Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Pembuatan Boetanol Dari Bahan Nabati ( tongkol jagung,

tepung ampas tebu dan kulit singkong ) Sebagai Energi Terbarukan

Noval Kurniawan Sinaga


Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Yayasan Syekh
Hamzah Fansuri , Jl. Sikelondang, Kec. Simpang Kiri, Kota Subuslussalam, Aceh 24782,
Indonesia
*Surel: novalkurniawansinaga@gmail.com

Abstrak

Konsumsi bahan bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami peningkatan


dari Tahun demi tahun. Menurut data ESDM (2006) Cadangan Minyak di
Indonesia Hanya tersisa sekitar 9 miliar barel. Bioetanol adalah salah satu
sumber energi terbarukan yang terbuat dari etanol Biomassa (tanaman)
melalui proses biologis (enzimatik atau fermentatif). bahan baku Bioetanol
dapat diperoleh dari biomassa Sumber pati (jagung, singkong, sorgum, dan
lainnya), sumber gula (tetes tebu, getah pohon Tebu, air kelapa, dan berbagai
getah pohon tumbuhan lain) dan sumber selulosa (singkong, jerami padi,
ampas tebu, jagung rebus jagung, dll). Bioetanol dapat digunakan sebagai
pengganti Bahan bahan Bakar minyak (BBM) Tergantung dengan tingkat
kemurniannya.bioethanol adalah salah satunya bahan bakar alternatif yang
memiliki kualitas lebih baik dari BBM. Berdasarkan siklus karbon, bioetanol
dianggap lebih ramah lingkungan karena CO2 yang dihasilkanakan diserap
oleh tanaman, kemusian tanaman tersebut digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bahan bakar, sehingga tidak terjadi akumulasi karbon di atmosfer.
Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang dapat di jadikan bioetanol
adalah Kulit singkong yang mengandung karbohidrat cukup tinggi (Rukmana,
1997), Tongkol jagung mengandung selulosa (45%), hemiselulosa (35%) dan
lignin (15%). Komposisi kimia tersebut menjadikan tongkol jagung dapat
digunakan sebagai sumber bahan baku penghasil bioetanol, bahan pakan
ternak dan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme dan
ampas tebu, Umumnya dalam pengolahan tebu, dihasilkan ampas tebu dalam
skala besar (mencapai 240 kg bagas dengan 50% kelembapan per 1 ton tebu),
yang sekarang dibakar di boiler untuk pembangkitan steam dan listrik.
Teknologi yang baik untuk membangkitkan dan mengoptimalisasi proses
produksi etanol memberikan nilai surplus ampas yang dapat digunakan
sebagai sumber bahan bakar untuk pembangkitan listrik atau bahan baku
bioetanol dan produk berbasis bio lainnya. Oleh karena itu Indonesia salah
satu negara penghasil sumber daya alam terbanyak di dunia, harus bisa
memanfaatkan energi terbarukan ini masa yang akan mendatang.Bioetanol
sebagai bahan bakar terbarukan, tentu mempunyai segudang manfaat baik
bagi keberlangsungan alam dan ketersediaan sumber daya.mulai dari biaya
Biaya Produksi Rendah dan Dampaknya pada Perekonomian Negara, energi
terbarukan dan ramah lingkungan. Mengubah limbah menjadi energi alternatif
adalah aspek positif karena peningkatan limbah yang terus menerus yang
menciptakan masalah lingkungan dan metode tradisional pembuangan limbah
seperti tempat pembuangan sampah atau pembakaran menghasilkan gas.
Agroindustri Berkelanjutan Bioetanol Dengan program pengembangan energi
terbarukan ini akan terjadi peningkatan produktivitas dan penumbuhan
agroindustri di pedesaan, berkembangnya industri bioetanol di pedesaan akan
lebih menjamin stabilitas harga bahan pangan di Indonesia dan penggunaan
limbah ubi kayu, tongkol jagung dan ampas tebu sebagai bahan baku akan
lebih menjamin security of supply bahan bakar berbasis kemasyarakatan.

Pendahuluan

Konsumsi bahan bakar Minyak (BBM) di Indonesia mengalami peningkatan dari


Tahun demi tahun. Menurut data ESDM (2006) Cadangan Minyak di Indonesia Hanya tersisa
sekitar 9 miliar barel. Dan konsumsi bahan bakar masyarakat Indonesia mencapai 1,3
juta/barel, jika dikonsumsi terus menerus maka cadangan minyak akan habis di tahun akan
mendatang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah berkurangnya
konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dari fosil dengan memanfaatkan bahan bakar
alternatif adalah Energi terbarukan dan hemat energi.

