Anda di halaman 1dari 10

DASAR DASAR PEMAHAMAN STUDI ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
1. MUHAMMAD HABIBI SUSANTO (2220603066)
2. NASWA SALSABILLA (2220603070)
3. ANDINI (2220603080)

KELAS : SPS 2
MATA KULIAH : Studi Keislaman
DOSEN PENGAMPU : Dra. Listiawati, M.H.I

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dasar Dasar Pemahaman Studi
Islam”. Isi dalam makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian melalui media internet
dan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam membuat makalah yang kami dapat dari berbagai
sumber. Makalah ini juga merupakan syarat bagi kami untuk menuntaskan nilai dalam tugas
dalam perencanaan pembelajaran . Kepada semua pihak yang telah membantu kami, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam pembuatan makalah ini kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari isi, tulisan, maupun teknik penulisan dan penyusunannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik, saran dan masukan guna penyempurnaan tulisan dalam makalah yang
akan datang.

Palembang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Islam.........................................................................................

2.2Ruang Lingkup Studi Islam..................................................................................

2.3Objek kajian studi islam.......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nabi Muhammad saw membawa agama yang bersifat universal. Ia berlakutidak hanya untuk
etnis tertentu saja. Begitu juga, ia tidak hanya berlaku dalamrentangan waktu yang terbatas
seperti halnya ajaran agama yang diturunkan Allahmelalui para Rasul terdahulu. Agama yang
diajarkan Nabi Muhammad ini berlaku bagi seluruh umat manusia yang mendiami berbagai
pelosok bumi ini,
apa pun etnisnya. Masa berlakunya pun tanpa batas. Sudah menjadi kebijakan Allah bahwa pi
ntu kerasulan ditutup dengan kehadiran Nabi Muhammad dan ajaranyang dibawa Nabi ini
diberlakukan sebagai pedoman hidup bagi manusia sampaihari Kiamat.Oleh karena itu, Islam
harus bersifat dinamis atau fleksibel karena ia akandiaktualisasikan dalam ruang dan waktu
yang sangat beraneka ragam. Kondisialam tempat tinggal manusia beserta budaya dan
dinamika kehidupannya sangat beragam. Masing-
masing tentu saja membutuhkan panduan dan pedoman yangtepat untuk lingkungan dan
waktunya. Melihat fakta tersebut, banyak sekaliditemukan studi-studi atau penelitian
mengenai Islam itu sendiri. Dalam makalahini akan dibahas dasar-dasar dalam pemahaman
studi Islam.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disusun sebelumnya maka rumusanmasalah dalam
makalah ini adalah:
1.Bagaimana pengertian dari studi Islam?
2.Bagaimana Ruang lingkup studi Islam?
3.Bagaimana Objek Kajian Studi Islam?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah iniadalah:
1.Mengetahui pengertian studi islam.
2.Mengetahui ruang lingkup studi islam.
3.Mengetahui Objek Kajian Studi Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Studi Islam

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Maka studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan Islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu adaspesifikasi pengertian terminologis
tentang studi Islam dalam kajian yangsistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi
Islam adalah usaha sadar dansistematis untuk mengetahui dan memhami serta membahas
secara mendalamtentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam,
baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannyasecara nyata
dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

 Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah  Islamic Studies, secara sederhana dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal
yang berhubungan dengan Islam. Usaha mempelajari Islam tersebut dalamkenyataannya
bukan hanya dilakukan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilakukan atau
dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam.

  Usaha mempelajari Islam sendiri tentunya memiliki tujuan dan motivasiyang


berbeda antara yang dilakukan umat Islam dan kalangan di luar Islam. Dikalangan umat
Islam, studi keislaman bertujuan untuk memhami dan mendalamiajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dengan baik. Sedangkan diluar kalangan umat Islam, studi
keislaman bertujuan untuk mengetahui seluk beluk agama dan praktik keagamaan yang
berlaku di kalangan umat Islam, yangsemata-mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi).
Namun sebagaimana halnyadengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya, maka ilmu
pengetahuan tentangseluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut
bisadimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif
maupun negatif

Di kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahanapakah


studi Islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan,mengingat sifat
dan karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda.Menurut Amin Abdullah,
pangkal tolak kesulitan pengembangan scope wilayahkajian Islamic Studies atau Dirasah
Islamiyah berakar pada kesukaran seorangagamawan untuk membedakan antara yang
normativitas dan historositas. Padadataran normativitas keliahatan Islam kurang pas untuk
dikatakan sebagai disiplinilmu, sedangkan untuk dataran historisitas nampaknya tidak salah.

  Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut dikenaldengan kaum
orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang Barat yang mengadakanstudi tentang dunia Timur,
termasuk di kalangan dunia orang Islam.
Dalam praktiknya, studi Islam yang dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masaawal
mereka melakukan studi tentang dunia Timur, lebih mengarahkan danmenekankan pada
pengetahuan tentang kekurangan-kekurangandan kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam
dan praktik-praktik pemgalaman ajaran agamaIslam dalam kehidupan sehari-hari uamat
Islam. Nmaun, pada masa akhir-akhirini banyak juga di antara para orientalis yang
memberikan pandangan-pandanganyang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam dan
umatnya. Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu kan bisa bermanfaat bagi
pengembanganstudi-studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri

2.2 Ruang Lingkup Studi Islam

Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi:

a).Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti
absolute, dan diterima apa adanya.

b)Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusiadalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadapdoktrin agamanya.

c)Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.

Bila Islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapatdibatasi pada tiga
sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatukenyakinan atas kebenaran teks
wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitiandidalamnya

2.3 Objek Kajian Studi Islam

Objek dari kajian Studi Islam ialah agama Islam itu sendiri. Dari fenomenasosial yang terjadi di
dalam masyarakat, Islam memang menarik untuk dijadikansebagai objek kajian. Dan dalam mengkaji
Islam, tentu kita harus berpedoman pada dua sumber otentiknya yakni Al-Qur‘an dan hadis. Orang
yang memelukAgama Islam, yang disebut muslim adalah orang yang bergerak menuju
ketingkateksistensi yang lebih tinggi. Demikian yang tergambar dalam konotasi yangmelekat dalam
kata Islam apabila kita melakukan suatu kajian tentang arti Islamitu sendiri.

Untuk memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, seorangmuslim mengadakan


suatu penafsiran terhadap Al-Qur ’an dan hadis. Sehingga timbullah pemikiran Islam, baik yang
bersifat tekstual maupun kontekstual. Islamsebagai agama, pemikiran atau penafsiran Al-Qur ’an dan
hadis, juga sebagai objek kajian. Sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem ini meliputi
sebuahmatriks mengenai nilai dan konsep yang abadi. Hidup dan realistis sehinggamemberikan
karakter yang unik bagi peradaban. Karena Islam merupakan suatusistem total, maka nilai dan konsep
ini menyerap setiap aspek kehidupan manusia.

Ketika pemikiran hendak masuk dalam wilayah Islam, untuk dikaji


dengan beragam intensi dan motif, sudut pandang atau perspektif, metodologi dan berbagai aspeknya, 
maka dalam proses dan bentuknya, kemudian Islam dapatdipandang sebagai pemikiran. Islam yang
ditunjuk di sini tentu bukan saja apayang terdapat dalam Al-Qur ’an dan hadis (tekstual dan skriptual)
tetapi mencakup juga Islam yang berupa pemahaan nilai-nilainya.

 Islam berbentuk nilai-nilai, jika pemikiran (akal pikiran) dilibatkan dalam proses memahami


dan mengaktualisasikannya dalam pemikiran Islam bagaimana
pemikiran peminat studi Islam memberi andil kreatif dan signifikan terhadap bangunan
pemahaman ajaran Islam dalam berbagai dimensinya yang
melahirkan berbagai jenis pengetahuan Islam (ulumul Islam) seperti teologis, filsafat Islam,ul
umul Quran dan hadis, ilmu-ilmu syariah dan sebagainya. Jadi, mengkaji Islamsebagai
pemikiran berarti mempelajari apa yang dipahami oleh pemikir-pemikiryang telah mengkaji
ajaran-ajaran Islam yang melahirkan bentuk pemahaman ataukajian tertentu.

Menurut dimensinya, Islam dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1).Islam Normatif

Islam normatif adalah Islam pada dimensi sakral yang diakui adanya realitastransendetal
yang bersifat mutlak dan universal, melampaui ruang dan waktu atausering disebut realitas
ke-Tuhan-an. Kajian Islam normatif melahirkan beberapatradisi teks, yaitu : tafsir, teologi,
fiqh, tasawuf, filsafat.

2).Islam Historis

Islam historis adalah islam yang tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dankehidupan
manusia yang berada dalam ruang dan waktu. Islam yang terangkaidengan konteks kehidupan
pemeluknya. Oleh karenanya realitas kemanusiaanselalu berada dibawah realitas ke-Tuhan-
an.

 Dalam pemahaman kajian Islam historis, tidak ada konsep atau hukumIslam yang
bersifat tetap. Semua bisa berubah. Mereka berprinsip
bahwa pemahaman hukum Islam adalah produk pemikiran para ulama yang munculkarena
konstruk sosial tertentu. Mereka menolak universalitas hukum Islam. Akantetapi, ironisnya
pada saat yang sama, kaum gender ini justru menjadikan konsepkesetaraan gender sebagai
pemahaman yang universal, abadi, dan tidak berubah.Paham inilah yang dijadikan sebagai
parameter dalam menilai segala jenis hukumIslam, baik dalam hal ibadah, maupun muamalah

Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh


setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap teks, makaIslam
pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi sebuah kebudayaan. Dengansemakin adanya
problematika yang semakin kompleks, maka kita yang
hidup pada era saat ini harus terus berjuang untuk menghasilkan pemikiran-pemikiranuntuk
mengatasi problematika kehidupan yang semakin kompleks sesuai denganlatar belakang
kultur dan sosial yang melingkupi kita, yaitu Indonesia saat ini.Kita perlu pemahaman
kontemporer yang terkait erat dengan sisi-sisikemanusiaan-sosial-budaya yang melingkupi
kita.Perbedaan dalam melihat Islam yang demikian itu dapat
menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri. Ketika Islam dilihat dari sudut
normatif, maka Islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhanyang berkaitan
dengan urusan akidah dan mu’amalah. Sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut histories
atau sebagaimana yang nampak dalam masyarakat,maka Islam tampil sebagai sebuah disiplin
ilmu (Islamic Studies).Kajian Islam historis melahirkan tradisi atau disiplin studi empiris,
yaituantropologi agama, sosiologi agama, psikologi agama dan sebagainya.

Hubungan antara Islam Normatif dan Islam Historis

Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis danketegangan. Hubungan


Dialektis terjadi jika ada dialog bolak-balik yang salingmenerangi antara teks dan konteks.
Sebaliknya akan terjadi hubungan ketegangan jika salah satu menganggap yang lain sebagai
ancaman.Menentukan bentuk hubungan yang tepat antara keduanya adalahmerupakan
separuh jalan untuk mengurangi ketegangan antara kedua
corak pendekatan tersebut. Ketegangan bisa terjadi, jika masing-masing pendekatansaling
menegaskan eksistensi dan menghilangkan manfaat nilai yang melakat pada pendekatan
keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing tradisi keilmuan.Menurut Amin Abdullah,
hubungan antara keduanya adalah ibarat sebuahkoin dengan dua permukaan. Hubungan
antara keduanya tidak dapat dipisahkan,tetapi secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
Hubungan keduanya tidak berdirisendiri-sendiri dan berhadap-hadapan, tetapi keduanya
teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga keduanya menyatu dalam satu
keutuhan yangkokoh dan kompak. Makna terdalam dan moralitaskeagamaan tetap ada,
tetapdikedepankan dan digaris bawahi dalam memahami liku-liku fenomenakeberagaman
manusia, maka ia secara otomatis tidak bisa terhindar dari belenggudan jebakan ruang dan
waktu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memhami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarahmaupun
praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya. Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untukmempelajari hal-hal yang berhubungan
dengan Islam.Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga sisi:

a).Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudahfinal dalam arti
absolute, dan diterima apa adanya.

b).Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusiadalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadapdoktrin agamanya.

c).Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.Objek dari kajian studi Islam ialah
agama Islam itu sendiri. Dari fenomenasosial yang terjadi di dalam masyarakat, Islam
memang menarik untuk dijadikansebagai objek kajian. Dan dalam mengkaji Islam, tentu kita
harus berpedoman pada dua sumber otentiknya yakni Al-Qur ’an dan hadis.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Abdullah, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?. Yogyakarta:

  Pustaka Pelajar, 1996

.Gunawan, Heri.Studi Islam.Bandung: Remaja Rosdakarya. 2015.

M. Nurhakim, Metode Studi Islam Malang:Universitas Muhammadiyah Malang,

2004.

Muhaimin, STUDI ISLAM. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 2014.

Muhaimin, et.al.Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005.Mukti, Ali.

 Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Cet. II; Bandung: Mizan,1993.

Muqowim dkk.. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SunanKalijaga,


2005.

 Nata, Abuddin.Metodologi Studi Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001

Anda mungkin juga menyukai