Anda di halaman 1dari 11

NU PADA MASA KH.

HASYIM ASY’ARI (Kelahiran NU)


Dosen Pembimbing
Dr. Muh Syaifuddin, MA.

Nama Kelompok 2:

M. Syiq Nur Syahid 21102021037

Margareta Bella Ayu 21102021033


Junika Putri Fajarani 21102021077

PROGRAM STUDI HUBUNGAN

INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL

DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WAHID

HASYIM SEMARANG 202


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ke-NU-an dengan judul
“NU PADA MASA KH. HASYIM ASY’ARI (Kelahiran NU)”.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan maupun kesalahan dalam
makalah ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu proses penyusunan makalah ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kami
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Semarang, 30 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………..i

Daftar Isi……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………......1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya NU..................………………………….........2

2.2 Visi Dan Misi NU.....……………………………………………..4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….6

Daftar Pustaka……………………………………………………………..7

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


NU adalah organisasi keagamaan sekaligus organisasi kemasyarakatan terbesar
dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia, mempunyai makna penting dan ikut
menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, NU lahir dan berkembang dengan
corak dan kulturnya sendiri. Sebagai organisasi berwatak keagamaan Ahlussunnah Wal
Jama'ah, maka NU menampilkan sikap akomodatif terhadap berbagai madzhab
keagamaan yang ada di sekitarnya. NU tidak pernah berfikir menyatukan apalagi
menghilangkan mazdhab-mazdhab keagamaan yang ada. Dan sebagai organisasi
kemasyarakatan, NU menampilkan sikap toleransi terhadap nilai-nilai lokal. NU
berakulturasi dan berinteraksi positif dengan tradisi dan budaya masyarakat lokal.
Dengan demikian NU memiliki wawasan multikultural, dalam arti kebijakan sosialnya
bukan melindungi tradisi atau budaya setempat, tetapi mengakui manifestasi tradisi dan
budaya setempat yang memiliki hak hidup di Republik Indonesia tercinta ini.

Sebagai warga negara Indonesia, terkhusus sebagai warga Nahdlatul Ulama


alangkah baiknya kita mengetahui lebih dalam mengenai apa itu Nahdlatul Ulama
Banyak hal yang bisa kita temukan dan kita kaji dalam perkembangan organisasi ini
sehingga kita dapat memetik segala hikmah kebaikan yang bisa dijadikan motivasi dan
semangat untuk kehidupan kita. Dalam Makalah ini, penulis akan mencoba
menguraikan sedikit tentang apa itu Nahdlatul Ulama, bagaimana sejarah terbentuknya
dan apa saja ajaran/pokok pikiran yang mendasar di Nahdlatul Ulama ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya NU ?
2. Apa saja visi misi NU masa KH. Hasyim Asy”ary ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya NU.
2. Untuk mengetahui visi misi NU masa KH. Hasyim Asy”ary
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Berdirinya NU


Nahdlatul ulama', di singkat NU, artinya kebangkitan ulama'. Sebuah
organisasi yang dirikan oleh para ulama' pada tanggal 31 Januari 1926 M/ 16
Rojab 1344 H di Surabaya.
Latar belakang berdirinya NU berkaitan erat dengan perkembangan
pemikiran tentang keagamaan dan politik dunia islam kala itu. Salah satu faktor
pendorong lahirnya NU adalah karena adanya tantangan yang bernama
globalisasi yang terjadi dalam dua hal : Globalisasi Wahabi, pada tahun 1924,
Syarief Husein, Raja Hijaz (Makkah) yang berpaham Sunni di taklukkan oleh
abdul aziz bin saud yang beraliran Wahabi. Tersebarlah berita penguasa baru
itu akan melarang semua bentuk amaliyah keagamaan kaum sunni, yang sudah
berjalan berpuluh-puluh tahun di Tanah Arab, dan akan menggantinya dengan
model Wahabi. Pengamalan agama dengan sistem bermadzhab, tawassul,
ziarah kubur, maulid nabi, dan lain sebagainya, akan segera di larang.
Globalisasi imperialisme fisik konvensional yang di Indonesia
dilakukan oleh Belanda, Inggris, dan Jepang, sebagaimana juga terjadi di
belahan bumi Afrika, Asia, Amerika Latin, dan negeri-negeri lain yang di jajah
bangsa Eropa.
Tentang globalisasi Wahabi, dengan berbagai variannya, Raja Ibnu Saud
juga ingin memperbesar pengaruh kekuasaannya ke seluruh dunia
Islam. Dengan dalih demi kejayaan islam, ia merencanakan kekhilafahan Islam
yang terputus di Turki pasca runtuhnya Daulah Usmaniyyah.
Untuk itu dia berencana menggelar Muktamar/kongres Khilafah di kota
suci Makkah, sebagai penerus Khilafah yang terputus itu. Gerakan wahabi,
seperti terjelma dalam diri Syaikh Ahmad Soorkati, KH Ahmad Dahlan, dan
perintis-perintis awal ajaran agama dengan segala perbedaan masing-masing,
mulai muncul perlombaan dengan keislaman pesantren yang bercorak tasawuf,
bertarekat dan bermazdhab.
Seluruh negara Islam akan diundang untuk menghadiri
muktamar/kongres tersebut, termasuk Indonesia. Awalnya, utusan yang di
rekomendasikan adalah HOS Cokroaminoto (SI), KH. Mas Mansur
(Muhammadiyyah) dan KH. Wahab Hasbullah (pesantren). Namun, tampaknya
ada permainanlicik di antara kelompok yang mengusung calon utusan
Indonesia. Dengan alasan Kyai Wahab tidak mewakili organisasi resmi, maka
namanya di coret dari daftar calon utusan.
Peristiwa itu menyadarkan para ulama' pengasuh pesantren akan
pentingnya sebuah organisasi. Sekaligus menyisakan rasa sakit yang
mendalam, karena tidak ada lagi yang bisa dititipi sikap keberatan akan sikap
terhadap Raja Ibnu Saud yang mengubah model beragama di Mekah. Para
Ulama' pesantren sangat tidak bisa menerima kebijakan raja yang anti
kebebasan bermadzhab, anti maulid nabi, anti ziaroh makam, dan lain
sebagainya. Bahkan terdengar santer berita makam Nabi Muhammad SAW pun
berencana akan di gusur.
Bagi para kyai pesantren, adalah suatu kaharusan. KH. Hasyim Asy'ari
juga mempersoalkan dan bisa menerima gagasan kaum modernis untuk
menghimbau umat Islam kembali pada tidak ajaran Islam "murni". Namun Kyai
Hasyim tidak bisa menerima pemikiran mereka yang meminta ummat Islam
melepaskan diri dari sistem bermadzhab. Di samping itu, karena ide yang
dilakukan dengan cara melecehkan, mengabaikan, dan membodoh-bodohkan,
maka para ulama' menolaknya.
Bagi mereka, tetap di pemesanan, namun tidak meninggalkan khazanah
keilmuan yang sudah ada dan masih relevan. Karena latar belakang yang
mendesak itulah, akhirnya Jam'iyyah Nahdlatul Ulama' didirikan. Oleh karena
itu, putuskanlah bahwa NU akan mengirim Komite Hijaz ke Arab Saudi untuk
bernegosiasi agar praktik-praktik keberagamaan bermadzhab tidak dihapus di
Haromain. Menurut KH Abdul Wahid Hasyim, ini adalah salah satu keputusan
para ulama dalam rapatnya di Surabaya pada 31 Januari 1926, di samping
keputusan mencetuskan NU (Aboebakar,1957:471) yang bercorak Ahlussunnah
Wal Jama'ah.
Tentang imperialisme fisik konvensional, hal itu di tandai dengan
kehadiran fisik militer dan pemerintah imperialis di bumi Nusantara, yang
membuat sengsara dan memiskinkan masyarakat pedesaan dan seluruh
masyarakat nusantara pada umumnya. Strategi dan perjuangan kelompok
pesantren dalam menghadapi imperialisme fisik tindakan ini mudah, sehingga

