Anda di halaman 1dari 78

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN

METODE SENTRIFUGASI

PENELITIAN

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Teknik Kimia

Oleh :

Nama : Ardyant Rizqhon Zimam Nama : Iman Taufik Siwi

NIM : 14521111 NIM : 14521272

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2018

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL
PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ardyant Rizqhon Zimam Nama : Iman Taufik Siwi

NIM : 14521111 NIM : 14521272

Yogyakarta, 10 Juli 2018

Menyatakan bahwa seluruh hasil penelitian ini adalah hasil karya sendiri. Apabila
di kemudian hari terbukti bahwa ada beberapa bagian dari karya ini adalah bukan
hasil karya sendiri, maka saya siap menanggung

resiko dan konsekuensi apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, semoga dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Ardyant Rizqhon Zimam Iman Taufik Siwi

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE


SENTRIFUGASI

LAPORAN PENELITIAN

Oleh :

Nama : Ardyant Rizqhon Zimam Nama : Iman Taufik Siwi

NIM : 14521111 NIM : 14521272

Yogyakarta, 10 Juli 2018

Menyetujui :
Pembimbing Penelitian

Ir. Abdul Malik, M.M.

Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi I ndustri
Universitas Islam Indonesia

Ir.Drs.Faisal RM., MSIE, Ph.D.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Laporan Penelitian yang berjudul

“Pembuatan Virgin Coconut Oil dengan Metode Sentrifugasi” ini dapat

terselesaikan. Laporan Penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan

mata kuliah Penelitian Teknik Kimia, yang menjadi prasyarat untuk dapat

menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,

Universitas Islam Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu penyusunan Laporan Penelitian ini, terutama kepada :

1. Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam

melaksanakan penelitian.

2. Bapak Ir.Drs.Faisal RM., MSIE., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

3. Bapak Ir. Abdul Malik, M.M. selaku dosen Pembimbing Penelitian Teknik

Kimia Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,

Universitas Islam Indonesia.

4. Teman – teman Teknik Kimia FTI-UII yang saling berbagi pengalaman

dan bantuan apabila terdapat kesulitan.

5. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

iv
Penulis menyadari bahwa Laporan Penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis

harapkan demi kesempurnaan Laporan Penelitian ini. Atas perhatiannya, penulis

mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 10 Juli 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL PENELITIAN ...................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ...................................iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI......................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

ABSTRAK .........................................................................................................ix

ABSTRACT .......................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Batasan Masalah....................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Minyak..................................................................................4

2.2 Pengertian Kelapa..................................................................................6

2.3 Pengertian Minyak Kelapa Murni .......................................................7

2.4 Pengertian Sentrifugasi........................................................................... 17

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan - Bahan yang Digunakan............................................................21

3.2 Alat - Alat yang Digunakan....................................................................21

3.3 Prosedur Percobaan................................................................................22

3.4 Analisa Kadar Asam Laurat..................................................................22

3.5 Langkah-Langkah Percobaan...............................................................23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Metode Sentrifugasi.................................................................................25

4.2 Metode Fermentasi..................................................................................28

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.............................................................................................30

5.2 Saran.......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................31

LAMPIRAN......................................................................................................33

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur buah kelapa..........................................................................7

Gambar 2.2 Standar mutu VCO di indonesia.......................................................15

Gambar 2.3 Standar mutu VCO di indonesia.......................................................16

Gambar 2.4 Sentrifus............................................................................................18

Gambar 2.5 Fixed-angle rotor..............................................................................19

Gambar 2.6 Swing-out rotor.................................................................................20

Gambar 4.1 Kromatogram metode sentrifugasi....................................................26

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kecepatan sentrifugasi dengan volume

VCO yang dihasilkan.......................................................................27

Gambar 4.3 Kromatogram metode fermentasi ..................................................28

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara lama waktu fermentasi dengan volume

