Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan minyak bumi yang melimpah.
Cadangan terbukti minyak bumi diketahui sebesar 3,3 miliar barel dan cadangan
potensial minyak bumi sebesar 3,9 miliar. Selain itu, terdapat unrecoverable oil sebesar 55
miliar barel dimana 4,6 miliar barel di antaranya merupakan potensi yang dapat diambil dengan
teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Adapun potensi sumber daya migas Indonesia sekitar
84,4 miliar barel oil ekuivalen (Luciana, 2017). Hingga saat ini, terdapat sejumlah perusahaan
yang mendirikan kilang minyak di Indonesia. Kilang minyak Indonesia sendiri yaitu Pertamina
dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara yang tersebar pada 7 wilayah: Pangkalan Brandan,
Dumai/Sei Pakning, Plaju, Cilacap, Balongan, Balikpapan, dan Sorong.
Proses kilang minyak menghasilkan beberapa fraksi produk dan menyisakan residu minyak
bumi. Kilang sederhana menghasilkan residu dalam jumlah yang besar, khususnya bila yang
diproses adalah jenis minyak berat (heavy crude). Komposisi residu dipengaruhi oleh jenis minyak
dan jenis proses pemurnian (refinery) yang digunakan. Jumlah dan sifat residu yang dihasilkan
dari tiap minyak mentah akan berbeda. Pada tahun 2007, jumlah residu yang dihasilkan oleh
Pertamina dari berbagai wilayah mencapai 36,97 ribu MT (Pertamina, 2007). Residu yang dibuang
ke lautan lepas akan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, sehingga perlu adanya
pemanfaatan lebih lanjut. Residu minyak bumi biasanya dijual dengan harga yang sangat murah
untuk bahan baku di industri lain.
Gambar 1. Produksi Pertamina 2007