3
perlu wadah organisasi yang solid dan dari situlah akhirnya para kyai yang
melakukan rapat di Surabaya bersepakat untuk mendirikan organisasi yang
kemudian di sebut Nahdlatul 'lama. Peran NU dalam menghadapi imperialisme
fisik ini telah diputuskan dengan resolusi Jihad melawan melawan dalam rapat
para ulama di Surabaya pada 22 Oktober 1945.
 KH. M. Hasyim Asy'ari.
Pendiri resminya adalah Hadrotusy Syekh KH. M. Hasyim Asy'ari,
pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Sedangkan yang
bertindak sebagai arsitek dan motor penggerak adalah KH. Wahab Hasbullah,
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Kyai Wahab
adalah salah seorang murid utama Kyai Hasyim yang lincah, enerjik dan banyak
akal.
2.2 Visi Dan Misi NU
1. Di bidang Agama
Mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham
Ahlussunnah Wal Jama'ah dan menurut salah satu madzhab empat dalam masyarakat
dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma' ruf nahi munkar.
Sejak di dirikan nya, nahdhtul ulama menegaskan posisinya sebagai jam'iyah
diniyah (organisasi keagamaan). Fungsi utamanya adalah sebagai wadah perjuangan
dan pengorbanan para ulama dan pengiutnya dengan tujuan mengembangkan,
melestarikan, dan mengamalkan ajaran agama islam ahlusunnah wal jamaah dengan
menganut salah satu dari empat madhab yaitu madhab imam syafi'i.
2. Di Bidang Pendidikan
Pengajaran dan kebudayaan, mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan
pendidikan dan pengejaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan
ajaran Islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur,
berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
3. Di Bidang Sosial
Mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi rakyat Indonesia.
4. Di Bidang Ekonomi
Mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi unuk pemerataan mencoba dan
menikmati hasil-hasil pembangunan, dengan mengutamakan tumbuh dan
kembangnya ekonomi kerakyatan.
5. Meningkatkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna
terwujudnya Khoiro Ummah.

4
6. Di Bidang Kebangsaan
Nahdlatul Ulama sejak kelahirannya merupakan wadah perjuangan untuk menentang
segala bentuk penjajahan dan merebut kemerdekaan negara republic Indonesia dari
penjajah belanda dan jepang, sekaligus aktif melakukan dakwah-dakwah untuk
senantiasa menjaga kesatuan negara republic Indonesia dalam wadah NKRI. Contoh
misi NU dalam bidang kebangsaan masa KH. Hasyim Asy’ary yaitu dengan
dikobarkannya resolusi jihad oleh KH. Hasyim Asy’ary pada tanggal 22 Oktober
1945. Resolusi jihad merupakan suatu hasil dari perenungan dan penghayatan nilai-
nilai islam kebangsaan

5
6
7

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nahdlatul ulama', di singkat NU, artinya kebangkitan ulama'. Sebuah organisasi
yang dirikan oleh para ulama' pada tanggal 31 Januari 1926 M/ 16 Rojab 1344 H di
Surabaya. Tujuan Nahdlatul 'Ulama didirikan adalah berlakunya ajaran Islam yang
menganut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah dan menurut salah satu madzhab empat
untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi
kemaslahatan dan kesejahteraan umat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut NU
mempunyai visi misi dalam bidang keagamaan, pendidikan, social, ekonomi dan
kebangsaan.
8

DAFTAR PUSTAKA
https://www.wikipedia.web.id/2018/05/sejarah-nahdlatul-ulama-nu-garis-
besar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai