Anda di halaman 1dari 40

Review Jurnal

40 Hadits Pedoman NU Karya K.H.Hasyim Asyari


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata Kuliah Studi Hadis
Dosen Pengampu
Dr.Hj.Umi Sumbulah M. Ag
Oleh:
Ahmad Fakhruddin
(15781032)

PRODI AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji

bagi Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat, hidayah, taufiq serta inayah Nya sehingga


penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah studi hadits
yang berjudul Review Jurnal40 Hadits Pedoman NU Karya
K.H.Hasyim Asyari. Mata kuliah ini diampu oleh Dr. Hj. Umi
Sumbulah M,Ag. pada Pascasarjana Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri
tauladan serta menunjukkan manusia pada jalan kebenaran
menggapai ridho-Nya, beserta keluarga, sahabatnya dan kepada
seluruh umat di seluruh alam.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini sebagai pembimbing utama, kepada
teman teman yang telah membantu terselesainya makalah ini,
baik berupa bantuan materi maupun non materi, semoga Allah
SWT membalasnya dengan balasan terbaik.
Makalah

yang

singkat

ini

kami

akui

masih

banyak

kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik kami harapkan


untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang 27 September 2016

DAFTAR ISI
Halaman
Judul...1
Kata
Pengantar...2
Daftar Isi
3
Bab I
Pendahuluan.4
A. Latar Belakang
..................................4
B. RumusanMasalah....
..5
C. TujuanPenulisan
5
Bab II Pembahasan
1. Sejarah Lahirnya organisasi NU tahun
1926.6
2. Hadits versi Nahdlotul
Ulama..8
3. Kepemimpinan.
..11
4. Ibadah.
13

5. Akhlaq
15
6. Persatuan...
.18
7. Dakwah..
24
Bab III Penutup
.29
Kesimpulan
29
Daftar Pustaka
...30

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Hadist berfungsi sebagai sumber hukum Islam yang kedua,


tidak seperti Al-Quran yang secara resmi telah ditulis pada
zaman Nabi dan dibukukan pada zaman khalifah Abu Bakar Ash
Shiddiq, hadits baru dibukukan resmi pada masa khalifah Umar
bin Abdul Azis (abad ke-2).
Kesenjangan

waktu

antara

Rasulullah

dengan

waktu

pembukuan hadits (hampir 1 abad) merupakan salah satu sebab


munculnya kesalah pahaman dalam memaknai hadits dengan
konteks kehidupan.Dalam mengamalkan sebuah hadits idealnya
memperhatikan kualitas sanad dan matan hadits, namun karena
setting sosial sejarah yang menuntut, maka dalam penyusunan
hadits ini terkadang ada sebagian hadits yang berkualitas lemah,
meskipun bisa diterima dengan syarat yang spesifik.
Nahdlatul Ulama adalah wujud dari penegasan keterikatan
kiai sebagai pemegang teguh fikih yang telah adasebelum NU
dilahirkan1.Nahdlatul
pelestarijamaah

Ulama

juga

tradisionaluntuk

berperan

sebagai

mengimbangiorganisasi

keagamaan pembaharuan yang telah muncul terlebih dahulu


dengan jargon kembali kepada al- Qur`an dan Sunnah dengan
mengangkat isu bidah dan takhayyul, juga menyerang pola
bermadzhab kepada ulama yang diyakini oleh para kiai lebih
kredibel. Mereka menganggap bahwa apa yang dikembangkan
oleh kiai tradisional sebagai penyebab stagnasi muslim didukung
semangat melawan penjajahan Belanda dan sebagai respon
terhadap gerakan Modernisasi agama yang mengancam tradisi
NU Ahlussunnah wal Jamaah.
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk memahami tema
hadits yang terkait dengan fakta atau praktek sosial keagamaan
1Moesa, Ali Maschan. Nasionalisme Kiai Kontruksi Sosial Berbasis
Agama(Yogyakarta: LKIS, 2007) hal 106

masa lalu berdirinya NU dengan berdasarkan 40 hadits yang


menjadi dasar pedoman NU disertai dengan sanad.
B. Rumusan Masalah :
1. Apa yang menjadi penyebab lahirnya NU ?
2. Bagaimana kualitas sanad dan matan 40 hadits ke NU an?
3. Apa isi tema pokok 40 hadits NU?
C. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyebab lahirnya NU
2. Mengetahui kualitas sanad dan matan 40 hadits ke NU an
3. Mengetahui isi tema pokok 40 hadits ke NU an

BAB II
PEMBAHASAN
a. Sejarah lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama 1926
Berdirinya NU di mulai dari Kalangan pesantren yang
gigih melawan

kolonialisme

terbentuknya organisasi

yang

bermula

dengan

pergerakan seperti Nahdlatul

Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun

1916.

Kemudian tahun 1918 didirikan Tashwirul Afkar atau dikenal


juga dengan

Nahdlatul

Fikri

(Kebangkitan

Pemikiran),

sebagai wahana pendidikan sosial politik dan keagamaan


kaum santri.Selanjutnya

Tujjar

didirikan

(Pergerakan Kaum Sudagar) yang menjadi basis

untuk

memperbaiki
Nahdlatul Tujjar

Nahdlatut

perekonomian

rakyat.

Dengan

adanya

itu, maka Tashwirul Afkar, selain tampil

sebagi kelompok studi juga

menjadi lembaga pendidikan

yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di


beberapa kota.
Sementara itu, keterbelakangan mental maupun
ekonomi yang

dialami bangsa Indonesia, yang diakibatkan

dari penjajahan maupun akibat

kungkungan

menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk

tradisi

memperjuangkan

martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan


Gerakan

yang

muncul

1908

tersebut

organisasi.

dikenal

dengan

Kebangkitan Nasional. Semangat kebangkitan memang


terus menyebar ke

mana-mana,

sadar terhadap penderitaan dan

setelah

rakyat

ketertinggalannya

bangsa lain, sebagai jawabannya, muncullah


organisai pendidikan dan pembebasan.

berbagai

pribumi
dengan

Ketika itu Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas


tunggal yakni

mazhab wahabi di Mekah, serta hendak

menghancurkan semua peninggalan

sejarah

Islam

maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi karena


dianggap bi'dah. Gagasan kaum wahabi tersebut mendapat
sambutan

hangat

dari

kaum

modernis

di

Indonesia.

Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela


keberagaman,

menolak

pembatasan

bermadzhab

dan

penghancuran warisanperadaban tersebut, dari sikapnya


yang berbeda,
anggota

kalangan

Kongres

Al

pesantrendikeluarkan

Islam

di

Yogyakarta

dari
1925,

akibatnyakalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai


delegasi dalam Mu'tamar'Alam Islami (Kongres Islam
Internasional) di Mekkah yang akan

mengesahkan

keputusan tersebut.
Didorong

oleh

minatnya

menciptakan kebebasan
terhadap

pelestarian

yang

bermadzhab se
warisan

gigihuntuk
rta

peradaban,

peduli
maka

kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri


yang dinamai dengan Komite Hijaz, yang diketuai oleh KH.
Wahab Hasbullah.
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun
dalam Komite

Hijaz, dan tantangan dari segala penjuru umat

Islam di dunia, Raja Ibnu

Saud

mengurungkan

Hasilnya hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan


sesuai

dengan

madzhab

masing-masing.

