PROPOSAL PROYEK
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Mikrobiologi Industri
yang dibina oleh Ibu Dr. Endang Suarsini, M.S.
dan Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si.
oleh
NANDA AGUS AHSANI TAQWIN/130342615351
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya menggunakan proses fermentasi (Banat et. al., 1998; Ueno et.
al., 2002; Linn, 2006; Rikana & Adam, 2015). Bioetanol merupakan energi
terbarukan yang ramah lingkungan (eco-friendly) dan terbukti dapat
mengurangi emisi gas oleh kendaraan bermotor (Hansen et. al., 2005;
Periyasamy et. al., 2009). Bahan bakar dari etanol menghasilkan emisi dan
toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bakar fosil serta dapat
terurai secara biologis (biodegradable) (Wynman & Hinman, 1990)
sehingga lebih aman untuk digunakan.
Selama ini, produksi bioetanol menggunakan bahan berpati dan
bergula seperti tebu, ubi kayu, jagung, ubi jalar, sagu, singkong ataupun
tetes tebu (molases) (Yuanisa et. al., 2015). Bahan-bahan tersebut sebagian
besar merupakan salah satu sumber pangan, sehingga penggunaannya
sebagai bahan utama pembuatan bioetanol kurang potensial. Bioetanol
selain dapat dibuat dari bahan dengan kandungan zat pati yang tinggi, juga
dapat terbuat dari bahan dengan kandungan lignoselulosa (Taqwin et. al.,
2015; Yuanisa et. al., 2015).
Bahan lignoselulosa merupakan biomassa yang berasal dari
tanaman dengan komponen utama lignin, selulosa dan hemiselulosa
(Hermiati et. al., 2010). Lignoselulosa merupakan sumber bahan baku
pembuatan bioetanol yang murah, tersedia dalam jumlah yang cukup
melimpah dan tidak digunakan sebagai bahan pangan sehingga
penggunaannya sebagai sumber energi tidak mengganggu pasokan bahan
pangan (Millati et. al., 2002; Karimi et. al., 2005; Hermiati et. al., 2010;
Zhang et. al., 2013). Bioetanol yang bersumber dari lignoselulosa,
merupakan energi terbarukan generasi kedua, yang mulai diperhatikan
oleh dunia sebagai alternatif bahan bakar karena bahan baku yang lebih
murah dibandingkan dengan karbohidrat (gula) (Lin et. al., 2006; Shigh et.
al., 2013).
Salah satu sumber lignoselulosa yaitu kulit jagung atau klobot
jagung. Jagung merupakan tanaman yang tersebar luas di Indonesia,
biasanya masyarakat hanya memanfaatkan biji atau buah jagung
sedangkan
berwarna hijau muda atau coklat kekuningan. Hal yang menarik untuk
diteliti yaitu limbah kulit (klobot) jagung yang dapat diperoleh dari penjual
jagung di pasar, penjual jagung keliling, atau dari kebun jagung untuk
dijadikan sebagai sumber lignoselulosa dalam pembuatan bioetanol.
Berikut ini merupakan tabel komposisi pada kulit jagung terkait komposisi
selulosa dan unsur lainnya.
Tabel 1. Komposisi Kulit Jagung (Huda, 2008)
Unsur
Selulosa ( % )
Lignin ( % )
Abu ( % )
Lainnya ( % )
Kristalinitas ( % )
Kulit
42.31 0.7
12.58 0.2
4.16 0.26
40.95
34.57 0.91
dilakukan
secara
konvensional
termodifikasi
dengan
menggunakan yeast isolat ragi tape dan penambahan nutrisi dari pupuk
NPK dengan variasi tertentu. Penelitian ini merupakan langkah awal
pendayagunaan limbah atau sampah klobot jagung (Zea mays) yang
kurang dimanfaatkan kembali.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Menjelaskan proses optimasi dan teknik dalam pembuatan bioetanol
generasi kedua dari klobot jagung (Zea mays) melalui proses hidrolisis
asam dan fermentasi menggunakan yeast isolat ragi tape dengan variasi
penambahan unsur nitrogen (N) dan kalium (K) dari pupuk NPK.
2. Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembuatan bioetanol
dari klobot jagung, diantaranya konsentrasi H2SO4 yang digunakan saat
sakarifikasi atau hidrolisis, konsentrasi yeast isolat ragi tape yang
diberikan saat fermentasi, variasi penambahan pupuk NPK sebagai
tambahan nutrisi, dan lama fermentasi yang dilakukan.
3. Menganalisis dan membandingkan konsentrasi etanol yang dihasilkan
dari setiap perlakuan untuk kemudian dirancang flow chart efisiensi
produksi etanol (bioetanol) dari klobot jagung.
C. Pentingnya Masalah Penelitian
Penelitian mengenai "Pembuatan Bioetanol Generasi Kedua dari
Klobot Jagung (Zea mays) melalui Proses Hidrolisis Asam dan Fermentasi
menggunakan yeast Isolat Ragi Tape dengan Variasi Penambahan Unsur
Nitrogen (N) dan Kalium (K) dari Pupuk NPK" penting dilakukan karena,
pembuatan bioetanol dari klobot jagung berbasis limbah atau sampah
dengan memanfaatkan kulit (klobot) jagung belum dilakukan. Selain itu,
limbah kulit jagung jumlahnya sangat melimpah dan murah.
selulosa
menggunakan
proses
hidrolisis
asam,
fermentasi
menggunakan yeast isolat ragi tape dan penambahan nutrisi dari pupuk
NPK. Optimasi dan variasi dalam pembuatan bioetanol dapat menentukan
kualitas dari bioetanol yang dihasilkan. Bioetanol nabati diketahui juga
memiliki emisi gas yang sangat rendah, tidak menyebabkan polusi udara
dan memiliki nilai oktan bahan bakar yang tinggi. Sehingga, bioetanol dari
klobot jagung dapat digunakan sebagai renewable fuel (energi terbarukan)
yang lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut proses pembuatan bioetanol dari klobot
jagung dengan optimasi secara hidrolisis asam, fermentasi menggunakan
yeast dan penambaan nutrisi dari pupuk NPK dengan variasi tertentu dapat
menjadi suatu solusi di masa depan untuk skala industri.
D. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian ini sebagai berikut:
1. Kandungan selulosa pada klobot jagung dianggap sama.
2. Kandungan yeast isolat ragi tape dianggap sama.
3. Kandungan Nitrogen (N) dan Kalium (K) pada pupuk NPK dianggap
sama.
4. Temperatur linkungan saat fermentasi dianggap sama.
5. Semua kondisi lingkungan (suhu, cahaya, pH, tekanan hidrostatiska
dan kelembaban) di dalam maupun di luar fermentor dianggap sama.
E. Definisi Operasional
1. Bioetanol generasi kedua adalah cairan biokimia pada proses
fermentasi gula dari selulosa yang berasal dari tanaman dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme dilanjutkan dengan proses
fermentasi dan destilasi.