VCO yang dihasilkan.......................................................................29

viii
ABSTRAK

Minyak kelapa murni (VCO) merupakan minyak yang dihasilkan dari daging
buah kelapa. Minyak kelapa murni dapat dibuat dari berbagai macam cara, salah
satunya adalah dengan metode sentrifugasi. Prinsip dari metode sentrifugasi
adalah memisahkan cairan dengan densitas yang berbeda dengan menggunakan
gaya sentrifugal. Kelebihan pembuatan minyak kelapa murni dengan metode
sentrifugasi adalah tidak ada penambahan bahan kimia, bebas kontaminasi,
menghasilkan bau khas seperti air kelapa muda, dan hemat waktu. Berdasarkan
kandungan asam lemaknya, minyak kelapa murni digolongkan ke dalam minyak
asam laurat karena memiliki kandungan asam laurat yang paling besar (45% -
55%) dibandingkan dengan asam lemak lainnya.

Kata – kata kunci : VCO, Metode Sentrifugasi

ix
ABSTRACT

Virgin Coconut Oil (VCO) is generated from coconut krenel. Virgin Coconut
Oil can be created using various ways, one of them is using centrifugation
method. The principle of centrifuge method is liquid separation with different
density using centrifuge force. The advantages of making virgin coconut oil using
centrifugation method are no chemical additive, free contamination, good odour
like young coconut water, and time saving. According to sour content of fat,
virgin coconut oil is classified into sour oil of laurat because the sour content
laurat is biggest of (45% - 55%) compared to acid of other fat.

Keywords : VCO, Centrifugation Method

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelapa memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia, dan

termasuk sembilan bahan pokok masyarakat. Indonesia termasuk negara

produsen kelapa terbesar di dunia. Per tahun 2015, produksi kelapa di

Indonesia mencapai 2.920.665 ton dengan luas lahan yang menghasilkan

kelapa sebesar 2.632.115 Ha. Namun, permasalahan dari komoditas tersebut

bukan pada jumlah produksi dan luas lahan yang menghasilkan kelapa, akan

tetapi produk yang dihasilkan masih terbatas pada bentuk produk primer

sehingga tidak kompetitif. Pada umumnya, produk kelapa di Indonesia

dipasarkan dalam bentuk primer atau belum diolah lebih lanjut. Ini

menyebabkan nilai ekonomis kelapa menjadi rendah.

Produk utama yang dikembangkan dari industri kelapa secara terintegrasi

adalah minyak kelapa murni (virgin coconut oil). Minyak kelapa murni

merupakan produk olahan kelapa yang memiliki nilai tambah tinggi, tetapi

belum banyak dikembangkan di Indonesia. Minyak kelapa murni merupakan

minyak kelapa yang diperoleh lewat pemanasan minimal dan tanpa proses

pemurnian kimiawi. Minyak ini mengandung asam laurat yang sangat tinggi

(45 – 55%). Minyak kelapa murni tidak berwarna dan mempunyai aroma

yang harum dan khas. Minyak kelapa murni merupakan bahan baku yang

digunakan pada industri pangan, kosmetika, dan farmasi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Proses pembuatan minyak kelapa murni dapat dilakukan dengan berbagai

macam cara, salah satunya dengan menggunakan metode sentrifugasi.

Dengan metode sentrifugasi, minyak yang dihasilkan tidak mudah tengik dan

bebas kontaminasi. Kelebihan metode sentrifugasi adalah waktu yang singkat

untuk membuat minyak dan aroma minyak khas seperti air kelapa muda.

Rendemen yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan cara fermentasi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh kecepatan

sentrifugasi dalam pembuatan minyak kelapa murni, serta analisa kadar asam

lauratnya.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar penelitian ini lebih terfokus dan

menghindari pembahasan yang menjadi terlalu luas. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya terfokus pada pengaruh kecepatan sentrifugasi

terhadap minyak kelapa murni yang dihasilkan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan metode fermentasi sebagai pembanding

metode sentrifugasi.

1.4 Tujuan Penelitian

 Mengetahui pengaruh kecepatan sentrifugasi terhadap minyak kelapa

murni yang dihasilkan.

2
 Mengetahui kondisi optimum kecepatan putaran centrifuge.

 Mengetahui karakteristik dari VCO yang dihasilkan.