Itulah

niatnya.
ibadah
peran

internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil


memperjuangkan

kebebasan

bermadzhab

mekkah dan berhasil menyelamatkan

peninggalan

serta peradaban islam yang sangat berharga.

khususnya

di

sejarah

Berangkat dari komite hijaz maka setelah itu dirasa


perlu untuk

membentuk organisasi yang lebih mencakup

dan lebih sistematis, untuk

mengantisipasi

zaman. Maka setelah berkordinasi dengan

perkembangan
berbagai

kiai,

akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi


yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada
16 Rajab 1344

H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin

oleh KH. Hasyim Asy'ari

sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar orgasnisai ini, maka


KH. Hasyim

Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi (prinsip

dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah


Wal Jamaah yang bersumber dari

40 hadits yang dinukil dari

beberapa kitab hadits yang kemudian

diaplikasikan

Khittah NU, sebagai dasar dan rujukan warga NU

dalam

dalam

berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan


politik.2
Secara

garis

besar

40

hadits

ke-NU

an

dapat

dikelompokkan menjadi 7 tema besar :


1. Hadits versi Nahdlotul Ulama
a. Pengertian Hadits
Hadits menurut istilah syara ialah segala sesuatu yang
bersumber

dari

Nabi

SAW

dalam

bentuk

ucapan,

perbuatan, penetapan, sifat tubuh serta akhlak yang


bertujuan sebagai tasyri bagi umat Islam.3
Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang baru.
Secara istilah sama dengan definisi Jumhur Ulama tentang
sunnah.Sebagian ulamaada yang menerangkan makna
2www.nu.or.id diakses tanggal 22 September 2016 pukul 17:27.
3DR.Mahmud At-Thohan,Taisir Muthalahil Hadits (Libanon: Darul Fikr,tt),
hal. 15

asal secara bahasa bahwa sunnah itu untuk perbuatan dan


taqrir, sedangkan hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama
sudah banyak melupakan makna asal bahasa dan memakai
istilah yang sudah lazim digunakan, yaitu bahwa AsSunnah sinonim dengan hadits.
As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah
segala sesuatu yang bersumber dari Nabi selain dari AlQur-an,
menjadi

baik

perbuatan,

dalil

bagi

perkataan,

hukum

syari.

penetapan
Ulama

untuk

ushul

fiqih

membahas dari segala yang disyariatkan kepada manusia


sebagai undang-undang kehidupan dan meletakkankaidah
bagi perundang-undangan tersebut.4
Nahdlatul Ulama merupakan perkumpulan para kiai yang
berusaha

untuk

membangkitkan

semangat

para

kiai

laindan pengikutnya. Memahami NU tidak cukup hanya


dengan melihat dari sudut formalsemata, sebab jauh
sebelum menjadi organisasi, Nahdlatul ulama diawali
dengan embrio suatu komunitasyang merupakan ikatan
kuat tradisi sosial keagamaan yang mempunyai karakter
tersendiri. Organisasi NU dapat dikatakan sebagai wadah
bagi

sesuatu

yang

telah

ada,

kelahirannya

sebagai

organisasi adalah wujud dari penegasan formal dari


mekanisme non formal keterikatan kiai sebagai pemegang
teguh fikih yang telah ada sebelum NU dilahirkan5
Nahdlatul
penting sebagai

Ulama

sebagaijamiyyah

penyeimbang

organisasi

memiliki

arti

keagamaan

4Syekh Zakaria Al-Anshori, Ghoyatul Wushul ( Libanon:Darul Fikr,2002)


hal 106
5Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai Kontruksi Sosial Berbasis
Agama (Yogyakarta: LKIS, 2007)hal 106

10

yang telah ada dengan dalih kembali

kepada al-Qur`an

dan Sunnah yang mulanya bertujuan memurnikan Islam,


secara tidak langsung kemudian juga mengangkat isu-isu
bidah dan takhayyul,

lalujuga

menyerangpola

bermadzhab (taqlid) kepada ulama yang diyakini oleh para


kiai

lebih

kredibel

pengalamannya.Organisasi

pengetahuan

dan

dipandang

sebagai

yang

organisasi yang sangat respnsif terhadap pemikiran kaum


Wahabi

itu

menganggap

dikembangkan

oleh

kemunduranislam.

kiai

bahwa

apa

tradisionalsebagai

Semangatanti

responterhadapgerakan modernisasi
para

penyebab

penjajahandan
agama

mengancamtradisiAhlusSunnahwalJamaah
mendorong

yang

yang
telah

ulamatradisional

(pesantren)

untukmenggagas kelahiranorganisasi yang dimotori oleh


para

ulama

yangkemudian disebut

dengan

Nahdlatul

Ulama, latar belakang pendirian NU ini sesuai dengan


hadits 39 dari 40 hadits Ke NU an

Artinya: Sungguh Allah tidak mengumpulkan umatku
dalam

kesesatan,

kuasa

Allah

kekuasaan golongan, barangsiapa yang

berada

diatas

menyendiri maka

dia akan terasing di neraka.


Derajat hadits tersebut ghorib, meskipun demikian
masih bisa dijadikan hujjah untuk fadloil aamal ( mencari
keutamaan dalam

beribadah)6.

Dari kumpulan beberapa hadits yang dijadikan pedoman


keagamaan NU, terdapat derajat hadits yang bervariasi,
6Ali bin Hisamuddin bin Qodli Khon Al-Qodiry As-Syadzily,Kanzul
Ummal fi sunanil aqwal wal afal (Beirut: Ar-Risalah, 1981) Jilid 14 hal
48

11

ada yang shohih, ada pula yang hasan bahkan dloif, ketika
disana ditemukan hadits dloif, maka bisa dipastikan hadits
tersebut tidak berhubungan dengan hukum halal dan
haram maupun akidah yang mana dalam kedua hal itu
mensyaratkan sebuah hadits harus shohih atau minimal
hasan7
b. Istinbath Hukum NU
NU dalam mengambil hukum menempatkan al-Quran sebagai
sumber pedoman utama kemudian hadits sebagai sumber
hukum islam yang kedua, akan tetapi NU dalam menyelesaikan
persolan terkesanmengabaikan kedua sumber hukum tersebut,
hal

ini

karena

memutuskan

NU

lebih

persoalan

mengutamakan
hukum

berhati-hatidalam

sehingga

perlu

untuk

berkompromi dan berkonsultasi dengan kitab-kitab kuning (kutub


al-Mutabarah).

Dalam

memahami

dan

menjawab

persoalanmisalnya tentang sampainya pahala sedekah kepada


mayit, ulama NU mengambil hadis yang diriwayatkan Imam
Muslim.



