Anda di halaman 1dari 28

PROSES

PRODUKSI
ALUMINA DAN
PARAMETER
PRODUKSINYA

Dessy
Materi
Presentasi
• Penjelasan singkat tentang industri alumina
• Alur proses produksi tiap workshop
• Indikator teknis dan kualitas yang dijaga di setiap workshop
• Contoh soal perhitungan
• Kesimpulan
Proses Industri Alumina PT
WHW
• Proses Bayer merupakan proses pemurnian alumina yang paling sering dijumpai di
industri alumina. Proses Bayer adalah proses pemurnian alumina dengan mereaksikan
bauksit dengan larutan alkali (NaOH) dan membentuk larutan natrium aluminat
(NaAl(OH)4). Kemudian suhu diturunkan dan dilakukan penambahan bibit kristal dan
diaduk terus menerus untuk memperoleh alumina hidroksida (Al(OH) 3) dan selanjutnya
masuk ke proses kalsinasi untuk membentuk alumina (Al2O3). Hasil samping berupa
lumpur merah yang tidak berubah menjadi natrium aluminat akan diolah menuju
tempat penimbunan. Sedangkan alkali yang tersisa akan direcycle ke evaporasi untuk
dipekatkan kembali mendapat konsentrasi yang memenuhi syarat untuk dipakai kembali
di workshop raw material melarutkan bauksit baru.

• Barang jadi Alumina (AO) seringkali mengandung sejumlah kecil dari SiO 2,Fe2O3,Na2O dll.
Untuk AO-1 standar kualitasnya yaitu Al2O3 (≥98.6%), SiO2(≤0.02%),
Fe2O3(≤0.02%),Na2O(≤0.50%), dan LOI (≤1.0%)
Flow Chart Proses Produksi Alumina
Kapur Bauksit
Kapur Bauksit

Krim kapur Dihancurkan


Krim kapur Dihancurkan
Sirkulasi larutan induk
Pencampuran larutan Sirkulasi larutan induk
Evaporator Pencampuran

Evaporator Pencampuranalkali
larutan basah
Pencampuran
alkali basah
Tambahan NaOH
Desilikasi
Tambahanmurni
NaOH Larutan kasar
Filter daun Desilikasi
murni Larutan kasar
Larutan Filter daun
Induk Larutan halus Dilusi
Larutan
Induk Larutanpanas
halus Dilusi
Pertukaran Tangki larutan Tangki larutan
PertukaranTKpanas
I-III Tangkiinduk
larutanbibit induk
Tangki kerucut
larutan Pemisahan Larutan
Air pencuci
TK I-III induk bibit induk kerucut lumpur merah
Pemisahan Larutan
Air pertama
pencuci
Air lumpur merah
Plat Tangki Dekomposisi 1#-10# pertama
Air Plat tegak AH plat tegak Pencucian lumpur
Plat HE Tangki Dekomposisi 1#-10# Air panas
Plat tegak AH plat tegak Pencucian merah
lumpur
HE Air panas merah
Overflow
Hidrosiklon di tangki 11#
Overflow Bak 13# Menuju pembuangan
Hidrosiklon di tangki 11# Bak 13# lumpur merah
Menuju pembuangan
Underflow
lumpur merah
Slurry AHUnderflow
kalsinasi
Slurry AH kalsinasi

disaring Filtrat kuat Penyaringan AH


disaring Filtrat kuat Penyaringan AH
Air Pencucian AH Filtrat lemah
Air panas Pencucian AH Filtrat lemah
panas
Larutan induk plat datar AH plat datar
Larutan induk plat datar AH plat datar

Pemanggangan AH
Pemanggangan AH

Alumina
Alumina
Parameter αk
•• Workshop
  Alumina : Raw Material, Digesi, Sedimentasi, Dekomposisi, Kalsinasi, Evaporasi.
Setiap workshop memiliki tugas yang saling berhubungan, dalam mengontrol proses
alumina dipakai sebuah parameter yang disimbolkan dengan αk yang menunjukkan nilai
kandungan AO terhadap nilai kandungan Na2O dalam larutan natrium aluminat.
• αk αkterbaru =1.44±0.5

  Kelebihan Kekurangan
Pembentukan AH di area dekomposisi menjadi sulit karena
Pelarutan bauksit dengan alkali menjadi optimum, konsentrasi NaOH yang terlalu tinggi, ikatan reaksi antara
karena NaOH menjadi excess. Lumpur merah sebagai NaOH dan Al2O3 menjadi sangat kuat, sedikitnya
hasil samping dari reaksi pembentukan natrium pembentukan AH berakibat turunnya kapasitas produksi
αk >>> aluminat menjadi kecil, kadar AO yang terbuang di alumina
unit pengolahan limbah (UPL) menjadi sedikit
Borosnya material alkali yang dibeli untuk menaikkan αk