 Meningkatkan nilai ekonomis dari buah kelapa.

1.5 Manfaat Penelitian

 Memperoleh informasi data mengenai kondisi operasi optimal dari

variabel proses untuk menghasilkan minyak kelapa murni dengan kadar air

rendah.

 Dapat dijadikan pembanding produk VCO yang dihasilkan dengan cara

sentrifugasi dengan produk dengan metode fermentasi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang

tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut

organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila

dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak

bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun

demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian

dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar

(misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai

medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian(misalnya

minyak nilam).

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,

yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil

eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya

yang polaritasnya sama.

Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti

“triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil

hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini

4
juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang

dan tidak bercabang.

Jenis – jenis Minyak

Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak : minyak yang

dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani),

dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).

Minyak tumbuhan dan hewan

Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut

pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak

dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak

berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya bermacam-

macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua

golongan saja.

Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak

masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun,

bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini

biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah

menguap.

Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak

eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan

bahan dasar wangi-wangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis

semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat

penyembuhan (aromaterapi).. Kelompok minyak ini memiliki aroma yang

5
kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut

juga minyak "aromatik").

Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan :

 Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak

 Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi trans

 Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan

Pengolahan minyak

Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi

umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni

(penyulingan / kilang minyak) biasanya mencakup pemisahan dari bahan-

bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi). Proses pencampuran

dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.

Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu

memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim

akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.

2.2 Pengertian Kelapa

Kelapa adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan

atau Arecaceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh

manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi

masyarakat pesisir. Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari pesisir Samudera

Hindia di sisi Asia, namun kini telah menyebar luas di seluruh

pantai tropika dunia.

6
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian

30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di

seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1.000

m dari permukaan laut, namun seiring dengan meningkatnya ketinggian, ia

akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Gambar 2.1 Struktur buah kelapa

(Sumber : Anonim, 2017)

2.3 Pengertian Minyak Kelapa Murni

Minyak kelapa murni (VCO) adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan

baku kelapa segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa

pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB (refined, deodorized,

and bleached).

Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-

senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni

dengan kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik,

anti bakteri dan jamur.

7
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil

(VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga

dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah,

berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup

lama yaitu lebih dari 12 bulan.

Manfaat minyak kelapa murni untuk kesehatan diantaranya ialah

mengurangi resiko astrosklerosis dan penyakit terkait, menurunkan resiko

kanker dan penyakit degeneratif lainnya, membantu mencegah osteoporosis,

membantu mengontrol deabetes, memulihkan kembali kehilangan berat

badan, menyediakan sedikit kalori dibandingkan lemak lain, menyediakan

nutrisi penting untuk kesehatan, memperbaiki sistem pencernaan dan

penyerapan nutrisi, membantu kulit tetap lembut dan halus, membantu

mencegah kanker kulit, tidak mengandung kolestrol, tidak menaikkan

kolestrol darah, dan tidak menyebabkan kegemukan.

Melihat banyaknya manfaat tersebut maka minyak kelapa murni

digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, susu formula, maupun sebagai

minyak goreng mutu tinggi. Di Filipina, saat ini pemanfaatan minyak kelapa

murni lebih difokuskan pada persedian aromaterapi, minyak pijit, produk

herbal dan produk perawatan kecantikan. Di India, minyak kelapa murni

dimanfaatkan untuk minyak rambut. Sementara di Indonesia, minyak kelapa

murni sudah banyak dimanfaatkan untuk produk sampo, deterjen, minyak

telon, minyak gosok, dan produk-produk lainnya.

8
Monolaurin yang merupakan bentuk ubahan dari asam lemak didalam tubuh

manusia merupakan bentuk senyawa monogliserida. Senyawa ini bersifat

sebagai antivirus, antibakteri, dan anti jamur. Monolaurin dapat merusak

membran lipida (lapisan pembungkus virus) diantaranya HIV, herpes simplex

virus-1 (HSV-1), vasicular stomatitis virus (VSV), visna virus,

cytomegalovirus (CMV), dan influenza.

