Anda di halaman 1dari 15

Metode Tafsir Al-Mawdhu’iy Menurut Musthafa Muslim

Makalah ini disusun untuk memenuhui tugas mata kuliah :

Tafsir al-Maudhui

Dosen Pengampu:

Muhammad Akbar Rosyid Datmi, LC, M.A

Disusun oleh :

Miftahul Jannah ( 0403193105)


Anggita Utami (0403191003)
Muhammad Farhan Hanif (0403191010)
Muhammad Agung Permana (040191009)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dengan mengucapkan “Allahumma Shalli ala
Sayyidina Muhammad wa „ala ali Sayyidina Muhammad” semoga dengan banyak
mengucapkannya kita termasuk dalam golongan orang orang yang mendapat syafa‟at
dari Nabi Muhammad SAW di akhirat kelak, Aamiin ya rabbal „alamin.

Berikut ini penulis membawakan sebuah makalah dengan judul Metode Tafsir
al-Mawdhu’iy menurut Musthafa Muslim”. Dan melalui kata pengantar ini, saya
juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Sejarah Perkembangan Hadis di Indonesia, ustadz Muhammad Akbar Rosyid Datmi,
LC, MA, yang telah memberikan tugas kepada saya dan teman-teman dengan tujuan
dapat memahami Matakuliah yang sedang dipelajari saat ini.

Adapun Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena nya terlebih dahulu
penulis memohon ma‟af kepada para pembaca dan pendengar serta mohon ampun
kepada Allah SWT, Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya sendiri dan teman teman sekalian .

Medan, 23 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
1. Biofrafi Mustafa Muslim ....................................................................... 2
A. Riwayat Kehidupan ............................................................................... 2
B. Karya Intelektual ................................................................................... 4
2. Konsep Tafsir Maudhui Mustafa Muslim .............................................. 5
A. Sejarah Tafsir Maudhui ......................................................................... 5
B. Batasan Makna Maudhui ........................................................................ 6
C. Metode Tafsir Maudhui Menurut Mustafa Muslim ................................ 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum bahwa tafsir merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk mengkaji
al-Qur‟an secara komprehensif. Tafsir juga merupakan kegiatan ilmiah yang berfungsi
memahami dan menjelaskan kandungan al-Qur‟an dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang
digunakan. Kata maudhu‟i dinisbatkan kepada kata al-maudhu‟, yang berarti topik atau
materi suatu pembicaraan atau pembahasan. Dalam bahasa Arab kata maudhu‟i berasal
dari bahasa Arab (‫( موضوع‬yang merupakan isim maf‟ul dari fi‟il madzi (‫( وضع‬yang
berarti meletakkan, menjadikan, menghina, mendustakan, dan membuat-buat. Secara
semantik, tafsir maudhu‟i berarti menafsirkan al-Qur‟an menurut tema atau topik
tertentu. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan tafsir tematik. Tafsir maudhui
menurut pendapat mayoritas ulama‟ adalah “Menghimpun seluruh ayat al-Qur‟an yang
memiliki tujuan dan tema yang sama.” Semua ayat yang berkaitan tentang suatu tema
tersebut dikaji dan dihimpun yang berkaitan. Pengkajiannya secara mendalam dan
tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya seperti asbāb an-nuzūl, kosakata dan
lain sebagainya. Semua dijelaskan secara rinci dan tuntas serta didukung oleh dalil-dalil
atau fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, baik argumen itu
berasal dari al-Qur‟an, hadits, maupun pemikiran rasional.

Tafsir maudhui berdasarkan subjek, digagas pertama kali pada tahun 1960-an oleh
Prof. Dr. Ahamd Sayyid al-Kumiy seorang guru besar institusi yang sama dengan
Syaikh Mahmud Syaltut. Seiring perkembangan zaman maka muncul lah tokoh-tokoh
tafsir maudhui salah satu nya Mustafa Muslim. Dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang Mustafa Muslim. Baik biografi nya dan pemikiran nya dalam tafsir
maudhui.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Musthafa Muslim?
2. Bagaimana metode tafsir maudhui menurut Musthafa Muslim?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui biografi Mustafa Muslim
2. Untuk mengetahui metode tafsir maudhui menurut Mustafa Muslim

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi Mustafa Muslim

A. Riwayat Kehidupan

Syaikh Mustafa mempunyai nama lengkap Mustafa Muslim (1940). Ia lahir di


daerah 'Ain al'Arab, Provinsi Aleppo di Suriah. Ia seorang yang alim, sarjana terkemuka
bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir dan sebagai pengawas inseklopedia tafsir tematik.1 Ia
mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar dan aktif dalam berbagai aktivitas
akademis. Hal ini dapat dilihat pada masa belajarnya.

Masa belajar Syaikh Mustafa ditempuh di berbagai universitas yang ada di


Timur Tengah. Ia menerima gelar sarjana dengan konsentrasi Syari'ah Islamiyah di
Universitas Damaskus (1965), menerima gelar magister dengan konsentrasi bidang Ilmu
al-Qur'an di Universitas al-Azhar (1969), dan berlanjut menerima gelar doktor dengan
konsentrasi bidang Ilmu al-Qur'an di Universitas al-Azhar (1974). Belajar di berbagai
universitas sudah ditekuni, hingga membawa dirinya untuk mengabdi pada dunia
pendidikan. Ia bahkan mengajar di berbagai perguruan tinggi ternama, seperti:
Universitas Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Universitas alSharjah di Uni Emirat
Arab, dan juga di Universitas al-Zahra di Turki. Selain mengajar pada berbagai
universitas, Syaikh Mustafa Muslim juga aktif dalam berbagai lembaga. Berikut jenjang
karirnya:

a. Pengajar di lembaga ilmiah di wilayah Saudi Arabia selama sembilan tahun.


b. Professor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh dari tahun
1994-1997.
c. Pengajar di Universitas Sharjah dari tahun 19972010.
d. Ketua Departmen Advokasi dan Perhitungan Fakultas Dakwah dan Media di
Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud pada tahun 1982-1984.
e. Ketua Departemen Syari'ah di Universitas Sharjah pada tahun 2000-2001.
f. Presiden Universitas Zahra di kota Gaziantep, tepat di Turki Selatan sejak tahun
2014.

1
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i, (Damsyq: Dâr al-Qalâm, 2000), h. 17.

2
g. Ahli pada bidang penafsiran al-Qur'an di Pusat Studi al-Qur'an

Sebagaimana diketahui juga, Syaikh Mustafa Muslim adalah seorang pakar di


Pusat Studi al-Qur'an di Riyadh. Keahliannya ini menarik banyak orang untuk
konsultasi ilmiah kepadanya. Berikut aktivitas konsultasi ilmiah yang dijalankannya:
Pertama: Syaikh Mustafa Muslim seorang arbiter untuk penelitian yang diterbitkan
pada jurnal ilmiah di berbagai universitas. Kedua: Seorang arbiter penelitian mengenai
anggota fakultas di berbagai universitas. Ketiga: Seorang arbiter untuk pusat penelitian
di berbagai negara Teluk. Keempat: Ia evaluator program Pascasarjana Ilmu al-Qur'an
dan Tafsir yang diperuntukkan pada gelar master di Universitas Kuwait. Hal ini
dijalankan pada tahun 2021 -2022. Kelima: Sebagai penasihat ilmiah untuk Sevilla
Research and Publishing House di Riyadh.2

Syaikh Mustafa Muslim juga aktif dan berbagai konfrensi dan seminar ilmiah.
Konfrensi yang pernah ia ikuti, sebagai berikut:

1. Konfrensi Media Islam di Jakarta, Indonesia (1979)


2. Kongres Islam Rakyat pada perang Teluk Kedua. Kongres ini di Mekah
(1991).
3. Konfrensi upaya dalam pelayanan al-Qur'an dari awal abad ke-17 H sampai
abad ke-17 H. Konfrensi ini dilaksanakan di Universitas Sharjah (2005).
4. Simposium ilmiah internasional untuk penerapan hukum Islam. Ini
dilaksanakan di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud (1989).
5. Simposium kesejahteraan anak dalam Islam dan lembaga khusus. Ini
dilaksanakan di Universitas Sharjah (1998).
6. Simposium Advokasi dalam keterangan data kontemporer. Simposium ini
dilaksanakan di Universitas Sharjah (1998).

