injeksi yang menurut label pada kemasan, bervolume 100 mL atau kurang Termasuk ke dalam kategori SVP kemasan injeksi dalam ampul, vial, alat suntik, cartridges, botol, atau kemasan lain dengan kapasitas volume 100 mL atau kurang. Tipe prooduk SVP
Topikal Injeksi
Tipe produk injeksi memeliki rute :
1. Rute primer: i.m., i.v., s.c. 2. Rute sekunder: hiperdermoklisis, intraperitonial, intraarterial, intraartikular, intrakardiak, intrasisternal, intradermal, intralesional, intraokular, intrapleural, intratekal, intrauterin, intraventrikular Formulasi Formulasi sediaan SVP : 1. Bahan aktif 2. Eksipien 3. Sistem pelarut (lebih disukai air) 4. Kemasan 5. Penutup kemasan yang sesuai atau diformulasikan dalam bentuk emulsi steril. Formula sediaan parenteral yang baik harus mempunyai data preformulasi meliputi : Sifat kimia Sifat fisika Sifat biologis Sehingga didapatkan: 1. Pembawa yang tepat pembawa larut air, pembawa yang tak larut air atau pelarut campuran 2. Zat tambahan zat antimikroba (pengawet), zat pengisotoni, antioksidan, dapar, dsb 3. Wadah dan jenis wadah yang sesuai Pemastian Mutu Produk Steril Bahan baku, intermediate, produk akhir Production process Aseptic technic, sterilisasi akhir Equipments Quality Control Environment Monitoring, validasi Personnel skill, training Documentation kelengkapan, arsip Sales monitoring, evaluasi Kontrol Kualitas Sediaan SVP 1. Uji sterilitas Inokulasi Langsung Ke dalam Media Uji Secara aseptis (menggunakan pipet atau spuit steril) inokulasikan sejumlah tertentu bahan uji ke dalam tabung media. Campur cairan dengan media dan inkubasi dalam media selama tidak kurang 14 hari. Amati pertumbuhan media secara visual sesering mungkin sekurang kurangnya pada hari ke 3-8 (Farmakope Indonesia ed.4, h.858) 2. Penetapan pH Penetapan pH dengan menggunakan pH meter, sedapat mungkin pH larutan isohidris. Untuk evaluasi, pH larutan dicek dengan menggunakan pH meter. Cara kerja : 1.Bilas dan bersihkan elektrode pH dengan aquadest lalu keringkan dengan tissu 2.Celupkan elektrode dalam larutan dapar pembanding lalu catat hasilnya (pHs) 3.Bilas dan bersihkan lagi elektrode dengan aquadest lalu keringkan dengan tissue 4.Celupkan elektrode dalam sediaan lalu catat hasilnya. 3. Uji partikel asing o Dilakukan secara visual di bawah cahaya lampu dengan latar belakang warna hitam untuk melihat partikel warna putih. o Sedangkan untuk melihat partikel warna hitam digunakan latar belakang warna putih. o Uji partikel asing dilakukan pada seluruh wadah. 4. Uji Kebocoran Menggunakan Metilen Blue sediaan dicelupkan ke dalam larutan metilen blue dan diamati. Jika sediaan berubah menjadi biru, menandakan wadah kemasan tsb bocor Ampul diletakkan dengan posisi terbalik dalam box karton yang telah dilapisi karton tebal, kemudian divakum selama 30 menit. Jika terjadi kebocoran, maka setelah divakum, ampul akan berada pada kondisi kosong akibat keluarnya larutan pada saat proses vakum. 5. Uji warna dan kejernihan oPemeriksaan visual masukkan larutan sampel ke dalam tabung gelas uji yang cocok dengan latar belakang putih, larutan injeksi tidak berwarna merah muda, dan tidak ada endapan. oJika ada warna kuning yang teramati dalam larutan sampel, tentukan absorbansi larutan sampel dan larutan baku dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 460 nm. Absorbansi larutan sampel tidak boleh melebihi dari larutan baku. 6. Uji Pirogen Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian sediaan injeksi. Pirogenitas diamati dari peningkatan suhu tubuh kelinci. Prosedur : 1. Kelinci ditempatkan satu ekor dalam satu kandang 2. Adaptasi suhu 20-23 C tidak lebih dari 7 hari 3. Beda suhu tak boleh > 30C dari suhu yang ditetapkan 4. Pengujian ulang untuk seekor kelinci harus ? 48 Jam 5. Bila kenaikan suhu ? 0,6 C, maka istirahat kelinci selama 2 minggu 6. Perbedaan suhu antar kelinci dalam satu kelompok ? 1C 7. Suhu masing-masing maksimum 39C 8. Suntikkan larutan uji 10 ml per kg bb, melalui vena tepi telinga, 3 ekor 9. Rekam suhu pada jam ke 1 dan jam ke 3 (Farmakope Indonesia Edisi 4, hal 908) 7. Inspection Packaging oSetelah dilakukan proses sterilisasi dan proses vakum, ampul yang lolos uji vakum dan tidak bocor dilakukan pemeriksaan partikel asing baik berupa benang, beling atau kotoran hitam. oAmpul tersebut kemudian dimasukkan dalam karton boks dimana dalam satu boks berisi 5 buah ampul, diberileaflet serta penyekat atau layer. Kemudian dilakukan stamping barcode yang mencantumkan nomor barcode, nomor batch, expired date dan nomor box dan HET. Terimakasih