,













Artinya: Dari Abu Huroiroh RA sungguh Rosulullah SAW
bersabda Jika
seseorang meninggal dunia maka semua
amalnya telah putus kecuali tiga
perkara: Sedekah jariyah,
Ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang
selalu
mendoakan orang tuanya.

7 As-Suyuthi, Tadribur Rowi ( Beirut: Muassasah Kutub AsSaqofiyah,2003) hal 152

12

Adapun kualitas hadits tersebut shohih karena diriwayatkan oleh


imam muslim8
c. Kualitas sanad dan matan 40 hadits NU9
Metode analisa yang digunakandalam penelitian ini adalah
metode analisayang khusus digunakandalam penelitian hadits,
khususnya penelitiansanad dan matan, karena penelitian ini juga
berusaha mengungkap latar belakang sosial dankeberagamaan
terhadap pemikiran seseorang, maka analisa yangdigunakan
adalah analisa penelitian sejarah.Sedangkan dari segi kualitas
sanad dan matan 40 hadits tidak semuanya shohih. Adapun
perinciannya adalah sebagai berikut:
a.Hadits shahih baik sanad maupun matan berjumlah 31 hadits.
b.Hadits yang matan-nya shahih tapi sanad-nya dhaif, namun
derajatnya bisa terangkat menjadi hadits hasan li ghairihi karena
banyaknya sanad pendukung) berjumlah 4 hadits yaitu hadits
nomor 11, 19, 36 dan 39.
c.Hadits yang matan-nya shahih tapi sanad-nya dhaif dan tidak
bisaterangkat menjadi hasan li ghairihi berjumlah 3 hadits, yaitu
haditsnomor 7, 15 dan 29.
d. Hadits dhaif karena sanad-nya terputus (munqathi), yaitu
haditsnomor

32 yang berstatus mauquf dan nomor 33 yang

berstatusmaqthu.
2. Kepemimpinan
A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah orang yang memiliki segala kelebihan
dari orang-orang lain. Pemimpin dalam pandangan orang kuno
8As-Shonany, Subulus Salam (Kairo, Darul Hadits,tt ) juz 2 hlm 126
9Hasan Suaidi, Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 1, Mei 2014. Hlm 56

13

adalah mereka yang dianggap paling pandaitentang berbagai hal


yang ada hubungannya kepada kelompok dan pemimipin harus
pandai melakukannya (pandai memburu, cakap dan pemberani
berperang).10

Istilah kepemimpinan, dalam kamus bahasa Indonesia berasal


dari katapimpin yang mempunyai arti dibimbing. Sedangkan
kata

pemimpin

memimpin.

itusendiri
Jadi

memimpin11,Kata

mempunyai makna

kepemimpinanadalah

kepemimpinan

terjemahan

orang
cara

dari

yang
untuk

leadership

muncul sekitar tahun 1300-an. Sedangkan kata leadership


muncul kemudian sekitar tahun 1700-an. Hingga pada tahun
1940-an, kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori
sifat. Teori ini terbatas hanya mencari sifat kepribadian, sosial,
fisik atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan
bukan pemimpin. Artinya, kepemimpinan itu dibawa sejak lahir
atau bakat bawaan12.
Jika kepemimpinanlebih memiliki arti luas, pemimpin merupakan
spesifikasi

dari

kepemimpinan

tersebut.

Dengan

demikian,

pemimpin bisa diartikan sebagai individu yang menduduki suatu


status tertentu di atas individu yang lain di dalam kelompok,
dapat dianggap seorang pimpinan atau pemimpin13.
B. Landasan Hukum Kepemimpinan

10Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara, 1984, hlm. 38.
11Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet. ke-4,1994, hlm. 967.

12Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta: RajaGrafindo


Persada,2003, hlm. 8.

13Ibid

14

Sebagaimana yang tertera dalam, QS. Al-Baqarah: 2


ayat 30 dan juga hadits shohih yang di nukil oleh K.H.Hasyim
Asyari14

















,

,



Artinya: Kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggung jawaban, seorang imam bertanggung jawab kepada
rakyat, dan istri bertanggung jawab atas rumah suaminya, dan
pembantu bertanggung jawab atas barang yang dijaganya.15
Dalam

pandangan

al

Marwadiorang

yang

berhak

menjadipemimpin harus memiliki tujuh syarat-syarat sebagai


berikut:16
1. Pemimpin harus bersifatadildengan segala persyaratan
yang telah ditentukan. Maksud adil adalah lawan dari kata
dzalim, sebagaimana yang tercantum dalam QS.An Nisa 4
ayat 58 yang artinya, Sesungguhnya Allah menyuruh
kamumenyampaikan amanat kepada yang berhak, dan
(menyuruhkamu) apabilamenetapkan hukum di antara
manusia supaya kamumenetapkan dengan adil.
2. Pemimpin harus mempunyai ilmu yang membuatnya bisa
berijtihad untuk membuat kebijakan hukum, untuk kejadian
yang sedang terjadi dan yang akan datang.

14Hadits ke 12 dari 40 hadits NU ini shohih.


15Imam Bukhori, Shohih Bukhori, ( Beirut:Dar Thuqun Najah,1422 h), juz 2,hlm 5.
16Imam Al Marwadi, Al Ahkamus Sulthaniyahwal Wilaayaatud Diiniyyah, Jakarta: GemaInsani
(terjemah) Abdul Hayyie al Khatami, 2000, hlm.18.

15

3. Seorang

pemimpin

tidak

cacatfisiknya

pendengaran, penglihatan,lidah, dan

artinya

sehat

lainnya sehingga

dapat menangkap dengan benarapa yang ditangkap oleh


inderanya itu.
4. Tidak

ada

kekurangan

dalam

anggota

tubuh

yangmenghalangi aktifitasnya.
5. Visipemikiranya baik sehingga ia bisa memciptakan
kebijakan bagirakyat untuk kemaslahatan mereka.
6. Berani membela hak rakyat dan memerangi musuh.
7. Pemimpin dari Quraisy. Karena adanya ijma ulama yang
ber istimbathdari kejadian Dhiraryang menurutnya
mengangkat pemimpin dari non Quraisy lebih baik, karena
mereka lebihsedikit keluarganya sehingga apabila ia
melenceng mudah diturunkan dari jabatanya.
3. Ibadah
a. Pengertian Ibadah
Menurut

bahasa,

kata ibadah berarti

patuh

(al-thaah), dan

tunduk (al-khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan


diri . Menurut al-Azhari, kata ibadah tidak dapat disebutkan
kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.17 Manusia adalah hamba
Allah, jiwa dan

raganya

hanya milik Allah, hidup matinya di

tangan Allah, rizki, miskin, kaya ditentukan Allah, dan diciptakan


hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:










Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. (Al-Zariyat 56)

17Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003),


Cet. Ke-2, hal17.