1. Pemanfaatan untuk pengobatan penyakit

Minyak kelapa murni yang dihasilkan dari hasilkan dari pengolahan

kelapa dapat dijadikan obat penyembuhan berbagai penyakit. Namun,

manfaat minyak kelapa untuk pengobatan ini di indonesia baru mulai

terungkap. Berikut ini berbagai penyakit yang dapat diatasi dengan

minyak kelapa murni :

a. HIV-AIDS

b. Kanker

c. Hepatitis/Liver

d. Osteoporosis

e. Diabetes

f. Penyakit jantung

g. Obesitas

2. Pemanfaatan untuk kosmetika

Minyak kelapa sudah lama digunakan untuk kulit agar tetap halus,

lembut dan mulus serta untuk rambut agar berkilau. Artinya minyak

kelapa secara tradisional digunakan sebagai lotion dan hair conditioner.

9
Susunan molekular dari minyak kelapa murni memberikan tekstur lembut

dan halus pada kulit dan rambut.

Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:

 tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat

dengan harga yang murah

 pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta

 penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar,

sehingga

 kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam

minyak.

Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut

dengan minyak goreng (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni

mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna

kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya

simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi,

minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding

minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa

murni (VCO), yaitu :

10
1. Cara Tradisional

Cara ini sudah lama digunakan oleh masyarakat di pedesaan.

Umumnya, VCO yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. VCO

yang dihasilkan dengan cara tradisional berwarna agak kekuningan dan

memiliki daya simpan yang tidak lama. Kandungan antioksidan dan asam

lemak rantai sedang juga sudah banyak yang hilang. Cara pembuatannya

yaitu sabut buah kelapa dikupas kemudian dibelah dan daging buahnya

dicongkel. Daging buah tersebut dibersihkan dengan air mengalir

kemudian diparut. Hasil parutan kelapa di campur dengan air dengan

perbandingan 10:6. Santan diendapkan sekitar 1 jam hingga terbentuk

krim santan dan skim santan. Kemudian santan diambil dan dipanaskan

hingga mendidih pada suhu sekitar 100˚C - 110˚C. Api dimatikan apabila

sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sekitar

3-4 jam. Minyak yang sudah diperoleh disaring dengan menggunakan kain

dan kertas saring.

2. Cara Pemanasan Bertahap

Cara ini merupakan penyempurnaan dari pembuatan VCO cara

tradisonal. Minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik

dibandingkan dengan cara tradisional. Minyak yang dihasilkan berwarna

bening seperti kristal dan memiliki daya simpan yang lebih lama berkisar

10-12 tahun. Kandungan asam lemak tidak banyak yang berubah dan

kandungan antioksidannya pun masih lengkap dalam jumlah yang

seimbang. Cara pembuatan dengan metode ini sama dengan cara

11
pembuatan dengan cara tradisional, yang berbeda terletak pada suhu

pemanasan. Dimana, pada pemanasan bertahap suhu yang digunakan

sekitar 60˚C - 75˚C. Jika suhu mendekati angka 75˚C, api dimatikan dan

bila suhu mendekati angka 60˚C, api dinyalakan kembali. Demikian

seterusnya hingga terbentuk minyak dan blondo. Kemudian dilakukan

penyaringan.

3. Cara Enzimatis

Cara ini merupakan cara pembuatan VCO tanpa proses pemanasan.

Minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal. Kandungan asam

lemak rantai sedang dan antioksidannya tidak banyak berubah sehingga

tidak mudah tengik. Enzim yang dibutuhkan adalah enzim protease, enzim

papain (daun papaya), enzim bromelin (buah nanas), dan enzim protease

dari kepiting sungai. Cara pembuatan santan sama dengan dua metode di

atas. Setelah terbentuk santan, didiamkan selama 1 jam hingga terbentuk

krim dan skim santan. Bagian skim santan dibuang dengan menggunakan

selang. Nanas diparut hingga halus. Jika menggunakan daun papaya, daun

pepaya diiris tipis-tipis hingga mengeluarkan getah. Jika menggunakan

kepiting sungai, maka kepiting tersebut dihaluskan. Santan dicampur

dengan enzim bromelin atau enzim papain atau enzim protease kepiting

sungai dengan cara diaduk. Didiamkan selama 20 jam hingga terbentuk 3

lapisan yaitu minyak, blondo dan air. Air dibuang dengan selang dan

minyak diambil dengan sendok besar secara hati-hati agar blondo tidak

ikut. Lalu dilakukan penyaringan.

