Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Pada
perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang beredar di
pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun umum untuk
membersihkan kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring. Karena adanya sabun
cuci piring yang berbentuk cair, masyarakat lebih memilih menggunakan sabun cuci
piring yang berbentuk cair dan mulai beranjak meninggalkan sabun cuci piring yang
berbentuk krim. Selain itu juga karena keunggulannya sabun cuci piring cair yang
mudah larut dalam air serta tidak menyisakan lemak dan sisa sabun pada alat-alat
yang dibersihkan. Karena sekarang ini masyarakat lebih memilih produk yang
bersifat praktis. Oleh karena itu pada mata kuliah Kewirausaahan di AKIN St. Paulus
Semarang kali ini kami akan membuat dan memasarkan sabun cuci piring untuk
pengasah jiwa wirausaha kami.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang
karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas,
terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air
bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air
bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai
alat bantu mencuci atau membersihkan.

Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan
alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu
proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Sabun juga merupakan suatu gliserida
(umumnya C16 dan C18 atau karboksilat) yang merupakan hasil reaksi antara ester
(suatu derivat asam alkanoat yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkanol
yang merupakan senyawa aromatik dan bermuatan netral) dengan hidroksil dengan
residu gliserol (1.2.3 – propanatriol). Apabila gliserol bereaksi dengan asam–asam
yang jenuh (suatu olefin atau polyunsaturat) maka akan terbentuk lipida (trigliserida
atau triasilgliserol)

Bahan baku untuk membuat sabun ini adalah minyak nabati yaitu minyak
kelapa yang memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi, terutama asam laurat
sehingga tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Bahan baku utama
lainnya adalah alkali jenis KOH (Kalium Hidorksida) yang khusus digunakan dalam
pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air.
Adapula bahan pendukung untuk membuat sabun cair cuci piring ini sehingga
menghasilkan busa yang melimpah dan beraroma jeruk serta adanya penambahan
concentreted lime juice sebagai pembersih lemak yang dapat membersihkan 1,5 kali
lebih cepat. Bahan pendukung lainnya yaitu garam dan bahan-bahan aditif seperti:

1) Builders (bahan penguat) digunakan untuk melunakkan air sadah serta membantu
mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Adapun bahan yang
sering digunakan adalah senyawa-senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium
karbonat, dan natrium silikat atau zeolit,

2) Fillers inert (bahan pengisi) digunakan untuk memperbanyak atau memperbesar


volume.Umumnya menggunakan bahan seperti sodium sulfat, tetra sodium
pyrophospat, dan sodium sitrat,

3) Pewarna, dan Parfum.

Garam sendiri digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin (hasil
saponifikasi). Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam cairan garam karena
kelarutannya yang tinggi sedangkan sabun akan mengendap. Bahan aditif
ditambahkan dalam sabun bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun
sehingga menarik konsumen.

Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun cuci piring
serta prosedur kerja yang akan kita lakukan:

ALAT DAN BAHAN:

ALAT :

 Ember / Tong besar Kapasitas 60 L 1 Buah


 Baskom besar 8 buah
 Pengaduk Kayu 5 buah
 Gelas Ukur Plastik 5 buah
 Corong 3 buah
 Neraca Digital I buah
BAHAN :

Basis bahan 5 L sabun cuci piring

Texapon : 0,660 kg
Sodium Sulfat : 0,330 kg
STPP : 0,2 kg
Asam Sitrat : 0,1 kg
Foam Booster : 0,33 kg
Pewarna : secukupnya
Parfum : 17 ml
Air : 5L

CARA KERJA:

1. Campur SLES dengan Foam Boaster hingga homogen

2. Tambahkan Na2SO4 dan aduk hingga memutih

3. Tambahkan aquades sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen


( penambahan aquades 4 liter )

4. Larutkan STPP dengan 1 liter aquades, aduk pelan karena


mengeluarkan busa

5. Tambahkan larutan STPP ke dalam campuran pertama dan aduk


hingga homogen

6. Tambahkan pewarna secukupnya

7. Tambahkan parfum secukupnya

ANALISA EKONOMI PEMBUATAN SABUN PENCUCI PIRING

1. MODAL TETAP
Ember / Tong besar Kapasitas 60 L 1 Buah Rp. 100.000,00
Baskom besar 8 buah Rp. 400.000,00
Pengaduk Kayu 5 buah Rp. 50.000,00
Gelas Ukur Plastik 5 buah Rp. 175.000,00
Corong 3 buah Rp. 15.000,00
Neraca Digital I buah Rp. 350.000,00 +
Rp. 1. 090.000,00
2. MODAL KERJA
Persediaan Bahan Baku Rp. 300.000,00
Persediaan Kemasan Rp 74.000,00 +
Rp. 374.000,00

3. TOTAL INVESTASI
Total Investasi = Modal Tetap + Modal Kerja
= 1.090.000,00 + 374.000,00
= Rp. 1.464.000,00

4. BIAYA OPERASIONAL
Bahan dan Kemasan untuk target 100 Liter Sabun Cuci Piring / bulan
Texapon 13,25 kg x 25.000/kg = Rp. 331.250,00
Sodium Sulfat 6,6 kg x 3.600/kg = Rp. 23.760,00
STPP 4 kg x 11.000/kg = Rp. 44.000,00
Asam Sitrat 2 kg x 19.500/kg = Rp. 39.000,00
Foam Booster 6,6 kg x 32.000/kg = Rp. 211.200,00
Pewarna = Rp. 2.000,00
Parfum 350 ml x 165.000/1 liter = Rp. 57.750,00
Air = Rp. 35.000,00
Botol 500 ml 200 botol x 850 = Rp. 170.000,00
Stiker 200 stiker x 600 = Rp. 120.000,00
Penyusutan alat :
 Ember / Tong besar Kapasitas 60 L 1 Buah
Rp. 100.000,00 : 10 : 12 = Rp. 833,00
 Baskom besar 8 buah
Rp. 400.000,00 : 5 : 12 = Rp. 6.700,00
 Pengaduk Kayu 5 buah
Rp. 50.000,00 : 5 : 12 = Rp. 833,00
 Gelas Ukur Plastik 5 buah
Rp. 175.000,00 : 5 : 12 = Rp. 3.000,00
 Corong 3 buah
Rp. 15.000,00 : 5 : 12 = Rp. 250,00
 Neraca Digital I buah
Rp. 350.000,00 : 5 : 12 = Rp 6.000,00
TOTAL. = Rp. 1.051.576,00

5. PERHITUNGAN KEUNTUNGAN
Harga bahan baku per resep
Texapon 0,660 kg x 25.000/kg = Rp. 16.500,00
Sodium Sulfat 0,330 kg x 3.600/kg = Rp. 1.188,00
STPP 0,2 kg x 11.000/kg = Rp. 2.200,00
Asam Sitrat 0,1 kg x 19.500/kg = Rp. 1.950,00
Foam Booster 0,33 kg x 32.000/kg = Rp. 10.560,00
Pewarna = Rp. 200,00
Parfum 17 ml x 370/ml = Rp. 2.850,00 +
Rp. 35.448,00
Satu resep pembuatan ini menghasilkan 5 Liter Sabun cuci piring.
Jadi jika dana yang dibutuhkan untuk membuat satu resep sabun cuci piring
Rp 35.448,00 maka harga ½ liter sabun cuci piring adalah
Rp 35.448,00 : 10 = Rp. 3.545,00
Harga Sabun cuci piring = Harga kemasan + ½ liter sabun cuci piring
= Rp 1.450,00 + Rp 3.545,00
= Rp 4.995,00 /500 cc
Harga jual ½ liter sabun cuci piring Rp 6.500,00
Keuntungan ½ liter sabun cuci piring Rp 6.500,00 – Rp 4.995 ,00 = Rp1.505 ,00
Surplus= Keuntungan/ bulan x 12 bulan
= (Pendapatan – Pengeluaran) x 12 bulan
= (Jumlah kemasan x harga kemasan – biaya operasional) x 12
= (200 x Rp 6.500,00 – Rp 1.051.576,00) x 12
= Rp 2.981.088,00

6. PERHITUNGAN BEP
BEP = Biaya Operasional
Harga Jual
= Rp 1.051.576,00
Rp 13.000,00
= 80 liter / bulan
Artinya pada penjualan 80 liter sabun cuci piring maka usaha ini tidak laba tidak rugi.

7. PERHITUNGAN PBP
PBP = Total Investasi
(Target Penjualan – BEP) x Keuntungan/ liter
= Rp 1.464.000,00
(100 – 80) x Rp. 3.010,00
= 24,32 bulan

Anda mungkin juga menyukai