185060201111025
ENERGI TERBARUKAN KELAS C
Sources: https://www.altenergymag.com/article/2019/07/what-is-
the-future-of-non-renewable-resources/31346
2.
JULIUS RONALDO BETHANOV
185060201111025
ENERGI TERBARUKAN KELAS C
Sources: https://www.vox.com/energy-and-environment/2019/6/18/18681591/renewable-
energy-china-solar-pv-jobs
3.
Sources: Jurnal Komposisi Sampah dan Potensi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Pengolahan
Sampah Domestik (Aliftya, Liliya)
4. Di Indonesia dapat ditemukan teknologi Insinerasi Sampah di ITF Sunter, Jakarta Utara.
Teknologi yang digunakan di ITF Sunter pun sudah memenuhi standar emisi Eropa. sistem
pengolahan gas sisa di ITF Sunter telah dirancang sesuai ketentuan Uni Eropa yang
mengacu baku mutu dari European Parliament and The Council Directive No. 2010/75/EU
Annex VI Kapasitas ITF Sunter ini mencapai 2.200 ton/hari atau 726.000 ton per tahun
dengan teknologi termal, sehingga residunya berupa abu hanya 20 persen dari total sampah
yang diolah dan mereduksi volume sampah 80 persen hingga 90 persen, yang mampu
mengkonversi energi termal menjadi energi listrik sebesar 35 Megawatt per jam.
Sources: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/12/21/canggihnya-teknologi-insinerasi-
sampah-di-itf-sunter
JULIUS RONALDO BETHANOV
185060201111025
ENERGI TERBARUKAN KELAS C
5. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar menghasilkan pencemaran udara dalam bentuk
karbon monoksida, karbondioksida, NOx (nitrogen oksida), VOC (senyawa organik yang
mudah menguap), partikulat dan polutan lainnya pada tingkat di atas yang berasal dari sumber
bahan bakar tradisional seperti batubara atau gas alam di beberapa kasus (seperti dengan
pemanas dalam ruangan dan memasak). Pemanfaatan biomassa kayu sebagai bahan bakar
juga dapat menghasilkan lebih sedikit partikulat dan polutan lainnya daripada pembakaran
terbuka seperti yang terlihat pada kebakaran hutan atau aplikasi panas langsung. Black
Carbon - polutan yang diciptakan oleh pembakaran bahan bakar fosil, biofuel, dan biomassa -
kemungkinan merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap pemanasan global. Pada tahun
2009 sebuah studi Swedia tentang kabut coklat raksasa yang secara berkala menutupi area
yang luas di Asia Selatan menetapkan bahwa kabut tersebut pada dasarnya dihasilkan oleh
pembakaran biomassa, dan pada tingkat yang lebih rendah oleh pembakaran bahan bakar
fosil. Para peneliti mengukur konsentrasi 14C yang signifikan, yang dikaitkan dengan
kehidupan tanaman baru-baru ini daripada dengan bahan bakar fosil.
JULIUS RONALDO BETHANOV
185060201111025
ENERGI TERBARUKAN KELAS C
7. Indonesia merupakan negera penghasil kelapa sawit terbesar dunia. Data 2016 menyebutkan
bahwa produksi minyak kelapa sawit Indonesia mencapai 36 juta ton metrik dari total dunia
58,8 juta ton metrik, atau dengan kata lain produksi minyak sawit Indonesia menyumbang
61,2% dari keseluruhan dunia. Namun, dalam hal pemanfaatan potensi ini sangat berbanding
terbalik. Saat ini, Indonesia hanya mampu memanfaatkan 25% olahan kelapa sawit dan
sisanya di ekspor ke negara lain.
Jumlah tersebut telah memenuhi kebutuhan domestik dan dapat dikatakan Indonesia memiliki
kelebihan kelapa sawit. Dari sumber kelapa sawit inilah pengembangan bioenergi dapat
dihasilkan. Selain kelapa sawit, Indonesia memiliki berbagai biomassa yang dapat dijadikan
bionergi, antara lain singkong dan sorgum.