu diambil lapisan atas dan diamati bau,warna dan FFA nya .setelah diamati mendapatkan
hasil pengamatan untuk warna kuning jernih dan baunya tengik dan untuk FFA akhir
mendapatkan hasil 0,5 % dan massa akhir mendapatkan sebanyak 260 ml
4.2.3 Pembahasan praktikum 3
Persentase hasil metil ester menunjukkan efisiensi reaksi transesterifikasi. Persentase
hasil yang tinggi menunjukkan bahwa reaksi berlangsung sempurna dan menghasilkan
banyak metil ester. Persentase hasil yang rendah menunjukkan bahwa reaksi tidak
berlangsung sempurna dan masih terdapat banyak gliserol atau FFA yang tidak bereaksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase hasil metil ester antara lain rasio mol minyak
dan metanol, konsentrasi katalis, suhu reaksi, waktu reaksi, dan kecepatan pengadukan.
Densitas minyak jelantah menunjukkan massa per satuan volume minyak. Densitas
minyak jelantah dipengaruhi oleh komposisi asam lemaknya. Semakin banyak asam lemak
rantai panjang dan jenuh dalam minyak, semakin tinggi densitasnya. Semakin banyak asam
lemak rantai pendek dan tak jenuh dalam minyak, semakin rendah densitasnya.
Viskositas minyak jelantah menunjukkan hambatan aliran minyak. Viskositas minyak
jelantah dipengaruhi oleh suhu dan komposisi asam lemaknya. Semakin tinggi suhu, semakin
rendah viskositasnya. Semakin banyak asam lemak rantai panjang dan jenuh dalam minyak,
semakin tinggi viskositasnya. Semakin banyak asam lemak rantai pendek dan tak jenuh
dalam minyak, semakin rendah viskositasnya.

BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Proses esterifikasi adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk
memproduksi produk turunan gliserol. Reaksi ini melibatkan reaksi antara asam
karboksilat dengan senyawa alkohol yang membentuk ester menggunakan asam sebagai
katalis dan bersifat reversible.
2. Prosesnya membutuhkan katalis; katalis asam atau katalis basa. Katalis dapat
mengurangi hambatan energi aktivasi proses. alkohol diubah menjadi nukleofil dengan
melepaskan atom hidrogen terminal sebagai proton.
3. Nilai FFA menurun setelah dilakukan proses esterifikasi dan trans esterifikasi

5.2 Saran
Sebaiknya lebih teliti dan hati-hati ketika melakukan praktikum agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar dan aman. Dan sebaiknya pada saat praktikum mahasiswa lebih teiliti
saat melakukan percobaan dan dalam melakukan percobaan harus sesuai SOP agar hasil yang
didapat akurat.

.
DAFTAR PUSTAKA

hidayati nur, s. h. (2017). TRANSESTERIFIKASI MINYAK GORENG BEKAS. Jurnal


Teknologi Bahan Alam Vol. 1 No. 1, April 2017, 1- 2.
istianto, r. (2019). Pembentukan Biodiesel Melalui Proses Transesterifikasi Dengan Katalis
Abu. jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek, 1-2.
Ketaren, S. (1986). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia.
26. JTK pemb ME jaya 20.pdf. (t.t.). Diambil 26 Oktober 2023, dari
https://repository.unsri.ac.id/29004/1/26.%20JTK%20pemb%20ME%20jaya
%2020.pdf
1540-Article Text-6040-1-10-20190913.pdf. (t.t.).
2314030054-2314030056-Non_Degree.pdf. (t.t.). Diambil 26 Oktober 2023, dari
https://repository.its.ac.id/45861/1/2314030054-2314030056-Non_Degree.pdf
Apri Dearni Sinaga, 1717011083. (2021, November 1). ANALISIS EFEKTIVITAS
CAMPURAN METIL ESTER TURUNAN MINYAK KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis jacq) DENGAN DIETANOLAMINA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI
BAJA LUNAK DALAM MEDIUM YANG MENGANDUNG KARBON DIOKSIDA
(CO2) [Skripsi]. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM. https://digilib.unila.ac.id/65878/
Arita, S., Dara, M. B., & Irawan, J. (2008). PEMBUATAN METIL ESTER ASAM LEMAK
DARI CPO OFF GRADE DENGAN METODE ESTERIFIKASI-
TRANSESTERIFIKASI. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, 15(2), Article 2.
Armi, D. J. (t.t.). Laporan Praktikum Metil Ester. Diambil 26 Oktober 2023, dari
https://www.academia.edu/9346694/Laporan_Praktikum_Metil_Ester
Delfitriani,+160-169+S+Wahyuni.pdf. (t.t.).
DownloadReportByFileName.pdf. (t.t.). Diambil 26 Oktober 2023, dari
https://apps.fas.usda.gov/newgainapi/api/Report/DownloadReportByFileName?
fileName=Oilseeds+and+Products+Annual_Jakarta_Indonesia_ID2023-0005.pdf
Hasyim, U. H., Kurniaty, I., Mahmudah, H., & Hermanti, M. (2019). PENGARUH WAKTU
ADSORPSI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK KELAPA SAWIT
MENTAH PADA PEMBUATAN BIOADSORBEN LIMBAH BATANG PISANG.
Jurnal Konversi, 8(1), Article 1. https://doi.org/10.24853/konversi.8.1.10
Hendrawan Dewantoro, 14521215. (2018). PRA RANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI
MINYAK JELANTAH DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN
TRANSESTERIFIKASI KAPASITAS 7.500 TON/TAHUN.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/13163
Indonesia, D. (t.t.). Luas Kebun Sawit Indonesia Hampir 15 Juta Hektare pada 2022.
Dataindonesia.id. Diambil 26 Oktober 2023, dari https://dataindonesia.id/agribisnis-
kehutanan/detail/luas-kebun-sawit-indonesia-hampir-15-juta-hektare-pada-2022
Julianti, E. (2009). Pengembangan Minyak Jarak Pagar sebagai Biodisel (Development of
Jatropha Oil as Biodiesel). https://dupakdosen.usu.ac.id/handle/123456789/15188
Laporan Praktikum Metil Ester. (t.t.). Pdfcoffee.Com. Diambil 26 Oktober 2023, dari
https://pdfcoffee.com/laporan-praktikum-metil-ester-pdf-free.html
Oktaviana, C. A. (2014). Pembuatan Biodiesel melalui proses Adsorpsi dengaan
menggunakan Zeolit Alam Lampung dan Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas
[bachelorThesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta].
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/72144
(PDF) SINTESIS METIL ESTER DENGAN METODE ESTERIFIKASI. (t.t.). Diambil 26
Oktober 2023, dari
https://www.researchgate.net/publication/348758119_SINTESIS_METIL_ESTER_D
ENGAN_METODE_ESTERIFIKASI
Queue | Laporan Praktikum Metil Ester. (t.t.). Pdfcoffee.Com. Diambil 26 Oktober 2023,
dari https://pdfcoffee.com/qdownload/laporan-praktikum-metil-ester-pdf-free.html
Sari, M., Ritonga, Y., & Saragih, S. W. (2019). Pengaruh Kadar Air Pada Proses Pemucatan
Minyak Kelapa Sawit: Talenta Conference Series: Science and Technology (ST), 2(1),
Article 1. https://doi.org/10.32734/st.v2i1.317

Anda mungkin juga menyukai