Bioetanol adalah salah satu sumber energi terbarukan yang terbuat dari etanol
Biomassa (tanaman) melalui proses biologis (enzimatik atau fermentatif). bahan baku
Bioetanol dapat diperoleh dari biomassa Sumber pati (jagung, singkong, sorgum, dan
lainnya), sumber gula (tetes tebu, getah pohon Tebu, air kelapa, dan berbagai getah pohon
tumbuhan lain) dan sumber selulosa (singkong, jerami padi, ampas tebu, jagung rebus
jagung, dll) (Mulyono et al., 2011). Bioetanol dapat digunakan sebagai pengganti Bahan
bahan Bakar minyak (BBM) Tergantung dengan tingkat kemurniannya. Bioetanol dengan
tingkat kandungan 95-99% kaleng Digunakan sebagai bahan substitusi alternatif premium
lanjutan (bensin), sedangkan menggunakan konten dengan tingkat 40%. dipakai sebagai
bahan pengganti minyak tanah (Bustaman, 2008). Menurut Costello dan Chun (1988) dalam
(Artiyani dan Soedjono, 2011), bioethanol adalah salah satunya bahan bakar alternatif
yang memiliki kualitas lebih baik dari BBM. Berdasarkan siklus karbon, bioetanol dianggap
lebih ramah lingkungan karena CO2 yang dihasilkanakan diserap oleh tanaman, kemusian
tanaman tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar, sehingga tidak
terjadi akumulasi karbon di atmosfer.

Salah satu sumber daya alam di Indonesia yang dapat di jadikan bioetanol adalah
Kulit singkong yang mengandung karbohidrat cukup tinggi (Rukmana, 1997), Tongkol
jagung mengandung selulosa (45%), hemiselulosa (35%) dan lignin (15%). Komposisi
kimia tersebut menjadikan tongkol jagung dapat digunakan sebagai sumber bahan baku
penghasil bioetanol, bahan pakan ternak dan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhan
mikroorganisme dan ampas tebu, Umumnya dalam pengolahan tebu, dihasilkan ampas
tebu dalam skala besar (mencapai 240 kg bagas dengan 50% kelembapan per 1 ton tebu),
yang sekarang dibakar di boiler untuk pembangkitan steam dan listrik. Teknologi yang baik
untuk membangkitkan dan mengoptimalisasi proses produksi etanol memberikan nilai
surplus ampas yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk pembangkitan
listrik atau bahan baku bioetanol dan produk berbasis bio lainnya. Oleh karena itu
Indonesia salah satu negara penghasil sumber daya alam terbanyak di dunia, harus bisa
memanfaatkan energi terbarukan ini masa yang akan mendatang.

Manfaat Ekologis
Bioetanol sebagai bahan bakar terbarukan, tentu mempunyai segudang manfaat baik
bagi keberlangsungan alam dan ketersediaan sumber daya.mulai dari biaya Biaya Produksi
Rendah dan Dampaknya pada Perekonomian Negara, energi terbarukan dan ramah
lingkungan.

Agroindustri Berkelanjutan Bioetanol


Mengubah limbah menjadi energi alternatif adalah aspek positif karena peningkatan
limbah yang terus menerus yang menciptakan masalah lingkungan dan metode tradisional
pembuangan limbah seperti tempat pembuangan sampah atau pembakaran menghasilkan
gas.

Kesimpulan
Agroindustri Berkelanjutan Bioetanol Dengan program pengembangan energi
terbarukan ini akan terjadi peningkatan produktivitas dan penumbuhan agroindustri di
pedesaan, berkembangnya industri bioetanol di pedesaan akan lebih menjamin stabilitas
harga bahan pangan di Indonesia dan penggunaan limbah ubi kayu, tongkol jagung dan
ampas tebu sebagai bahan baku akan lebih menjamin security of supply bahan bakar
berbasis kemasyarakatan.
Referensi

Endang S. R., Y. M. (2018). Produksi Biodiesel dari Limbah Minyak Goreng. Indones. J.
Menggabungkan. Kimia, 77-82.

Fitriani, Bahri, S., & Nurhaeni. (2013). Produksi Bioetanol Tongkol Jagung (Zea Mays) dari Hasil
Proses Delignifikasi. Online Jurnal of Natural Science, 2(3), 66-74.

Irvan, P. P. (2015). PEMBUATAN BIOETANOL DARI TEPUNG AMPAS TEBU MELALUI PROSES
HIDROLISIS TERMAL DAN FERMENTASI: PENGARUH PH, JENIS RAGI. Indonesia, 4(2), 27-31.

Widyastuti, P. (2019). PENGOLAHAN LIMBAH KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKAR BIOETANOL
MELALUI PROSES FERMENTASI. Jurnal Kompetensi Teknik, 11(1), 41-45.

Anda mungkin juga menyukai