2. Klobot (kulit) jagung adalah bagian yang menutupi jagung secara
keseluruhan atau dapat disebut kulit jagung, berwarna hijau muda
sampai kekuningan, dan biasanya tidak ikut untuk dikonsumsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bioetanol
Alkohol yang biasanya berupa etanol merupakan jenis senyawa
yang dapat terbuat dari tanaman yang mengandung banyak zat pati,
misalnya ubi, jagung, atau sagu. Alkohol dari bahan alami tersebut biasa
disebut dengan bioetanol. Secara umum, bioetanol dapat digunakan
sebagai bahan baku industri, bahan campuran miras, dan juga bahan bakar
kendaraan. Berdasarkan manfaatnya yang beragam tersebut, bioetanol
memiliki beberapa kriteria dalam pemanfaatannya. Menurut Nurdyastuti
karbondioksida
juga
bahan
bakar
yang
bernilai
tinggi
dan
dapat
menggantikan
timbal
sebagai
merupakan
peningkat
oktan
nilai
n C6H12O6 .... 1)
(C6H12O6)n
(glukosa)
2 C2H5OH + 2 CO2 . 2)
hidrolisis asam biasanya digunakan asam chlorida (HCl) atau asam sulfat
(H2SO4) dengan kadar tertentu. Hidrolisis ini biasanya dilakukan dalam
tangki khusus yang terbuat dari baja tahan karat atau tembaga yang
dihubungkan dengan pipa saluran pemanas dan pipa saluran udara untuk
mengatur tekanan dalam udara (Soebijanto, 1986).
Proses hidrolisis selulosa harus dilakukan dengan asam pekat agar
dapat menghasilkan glukosa (Fieser, 1963). Proses hidrolisis ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. pH (derajat keasaman)
pH mempengaruhi proses hidrolisis sehingga dapat
dihasilkan hidrolisis yang sesuai dengan yang diinginkan, pH
yang baik untuk proses hidrolisis adalah 2,3 (Soebijanto,1986).
2. Suhu
Suhu juga mempengaruhi proses kecepatan reaksi
hidrolisis, suhu yang baik untuk hidrolisis selulosa adalah
sekitar 21 oC
3. Konsentrasi
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi hidrolisis, untuk
hidrolisis asam digunakan konsentrasi HCl pekat atau H2SO4
pekat (Groggins,1985).
D. Fermentasi dan yeast Isolat Ragi Tape
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal (Winarno & Fardiaz,
1992).
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh
hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton (Satuhu & Supardi, 1994). Fermentasi bioetanol dapat
didefenisikan sebagai proses penguraian gula
menjadi bioetanol oleh sel-sel ragi tape dan ragi roti (Prescott & Dunn,
1959).
C6H12O6
Glukosa
ragi
2 C2H5OH + 2 CO2
etanol
(Sudarmadji., 1989)
Ragi atau khamir adalah jamur yang terdiri dari satu sel, dan tidak
membentuk hifa. Termasuk golongan jamur Ascomycotina. Reproduksi
dengan membentuk tunas (budding). Contoh dan peranan Ragi/Khamir
1. Saccharomyces cerevciae: berfungsi untuk pembuatan roti, tape,
dan alkohol
2. Saccharomyces tuac: berfungsi untuk mengubah air niral legen
menjadi tuak.
3. Saccharomyces ellipsoideus: berfungsi untuk peragian buah
anggur menjadi anggur minuman (akhyasrinuki , 2011).
E. Pentingnya Nutrisi Mikroorganisme saat Fermentasi
Pada proses fermentasi, mikoroorganisme sangat memerlukan
nutrisi yang baik agar dapat diperoleh hasil fermentasi yang baik. Nutrisi
yang tepat untuk menyuplai mikroorganisme adalah nitrogen yang mana
dapat diperolah dari penambahan NH3, garam amonium, pepton, asam
amino, urea. Nitrogen yang dibutuhkan sebesar 400-1000 gram/1000 L
cairan. Phospat yang dibutuhkan sebesar 400 gram/1000 L cairan
(Soebijanto,1986). Nutrisi yang lain adalah amonium sulfat dengan kadar
70-400 gram/100 liter cairan (Judoamidjojo,1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Pebruari hingga April
2016. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi gedung Biologi
(O5) Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Tahap destilasi dilakukan
di Laboratoium Kimia Universitas Negeri Malang dan tahap HPLC
dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental laboratorium yaitu
penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada
pembuatan bioetanol dari klobot jagung terkait konsentrasi H2SO4 yang
digunakan saat sakarifikasi atau hidrolisis, konsentrasi yeast isolat ragi
tape yang diberikan saat fermentasi, variasi penambahan pupuk NPK
sebagai tambahan nutrisi, dan lama fermentasi yang dilakukan. Selain itu,
untuk menentukan konsentrasi bioetanol pada setiap perlakuan.