Apabila diamati seluruh aktivitas yang telah dijalankan oleh Syaikh Mustafa
Muslim dapat dikatakan bahwa ia berada dalam lingkungan yang aman. Maksud
lingkungan yang aman adalah ia berada dalam lingkungan universitas dan seluruh
pengabdian kehidupannya untuk Tuhan dengan diikhtiarkan melalui dunia pendidikan.

2
Biografi profesor dr. mustafa muslim - universitas zahra (archive.org) diakses pada 23 Oktober
2022.

3
B. Karya Intelektual

Syaikh Mustafa Muslim merupakan seorang tokoh kontemporer Islam yang


menguasai disiplin ilmu keislaman. Khususnya studi yang dikuasai terkait dengan Ilmu
al-Qur'an dan Tafsir. Karya yang paling terkenal adalah Mabâhits fî I'jaz al-Qur'ân dan
Mabâhits fî al-Tafsîr al-Mauḏû‟i. Berikut ini adalah karya-karya Syaikh Mustafa
Muslim:

1. Mabâhits fî I'jaz al-Qur'ân

Kitab ini berisi penjelasan mengenai argument tentang kemu'jizatan al-Qur'an.


Tujuannya agar Umat Islam mempunyai senjata atau pengetahuan ilmiah terkait dengan
buktibukti kebesaran Allah.3

2. Mabâhits fî 'Ilmu Mawâris

Kitab ini berisi mengenai ilmu warisan, yakni ilmu soal menghitung atau
pembagian warisan.

3. Mabâhits fî al-Tafsîr al-Mauḏû‟î

Kitab ini berisi tentang penjelasan mengenai macam-macam metode aplikasi


metode tematik, yakni tematik lafaz, tematik surah, dan tematik dengan tema.

4. Ma'alim Qur'aniyah fî al-Mar'a Ma'a Yahudi

Kitab ini berisi tentang penjelasan landmark al-Qur'an dalam konflik dengan
Yahudi. Kitab ini menampilkan fakta-fakta alQur'an yang dapat dimanifestasikan dalam
realitas manusia sebagai petunjuk orang beriman dalam melihat realitas perkembangan
konflik orang Yahudi.4

5. Manahiju al-Mufasirîna (al-Tafsîr fî 'Ahada alSahabati)

Kitab ini berisi tentang manhaj mufasir di masa para sahabat nabi.5

6. Tarbiyah al-Israh al-Maslamah fî ḏu'i Sûrah alTahrîm

3
Musṯafa Muslim, Mabâhits fi I'jaz al-Qur'ân (Riyadh: Dâr al-Muslim, 1996), h. 5.
4
Musṯafa Muslim, Ma'alim Qur'aniyah fī al-Mar'a Ma'a Yahudi, h. 5.
5
Mustafa Muslim - wikipedia diakses pada 23 Oktober 2022.

4
Kitab ini berisi mengenai penjelasan tematik surah. Khususnya surah al-Tahrim.
Surah ini berisi penjelasan aspek yang penting dalam keluarga yang beriman.

7. Al-Mu'jizah wa al-Rasul fî ḏu'i Surah al-Furqân

Kitab ini membahas tentang mukjizat nabi dalam surah al-Furqan. Kitab ini
diterbitkan Dâr al-Qalam di Damaskus.

8. Masâlik al-Absari fî Mamalik al-Amsar (Li Fadlillahi al-Umarî)

Kitab ini membahas tentang Jalur penampakan di Kerajaan al-Amsar. Kitab ini
merupakan penelitian yang bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan di Uni
Emirat Arab.