Proses pelarutan bauksit menjadi tidak optimal, karena


konsentrasi NaOH pada larutan tidak sebanding dengan
konsentrasi alumina pada bauksit. Dan akan berakibat
Proses pembentukan AH di area dekomposisi banyaknya lumpur merah yang dihasilkan dan tidak menutup
menjadi lebih mudah karena turunnya kemungkinan terdapat banyak alumina yang terbuang menuju
αk <<< konsentrasi NaOH, banyaknya pembentukan UPL
AH berakibat naikknya kapasitas produksi
alumina Kerja pompa, pengaduk, ballmill dan mesin lainnya menjadi
lebih berat dan akan berpengaruh di lifetime alat karena larutan
natrium aluminat menjadi lebih padat karena
kurangnya alkali NaOH
1. Workshop Raw Material
Alur Prosesnya Persyaratan Bahan Baku dan
Bauksit stokpale
Bauksit stokpale
Kapur
Kapur
Peralatan
Sampah besi
Heavy plate weight feeder Sampahtertahan
besi
Bucket elevator
Heavy plate weight feeder
magnet disini
tertahan
magnet disini Bucket elevator • Kandungan Bauksit : Al2O3 >47%, SiO2 <14%,
Konveyor 12# A-B
Konveyor 12# A-B
Konveyor 17# H2O <17%.
Konveyor 17#
Konveyor 14# A-B
Silo kapur
• Ballmill: Kecepatan ideal milling 17.3 r/min,
Konveyor 14# A-B
Mobil Silo kapur
Limbah
kapasitas produksi 120-180 t/h, tekanan 0.2-0.6
Pembongkar
Mobil
Pembongkar
Mesin Limbahkapur
Pengumpan kapur
Konveyor 18# Pa, suhu max 65 C.
Mesin
Konveyor 18#
Silo Bauksit
Silo Bauksit
Pengumpan
Air Panas • Ukuran diameter bola baja dalam ballmill: 60
Air Panas
Mesin Evolutionary Ash
Machine
Evolutionary Ash
mm, 80 mm, 100 mm, 120 mm dan 130 mm.
Pengumpan
Mesin
Pengumpan Machine Semakin banyak bola baja yang ditambahkan
Konveyor 16# Sirkulasi Larutan Induk
Evaporasi
Sirkulasi Larutan Induk
Tangki Krim maka semakin halus ukuran partikel slurry yang
Konveyor 16# Kapur
Evaporasi
Tangki Krim
Kapur
dihasilkan. Apabila ballmill terlalu cepat diputar,
Ballmill
Ballmill Filter Gabungan
bola-bola baja tidak akan menumbuk,
Partikel Bak Pompa Sedimentasi
Filter Gabungan melainkan terikut ke dinding ballmill akibat gaya
berat
Partikel Tengah
Bak Pompa Sedimentasi
berat Tengah sentrifugal yang terjadi. Jika terlalu lambat,
Grup Hidrosiklon
Grup Hidrosiklon
maka efisiensi penumbukan juga menjadi kecil.
Sampah
kayu dll Rotary Saringan
Sampah
kayu dll Rotary Saringan

Tangki Slurry Raw


Pulp
Tangki Slurry Raw
Pulp
Workshop Digesi
Workshop Digesi
Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga Fungsi krim kapur

1. Nilai kandungan padatan slurry bauksit dan • Media Filter padatan terlarut dalam
krim kapur larutan natrium aluminat
2. Perbandingan bauksit(ton/h) dan larutan alkali • Peningkat efisiensi alumina (Di Pabrik
evaporasi (m3/h) China dipakai tambahan krim kapur untuk
3. Ukuran mesh partikel slurry (120#>35%, 50#, pembentukan slurry bauksit karena dapat
20#<1%) membentuk kalsium karbonat dan
memisahkan natrium dalam natrium
4. αk larutan digesi (terbaru 1.44±0.5), akan naik karbonat sehingga dapat meningkatkan
saat komposisi alkali lebih banyak dan
sebaliknya turun jika komposisi bauksit lebih kelarutan, menurunkan terbuangnya
banyak. alumina ke red mud dan meningkatkan
indikator ekonomis pada proses.
5. Ada juga hal yang tidak dapat dikendalikan
seperti suhu alkali evaporasi, jika suhunya turun • Pengontrol kadar fosfat bauksit
maka segera lapor ke workshop digesi untuk • Penetralisir kebocoran asam sulfat pekat
menaikkan suhu steam. Normalnya suhu alkali
evaporasi ±80 ° C dan suhu slurry yang dikirim • Penetralisir garam natrium karbonat dan
ke digesi ±75 ° C asam oksalat yang terbentuk dalam proses
Perbandingan data ak larutan digesi dengan jumlah bauksit
dan alkali
Laju Alir Bauksit (ton/jam)
Laju Alir Alkali (m3/jam)
3000.00
8000
7000 2500.00