16

Menurut istilah syara pengertian ibadah dijelaskan oleh para


ulama sebagai berikut:18
1. Menurut ulama ahli ilmu kalam: Mengesakan Allah dan
mengagungkannya dengan sungguh-sungguh serta
menundukkan jiwa pada Nya.
2. Menurut Ulama ahli akhlaq: Mengerjakan segala bentuk
ketaatan badaniyyah, melaksanakan segala hukumnya.
3. Menurut Ulama ahli tasawwuf ada 3:
A. Mengharap pahala dan takut siksa Nya.
B. Ibadah itu mulia, dan dilakukan oleh orang yang mulia
jiwanya
C. Ibadah karena menganggap bahwa Allah itu berhak
disembah, tanpa berharap imbalan apapun.
b. Macam- macam Ibadah
Dari pegertian ibadah diatas juga dapat kita ambil kesimpulan
bahwa ibadah terbagi 2:
1. Ibadah Individu
Ibadah individu meliputi syahadat, sholat, puasa, haji
dalam bahasa lainsering disebut dengan Hablum Min Allah.
2. Ibadah sosial
Sedangkan ibadah social meliputi tolong menolong,
membantu

kaum

dluafa

dan

segala

sesuatu

yangberhubungan dengan sosial atau sering disebut dengan


Hablum Min Allah.Hal tersebut sesuai dengan salah satu
hadits kumpulan K.H.Hasyim Asyari:
, .
Artinya: Iman seseorang tidak bisa dianggap
sempurna jika tidak
mencintai saudaranya seperti dia
mencintai diri sendiri. Dalam hadits lain
disebutkan19
18Hasbi As-Ashiddiqi, Kuliah Ibadah,(Jakarta:Bulan Bintang,1985), cet 5
hal 1.
19Imam Bukhori, Shohih Bukhori, (Beirut: Dar Thuq An-Najah, 1422 H),
cet 1, hal 12

17

Ibadah juga bisa diartikan sebagai amalanyang baik,


individu maupun sosial seperti dalam hadits:



Artinya : bersegeralah berbuat kebajikan, karena akan
terjadi fitnah dimana akan terjadi fitnah seperti pergantian
siang dan malam, seseorang begitu mudahnya imannya
berganti, seperti halnya pergantian siang dan malam, karena
mereka menjual agama bertujuan untuk duniawi.

Hadits tersebut bermakna sama dengan hadits yang di


riwayatkan ImamMuslim dalam kitabnya20. Matan dalam
shohih muslim disebutkan sebagai berikut:













Artinya: Bersegeralah kalian untuk berbuat kebajikan,karena
akan terjadi fitnah seperti perpindahan malam yang gelap,
yaitu ketika pagi seseorang beriman, dan di waktu sorenya
mereka kafir, atau ketika sore mereka beriman akan tetapi
ketika pagi mereka kafir, mereka menjual agamanya dengan
dunia.

4. Akhlaq
Secara bahasa akhlaq adalah bentuk jamak dari akhlak
adalah

khuluq,

yang

memiliki

arti

perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak

tingkah

laku,

adalah

daya

20Imam Muslim,Shohih Muslim,(Libanon,Dar Ihya At-Turots Al-Aroby,tt) jilid 1


hal 110

18

kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah


dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.21
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita
dapat

merujuk kepada berbagai pendapat para pakar

di bidang ini. Ibn Miskawaih


selanjutnya

dikenal

terkemuka

dan

(w.

sebagai

terdahulu

mengatakan bahwa akhlak

421

H/1030

pakar

bidang

misalnya

M)

akhlak

secara

singkat

adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan

perbuatan

pemikiran

tanpa

yang

memerlukan

dan

pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazalidengan agak lebih
luas dari Ibn

Miskawaih, mengatakan akhlak adalah

sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah,


tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial
tampak saling

melengkapi,

dan

melihat lima ciri yang terdapat dalam

darinya

kita

dapat

perbuatan

akhlak, yaitu: Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan


yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga
telah menjadi

kepribadiaannya.

akhlak adalah perbuatan yang

Kedua,

perbuatan

dilakukan

dengan

mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat


melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam
keadaan tidak

sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.

21Azra, Azyunardi, dkk. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi Umum. (Jakarta: Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam,2002).hal 203204

19

Ketiga, akhlak adalah perbuatan yang

timbul dari dalam

diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau


tekanan dari luar. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
atas dasar kemauan,

pilihan

dan

bersangkutan. Keempat, Akhlak

keputusan

yang

adalah perbuatan yang

dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main

atau

sandiwara. Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat


perbuatan akhlak

(khususnya

akhlak

yang

adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas

baik)

semata-

mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau


karena ingin mendapatkan suatu pujian.22. Dalam definisi
diatas akhlaq terbagi dua:
A.

Akhlak Mahmudah / Kharimah


Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang
merupakantandakeimanan seseorang. Akhlak mahmudah
atau akhlak terpuji inidilahirkan dari sifat yang terpuji
pula.Sifat terpuji yang dimaksud adalah,antara lain: cinta
kepada

Allah,

cinta

kepada

rasul,

taat

beribadah,senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu,


taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas segala
nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan,
ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qanaah, khusyu
dalam beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan
diri, silaturrahim, menghormati orang lain, sopan santun,
suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah,
rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi
binatang, dan menjaga kelestarian alam.
B.

Akhlak Madzmumah

22Asmara, Drs.,M.A.. Pengantar studi akhlak. (Jakarta : Rajawali Pers,1992) hal 54

20

Akhlakmadzmumah adalah tingkah laku yang tercela


atau perbuatan jahat yang bisa merusak iman seseorang dan
menjatuhkan

martabat manusia.

Sifat yang termasuk akhlak madzmumah adalah


segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah,
antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur,
riya, dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros,
dendam,

khianat,

tamak,

fitnah,

qatiurrahim,

ujub,

mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari


lingkungan, dan merusak alam.

Allah berfirman dalam

surat At-Tin ayat 4-6.Artinya: Sesungguhnya Kami

telah

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.


Kemudian

Kami kembalikan mereka ke tempat yang

serendah-rendahnya (neraka). Kecuali yang beriman dan


beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada
putusnya.
Dalam hadits disebutkan:23














Artinya:Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir

maka

berkatalah

yang

barangsiapa yang beriman pada

baik

Allah

atau
dan

diam,
hari

hormatilah tetangga, dan barang siapa yang beriman

dan
akhir
pada

Allah dan hari akhir hormatilah tamu.

23Imam Muslim, Shohih Muslim.( Beirut: Daru Ihyaut Turots Al-Aroby,1392) juz
2 hal 18 cet 2

21

Hadits tersebut shohih karena diriwayatkan oleh


imam muslim

dalam kitabnya, dan layak jadi pedoman.

Diantara sifat mulia seorang mukmin

seperti

dalam

tersebut adalah menjaga lisan agar ucapanya tidak


orang

lain,

termasuk

menghormati

juga

tamu

menjamunya dengan baik,

dalam

akhlaq

dengan
begitu

hadits

menyakiti

mulia

adalah

menyambutnya
juga

hendaknya kita menghormatinya, dan

kepada

dan

tetangga

menolongnya

ketika

mereka sedang membutuhkan bantuan.


5. PERSATUAN
a. Pengertian Persatuan
Persatuanberasal dari kata satu yang berarti utuh
atau tidak

terpecah-belah.