12
4. Cara Pengasaman

Cara ini tidak memerlukan pemanasan sehingga minyak yang

dihasilkan bening, tidak cepat tengik, dan daya simpannya sekitar 10

tahun. Cara pembuatan santan sama dengan cara diatas. Santan didiamkan

hingga terbentuk krim dan skim. Bagian skim dibuang, kemudian

ditambahkan beberapa ml asam cuka ke dalam krim santan. Mengambil

kertas lakmus, celupkan ke dalam campuran santan-cuka. Kemudian

melakukan cek pH. Jika kurang dari 4,3 maka, tambahkan lagi asam cuka.

Jika lebih dari 4,3 maka ditambahkan air lagi. Jika pH sudah cocok,

campuran tersebut didiamkan selama 10 jam hingga terbentuk minyak,

blondo, dan air. Bagian air dibuang dan bagian minyak diambil, kemudian

dilakukan penyaringan.

5. Cara Sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan cara pembuatan VCO dengan cara mekanik.

Cara ini membutuhkan biaya yang mahal karena menggunakan alat yang

mahal. Cara ini lebih cocok digunakan dalam skala besar seperti di pabrik.

Waktu yang diperlukan relatif cepat yaitu sekitar 15 menit. Cara

pembuatan santan sama dengan yang di atas. Diamkan santan selama 1

jam. Masukkan krim santan kedalam alat sentrifus. Atur pada angka

20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit. Kemudian nyalakan alat

sentrifuse. Diamkan sentrifus dan diamkan sebentar. Ambil tabung dimana

13
di dalam tabung terbentuk 3 lapisan. Ambil bagian VCO dengan

menggunakan pipet tetes.

6. Cara Pemancingan

Cara ini ditemukan untuk memperbaiki cara-cara pembuatan VCO

sebelumnya. Untuk mendapatkan VCO yang baik maka, pada cara ini

memerlukan VCO sebagai umpan. Cara pembuatan santan sama dengan

cara diatas. Santan didiamkan hingga terbentuk krim dan skim. Bagian

skim dibuang, kemudian ditambahkan VCO ke dalam bagian krim dengan

perbandingan 1:3. Diaduk rata sekitar 5-10 menit. Didiamkan selama 10

jam sampai terbentuk VCO, blondo dan air. Bagian air dibuang dengan

selang. VCO diambil dengan sendok. Kemudian dilakukan penyaringan

dengan cara yang sama seperti yang di atas.

Berikut ini adalah data dan kriteria standar nasional untuk VCO di Indonesia

14
Gambar 2.2 Standar mutu VCO di Indonesia
(Sumber : SNI, 2008)

15
Gambar 2.3 Standar Mutu VCO di Indonesia

(Sumber : SNI, 2008)

16
2.3 Pengertian Sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan proses pemisahan partikel berdasarkan berat

partikel tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density). Dengan

adanya gaya sentrifugal maka akan terjadi perubahan berat partikel dari

keadaan normal pada 1 g (sekitar 9,8 m/s2) menjadi meningkat seiring

dengan kecepatan serta sudut kemiringan perputaran partikel tersebut

terhadap sumbunya (Budiman, 2010).

Dalam bentuk yang sangat sederhana, sentrifus terdiri atas sebuah rotor

dengan lubang-lubang untuk meletakkan cairan wadah/tabung yang berisi

cairan dan sebuah motor atau alat lain yang dapat memutar rotor pada

kecepatan yang dikehendaki. Semua bagian lain yang terdapat pada sentrifus

modern saat ini hanyalah perlengkapan yang dimaksudkan untuk melakukan

berbagai fungsi yang berguna dan mempertahankan kondisi lingkungan saat

rotor tersebut bekerja (Hendra 1989).