6000 2000.00

5000 1500.00
4000 1000.00
3000
500.00
2000
0.00
1000 h
t/ 早 夜 中 早 夜 中 早 夜 中 早
s it 18 19 19 20 21 21 22 23 23 24
0 uk
Laju Alir 18 夜 19 夜 20 夜 21 夜 22 夜 23 夜 24 夜 ba
ir
Larutan al
Induk m3/h ju
La

Perbandingan ak larutan digesi


1.60

1.55

1.50

1.45

1.40

1.35

1.30
18 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24
夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中

ak larutan digesi Line I ak larutan digesi Line II


Perhitungan pencampuran bauksit dengan
alkali
• Diketahui : Suatu bauksit: AO=48%, SiO2=6.5%
Sirkulasi Larutan Induk NK :=180 g/l, AO=92 g/l
Larutan digesi: αk= 1.4, A/S digesi LM=0.8, N/S
digesi LM=0.3.
• Ditanyakan : Berapa m3 larutan SLI yang dibutuhkan setiap per ton bauksit yang digunakan?
• Jawab:

180VSLI-78.29VSLI=363.55+19.5
180VSLI-19.5=0.851(427.2+92VSLI) 101.71VSLI = 383.05
180VSLI-19.5=363.55+78.29VSLI VSLI = 3.77 m3
Perhitungan pencampuran 2 jenis supplier bauksit

 • Diketahui hasil analisa dari 2 macam bauksit, Bauksit pertama nilai AO=48%, Si=6.5%, Bauksit kedua AO=50%, Si=12%,
diinginkan nilai campuran kedua bauksit A/S=5.5.
• Ditanyakan : Berapa nilai perbandingan campuran kedua bauksit tsb?
• Jawab: Bauksit pertama disimbolkan X, bauksit kedua disimbolkan Y. Maka:

5.5(0.065X+0.12Y) = 0.48X+0.50Y

0.3575X+0.66Y= 0.48X+0.5Y

0.66Y-0.50Y= 0.48X-0.3575X

Y(0.66-0.50) = X(0.48-0.3575)
2. Workshop Digesi
•  Di workshop ini terjadi proses desilikasi(pemisahan
Alur Prosesnya silika) dari bauksit dan melarutkan padatan Al2O3
Slurry Raw Pulp ±75 °C menjadi larutan.

Bak Bahan Baku • Pelarutan dilakukan dengan steam Power Plant


T=2600C P=0.8 MPa yang diturunkan menjadi
Pipa Pemanas 1#-3#
Tangki kondensat
steam sekunder
Stasiun air panas
Sedimentasi
T=1400C P=0.5 MPa dengan waktu lebih dari 1 jam.
Air
steam Dari 7 tangki penjaga suhu tidak semua dioperasikan,
Steam Pipa Pemanas 4#
biasanya 5-6 tangki yang digunakan, sisanya untuk
Pemanasan Tekanan dan Suhu Steam diturunkan dahulu pembersihan berkala.
Larutan Digesi
Tangki kondensat • Silika bauksit ada 2 jenis yaitu silika reaktif dan non
Pipa Pemanas 5#-7# Power Plant
Air steam baru
steam reaktif. Silika reaktif dapat dipisahkan disini dengan
Tangki Penjaga Suhu 1#-7#
cara memanaskannya yang nantinya akan
±140 °C membentuk kerak di dinding tangki dan akan
Hidrosiklon 1#-3#
Air IPAL, air
hujan, air
dibuang secara manual. Sedangkan silika non reaktif
Evaporator 1#-3# hidran, air TBKL
ZF, air BLM
akan terikut sampai workshop berikutnya.
Larutan ke
selokan • Setelah melewati pemanasan, persentase kelarutan
limbah
Tangki dilusi Kondensor Bak Air Panas
dijaga >80%. Persentase dihitung dengan
Tangki dilusi membandingkan A/S red mud digesi dan A/S bauksit
Overflow pencuci akhir
lumpur merah pertama
sedimentasi Tangki Digesi
Akhir

Workshop Sedimentasi
Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga Stop Proses Digesi dan Pembersihan
dengan Asam
1. Suhu digesi (140±5°C)
2. Waktu digesi (≥ 1 jam) • 
• Kira kira setiap 60 hari sekali dilakukan pembersihan heat
exchanger berbentuk pipa karena efisiensi HE menurun,
3. Kadar AO larutan digesi (180-195 g/l)
yang dijadikan acuan pelaksanaan stop proses adalah
4. A/S lumpur merah digesi (≤1.00)
konsumsi steam yang meningkat, kadar lumpur merah
5. A/S larutan digesi (≥200)
digesi dan persentase digesi menurun.
6. Pemakaian steam
7. Konduktivitas air kondensat steam baru (<15
• Pembersihan HE dilakukan dengan larutan asam sulfat
µS/m), setelah stop proses pasti nilainya tinggi
encer dengan kadar 11% dengan dilakukan percobaan
8. αk larutan digesi (terbaru 1.44±0.5)
pendahuluan dengan menggunakan air untuk memeriksa
9. Persentase digesi >80%.
tingkat kebocoran pipa. Asam sulfat nantinya akan dibuang
10. Laju alir material rata rata 670-680 m3/jam.
ke red mud dengan proses netralisir dengan larutan NaOH
11. Laju alir pencuci lumpur merah pertama ±200
dan Ca(OH)2 terlebih dahulu.
m3/jam dan suhu sekitar 90° C
12. Suhu larutan digesi akhir >100 ° C dengan
kandungan padatan <75 g/l dan A/S <0.8
Grafik Suhu Digesi (0C) Nilai SiO2 Larutan Digesi
140.00
1.6
139.00
1.4
138.00
137.00 1.2
136.00 1
135.00
0.8
134.00
133.00 0.6
132.00 0.4
131.00
0.2
130.00
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7
0
夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中
1 夜1 早 1 中2 夜 2 早2 中 3 夜 3 早3 中 4 夜4 早 4 中5 夜 5 早5 中 6 夜 6 早6 中 7 夜7 早 7 中

A/S Lumpur Merah Digesi I


0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
Perhitungan laju alir slurry raw pulp
 
Diketahui: laju alir material pipa pemanas line I sebesar 355 m3/h.

Ditanya: laju alir rata rata slurry raw pulp di dalam pipa pemanas tsb.

Jawab: Di dalam setiap pipa pemanas ada 3 pipa kecil, spesifikasi Φ159*8(ketebalan pipa di setiap

sisi), maka diameter pipa menjadi 159-16=143m, jari jari pipa adalah setengah diameternya

143/2=71.5 m, luas permukaan pipa dihitung dengan rumus lingkaran

Laju alir slurry di dalam pipa pemanas menjadi= = 2.06 m/s


3. Workshop Sedimentasi • Antara Bak Peralatan Umum sampai
Alur Prosesnya
Bak Pencucian ke-5 ada 1 bak yang
Larutan dilusi di bak
Bak Krim Kapur
akhir digesi
dikosongkan dan urutan pencucian
Tangki Larutan Overflow Bak Pemisahan
Kasar Sedimentasi
Overflow
dimulai dari bak peralatan umum.
Flokulan
Underflow Pencuci LM Murni Air Alkali
Filter Cake pertama ke
Filter Daun Bak Peralatan Umum workshop digesi • Krim kapur yang digunakan di filter
Bak Pengenceran
Overflow
Flokulan
Pencuci Underflow
LM kedua gabungan berfungsi untuk melapisi
Bak Larutan
Bak Pencucian ke-1
Halus
kain filter sehingga pori-porinya lebih
Underflow
Overflow
Bak Pencucian ke-2 rapat sehingga dapat menahan
Plate Heat
Exchanger I-III Overflow Underflow
padatan float larutan kasar untuk
Bak Pencucian ke-3

Overflow Underflow dapat lolos. ( Standar float larutan


Bak Pencucian ke-4
kasar ≤0.250 g/l. Standar float larutan
Underflow
Overflow
Bak Pencucian ke-5 Bak air panas
halus ≤0.015 g/l. )
Underflow
Air kondensat steam
Bak Pembuangan sekunder digesi, Air tidak
• Suhu di sedimentasi dijaga ±900C
Output berkualitas, Air hidran/
hujan, air backwater jangan terlalu dingin mencegah
lumpur merah dll.
Unit Pengolahan
Limbah Lumpur
Merah pengkristalan AH
Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga Flokulan dan Pengaruhnya terhadap
pemisahan lumpur merah
1. Suhu tangki sedimentasi (±90°C) • Flokulan adalah senyawa kimia yang ditambahkan untuk
2. L/S underflow pemisahan sedimentasi (≤ 4.00). mempercepat reaksi pengendapan, flokulan yang digunakan
L/S larutan output (≤1.50) dipilih berdasarkan sifat inertnya terhadap larutan natrium
3. Kadar AO larutan kasar dan larutan halus (140- aluminat itu sendiri. Ada 2 jenis flokulan yang dipakai:
150 g/l). - Tipe S 8066 untuk tangki pemisahan
4. A/S lumpur merah pencuci akhir (≤1.20). A/S - Tipe Flomin AL 99EH untuk tangki pengenceran dengan
larutan halus (≥ 220) dicampur dengan perbandingan 1:2 dengan flokulan tipe S
5. αk larutan halus dan larutan kasar 1.45-1.50. 8066.
6. Float larutan kasar ≤0.250 g/l. Float larutan
halus ≤0.015 g/l.
7. NT backwater lumpur merah ±3.0 g/l, float
backwater lumpur merah ±0.250 g/l
8. Persentase digesi aktual ≥81%. Persentase
digesi netto ≥79%.
Ket:
Slurry yang masih belum terendapkan
Overflow sedimentasi
Underflow sedimentasi
Debit Flokulan Bak Pemisah I (m3/h) A/S Chi ni Mo ci I
5 0.80
4.9 0.70
4.8
0.60
4.7
0.50
4.6
4.5 0.40

4.4 0.30
4.3 0.20
4.2
0.10
4.1
4 0.00
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7
1 夜1 早 1 中2 夜 2 早2 中 3 夜 3 早3 中 4 夜4 早 4 中5 夜 5 早5 中 6 夜 6 早6 中 7 夜7 早 7 中 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜

L/S Fen li I Suhu Tangki Pencucian Terakhir I (°C)


4.50
90
4.00
89.8
3.50
89.6
3.00
89.4
2.50
2.00 89.2

1.50 89
1.00 88.8
0.50 88.6
0.00
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 88.4
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7
夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中
早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜
Perhitungan Sedimentasi
 1. Diketahui data lumpur merah output: specific gravity lumpur merah 2.95, specific gravity
filtrat 1.03, kandungan padatan 560 g/L, ditanyakan L/S larutan output? Jawab: larutan
disimbolkan L, padatan disimbolkan S, maka rumus kandungan padatan= 1000cm3 
S=0.56*(L/1.03+S/2.95)  S/S=0.54L/S+0.19S/S 1-0.19=0.54L/S 0.81/0.54=L/S=1.5
2. Diketahui data bauksit: AO=47.53%, Si=9.22%. Kadar lumpur merah sedimentasi:
AO=21.36%, Si=22.85%. Berapakah persentase digesi teoritis?
% digesi teoritis=)*100%=)*100% =82%
3. Konsumsi flokulan di tangki pemisahan sebanyak 0.32 kg/t. red mud, konsentrasi flokulan
0.3%, massa jenis flokulan 0.998 t/m3, maka untuk memisahkan lumpur merah sebanyak
67.5 t/h dalam tangki pemisahan membutuhkan berapa m3 flokulan per jamnya? Untuk
memisahkan 67.5 t/h lumpur merah dibutuhkan flokulan = 67.5t/h*0.32kg/t=21.6 kg/h.
Dengan konsentrasi flokulan 0.3% maka perlu 21.6/0.3%=7200 kg/h. Maka volume larutan
flokulannya
4. Workshop Dekomposisi 1. Dekomposisi/presipitasi merupakan
Alur Prosesnya proses yg sangat penting dalam
Larutan Halus
pembentukan AH. Prinsipnya
L. Induk Bibit T=105 C 1# memisahkan alumina yang terkandung
T=85 C
Evaporasi Plate HE TK I
dalam cairan natrium aluminat dengan
2#
metode penambahan bibit kristal(AH
Plate HE TK II 3# HE Penurun Suhu partikel kecil), penurunan suhu dan
Tengah 1 pengadukan terus menerus.
Sirkulasi air Larutan 4# HE Penurun Suhu
pendingin
Plate HE TK III
Halus Tengah 2
2. Bibit kristal AH dicampurkan untuk
T=70 C
HE Penurun Suhu
Sirkulasi Air menyerap kandungan AO dalam larutan
5# Pendingin
T. L. Induk Bibit
T=60 C
Tengah 3 halus(natrium aluminat)
HE Penurun Suhu
T. L. Induk 6#
Tengah 4
Kerucut
Padatan HE Penurun Suhu
Mesin Filter Plat Bibit 7#
Tengah 5
Vertikal Bibit kristal Menyerap AO dari larutan AH semakin membesar

8#
3. Akibat pengadukan, sudut-sudut dari
9# AH akan terpisah dari inti. AH yg sudah
sesuai (˃50 ɥm) akan mengendap,
10# sedangkan yang belum sesuai (˂ 50 ɥm)
akan ikut melayang dan kembali ke
11# tangki awal.
12#
T. Slurry
Hidrosiklon Kalsinasi
Sementara

13# AH diaduk Akibat pengadukan butiran AH pecah


Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas AH yang dihasilkan
• Waktu dekomposisi (±40 jam)
• Suhu dekomposisi (58-65 C) • Suhu Dekomposisi: suhu terlalu tinggi, maka AH yang

terbentuk sedikit tetapi berukuran besar. Sedangkan
Kadar AO dalam larutan halus (±150 g/l)
suhu terlalu rendah, AH yang terbentuk banyak tetapi
• Kandungan padatan larutan dekomposisi berukuran kecil. Ukuran padatan yang halus dan kasar
(700-800 g/l) akan memiliki efek ke kehalusan AO kalsinasi dan
• Persentase dekomposisi/konversi(±48%) produksi aluminium nantinya.
• Waktu Dekomposisi : Apabila waktu dekomposisi
• Float larutan induk bibit (±1.5 g/l)
terlalu cepat atau terlalu lama maka konversinya akan
• Float larutan halus (±0.015 g/l) menurun. Idealnya 35-45 jam.
• Ukuran partikel padatan larutan • Kecepatan pengadukan : apabila terlalu cepat maka
dekomposisi >50ɥm (dipengaruhi suhu partikel AH banyak yang pecah sehingga berukuran
dekomposisi) kecil dan demikian sebaliknya.
• Kadar air AH plat tegak (≤12.0) • Kuantitas dan kualitas bibit : Semakin banyak jumlah
bibit dekomposisi maka semakin cepat reaksi
• Buih larutan dekomposisi dikontrol
dengan penambahan agent anti foam
dekomposisi dan semakin banyak AO terdekomposisi.
Demikian berlaku untuk kadar AO masing-masing.
• Jumlah tangki yang dioperasikan : Semakin banyak
tangki yang digunakan maka akan memperpanjang
waktu dekomposisi demikian sebaliknya.
Waktu Dekomposisi (jam) Persentase Dekomposisi (%)
Waktu Dekomposisi Line I Waktu Dekomposisi Line II Persentase Dekomposisi Line I Persentase Dekomposisi Line II
50 53
45
52
40
35 51
30 50
25
20 49
15 48
10
5 47
0 46
18 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24 18 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23 23 24 24 24
夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中 夜 早 中

Suhu Bak Akhir Dekomposisi (°C) % Ukuran Partikel (<50ɥm) Dekomposisi I % Ukuran Partikel (<50ɥm) Dekomposisi II
68
14.00
67 8
12.00 7
66
10.00 6
65
5
64 8.00
4
63 6.00 3
62 4.00 2
1
61 2.00 0
60 0.00 14 号 15 号 16 号 17 号 18 号 19 号 20 号 21 号 22 号 23 号 24 号
14 14 14 15 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22 22 23 23 23
14 号 15 号 16 号 17 号 18 号 19 号 20 号 21 号 22 号 23 号 24 号
夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中夜早中 1# 3# 4# 5# 7#
2# 3# 4# 5# 6# 8# 10# 11# 13#
Suhu bak akhir Line I Suhu bak akhir Line II 7# 9# 11# 13#
Perhitungan Dekomposisi
 
1. Diketahui larutan halus: AO=147 g/L, αk=1.49, αk larutan induk bibit = 3.12, berapa rasio
output AO larutan halus dan persentase dekomposisinya? Jawab: % Dekomposisi = 1-(αk
larutan halus/αk larutan induk bibit)=1-1.49/3.12=52.24%. Rasio output=AO larutan halus *
persentase dekomposisi=147g/L*52.24%=76.8 g/L