Persatuan/kesatuan

mengandung arti bersatunya macam-

macam

corak

yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan


serasi.24
Untuk

persoalan

sebuah negara

agama,

teokrasi,

negara

melainkan

negara mewajibkan warganya

Indonesia

secara

bukanlah

konstitusional

untukmemeluk

satu

dari

agama-agama yang diakui eksistensinya sebagaimana


tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945:
Negara

memberi kebebasan kepada penduduk untuk

memilih salah satu

agama yang telah ada di Indonesia, yaitu

agama Islam, Kristen Protestan,

Kristen Katolik, Hindu, Budha

dan Konghuchu. Kenyataan ini dengan

sendirinya

negara untuk terlibat dalam menata kehidupan

memaksa
beragama.

24http://wikipedia.or.id. Diakses pada tanggal 22/09/2016/ pukul


10:05

22

Ketentuan dalam pasal 29 UUD 1945 sangat penting


artinya bagi

agama-agama dan para pemeluknya karena

telah memberi jaminan dan


mengisi

dan

sarana keterlibatan umat di dalam

memperkaya

kehidupan

berbangsa.Tiappemelukagama mendapatkan kesempatan


untuk

menjalankan agama dan menciptakan kehidupan

beragama sesuai dengan

agama

masing-masing.

Pengembangan agama dan kehidupan

beragama tidak boleh

menjurus ke arah tumbuhnya pemikiran dan

pemahaman

agama yang sempit karena hal ini akan menimbulkan konflik


antar agama.
Konflik dan kekerasan sosial yang sering terjadi
cenderung menjadi ancaman yang serius terhadap bangsa
Indonesia. Kemajemukan bangsa

Indonesia

harus

dipandang sebagai salah satu alat untuk memperkokoh


persatuan

dan

kesatuan

bangsa

dengan

selalu

mengembangkan sikap toleran, saling menghargai dan


mengasihi satudengan lainnya, hal ini sesuai dengan
hadits:





















.


Artinya: Orang-orang yang punya sifat belas kasih,
Allah akan membalasnya,

kasihilah

makhluk yang ada di langit

akan merahmati orang tersebut.25

Kehidupan

makhluk

dalam

jugamerupakansumber kekayaan

bumi

maka

lingkunganmajemuk
budaya

bangsa.

Setiap

25Kualitas hadits tersebut hasan menurut imam turmudzi, Imam Turmudzi,


Sunan Turmudzi( Beirut: Darul Ghorbil Islamy,1998) juz 3 hal 388

23

perwujudan mengandung ciri-ciri

tertentu

yang

membedakannya dari perwujudan yang lain.Tidakmungkin pula


apabila semua perwujudan itu sama karenamenunjukkan
tidak akan ada

perkembangan

atau

kemajuan

pada

suatu

bangsa.
Dalam

kehidupan

berbagai perbedaan

masyarakat

Indonesia,

untuk

realita

memajukan

menuju

masyarakat adil dan

majemuk,

yang ada seperti dalam suku, agama, ras

atau antar golongan, merupakan


didayagunakan

yang

cita-cita

yang

negara
yang

harus

dan

bangsa

diinginkan

yaitu

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Kerukunan hidup umat beragama merupakan salah


satu sarana yang penting

dalam

nasional, sekaligus merupakan

menjamin

integrasi

kebutuhan

dalam

rangka menciptakan stabilitas yang diperlukan bagi proses


pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai.
Kerjasama yang rukun dapat terjadi apabila diantara para
pemeluk agama merasa saling

membutuhkan,

saling

menghargai perbedaan, saling tolong menolong, saling


membantu

dan

menyatukan

pendapat

dan

bersikap

toleran.
Prinsip mengenai toleransi antar umat beragama
yaitu: (1) tidak

boleh ada paksaan dalam beragama baik

paksaan itu berupa halus

maupun

dilakukan

kasar(2) manusia berhak untuk memilih dan

secara

memeluk

agama yang diyakininya dan beribadat menurut keyakinan


itu(3) tidak

akan

berguna

mengikuti suatukeyakinan

24

memaksa

seseorang

agar

tertentu dan (4) Tuhan Yang

Maha Esa tidak melaranghidup bermasyarakat dengan


yang tidak sepaham atau tidakseagama,dengan harapan
menghindari

sikap

saling

bermusuhan

danberburuk

sangka.26 Dengan berburuk sangka akan timbul rasa


tidakpercaya

yang

pada

permusuhan,

oleh

karena

kitauntukberburuk

sangka

ujungnya
itulah
seperti

menimbulkan

Nabi

melarang

disebutkan

dalam

hadits27:

,





Artinya: Hindarilah prasangka, karena prasangka itu
obrolan yang paling dusta
Bentuk toleransi yang harus ditegakkan yaitu: (1)
toleransi agama dan (2) toleransi sosial. Toleransi agama
adalah toleransi yang menyangkut keyakinan

yang

berhubungan dengan akidah yaitu sikap lapang dada untuk


memberi

kesempatan

beribadah menurut

pemeluk

agama

beragam

kemasyarakatan.
karena

Islam

ketentuan agama yang diyakininya.

Sedangkan, toleransi sosial berorientasi


toleransi

selain

Dalam

perbedaan

terhadap
masyarakat

agama

yang

dianjurkanuntuk

menegakkan kedamaian dan melakukan kerjasama dengan


orang-orang yang berlainan agama dalam

batas yang

telah ditentukan serta menghindari sifat saling curiga,

26Ali, Mohammad Daud.Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan


Politik, (Jakarta: CV Wirabuana,1986) hal 82
27 Imam Bukhori. Adabul Mufrod ( Beirut: Darul kutub ilmiyyah cet 3,
2014).hal 105

25

karena hal itu

akan

merusak

kerukunan

masyarakat

diantara para pemeluk agama.


Seluruh

warga

bertanggung jawab

negara

Indonesia

bertugas

dan

memajukan bangsa. Pembangunan

tidak akan tercapai secara optimal apabila tidak ada rasa


kebersamaan diantara elemen bangsa, termasuk di
dalamnya

adalah

umat

beragama.

kerjasama antara tokoh


sangat

penting.

agama

Negara

berperan

Oleh

karena

dan

itu,

pemerintah

sebagai

penata

kehidupan nasional yang harmonis di atas pluralitas


agama-agama yang ada, sementara tokoh agama berperan
sebagai penyiar ajaran yang bijak dan sinergis sehingga
misi agama sebagai pencipta perdamaian dapat terasa
bagi

kehidupan

bernegara

khususnya

memperkokoh persatuan dan

dalam

hal

kesatuan bangsa. Citra

positif agama melalui perilaku umat beragama yang


toleran dan bijak akanmenentukan citra positif negara28
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu kondisi
dan cara

terbaik untuk mencapai tujuan bersama. Suatu

masyarakat yang didorong


kebutuhannya

perlu

oleh

bekerja

keharusan
sama

atau

memenuhi
bersatu.