Gaya yang berperan dalam sentrifus adalah gaya sentrifugal yang

menyatakan bahwa setiap partikel yang berputar pada kecepatan sudut yang

konstan memperoleh gaya keluar sebesar F. Besar gaya tergantung pada

kecepatan sudut (ω) dan radius perputaran (r,cm). Bentuk persamaannya

adalah :

F = ω2r

17
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara

horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau

silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut

dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena

adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau

tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang

menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi

membentuk endapan (Zulfikar, 2008).

Komponen utama pada proses sentrifugasi ialah Instrumen sentrifus, Rotor,

dan Tabung (wadah sampel). Sedangkan bagian yang sifatnya asesoris umumnya

bergantung mengikuti aplikasi yang akan dilakukan pada proses tersebut.

Instrumen sentrifus adalah bagian yang menjadi alat penggerak proses

sentrifugasi karena didalamnya memiliki motor yang mampu berputar dan

memiliki pengaturan kecepatan perputaran (Budiman, 2010).

Gambar 2.4 Sentrifus

(Sumber : Anonim, 2017)

18
Rotor merupakan komponen sentrifus yang akan menentukan kecepatan

yang akan diaplikasikan (applied speed) dari suatu proses sentrifugasi serta

produk apa yang akan diinginkan dari proses tersebut. Berdasarkan bentuk

dan produk hasilnya, rotor dibedakan atas 2 (dua) kategori umum yaitu Fixed-

angle Rotor dan Swing-out Rotor. Bentuk Fixed-angle Rotor memiliki sudut

kemiringan tetap pada proses sentrifugasi. Hal ini berakibat pada

terbentuknya endapan (pellet) pada jarak terjauh dari sumbu akibat gaya

sentrifugal. Umumnya bentuk Fixed-angle Rotor ini mampu dioperasikan

pada kecepatan yang sangat tinggi. Lain halnya dengan bentuk Swing-out

Rotor, yang memiliki bentuk berupa lengan utama yang dihubungkan dengan

tempat peletakan tabung (bucket). Pada proses sentrifugasi ini, rotor akan

membentuk sudut siku sempurna untuk memisahkan partikel dan membentuk

band (daerah) yang mempermudah untuk pengambilan sampel bila ia

tercampur (Budiman, 2010).

Gambar 2.5 Fixed-angle rotor

(Sumber : Selectech, 2015)

19
Gambar 2.6 Swing-out rotor

(Sumber : Selectech, 2015)

20
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan - Bahan yang Digunakan :

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Daging buah kelapa yang diperoleh dari pasar.

b. Air bersih

3.2 Alat - Alat yang Digunakan :

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Gelas Ukur

b. Erlenmeyer

c. Termometer

d. Alat sentrifugal

e. Alat Vakum

f. Corong Plastik

g. Corong Plastik

h. Oven

21
3.3 Prosedur Percobaan

Percobaan dilakukan dengan mencukil daging buah kelapa segar terlebih

dahulu. Selanjutnya mencuci daging buah kelapa sampai bersih. Kemudian

memarut daging kelapa dengan mesin pemarut kelapa. Lalu, memeras hasil

parutan dengan menggunakan kain. Kemudian, mendinginkan santan yang

dihasilkan pada suhu 1°C - 15°C. Kemudian memasukkan santan dalam

wadah. Selanjutnya memasukkan wadah yang berisi santan ke dalam alat

sentrifugal. Setelah itu. memisahkan minyak. Kemudian, memvakum minyak

untuk mengurangi kadar airnya. Lalu, menyaring minyak dengan kertas

saring. Memasukkan minyak yang telah disaring ke dalam oven.

Memasukkan minyak kelapa murni yang dihasilkan ke dalam botol.

3.4 Analisa Kadar Asam Laurat

Asam laurat atau asam dodekanoat adalah asam lemak jenuh berantai

sedang (Ing. middle-chained fatty acid, MCFA) yang tersusun dari 12

atom C.