C. Instrumen Penelitian
1. Alat
Beaker glass, erlenmeyer gunting, oven, hot plate, batang
pengaduk, termometer, blender, kain saring, gelas ukur, labu ukur,
nampan plastik, pH meter, autoclave, botol selai, sendok plastik,
corong kaca, kantong kresek (plastik), selang plastik, timbangan, alat
destilasi, dan alat HPLC.
2. Bahan
Klobot jagung, ragi tape, H2SO4 pekat 5 M, NaOH 2%, akuades,
NaOH 4 M, kertas koran dan pupuk NPK.
D. Prosedur Penelitian
1. Proses pre-treatment
Klobot jagung dibersihkan dengan air kemudian dipotong kecil-kecil
menggunakan gunting, kemudian dibungkus dengan kertas koran dikeringkan
dalam oven pada suhu 120oC selama 24 jam. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan kelebihan air pada klobot jagung.
NaOH 2% sebanyak 500 mL dicampurkan dengan klobot jagung yang sudah
dikeringkan dan dipanaskan di atas hot plate pada suhu 100"C, kemudian
didinginkan untuk selanjutnya diblender.
Filtrat yang diperoleh kemudian dicuci menggunakan akuades dan dikeringkan
selama 2 hari hingga pH filtrat netral
Ekstrak kasar selulosa klobot jagung
2. Proses Hidrolisis
Selulosa klobot jagung ditimbang sebanyak 20 gram, kemudian
dicampurkan dengan H2SO4 pada konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, dan
5% pada gelas Erlenmeyer, campuran kemudian dihidrolisa
menggunakan hot plate pada suhu 100"C
Rendemen klobot jagung hasil hidrolisis dikeringkan dan disaring
menggunakan kertas saring. Larutan hasil hidrosilat merupakan produk
utama
Larutan hasil hidrolisat diatur pH-nya menjadi 4,5 diukur dengan pH
meter. Penambahan pH dilakukan dengan menambahkan NaOH 4 M
Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 120"C selama 15 menit
3. Fermentasi
Ragi tape dimasukkan ke dalam fermentor yang terbuat dari botol selai
berisi larutan hidrolisat klobot jagung dengan variasi bobot 5%, 10%,
15%, 20%, dan 25% (dari berat feed). Fermentor ditutup rapat dengan
plastik, diberi selang dan dimasukkan dalam air agar tidak
berhubungan dengan udara luar
Pada masing-masing konsentrasi ragi tape (berdasarkan bobot ragi
tape) diberikan tambahan NPK sebanyak 2 g, 4 g, 6 g, 8 g, dan 10 g
Produksi Minyak Bumi dan Gas Alam Di Indonesia Tahun 1996 Sampai 2011.
Bapan Pusat Statistik Nasional. (Online), (http://www.bps.go.id),
diakses 16 Oktober 2013.
Sumada, Ketut,. Erka Tamara, Puspita, dan Fiqih, Alqani. 2011. Isolation Study
Of Efficient -Cellulose From Waste Plant Stem Manihot Esculenta
Crantz. Jurnal Teknik Kimia, (Online), 5 (2): 434-438,
(http://www.um.ac.id), diakses 17 Oktober 2013.
Susheel Kalia, Alain Dufresne, C., BibinMathew, Kaith ,B. S., Luc Averous,
James, Njuguna, and, Nassiopoulos , Elias. 2011. Cellulose-Based Bioand Nanocomposites: A Review. Hindawi Publishing Corporation
International Journal of Polymer Science, 2011(Article ID 837875, 35
pages doi:10.1155/2011/837875.