Masyarakat juga perlu bersatu agar dapat menghimpun


kekuatan untuk

mencapai suatu tujuan yang hanya bisa

terlaksana

dilakukan

jika

berjamaah.

Disamping

itu,

pencapaian suatu tujuan masyarakat dapat efektif bila


dilakukan dalam satu tatanan atau suatu tata hubungan
dalam masyarakat yang berada dalam satu kesatuan.
28Bakir Ihsan. Menebar Toleransi Menyemai Harmoni 2009 (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya), hal12

26

Persatuan

dan

diwujudkan dalam

Kesatuan

Bangsa

Indonesia

semboyan Bhinneka Tunggal Ika

yang mengandung arti berbeda-beda tetapi

tetap

satu

jua. Semboyan tersebut menggambarkan gagasan dasar


yaitu menghubungkan daerahdan suku bangsa di seluruh
Nusantara menjadi satu

kesatuan Indonesia Raya.

Untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa


Indonesia maka diperlukan kesadaran individu dan kolektif
sebagai wujud kesetiaan kepada negara. Kesadaran perbedaan
ini kemudian diteruskan melalui dialog dan interaksi sosial untuk
dapat saling memberi dan saling menerima dalam kesetaraan.
Melalui

kesadaran

individual

juga

mencoba

mencari

dan

merumuskan kesepakatansosial tanpa harus kehilangan jati diri


dan karakteristik masing-masing. Inilah wujud dari sikap toleransi
yang saling menghormati dan menghargai dalam perbedaan.
Sedangkan, kesadaran kolektif memandang konflik sosial
merupakan hasil dari perbedaan kepentingan sosial, ekonomi
dan politik yang berdampak adanya pelanggaran terhadap hakhak sekelompok orang oleh kelompok orang yang lainnya. Untuk
itu langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi konflik sosial,
ekonomi dan politik bahkan dapat merembet ke persoalan konflik
SARA adalah dengan membangun solidaritas sosial, kepedulian
sosial dan interkasi sosial secara intensif29
Dengan

adanya

toleransi

maka

akan

dapat

melestarikan

persatuan dan kesatuanbangsa, mendukungpembangunan, serta


menghilangkan kesenjangan. Hubungan antar umat beragama
29Lely Nisvilyah, TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DALAMMEMPERKOKOH
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA; STUDI KASUS UMAT ISLAM DAN
KRISTEN DUSUN SEGARAN KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO,di
unggah dari ejurnal.unesa.ac.id pada tanggal 27 september 2016, hal 3-4

27

didasarkan pada prinsip persaudaraan yang baik, bekerjasama


untuk

menghadapi

musuh

dan

membela

golongan

yang

menderita.
Prinsip mengenai toleransi antar umat beragama yaitu:
1.Tidak boleh memaksakan orang lain dalam beragama baik
paksaan itu berupa halus maupun dilakukan secara kasar.2.
Manusia berhak memilih dan memeluk agama yang diyakininya
dan beribadat menurut keyakinan masing- masing. 3.Tidak akan
berguna memaksa seseorang agar mengikuti suatu keyakinan
tertentu.

4.Tuhan

Yang

Maha

Esa

tidak

melarang

hidup

bermasyarakat dengan yang tidak sefaham atau tidak seagama,


agar terhindar dari sikap saling bermusuhan.30
Bentuk toleransi yang harus ditegakkan yaitu toleransi agama
dantoleransi

sosial.Toleransi

agama

adalah

toleransi

yang

menyangkut keyakinan yang berhubungan dengan akidah yaitu


sikap memberi kesempatan pemeluk agama lain untuk beribadah
menurut
toleransi

ketentuan

agama

sosial

yang

berorientasi

diyakininya.

Sedangkan

terhadap

toleransi

kemasyarakatan.Konsep NKRI dan Pancasila adalah sebagian


hasil ijtihad para ulama NU yang dikoordinir oleh KH Hasyim
dalam wadah organisasi pada masa pembentukan negara
Indonesia. Kewajiban umat islam, juga lainnya adalah menjaga
dan

melestarikan

kesepakatan

para

pendiri

bangsa

tersebut.Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan sekarang


terjadi

dalam

proses

yang

berlangsung

panjang,

karena

persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang


tumbuh dari unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri,
yang ditempa dalam jangka waktu yang sangat lama.Unsur-unsur
30Ali, Mohammad Daud. 1986. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial
dan Politik. (Jakarta: CV Wirabuana) hal 82.

28

sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa
gotong royong. Kedua unsur itu merupakan sifat pokok bangsa
Indonesia

yang

dituntun

oleh

asas

kemanusiaan

dan

kebudayaan. Unsur kebudayaan dari luar yang masuk secara


otomatis terseleksi bangsa Indonesia. Kemudian dalam setiap
pengambilan

keputusan

yang

menyangkut

kesejahteraandi

musyawarahkan bersama agar persatuan bangsa Indonesia


terwujud.
b.Pentingnya Toleransi
Untuk menegakkan kedamaian dan melakukan kerjasama
dengan

orang-orangyang

berlainan

agama

dalam batas-

batas yang telah ditentukan.Seluruh warga negara Indonesia


bertugas

dan

bertanggung

jawabsama

untuk

memajukan

bangsa.Pembangunan tidak akan tercapaisecaramaksimaljikalau


tidak

ada

kesadaran

yang

sama

antar

elemenbangsa.

Olehkarenanya kerjasama antara pemuka agama dan pihak


pemerintah menjadi sangat penting.
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu kondisi
dan

caraterbaik

masyarakat

yang

untuk

mencapai

didorong

oleh

tujuan

bersama.

keharusan

Suatu

memenuhi

kebutuhannya perlu bekerja sama. Masyarakat juga perlu bersatu


agar dapat menghimpun kekuatan untuk mencapai tujuan yang
dilakukan bersama.

Disamping itu, pencapaian suatu tujuan

masyarakat dapat efektifbila dilakukan dalam satu tatanan atau


suatu tatahubungan dalam masyarakat yang berada dalam satu
kesatuan.
6. DAKWAH

29

Dakwah

adalah

suatu

pengertian

berdasarkan

AlQur'an dan Al- Hadist. Adapun firman Allah yang mengandung


pengertian dakwah dalam

islam adalah Al-Baqoroh 119-120

( 119 )
,
(120)

Artinya:
Sungguh aku(Allah) mengutusmu dengan kebenaran
supaya
memberitahu kabar gembira dan sedih, dan kamu
tidak dimintai
pertanggung jawaban tentang orang- orang
penduduk neraka.(119) dan orang-orang yahudi dan nasrani
tidak akan senang denganmu sampai kau
ikut
agama
mereka, katakan hai Muhammad sungguh petunjuk Allah itu
adalah benar, dan jika kamu mengikuti nafsu mu setelah
kamu tahu kebenaran maka tidak aka nada bagimu pelindung
dan penolong dari
Allah(120)
Dari ayat diatas arti dakwah adalah salah satu tugas
Rosululloh SAW sebagai pemberi kabar baik dan buruk, hal ini
sesuai dengan makna
1-

hadits

: : ,

Artinya: Agama itu nasehat kemudian kami bertanya :


untuk siapa wahai
rosul: nabi menjawab: untuk Allah dan
rosul dan seluruh umat muslim.31
Secara etimologis, kata dakwah berasal dari bahasa Arab
yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan.
Sedangkan dalam ilmu tata

bahasa Arab, kata dakwah

adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari

kata

31 Derajat Hadits: Shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab


Shahihnya, hadits no. 55 dan no. 95.NamunImam Muslim dalam periwayatan
matannya tidak ada kata Imam Muslim:,Ibn Hajar Al-Asqolany,Bulughul
Marom, (Libanon:Darul Falaq 1424 H) juz 1 hal 459

30

kerja : , ,

artinya : menyeru, memanggil,

mengajak.
Sedangkan ditinjau dari segi terminologi, banyak
sekali perbedaan pendapat tentang definisi dakwah di kalangan
para ahli, antara lain:
1. Menurut A. Hasmy dalam bukunya Dustur Dakwah
Menurut

Al-Quran,

mendefinisikan

dakwah

yaitu:

mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan


akidah dan syariat Islam yang terlebih dahulu telah
diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.32
2. Menurut Syekh Ali Mahfud. Dakwah Islam adalah
memotivasi manusia agar melakukan kebaikan menurut
petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka berbuat kemungkaran, agar mereka
mendapat kebahagian dunia dan akhirat.33
3. Menurut Amrullah Ahmad. Dakwah islami merupakan

aktualisasi imani (Teologis) yang dikembangkan dalam


suatu sistem kegiatanmanusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan

yang

dilaksanakan

secara

teratur

untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap,


dan bertindak.34
A. Kewajiban Dalam Berdakwah
32 A.Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran (Jakarta: Bulan
Bintang,1984) hal 28 cet 2
33 Ali Mahfudz, Hidayatul Mursyidin ( Cairo: Darul Kutub Al-Arobiyyah,tt
) hal 17
34 Amrulloh Ahmad, Dakwah dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLPM,
1983) hal 2

31

Dakwah

merupakan

kewajiban

setiap

muslim,

yangIslam ibaratkan sebagai darah dalam tubuh manusia. Ia


menyebabkan

umat

hidup

dan

terus

tumbuh

dan

berkembang. Dakwah mampu menggerakkan umat untuk


tetap terikat dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Namun
sebaliknya, disaat umat meninggalkan dakwah, umat tidak
akan

lagi

terwarnai

oleh

Islam.Secara syari, kewajiban


perintah
kewajibannya

dan qorinah yang


bernilai

amat

fikrah
dakwah

dan

kepribadian

memiliki

menunjukkan
tinggi

dan

banyak
betapa

menentukan,

diantaranya firman Allah SWT sebagai berikut :











Artinya:Serulah manusia ke jalan Rabb-mu (Allah) dengan
jalan hikmah (hujjah yang benar dan kuat) dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan baik(QS. An-Nahl:
125).
Dari ayat tersebut, kita bisa memahami betapa tegas
perintah Allah dalam dakwah, karena kewajiban tersebut
ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan, sendiri-sendiri
maupun berjamaah.
B. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara menyampaikan pesan
kepada objek dakwah, baik itu kepada individu, kelompok
maupun masyarakat agar pesan-pesan tersebut mudah
diterima, diyakini dan diamalkan. Sebagaimana yang telah

32

tertulis

dalam

al-Quran

dalam surat an-Nahl

ayat

125

diatas.Sumber dakwah bisa dari anggota tubuh (tangan),


mulut (lidah), dan bila tidak mampu maka dengan hati. Dari
sumber

metode

itu

tubuh

metode

metode

yang

merupakan operasionalisasinya dengan lisan, tulisan, seni


dan bil-hal.35
Dakwah

dengan

lisan

berupa

ceramah,

seminar,

simposium, diskusi, khutbah, saresehan, brainstorming dan


lain-lain. Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah,
spanduk, surat kabar, pamplet, lukisan-lukisan dan lain-lain.
Dakwah bil-hal berupa prilaku yang sopan sesuai
dengan

ajaran

al-islam,seperti

memelihara

lingkungan,

mencari nafkah halal dengan tekun,bekerja keras, menolong


sesama manusia, ada juga dakwah dengan kesenian seperti
seni lukis,senitari,seni suara atau musik.

C. Dakwah K.H.Hasyim Asyari


1. Dengan Ilmu

Dengan
Hasyim Asyari

keilmuan

yang

dikuasai

K.H.Muhammad

yang bersumber dari para ulama besar baik

dari tanah jawa maupun tanah

Makkah

Tengahbeliau banyak menulis kitab yang menjadi

dan

Timur
rujukan

bagi umat Islam terutama orang Indonesia. Seperti yang telah


dikumpulkan oleh cucu beliau Ishomudin Hadziq dan diberi
judul Irsyadus Sari Fi Jami Mushonnafat Muhammad
Hasyim

Asyari (kumpulan kitab karya K.H.Hasyim Asyari).

Ini menunjukkan kapasitas beliau sebagai ulama besar. bahkan


35H. Munzier Suparta, Metode Dakwah.(Bandung:CV.Pustaka Islamiyah 2008)
hlm.143

33

disebutkan di dalam kitab

alamul makkiyyin beliau adalah

gurunya ulama Indonesia.


Kecintaannya terhadap ilmu, beliau tuangkan dalam
tulisannya yang

berjudul Adabul Alim Wal Mutaallim,

sebagai rambu-rambu tentang adab

seorang guru dan

murid dalam menuntut ilmu sehingga ilmu yang mereka


pelajari menjadi ilmu yang bermanfaat dan membawa
barokah. Dalam

memperkokoh

eksistensi

Beliau mendirikan sekolah atau

pondok

pendidikan,
di

tebuireng.

Banyak santri yang datang kepadanya untuk menuntut


ilmu dan kemudian mendirikan pesantren dengan visi dan
misi yang sama

yaitu berpegang teguh kepada Al- quran

dan hadits sesuai dengan apa yang

di

gariskan

ulama terdahulu serta meninggalkan segala macam bidah


yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang dikemudian
hari beliau Mendirikan Organisasi

Nahdlatul

Ulama

(NU),hal ini sesuai dengan hadits:


,
, , ,
, , ,
.
Artinya: Saya berwasiat kepada kalian untuk bertakwa
kepada Allah dengan mendengar dan mematuhi aturan
Nya. Ketika terjadi perselisihan, kalian harus berpegang
teguh

kepada

sunnahku(hadits),dan

pendapat

para

sahabat, waspadalah dengan perkara yang baru datang,

34

karena sesuatu yang baru itu bisa menyesatkan (HR.Abu


Daud dan Turmudzi).36
Seruan jihad tersebut sesuai dengan dasar hadits yang di
ambil oleh KH.Hasyim Asyari yang termasuk diantara 40
hadits:
)
(
Artinya : Jangan bersedih ketika dipimpin oleh orang
yang ahli, menangislah ketika dipimpin oleh orang yang
bukan ahli.(HR.Thobroni)37
Dalam hal ini K.H.Hasyim Asyari mengkhawatirkan
kondisi

umat

muslimkhususnya,

karena

keagamaan dibatasi oleh penjajah. Oleh karena

praktek
itu

beliau mengeluarkan Seruan jihad.Dalam menghadapi


ancaman

sekutu

KH.

Hasyim

Asyari

memberikan

fatwa Jihad Fi Sabillillah untuk bersatu melawan melawan


penjajah berdasarkan hadits:
38


Artinya: Sungguh Allah tidak akan mengumpulkan
umatku

dalam

kesesatan,

kuasa

Allah

diatas

kuasa

36 Sohih menurut Albani, Lihat Ibn Majah,Sunan Ibn Majah,tahqiq


Albani(Beirut: Dar Ihyaul Kutub Al-Arobiyyah,tt) jilid 1 hlm 15
37 Kualitas hadits tersebut menurut Imam Ahmad bin Hambal dloif,
lihat Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad, (Beirut: ArRisalah,2001), jilid 38, hlm 558
38Hadits tersebut dloif , lihat Al-Hindi, Kanzul Ummal , tahqiq Bakri
Hayani (Beirut: Ar-Risalah, 1981),jilid 14 hlm 48

35

golongan, barangsiapa yang menyendiri, maka dia akan


terasing di neraka
Dengan adanya Resolusi Jihad

2 oktober 1945dan

kehadiran beliaudi medanperang membuat para ulama


bangkit

untuk

pemuda

dan

bergabung
santri

dengan

yang

sabilillah,

tergabung

dalam

bersama
pemuda

Islam.39Indonesia.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hadits yangterdapat dalam kitab Arbaina Haditsan Tataallaqu bi
Mabadii NahdlatulUlama setelah dilakukan penelitian terkait
sanad dan matan,dapat diperincisebagai berikut:
a. Hadits shahih baik sanad maupun matan berjumlah 31 hadits.
b. Hadits yang matan-nya shahih tapi sanad-nya dhaif, namun
ke-dhaifannyabisa terangkat menjadi hadits hasan li ghairihi
karenabanyaknya syawahid (sanad pendukung) berjumlah 4
hadits.
c. Hadits yang matan-nya shahih tapi sanad-nya dhaif dan tidak
bisaterangkat menjadi hasan li ghairihi berjumlah 3 hadits.
d. Hadits dhaif karena sanad-nya terputus (munqathi), yaitu
haditsnomor 32 yang berstatus mauquf dan nomor 33 yang
berstatusmaqthu.
Tingkatan Hadits ada 3:
1.Shohih.2. Hasan.3. Dloif
39 Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara,
1984), hlm 38.

36

Sebagai landasan hukum yang bisa jadi hujjah dalam


beramal itu hanya Shohih dan Hasan, sedangkan hadits dloif
hanya bisa dipakai di Fadloil Amal (amalan sunnah )
Hadits-hadits
HaditsanTataallaqu

yang
bi

terdapat

Mabadii

dalam

Nahdlat

kitab

Arbaina

al-Ulama

dapat

diklasifikasikan menjadibeberapa tema besar sebagai berikut:


1. Dakwah/amar maruf nahi munkar, 2. Kepemimpinan, 3.
Ibadah,

4.

Keharusan

mengikuti

Rasulullah

SAW

dan

KhulafaurRasyidinjuga menjauhi bidah


5. Akhlaq.6.Persatuan dan kesatuan bangsa.
Pemilihan hadits-hadits yang sesuai dengan temayang
sesuai pada masa itu dengan berbagai tingkatan dan derajat
sanad

serta

matan

terdapat

dalam

kitab

Arbaina

HaditsanTataallaqu bi Mabadii Nahdlat al-Ulama terkait erat


dengan kondisi keberagamaan pada saat itu dengan maraknya
kaum yang mengklaim dirinya sebagai pembaharu, juga sebagai
pengobar semangat anti penjajahan.
DAFTAR PUSTAKA

-Alauddin Ali bin Hisamuddin bin Qodli Khon Al-Qodiry AsSyadzily,Kanzul Ummal fi sunanil aqwal wal afal ,Beirut: ArRisalah,1981
-Azra, Azyunardi, dkk. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktur Perguruan Tinggi
Agama Islam,2002.
- A.Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran, Jakarta: Bulan
Bintang,1984

37

- Ali Mahfudz, Hidayatul Mursyidin, Cairo: Darul Kutub AlArobiyyah,tt


-Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai Kontruksi Sosial Berbasis
Agama,Yogyakarta: LKIS, 2007
-Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, 2003.
-Ali, Mohammad Daud. Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial
dan Politik, Jakarta: CV Wirabuana,1986
-

Al

Marwadi,

Al

Ahkamus

Sulthaniyahwal

Wilaayaatud

Diiniyyah,Jakarta: GemaInsani Press,terjemahAbdul Hayyie


al Khatami, 2000.
-Amrulloh Ahmad, Dakwah dan Perubahan Sosial, Yogyakarta:
PLPM, 1983
-As-Shonany, Subulus Salam, Kairo: Darul Hadits,tt.
- Asmara, Pengantar studi akhlak. Jakarta : Rajawali Pers,1992.
-Bukhori, Shohih Bukhori, Beirut: Dar Thuq An-Najah, 1422 H.
-Depdikbud,

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia,Jakarta:

Balai

Pustaka,1994.
-ejurnal.unesa.ac.id
-Hasbi As-Ashiddiqi, Kuliah Ibadah,Jakarta:Bulan Bintang,1985.
-

Imam

Turmudzi,

Sunan

Turmudzi,

Beirut:

Darul

Ghorbil

Islamy,1998
- Ibn Majah,Sunan Ibn Majah,Beirut: Dar Ihyaul Kutub AlArobiyyah,tt.

38

-Imam Muslim, Shohih Muslim, Beirut: Daru Ihyaut Turots AlAroby, 1392 H.
- Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hambal, Beirut:
Ar-Risalah 2001
-Mahmud At-Thohan,Taisir Musthalahil Hadits, Libanon: Darul
Fikr,tt.
-Muslim,25 Kisah Teladan Nabi dan Rasul, Surabaya: Citra Pelajar,
2001.
-Ngalim Purwanto dkk, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara,
1984.
-Suparta, Munzier. Metode Dakwah, Bandung: CV: Pustaka
Islamiyah, 2008.
-Suparta,Munzier.Teknik

Dakwah

dan

leadership,Bandung:CV.Diponegoro, 1986.
- Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta:
RajaGrafindo Persada,2003.
-www.nu.or.id.
-www.wikipedia.or.id
-Yahya, Toha, Oman.

Islam

dan

Dakwah,Jakarta:

Al-Mawardi

Prima, 2004.
-Yatim, badri. Ilmu dakwah,Jakarta: Al-Mawardi Prima, 1992.
-Zakaria Al-Anshori, Ghoyatul Wushul, Libanon:Darul Fikr,2002.

39

40

Anda mungkin juga menyukai