Untuk menentukan jenis dan komposisi asam lemak yang terkandung

dalam VCO, dapat dilakukan dengan proses esterifikasi yang menghasilkan

metil ester, kemudian diikuti dengan fraksinasi. Fraksinasi ini dapat

dilakukan dengan cara kromatografi gas, kromatografi lapis tipis atau

menggunakan spektrofotometer dengan sinar inframerah (Winarno, 2002).

Kromatografi gas adalah metode pemisahan suatu campuran menjadi

komponen-komponen berdasarkan interaksi tersebut, yaitu fase gerak dan

22
fase diam. Fase gerak berupa gas yang stabil sedangkan fase diam bisa zat

padat (GSC = Gas Solid Chromatography), atau zat cair (GLC = Gas Liquid

Chromatography). Cuplikan yang dapat dipisahkan dengan metode ini harus

mudah menguap. Metode ini bekerja sangat cepat, sehingga dalam waktu

beberapa detik dapat memisahkan secara sempurna. Cuplikan dalam bentuk

uap dibawa oleh aliran gas ke dalam kolom pemisah, hasil pemisahan dapat

dianalisis dari kromatogram. Kromatogram adalah kurva yang diperoleh dari

pengukuran kromatografi, dan alat yang digunakan disebut kromatograf

(Hendayana, 1994)

3.5 Langkah-Langkah Percobaan

Kelapa tua

Mengambil daging kelapa

Memarut daging kelapa


dengan parutan

Memeras hasil parutan tanpa


penambahan air

Santan

Mendinginkan santan pada


suhu 1°C-15°C

Memisahkan minyak setelah


terbentuk 4 lapisan (minyak,
krim, air, skim)

23
Melakukan proses sentrifugasi santan

Menyaring dengan bantuan


alat pemvakuman

Memanaskan dengan oven


pada temperatur 60°C

Minyak
kelapa murni
VCO

24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini variabel yang diujikan adalah kadar asam laurat

4.1 Metode Sentrifugasi


Pada hasil uji laboratorium, VCO yang akan diujikan dengan

menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrophotometer).

Karakteristik alat ini, ketika bekerja maka syaratnya sampel harus dalam kondisi

volatil (mudah menguap). Akan tetapi, sampel VCO ini masih dalam keadaan non

volatil. Oleh karena itu, sampel VCO tersebut harus diesterifikasi terlebih dahulu.

Dengan kata lain, diturunkan ke dalam senyawa yang lebih kecil. VCO biasanya

memiliki karakteristik dengan kandungan asam laurat yang tinggi, yakni sekitar

40 % – 45 %.

Dalam pengujian sampel VCO dengan menggunakan GC-MS (Gas

Chromatography-Mass Spectrophotometer), hasil yang terekam adalah sebagai

berikut :

25
Gambar 4.1 Kromatogram metode sentrifugasi

(Sumber : FMIPA UII, 2018)

Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa kadar asam laurat VCO dengan

metode sentrifugasi sebesar 45,1 %.

Berikut ini adalah grafik hubungan antara kecepatan perputaran

sentrifugasi terhadap volume VCO yang terbentuk :

26
100
80
Volume (ml)

60
40
20
0
0 2 4 6
Kecepatan (rpm)

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kecepatan sentrifugasi dengan


volume VCO yang dihasilkan.

Pada grafik diatas, terlihat bahwa volume minyak yang terbentuk pada

kecepatan sentrifugasi 2000 rpm sebesar 70 ml. Pada kecepatan sentrifugasi

3000 rpm, dihasilkan Volume VCO sebesar 85 ml. Pada kecepatan

sentrifugasi 4000 rpm, dihasilkan Volume VCO sebesar 95 ml. Lama putaran

untuk masing – masing kondisi adalah 60 menit. Sentrifugasi dilakukan pada

temperatur santan 1oC - 15oC. Temperatur yang rendah berpengaruh pada

kekuatan ikatan antara minyak dan protein pada krim. Dengan menggunakan

sentrifugasi, ikatan antara minyak dan protein akan terpisah. Minyak akan

terbentuk pada lapisan paling atas, karena berat jenisnya paling ringan.