2. Diketahui kapasitas produksi harian AO 2065 ton, kadar AO larutan halus 145 g/L,persentase
dekomposisi 50%, jika konstanta bibit kristal sebesar 2.0 maka berapa ton/hari AH yang
dihasilkan dari dekomposisi? Jawab: debit larutan halus disimbolkan X, maka Kapasitas
produksi=X*145*50%=2065000kgX=28482.8 m3. Konstanta bibit Kristal=

AH = 8260 ton.
5. Workshop Kalsinasi
Air
Tangki Slurry AH Bak Air Panas Berkualitas ESP
Evaporasi
Cerobong
asap

Roda Filter
AH Gudang
Padatan Plat Datar
plat buffer LO1 ±188 ° C
datar
P01
Tangki Tangki Tangki Tangki Konveyor
Larutan Filtrat Filtrat Filtrat Timbangan <1 Pa
Induk Kuat Lemah I Lemah II ± 213 ° C

Menuju induk Screw material


kerucut ±786 ° C
dekomposisi C0-1

± 362° C
P02

±567°C C0-2 ± 1042.4 ° C /


±1020 ° C
1038.8° C
±440.3°C
C0-3
P03 P04 ± 313° C

C0-4

Udara
30 C

±45.9°C
Fluidized Bed Fluidized Bed Air keluar
±28.9°C Air masuk
±72° C
Menuju silo AO
± 64.9° C
 • Kalsinasi adalah proses pembentukan kristal
Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga
alumina dari aluminium hidrat dengan suhu
• Kadar air (≤5 %) dan kadar alkali (≤0.04
900-1000 C. %) AH
• Float larutan induk plat datar(≤1.50 g/l)
• Sebelumnya slurry AH akan difilter dahulu, • AH produk jadi: SiO2(0.02%),
Fe2O3(0.02%), Na2O(0.40%), ukuran
alkali yang terpisah akan digunakan kembali partikel
menuju workshop dekomposisi untuk akhirnya • AO produk jadi : Al2O3 (≥98.6%),
dipekatkan di evaporasi untuk proses milling SiO2(≤0.02%),
Fe2O3(≤0.02%),Na2O(≤0.50%), LOI
baru di raw material. Kemudian padatan basah (≤1.0%), ukuran partikel vibrating screen
(≤14%), ukuran partikel laser
AH akan dicuci dengan air panas yang berasal analyzer(≤12%).
dari air berkualitas evaporasi (±50C) untuk • Kapasitas produksi 1,000,000 ton/tahun
mengurangi kadar alkali seminim mungkin. Dan atau kira kira 95 ton/jam
• Kadar O2(<0.5) dan nilai kalor coal
air sisa pencucian ditampung di tangki filtrat gas(5250-5450kJ/m3)
lemah yang juga digunakan untuk mencuci AH
di langkah sebelum menggunakan air
berkualitas evaporasi
Kapasitas Produksi Total (t) Maret 2017 Flow Gas Maret 2017
4500.000 600000
4000.000
500000
3500.000
3000.000 400000

2500.000 300000
2000.000
200000
1500.000
1000.000 100000
500.000
0
0.000 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
79 79 79 79 79 79 79 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 81 81 81 81 81 81 81 81 81
1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3 5 7 42 42 4 2 42 42 42 42 4 2 4 2 42 42 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 42 42 4 2 4 2 4 2 42 42 42 42 42 42
79 279 279 279 279 280 280 280 280 280 281 281 281 281
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
flow gas (Nm3/day) Linear (flow gas (Nm3/day))

Rasio Pembakaran(Nm3) per ton AO Maret 2017


600 Data Slag Maret 2017
70
500
60
400
50
300
40

200 30

100 20

10
0
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0
79 79 79 79 79 79 79 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 81 81 81 81 81 81 81 81 81
42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
79 79 79 79 79 79 79 79 79 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 81 81 81 81 81 81 81 81 81
42 4 2 42 4 2 4 2 42 4 2 42 4 2 42 42 42 42 42 42 42 4 2 42 4 2 4 2 4 2 4 2 42 4 2 42 4 2 42 4 2
6. Workshop Evaporasi
• Tipe evaporator (1) yang digunakan adalah multi effect

L. Induk Bibit evaporator (6) untuk tiap line.


Dekomposisi
Steam Power • Ada juga evaporator forced effect atau lebih dikenal dengan
Plant yang telah Tangki
diturunkan suhu larutan
dan tekanannya
Evapo Evapo Evapo Evapo Evapo Evapo dasar Cooling nama evaporator ke 7 yang desain asli (China) berfungsi untuk
rator rator rator rator rator rator Tower
1# 2# 3# 4# 5# 6#
menghilangkan garam yang terbentuk saat proses pemekatan
Preheater 1# Preheater 2# dengan bantuan krim kapur. Tetapi karena nilai garam (NC) yang
T. terkandung untuk saat ini masih tergolong rendah (<10%NT)
Penampung
Sementara maka evaporator ke 7 beralih fungsi menjadi pertukaran panas
antara alkali dan air kondensat steam.
Tangki kondensat 1 Tangki kondensat 2 Tangki kondensat 3 Tangki kondensat 4 Tangki kondensat 6 (NT=NK+NC) | Na2CO3 +Ca(OH)2  2NaOH + CaCO3
Tangki kondensat 5 Bak Air
Panas• Natrium Karbonat (NC) sendiri dapat dihasilkan dari:

Flash Flash Flash


a. Kandungan bauksit itu sendiri
Alkali
Evapo Evapo Evapo murni
rator rator rator b. Natrium reaktif yang bereaksi dengan CO2 di
1# 2# 3# Tangki udara
Pencampu
ran Alkali
c. Penambahan Ca(OH)2 dalam proses yang tidak
Raw Material/
Digesi
membentuk CaCO3
d. Kandungan Na2CO3 dalam NaOH
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja evaporator
Indikator Teknis dan Kualitas yang dijaga
• Jumlah, suhu dan tekanan steam yang masuk meningkat,
• Laju alir steam dan alkali
perpindahan panas semakin cepat.
• Tekanan dan suhu steam baru
• Prinsip kerja pompa vakum adalah menurunkan tekanan
• Luas area evaporator
• NK output sirkulasi larutan induk 190±3 udara atmosfer sehingga dapat menurunkan titik didih cairan.

• • Luas perpindahan panas bisa berkurang akibat kerak yang


Kadar garam(Na2CO3) dalam evaporator max
10%NT. timbul sehingga perlu dilakukan pembersihan kerak berkala, di
Perhitungan Evaporasi workshop evaporasi dilakukan dengan menyemprot air panas
Berapa perbandingan pencampuran konsentrasi alkali di tube nya.
larutan dasar dan alkali murninya untuk dapat menyuplai
1200 m3/h SLI ke raw material jika diketahui NK NaOH • Jika pasokan steam power plant menurun hingga tidak cukup
=560, NK larutan dasar 140. Dan hasil debit evaporator melakukan proses operasi normal seperti biasanya maka tidak
line I dan II masing-masing 400 m3/h dengan NK=188.
bisa sepenuhnya mengandalkan pompa vakum karena
V1.M1=V2.M2 tekanannya terbatas(Pmax=-0.09 Pa), jadi perlu menurunkan
Vyy*140=VNaOH*560 debit material larutan dasar di input evaporator dan untuk
Vyy/VNaOH= 560/140=4:1
dapat memenuhi permintaan raw material maka perlu diubah
Kurang 400 m3/h dari campuran antara NaOH
dengan larutan dasar didapat 320 m3/h larutan perbandingan pencampuran konsentrasi antara larutan dasar
dasar dan 80 m3/h cairan NaOH dan alkali murninya. (V1.M1 = V2.M2)
KESIMPULAN
1. Proses pengolahan bauksit menjadi alumina di PT WHW menggunakan proses Bayer

2. Tugas utama workshop raw material adalah memproduksi slurry bauksit-alkali yang berkualitas

3. Tugas utama workshop digesi adalah desilikasi slurry untuk mendapatkan larutan natrium aluminat

4. Tugas utama workshop sedimentasi adalah memurnikan larutan natrium aluminat dengan cara pemisahan dan
pencucian

5. Tugas utama workshop dekomposisi adalah memisahkan AH dalam larutan natrium aluminat dengan
penambahan bibit kristal

6. Tugas utama workshop kalsinasi adalah menghasilkan alumina yang berkualitas dengan proses pemanggangan
suhu tinggi

7. Tugas utama evaporasi adalah mengolah kembali alkali yang telah digunakan untuk batch selanjutnya dan
menghasilkan air berkualitas untuk pencucian AH kalsinasi

8. Parameter operasi penting : αk, kehalusan slurry 20#, kehalusan larutan dekomposisi(<50ɥm), kehalusan AO,
kapasitas produksi, flow coal gas, suhu dekomposisi, kandungan padatan dekomposisi, %dekomposisi, NK
sirkulasi larutan induk, kadar air AH plat tegak dan AH plat datar, AO larutan halus, A/S bauksit, A/S larutan dan
lumpur merah digesi, A/S lumpur merah akhir.

Anda mungkin juga menyukai