9. Al-Tsaqâfah al-Islâmiyah: Ta‟rîfuhâ, Masâdiruhâ, Majâlâtuhâ, Tahdiyâtuhâ.

Kitab ini membahas tentang ciri-ciri budaya Islam, sumber ajaran Islam, serta
bidangbidangnya, dan juga tantangannya.

10. Al-Ziyâdah wa al-Ihsan fî 'Ulûm al-Qur'ân li Ibn 'Aqilah al-Makki

Kitab ini berisi tentang tingkatan amal dalam Ilmu al-Qur'an oleh Ibn Aqilah al-
Makki. Kitab ini diterbitkan di Universitas Sharjah pada tahun 2006.

2. Konsep Tafsir Maudhui Mustafa Muslim


A. Sejarah Tafsir Maudhui Menurut Mustafa Muslim

Mustafa Muslim mengartikan secara terminologi kata "mauḏû'i" atau tematik


merupakan menetapkan sesuatu yang berkaitan dengan tema dalam aspek kehidupan,
seperti: aspek akidah, aspek sosial, aspek sains, atau istilah lain yang muncul dalam al-
Qur'an. Ia menuliskan tanda atau asal-usul munculnya tafsir maudû'i ini sebenarnya
sudah ada sejak adanya Rasulullah Shallallâhu'alihi wa Sallam.6

Syaikh Mustafa Muslim menjelaskan tafsir mauḏû‟i muncul pada 14 hijriyah.7


Hal ini bertepatan dengan diadakannya mata kuliah tafsir di Fakultas Ushûl al-Dîn al-
Azhar. Namun, apabila mencoba untuk melakukan analisis – tanda atau asalusul
6
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i, h. 17.
7
Irsyad al-Fikr Ys dan Deden Rohmanudin, “Sebab-sebab Historis Lahirnya Metode Maudui
dalam Tafsir,” Jurnal: Iman dan Spiritual, Vol.1, No.3, 2021: 361.

5
munculnya al-Tafsîr Mauḏû'i ini sebenarnya sudah ada sejak adanya Rasulullah
Shallallâhu'alihi wa Sallam. Ayat-ayat al-Qur'an merespon perihal peristiwa tertentu
dalam beberapa ayat yang mempunyai kesamaan. Misalnya adanya tema tertentu. Pada
saat itu tema terhadap peristiwa tersebut dikumpulkan oleh para ulama lalu ditafsirkan
dengan al-Qur'ân bi al-Qur'ân.

Syaikh Mustafa Muslim menuliskan dalam bukunya Mabâhits fî Tafsîr Mauḏû'i,


ada beberapa contoh yang membuktikan pada masa nabi sudah ada penafsiran terkait
dengan al-Qur'ân bi al-Qur'ân ini.

Contoh : Riwayat dari Bukhari dan Muslim. Dari 'Abdullah Ibn Mas'ud
Radhiallahu'an berkata ketika diturunkannya surah al-An'am ayat 82. Artinya: "Orang-
orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."

Dalam ayat ini para sahabat kesulitan, kemudian membedahnya. Maka, mereka
bertanya, "Wahai Rasulullah, siapa di antara kami yang tidak pernah zalim terhadap diri
sendiri?" Lalu, Rasulullah menjawab, "Jangan katakan seperti itu, tidakkah kalian
mendengar apa yang dikatakan hamba yang saleh. Dalam al-Qur'an surah Lukman ayat
13: Artinya: "Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya,"Wahai anakku! Janganlah kalian mempersekutukan Allah.
Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang nyata."

Penjelasan ayat di atas terdapat dalam riwayat Shahih Bukhari, Shahih Muslim
dalam bab iman dijelaskan sesungguhnya yang demikian itu adalah "syirik".8

B. Batasan Makna Tafsir Maudhui

Syaikh Mustafa Muslim dalam kitabnya Mabâhits fî al-Tafsîr al-Mauḏû‟i,


menuliskan secara etimologi istilah kata mauḏû‟i berasal dari kata alwad'i yang berarti
makna ini digunakan dalam istilah pada waktu yang sudah ditetapkan. Kemudian,
mengikat makna tertentu terhadap makna yang lain sampai menyelesaikan suatu tema
yang sudah ditetapkan. Jadi, maksudnya mengambil ayat atau surah – lalu dikumpulkan
– kemudian ditafsirkan sampai selesai. Sedangkan, secara terminologi kata mauḏû'i

8
Ibid, h. 17

6
merupakan menetapkan sesuatu yang berkaitan dengan tema dalam aspek kehidupan,
seperti: aspek akidah, aspek sosial, aspek sains, atau istilah lain yang muncul dalam al-
Qur'an.9

Syaikh Mustafa Muslim dalam melakukan pembahasan mengenai metode


maudhui mengkategorikan pada tiga hal, yakni: Tematik dengan lafaz, tematik surah,
dan tematik dengan tema dalam al-Qur'an.10 Mustafa Muslim menuliskan metode tafsir
maudhui dengan jelas dan memudahkan pembacanya. Berikut ketiga batasan
pembahasan tematik Mustafa Muslim :

a. Tematik Lafaz

Tematik lafaz atau kata adalah sebuah metode pencarian kata dalam al-Qur'an.
Syaikh Mustafa Muslim, dalam tematik kata ini untuk melakukan pencarian atau
pelacakan terhadap kata. Ia hanya menjelaskan bagian kata ini dengan menggunakan
kitab-kitab tematik alQur'an. Selain itu, pencarian katanya dapat merujuk pada kitab al-
Mufradât fî Gharîb alQur‟ân.11 Tafsir maudû'i yang pertama adalah yang membahas
makna kata dalam al- Qur‟an. Titik utama dalam kategori pertama ini adalah mencari
medan tafsiran makna atas suatu kata dalam al-Qur‟an. Mengumpulkan ayat-ayat yang
mengandung kata tersebut, lalu peneliti menganalisisnya sampai mendapatkan
maknanya. Sebagaimana contoh: Kata al-Khaîr, mempunyai enam makna. Makna
tersebut adalah harta, iman, Islam, keutamaan, kesehatan, pahala, dan makanan.

b. Tematik Surah

Tematik surah adalah metode tematik yang melakukan pelacakan sesuai dengan
ayat yang dipilih dalam al-Qur'an. Cakupan dalam tafsir maudû'i kedua ini spesifik
membahas surah dalam al-Qur‟an. Memilih surat dikaji secara mendalam dengan
menggunakan semua pendekatan. Dalam kategori ini, dibahas mengenai asbab al-
nuzûl, tartib nuzûl antara makiyah atau madaniyah, munasabah, dan juga uslub al-

9
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i (Damsyq: Dâr al-Qalâm, 2000), h. 18
10
Ibid, h. 23
11
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i, h. 25.

7
Qur‟ân. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut dapat
ditemukan tema tertentu dalam surah al Qur‟an. 12

Syaikh Mustafa Muslim dalam menjelaskan rangkaian metodenya, ia


merangkum metode penulisan tafsir tematik surah menjadi empat tahapan: Pertama:
Mengidentifikasi makna surah atau maknanya dapat dibuktikan dengan wahyu (al-
Qur'an) dan juga hadis dari Rasullullah. Melihat tujuan surah itu diturunkan. Kedua:
Meninjau peristiwa penting pada masa diturunannya surah tersebut. Sehingga, akan
terlihat mata rantai ayat yang dimaksudkan. Ketiga: Maqâsid atau tujuan surah dapat
dilihat berdasarkan periode waktu turunnya. Jika ayat tersebut di Mekah. Maka yang
akan disinggung soal keyakinan, kepercayaan, dan kematiaan.13 Keempat: Menyusun
surah atau ayat yang didapatkan sesuai maqâshid nya. Membagi surah beberapa
paragraf sesuai dengan ayatayatnya. Merujuk pada kitab tafsir, melihat riwayat yang
benar dari sunnah nabi, dan ucapan para sahabat. Pada tafsir tematik dengan surah ini,
dikenal dengan istilah munasabah. Oleh karenanya, penting di dalamnya mengetahui
munâsabah di antara ayat dalam surah pertama dan juga mengetahui ayat setelahnya di
dalam surah tersebut.14