Sedangkan protein akan mengendap pada lapisan bawah. Dari grafik di atas

terlihat bahwa semakin bertambahnya kecepatan sentrifugasi, maka minyak

27
yang dihasilkan semakin banyak. Kondisi optimal diperoleh pada kecepatan

4000 rpm, yang menghasilkan VCO sebesar 95 ml.

4.2 Metode Fermentasi

Gambar 4.3 Kromatogram metode fermentasi

(Sumber : FMIPA UII, 2018)

Dari hasil analisis di atas, terlihat bahwa kadar asam laurat VCO dengan

metode fermentasi sebesar 42 %.

Berikut ini adalah grafik hubungan antara lama waktu fermentasi terhadap

volume VCO yang terbentuk :

28
100
90
80
70
Volume (ml)

60
50
Volume
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5

Waktu (hari)

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara lama waktu fermentasi dengan


volume VCO yang dihasilkan.

Pada grafik diatas, terlihat bahwa volume minyak yang terbentuk pada

lama waktu fermentasi selama 2 hari sebesar 70 ml. Pada lama waktu

fermentasi 3 hari, dihasilkan Volume VCO sebesar 85 ml. Pada lama waktu

fermentasi 4 hari, dihasilkan Volume VCO sebesar 93 ml. Fermentasi

dilakukan pada suhu 29oC - 31oC. Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin

lama waktu fermentasi, maka minyak yang dihasilkan semakin banyak.

Kondisi optimal diperoleh pada lama waktu fermentasi 4 hari, yang

menghasilkan VCO sebesar 93 ml.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

 Volume VCO yang dihasilkan tergantung pada kecepatan putaran

sentrifugasi.

 Semakin cepat putaran sentrifugasi, maka VCO yang dihasilkan

semakin banyak.

 Berdasarkan hasil analisa, diperoleh kadar asam laurat VCO

metode sentrifugasi sebesar 45,1 % dan kadar asam laurat VCO

metode fermentasi sebesar 42 %.

5.2 Saran

Penulis berharap kiranya di lain waktu, penelitian ini dilanjutkan dengan

membandingkan pembuatan minyak kelapa murni dengan skala besar

menggunakan metode yang lain dan dibandingkan terhadap volume minyak

yang didapatkan dan juga kandungan asam lauratnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa, diakses pada 10 Mei 2018

Anonim, https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kelapa, diakses pada 10 Mei 2018

Anonim, https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/11/sentrifugasi/, diakses pada

8 Juli 2018

Anonim, “Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa 2015-2017”,

Sekretariat Direktorat Jendral Perkebunan, Jakarta, 2016.

Anonim, http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/628/jbptitbpp-gdl-susisulast-31383-2-

2008ts-1.pdf, diakses pada 9 Juli 2018

Anonim, http://laporankulia.blogspot.com/2012/07/pembuatan-virgin-coconut-

oil.html, diakses pada 9 Juli 2018

Anonim, https://www.yusufstudi.com/p/tabel-standar-nasional-indonesia-

untuk.html, diakses 9 Juli 2018

Fachry, A.R., Oktarian,Andre., Wijanarko,Wahyu., “Pembuatan Virgin Coconut

Oil dengan Metode Sentrifugasi”, Seminar Nasional Teknik Kimia, Jurusan

Teknik Kimia Fakultas Teknik Unsri Palembang, 19-20 Juli 2006.

Pontoh, J., Buyung, N.T.N., “Analisa Asam Lemak dalam Minyak Kelapa Murni

(VCO) dengan Dua Peralatan Kromatografi Gas”, Jurnal Ilmiah Sains,

Vol.11, No. 2, Hal. 275, 2011.

31
Susilowati, “Pembuatan Virgin Coconut Oil dengan Metode Penggaraman”,

Jurnal Teknik Kimia, Vol.3, No. 2, Hal. 246, 2009.

32
LAMPIRAN
SENTRIFUGASI

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
FERMENTASI

48
49
50
51
52
53
`

54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
`

64
65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai