Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SENI BACA AL-QURAN (BAYYATI,SHOBA,& HIJAZI)

Dosen Pengampu: Ulfa Dina Novienda S.Sos.I,.M.Pd

Kelompok 3:

Muhammad Yusuf al-Faris(213101010005)

Muhammad Yusril M (211101010085)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Seraya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis


sampaikan keharibaan Illahi Rabbi. Karena atas segala kenikmatan dan
kekuatanNya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul: SENI BACA
AL-QURAN Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah memberikan warna Ilahiah dalam hidup dan
kehidupan manusia di dunia.

Pada penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh masukan,


bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Dosen Ulfa Dina Novienda S.Sos.I,.M.Pd Selaku Pengampu mata


kuliah Metode Tilawah.
2. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang yang
telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
bagi semuanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 15 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................

A. Pengertian Seni Baca Al-Quran ......................................................................................

B. Sejarah Seni Baca Al-Quran


………………………………………………..5

C. Macam-Macam Seni Baca Al-Quran .............................................................................

a. Lagu Bayyati ...............................................................................................................

b. Lagu Shoba ………………………………………………………………


8

c. Lagu Hijazi ………………………………………………………………


9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................................................

B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan mu’jizat yang diberikan oleh Allah kepada


Nabi Muhammad SAW sebagai utusanNya yang bertujuan untuk
menjadikan manusia menjadi manusia yang berkeyakinan kepada Tuhan
yang esa yaitu Allah SWT.Al-Qur’an adalah panduan yang menjadi dasar
dan pedoman hidup orang Islam yang ada di seluruh dunia.
Dengan adanya Al-Quran maka bermuculan ilmu-ilmu baru yang
digunakan untuk dapat membaca, memaknai atau pun memahami Al-
Quran. Ilmu-ilmu tersebut yaitu ilmu cara membaca dan pengucapan Al-
Quran yang benar dan ilmu irama membaca Al-Quran, ilmu rasm Al-
Quran seni-seni tulis huruf Arab dan seni tilāwatil Qur’an.
Salah satu ilmu yang dipakai untuk pengajaran Al-Quran yaitu ilmu
seni membaca Al-Quran. Ilmu seni membaca Al-Quran adalah pengajaran
yang memberikan pemahan belajar membaca Al-Quran secara lisan
dengan tujuan memperindah bacaan Al-Quran sehingga Al-Quran enak
didengar dan memberikan arah yang positif terhadap pembelajaran Al-
Quran. 1
Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan sedikit menjelaskan
tentang seni baca al-Quran khususnya lagu Bayyati,lagu Shoba,dan lagu
Hijazi.

1
Khoirul Amin, “Manajemen Pembinaan Seni Baca Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kualitas
Tilawah Santri Pondok Pesantren Darussa’adah Kecamatan Talang Padang Kabupaten
Tanggamus” Skripsi, (Lampung: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan,
2017), hlm. 20

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian seni baca al-quran ?


2. Bagaimana sejarah seni baca al-quran?
3. Apa saja macam-macam seni baca al-quran?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui seni baca al-quran
2. Untuk mengetahui sejarah seni baca alquran
3. Untuk mengetahui macam macam seni baca al-quran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Baca Al-Quran

Seni baca al-Qur`an atau dikenal dengan nama An-Naghom fil


Qur`an maksudnya adalah memperindah suara pada tilawatil Qur`an.
Sedangkan ilmu Nagham adalah mempelajari cara/metode di dalam
menyenandungkan/melagukan/memperindah suara pada tilawatil Qur`an.
Seni baca al-Qur`an adalah merupakan ilmu lisan, yaitu ilmu yang
direalisasikan dengan bacaan atau perkataan. Untuk itu mempelajari seni
baca al-Qur`an Qori’ dan Qori’ah dituntut untuk mengetahui dan
menguasai semua segi yang berhubungan dengan seni baca al-
Qur`an.Syekh Syamsuddin mengemukakan bahwa ilmu hanya bisa
diketahui apabila ia mengandung pembuktian (dalalah) baik berupa
isyarat, ucapan ataupun tulisan. Isyarat mengharuskan adanya kesaksian,
tulisan mengharuskan adanya bentuk-bentuk (goresan-goresan) yang
berarti, adapun perkataan mengharuskan kehadiran dan kesiapan
mendengar dari lawan bicaranya.
Susunan kalimat Naghamul Qur`an yang dilafalkan dengan satu
kali tarikan nafas terdiri fari dua kata yaitu Nagham dan al-Qur`an. Kata
Nagham yang berarti lagu (symphony) adalah dalam konteks musik.
Itulah sebabnya dalam dunia musik terdengar istilah Anghaamul muusiq
artinya lagu-lagu music/symphony music/ intonasi music. Lagu-lagu ini
diungkapkan dalam bentuk notasi musik, baik notasi angka maupun notasi
balok. Adapun kata Naghamah bentuk muannats dari annaghamu
jamaknya adalah Annaghamaatu berarti lagu (tune, melody) dalam
konteks memperindah suara dalan membaca al-Qur`an.2 Lagu-lagu ini
biasanya diungkapkan dalam tausyikh yakni melagukan sejumlah kalimat

2
Ilyas dalam buku Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al-Qur`an (Jakarta: PT. Kebayoran Widya Ripta,
2004), hlm. 1.

3
syair sebatas patokan alunan suara tentang nada suatu lagu seperti yang
ada dalam buku ini.
Dalam konteks lagu al-Qur`an dapat dikatakan bahwa orang yang
melagukan al- Qur`an adalah orang yang memahami apa yang
dilagukannya baik berupa pesan- pesan atau kesan yang disampaikan oleh
yang dilagukannya itu. Berangkat dari pemahaman yang sederhana seperti
diuraikan di atas boleh jadi arah inilah yang dimaksud oleh hadits Nabi
dengan sabdanya: )‫(النسائى‬.... ‫ِإْقَرُءْو ا اْلُقْر َأَن ِبُلُحْو ِن اْلَعَرِب‬
Artinya: Bacalah Al-Qur`an itu dengan lagu orang-orang Arab.
Dalam bahasa Arab pun seni baca Al-Qur`an sering disebut dengan
Tilawah. Tilawah merupakan kata yang diambil dari bahasa arab yang
berarti bacaan. Kemudian pada beberapa tahun silam, kata tersebut
digunakan untuk metode baru yaitu tilawati. Metode ini merupakan
metode pembelajaran al-qur’an yang didasari dengan penggunaan basis
lagu baik rost dan secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan
klasikal dan kebenaran membaca serta individual dengan baca simak.
Metode ini muncul dikarenakan salah satu masalah yang dihadapi oleh
seorang guru dalam upaya mengatasi kelancaran dan ketidaktertiban
selama mengaji.3
Dalam sumber lain tilawah adalah membaca Al-Qur’an dengan
bacaan yang menampakkan huruf-hurufnya dan berhati-hati dalam
melafadzkan agar lebih mudah untuk memahami makna-makna yang
terkandung didalam al-Qur’an. Tilawah al-Qur‟an merupakan salah satu
ibadah istimewa dengan pahala yang berlipatlipat, Ia adalah salah satu
bentuk dzikir terbaik dimana tilawah merupakan sarana pembentengan,
penjagaan, perlindungan dan pembimbing diri. Tilawah al-Qur‟an
bertujuan agar peserta didik gemar membaca al-Qur‟an dengan benar,
serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan
mengamalkan ajaran-ajaran serta nilai-nilai yang terkandung didalam al-
3
Iis Kustiani, Sanusi Uwes, dan Imam Tabroni, “METODE PEMBELAJARAN TILAWATIL QURAN
DALAM MENINGKATKAN SENI MEMBACA AL QURAN DI PESANTREN ASSA’ADATUL ISKANDARI
PURWAKARTA,” Cross-Border 4, no. 2 (8 November 2021): 453–64.

4
Qur‟an sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya.4
B. Sejarah Seni Baca Al-Quran
Ibnu Manzur menjelaskan dalam Lissan Al- ‘Arab ,dinukil oleh
Dr. Basyar Awad Ma’ruf dalam bukunya Al-Bayan Fi Hukm At-Taghani
Bi Al-Qur’an, bahwa ada 2 teori tentang asal mula munculnya nagham al-
Qur’an.Pertama, dinyatakan bahwa sumber nagham al-Qur’an berasal dari
ghina atau nyanyian yang turun temurun dilantunkan oleh bangsa Arab.
Kedua, nagham terinspirasi dari nyanyian budak-budak kafir yang
menjadi tawanan perang.
Kedua teori tersebut menegaskan bahwa lagu-lagu al-Qur’an
berasal dari khazanah tradisional Arab. Dengan teori ini di jelaskan bahwa
lagu-lagu al-Qur’an bernuansa irama Arab. M Husni Thamrin dalam
tesisnya, Nagham Al-Qur’an: Telaah atas Kemunculan dan
Perkembangannya di Indonesia, menuturkan bahwa kesenian masyarakat
Arab pra-Islam memiliki pengaruh yang kuat dalam seni tilawah al-
Qur’an. Seni suara yang dalam tradisi Arab disebut handasah al-shaut
diadopsi dalam bacaan al-Qur’an secara berkesinambungan dari generasi
ke generasi.
Sebelum Nabi Muhammad Saw. lahir, orang-orang Arab sudah
mengenal kesenian musik dan syair (sastra) yang diwarisi dari nenek
moyang mereka. Tradisi tersebut terus berlanjut ketika Rasulullah
menyampaikan misi risalahnya di tengah-tengah masyarakat Arab.
Mereka yang jatuh cinta kepada Islam lalu mengaplikasikan handasah al-
shaut dalam bacaan al-Qur’an.
Dengan kata lain, dalam konteks ini telah terjadi Islamisasi
terhadap seni suara yang dipraktikkan oleh orang-orang Arab sejak era
pra-Islam. Hal ini dianggap sebagai cikal bakal perkembangan nagham-
nagham (lagu) al-Qur’an pada era selanjutnya.
4
Fikriyah Istiqomah, “Pengaruh Pembiasaan Shalat Dhuha Dan Pembiasaan Tilawah Al-Qur’an
Terhadap Peningkatan Kecerdasan Eksistensial Siswa Kelas VIII SMP-IT Ibadurrahman Ciruas”
(masters, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2022), https://repository.uinbanten.ac.id.

5
Terkait dengan kapan penerapan irama dan lagu dalam bacaan al-
Qur’an mulai dilakukan, belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, sejarah
mencatat bahwa orang yang pertama kali menyenandungkan al-Qur’an
dengan irama yang indah adalah Rasulullah Saw sendiri.5
Dikatakan dalam suatu riwayat bahwa Abdullah bin Mughaffal
pernah mengilustrasikan kemerduan suara Nabi ketika melantunkan surah
al-Fath sehingga mampu membuat unta yang ia tunggangi menjadi
terperanjat.
Dalam sebuah riwayat lain dikisahkan, Rasulullah Saw. pernah
lewat ketika Abu Musa sedang membaca al-Qur’an. Nabi pun berhenti
untuk mendengarkan bacaan sahabatnya itu. Beliau lalu bersabda,
“Sungguh ia (Abu Musa) telah diberi keindahan suara sebagaimana
keindahan suara keturunan Nabi Daud.” (HR Bukhari 5048, Muslim 793).
Beberapa waktu setelah itu, ketika Abu Musa datang kepada
Rasulullah, Nabi pun mengabarkan kepadanya bahwa beliau telah
mendengarkan bagusnya bacaan Abu Musa. Abu Musa lalu berkata,
“Andai aku tahu engkau sedang mendengarkannya, tentu aku akan benar-
benar memperindah bacaanku.”
Rasulullah Saw. tidak mengingkari pernyataan sahabatnya
tersebut. Ini menunjukkan bahwa memperindah bacaan al-Qur’an adalah
hal yang dianjurkan supaya dapat menghasilkan kekhusyukan bagi
pembaca dan pendengarnya.

C. Macam-Macam Seni Baca Al-Quran

a. Lagu Bayati
Bayati merupakan salah satu dari tujuh macam lagu yang sangat
populer di dunia Tilawatil Qur`an. Bayati sebagai sebuah nama standar

5
Noorhidayati, Salamah, Hibbi Farihin, and Thoriqul Aziz. "Melacak Sejarah dan Penggunaan
Nagham Arabi di Indonesia." QOF 5.1 (2021): 43-58.

6
lagu atau maqom yang oleh para Qori’ senior di Mesir dalam tradisi
melagukan al-Qur`an selalu menempatkan maqom bayati sebagai lagu
pertama. Di kalangan Qori’ dan Qori’ah Indonesia, tradisi ini telah
demikian memasyarakat, keadaan ini juga diberlakukan sebagai salah satu
criteria penilaian pada MTQ/STQ tingkat nasional khususnya pada babak
penyisihan atau semifinal.
Bayati memiliki 4 (empat) tingkatan tangga nada (scale):
1. Qoror (dasar)
2. Nawa (menengah)
3. Jawab (tinggi)
4. Jawabul Jawab (tertinggi)
Sedangkan Husaini dan Syuri kedua-duanya merupakan variasi
khusus dari bayati. Husaini ditempatkan pada tingkatan nada setelah nawa
sebelum jawab. Sedangkan Syuri sebaiknya ditempatkan pada tingkatan
nada setelah jawabul jawab. Oleh karena itu dua variasi tersebut populer
dinyatakan sebagai bayati Husaini dan bayati Syuri. Seperti halnya untuk
masing-masing tingkatan nada disebut dengan bayati qoror, bayati nawa,
bayati jawab dan bayati jawabul jawab.6
Bayyati husaini adalah salah satu variasi atau tingkatan. Dalam
keciri khasannya bayyati husaini merupakan irama yang identik dengan
berciri- ciri sebagai berikut :
1. meliuk-liuk
2. lembut disamping tegas
3. hanya sesuai dengan thabaqat sederhana
4. memberikan harmoni
5. berunsur ketenangan.7

b. Lagu Shoba

6
Muhsin Salim, Op.Cit.,hlm. 27
7
Samsul Arif Arif, “IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER SENI BACA AL-QUR’AN DALAM
MENGEMBANGKAN POTENSI DAN MINAT SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2
JEMBER,” Indonesian Journal of Islamic Teaching 2, no. 1 (3 November 2019): 107–22.

7
Lagu shoba berasal dari bahasa arab yang berarti rindu. Hal ini
bisa dideteksi dengan suara nada shoba ketika didendangkan, seakan-akan
perasaan rindu yang akan terngiang atau terbayangkan Dalam kegunaan
nya lagu shoba memberikan efek, meliputi :
1. merendahkan ketenangan jiwa
2. membawa rasa khusyu’ dan keinsyafan
3.memberi penyesuaian pada ayat yang menunjukkan
kegembiraan, sedih, dan merayu.
4. Membawa kelembutan dan kefasihan ucapan.
Dalam lagu shoba terdapat beberapa sifat yang menjadi ciri khas, yaitu :
1. Mempunyai gerakan ringan dan cepat
2. Lemah lembut dan mendayu
3. Sesuai dengan tingkatan suara yang sederhana
4. Menenangkan jiwa.8

Shoba memiliki 4 tingkatan nada :


1. Awal maqom Shoba : Nada suara dapat dimulai dari nada anatara nawa
dan jawab (antara nada 2 s/d 4) tingkatan nada suara secara umum )
kemudian gerakan relatif lurus bersama aksentuasi dan diakhiri dengan
gerakan turun naik relatif.
2. Asyiron (nawa) : seyogyanya dimulai dengan sedikit nada lebih tinggi
dari nada akhir awal maqom selama tidak ada kesan sumbang dengan
beberapa kali aksentuasi suara, seiring dengan memperdengarkan nada
turun naik tanpa dijembatani oleh gerakan-gerakan tertentu atau dapat
memberlakukan gerakan-gerakan yang menjembatani antara nada turun
dan naik tersebut.
3. Ajami (jawab) : nada suara awal boleh dimulai sama dengan nada mulai
shoba asyiron, kemudian naik kepada nada jawab secara mantap dan

8
Lupiyaningsih Lupiyaningsih, “Implementasi Metode Sorogan, Tartil, Dan Mujawwad Dalam
Meningkatkan, Motivasi Baca Al- Qur’an Santri Pondok Pesantren Tilawatil Qur’an Al-‘Aly Desa
Polorejo, Kec. Babadan, Kab. Ponorogo” (diploma, IAIN Ponorogo, 2022),
https://etheses.iainponorogo.ac.id/20047/.

8
seimbang diikuti dengan aksentuasi dalam jumlah empat atau lima kali.
Sementara pada nada tinggi ini dapat diperdengarkan elefasi (nada
melengkung) atau gerakan secara cepat dan tepat.
4. Quflah Bustanjar : Nada ini merupakan nada khsusu diakhiri nada
shoba. Nada ini dan biasanya dipakai pada akhir jawab dengan gerakan-
gerakan tertentu. Kemudian naik dalam dua gerakan dan kembali turun
dalam gerakan yang lurus kemudian sedikit naik dan turun secara
bertangga dengan beberapa gerakan tertentu. Pada ujung suara hendaknya
volume suara diperkecil.
c. Lagu Hijazi
Lagu ini menggambarkan tarikan khas ketimuran, terkesan sangat
indah, lagunya asli mendasar, sebagian orang mengatakan lagu ini sering
dikumandangkan oleh penggembala onta di padang pasir. Hijaz ini
dipakai setelah nahawand maka awal maqom hijaz hendaknya dimulai
sama dengan akhir nada jawab nahawand sebelumnya, kalau tidak, maka
kemungkinan nada sumbang dapat terjadi. Hal ini berarti lagu telah
diwarnai oleh nada sumbang sebagai salah satu nada yang harus dihindari
oleh semua pembaca. Hijaz memiliki 4 tingkatan nada yaitu Awal maqom,
Hijaz Kar, Hijaz Kar dan Kur, Alwan Hijaz.9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni baca al-Qur`an atau dikenal dengan nama An-Naghom fil
Qur`an maksudnya adalah memperindah suara pada tilawatil Qur`an.
Sedangkan ilmu Nagham adalah mempelajari cara/metode di dalam

9
Ahmad Sahlan Abdul Hatim dan Mohd Nizam Sahad, “Nasyid Sebagai Wasilah Dakwah Dalam
Kalangan Masyarakat Kontemporari,” E-Jurnal Penyelidikan Dan Inovasi, 27 September 2020, 94–
108.

9
menyenandungkan/melagukan/memperindah suara pada tilawatil Qur`an.
Seni bacaan al-Qur`an adalah merupakan ilmu lisan, yaitu ilmu yang
direalisasikan dengan bacaan atau perkataan.
Macam-macam seni baca al-quran diantaranya ada
Bayyati,Shoba,Hijazi,dll. Bayyati merupakan jenis irama yang sering
digunakan untuk membuka dan juga menutup dalam seni membaca al-
qur’an.Adapun Shoba adalah jenis irama lagu dalam membaca Al Qur'an
yang bergerak ringan dan cepat, berkarakter lembut, halus, dan bernuansa
penuh kesedihan.Sedangkan lagu Hijaz menggambarkan tarikan khas
ketimuran, terkesan sangat indah, lagunya asli mendasar.

B. Saran
Kami sadar bahwasanya masih terdapat banyak kekurangan yang
kami miliki, baik dari segi tulisan ataupun bahasan yang kami sajikan,
oleh sebab itu mohon untuk memberikan sarannya agar kami bisa
membuat makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sahlan Abdul Hatim dan Mohd Nizam Sahad, “Nasyid Sebagai Wasilah Dakwah Dalam
Kalangan Masyarakat Kontemporari,” E-Jurnal Penyelidikan Dan
Inovasi, 27 September 2020, 94–108.
Fikriyah Istiqomah, “Pengaruh Pembiasaan Shalat Dhuha Dan Pembiasaan Tilawah Al-Qur’an
Terhadap Peningkatan Kecerdasan Eksistensial Siswa Kelas VIII SMP-
IT Ibadurrahman Ciruas” (masters, UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten, 2022), https://repository.uinbanten.ac.id.

10
Iis Kustiani, Sanusi Uwes, dan Imam Tabroni, “METODE PEMBELAJARAN TILAWATIL
QURAN DALAM MENINGKATKAN SENI MEMBACA AL
QURAN DI PESANTREN ASSA’ADATUL ISKANDARI
PURWAKARTA,” Cross-Border 4, no. 2 (8 November 2021):

Ilyas dalam buku Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al-Qur`an (Jakarta: PT. Kebayoran Widya Ripta,
2004),
Khoirul Amin, “Manajemen Pembinaan Seni Baca Al-Qur’an dalam Meningkatkan Kualitas
Tilawah Santri Pondok Pesantren Darussa’adah Kecamatan Talang
Padang Kabupaten Tanggamus” Skripsi, (Lampung: Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi IAIN Raden Intan, 2017),
Lupiyaningsih Lupiyaningsih, “Implementasi Metode Sorogan, Tartil, Dan Mujawwad Dalam
Meningkatkan, Motivasi Baca Al- Qur’an Santri Pondok Pesantren
Tilawatil Qur’an Al-‘Aly Desa Polorejo, Kec. Babadan, Kab.
Ponorogo” (diploma, IAIN Ponorogo, 2022),
https://etheses.iainponorogo.ac.id/20047/.
Samsul Arif Arif, “IMPLEMENTASI EKSTRAKURIKULER SENI BACA AL-QUR’AN
DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI DAN MINAT SISWA DI
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 JEMBER,” Indonesian
Journal of Islamic Teaching 2, no. 1 (3 November 2019):

11

Anda mungkin juga menyukai