c. Tematik Menggunakan Tema

Pada tematik yang menggunakan "tema" tertentu ini. Syaikh Mustafa Muslim
mengarahkan untuk melakukan pelacakan dengan menggunakan kata yang dipakai
dalam tema yang diteliti. Kategori tafsir mauḏû‟i ketiga ini adalah yang membahas
tentang tema-tema istilah dalam alQur‟an. Biasanya ketika disebut tafsir mauḏû'i adalah
pembahasan tema-tema dalam al Qur‟an. Seperti: I‟jâz al-Qur‟ân, Nasîkh-Mansûkh fî
al- Qur‟ân, Ahkâm al-Qur‟ân, Amtsal al-Qur‟ân.

C. Metode Tafsir Maudhui menurut Musthafa Muslim

Metode tafsir Maudhui ini adalah tema yang ayat-ayatnya diambil dari totalitas
surat Alquran yang memuat tema tersebut. Tentu saja tidak semua surat memuat ayat-

12
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i, h. 28-29
13
Ibid, h.32
14
Musṯafa Muslim, Mabâhits fî Tafsîr al-Mauḏû'i, h. 57.

8
ayat yang akan dimasukan pada tema/judul yang dikaji. Distingsi ini hanya untuk
membedakan dengan tematik di surat tertentu saja. Musthafa Muslim menyebutnya
dengan “al-mawḍū’i min khilali Alquran al-Karim”.

Ada beberapa langkah teknis ketika seorang penafsir hendak menafsirkan


Alquran dengan menggunakan metode al-mawḍū’i min khilali Alquran al-Karim
sebagaimana disebutkan oleh Musthafa Muslim, sebagai berikut:

1. Menentukan tema yang akan dibahas (ikhtiyar ‘unwan li al-mawḍū’ Alqurani


majala al-bahṡi)
2. Mengumpulkan ayat-ayat Alquran dalam bingkai judul yang sudah dibuat
(jam’u al-ayat Alquraniyah al-lati tabhaṡu hadza al-mawḍū’)
3. Mengurutkan ayat berdasarkan waktu turun ayat; untuk kepentingan klasifikasi
hukum dan lain-lain (tartibu hadzihi al-ayat hasba zamani an-nuzul)
4. Melakukan kajian/telaah terhadap kitab-kitab tafsir dengan menggunakan
metode tahlili secara memadai merujuk sebab-sebab turunnya jika ada dan
pemaknaan secara semantisnya, juga mengkaji korelasi antar kata dalam satu
kalimat, antar kalimat dalam satu ayat dan antar ayat dalam satu rumpun (sub
tema)-nya.
5. Selanjutnya membuat point-point penting sebagai pesan yang dikandung
Alquran pada lingkup tema yang dibuat.
6. Membuat ringkasan dengan merujuk kepada tafsir yang menggunakan metode
ijmāli; secara singkat dikemukakan hadits-hadits Nabi saw., dan pendapat para
sahabat.
7. Hendaklah mufasir menggunakan metode penelitian ilmiah (manhaj al-bahṡi
al- ‘ilmi) dalam rentang penulisan tafsir tematik.
8. Penulisan tafsir tematik hendaklah diorientasikan kepada: (1) menampilkan
kebenaran Alquran dengan penjelasan komprehensif, dan (2) menampilkan
kebenaran Alquran tersebut disajikan dengan menggunakan bahasa yang
menarik (bi uslūb musyaraq-‘aḍab), logis dan argumentatif (uslub al-bayani
as-ṣahih) dan tidak terjebak dengan redaksi yang rumit dan gaya sastra
(mutajaniban al-alfāḍ algharībah wa asālib al-saja‟).15

15
Thayyar, Musa’id, 1993. Fushul fi Ushul at-Tafsīr, Riyaḍ Saudi Arabia: Dar al-Nasyr adDauli

9
Langkah-langkah teknis yang dikemukakan oleh Musthafa Muslim di atas
hanya sebagai contoh semata dan tidak bersifat permanen. Dapat dibuat secara
fleksible sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah teknis metode tematik min khilali
Alquran juga telah dibuat oleh al-Kumi, Abu Hayy al-Farmawi dan Quraish Shihab
dengan langkah-langkah kurang lebih sama dengan apa yang telah dibuat oleh
Musthafa Muslim.
Secara umum, teori metode tematik min khilali Alquran adalah sama antar
sejumlah tokoh yang concern mengkajinya. Ada hal yang perlu dibedakan pada
penggunaan istilah tematik dengan istilah kontekstual. Sebab turun (sabab nuzūl)
Alquran digunakan dalam metode tematik dan juga digunakan dalam pendekatan
kontekstual. M Solahuddin (2016) menegaskan bahwa metode tematik hanya
menggunakan sebab turun (sabab nuzūl) sebagai alat bantu untuk memahami ayat-ayat
Alquran. Sementara dalam pendekatan kontekstual tidak hanya sebab turun (sabab
nuzūl) pada latar historisitas ayat. Tetapi lebih dalam mengkaji latar belakang
sosiologis-antropologis masyarakat sebagai tempat ketika Alquran turun.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Syaikh Mustafa Muslim merupakan seorang tokoh kontemporer Islam yang
menguasai disiplin ilmu keislaman. Khususnya studi yang dikuasai terkait dengan
Ilmu al-Qur'an dan Tafsir. Karya yang paling terkenal adalah Mabâhits fî I'jaz al-
Qur'ân dan Mabâhits fî al-Tafsîr al-Mauḏû‟i.
Mustafa Muslim mengartikan secara terminologi kata "mauḏû'i" atau
tematik merupakan menetapkan sesuatu yang berkaitan dengan tema dalam aspek
kehidupan, seperti: aspek akidah, aspek sosial, aspek sains, atau istilah lain yang
muncul dalam al-Qur'an. Ia menuliskan tanda atau asal-usul munculnya tafsir
maudû'i ini sebenarnya sudah ada sejak adanya Rasulullah Shallallâhu'alihi wa
Sallam. Syaikh Mustafa Muslim dalam melakukan pembahasan mengenai metode
maudhui mengkategorikan pada tiga hal, yakni: Tematik dengan lafaz, tematik
surah, dan tematik dengan tema dalam al-Qur'an.
B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.


Dengan demikian, kami menerima segala kritik dan saran yang hadir dari para
pembaca. Begitu juga seiring dengan kekurangan makalah ini, maka sudah
sepatutnya pembaca mencari referensi yang lebih lengkap dan tidak menjadikan
makalah ini sebagai referensi bacaanutama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Biografi profesir dr. Mustafa muslim – universitas Zahra (archive.org) diakses pada 23
Oktober 2022.

Muslim, Musṯafa. Mabâḫits fî I'jaz al-Qur'ân. Riyadh: Dâr al-Muslim, 1996.

Muslim Mustafa. Mabâhits fî al-Tafsîr Mauḏû‟i. Damsyiq: Dâr alQalȃm, 2000.

Syirbasi, Ahmad, 1999. Studi tentang Sejarah Perkembangan Tafsir Alquran al-Karim.
Jakarta: Kalam Mulia

Solahuddin, Mohammad., 2016. Pendekatan Tekstual dan Kontekstual dalam al-Bayan:


Jurnal Studi Alquran dan Tafsir. Bandung: Ushuluddin Press.

Thayyar, Musa‟id, 1993. Fushul fi Ushul at-Tafsīr, Riyaḍ Saudi Arabia: Dar al-Nasyr
adDauli

Ys, Irsyad al-Fikr dan Deden Rohmanudin. “Sebab-sebab Historis Lahirnya Metode
Maudui dalam Tafsir.” Jurnal: Iman dan Spiritual, Vol.1, No.3, 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai