PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.3 Pengaruh Sosial Masyarakat Terhadap Peringatan Haul KH. Zaini Abdul Ghani
PENUTUP
Simpulan
I. PENDAHULUAN
Pada adat masyarakat Banjar, kematian tidak hanya sekedar persoalan keluarnya ruh dari
raga,tetapi juga merupakan peristiwa sakral yang menjadi pintu masuk manusia ke alam
selanjutnya. Masyarakat Banjar memaknai kematian sebagai peristiwa yang memerlukan
bekal untuk menopang kehidupan barunya, oleh karena itu masyarakat Banjar memiliki
keyakinan yang mereka percayai akan memberikan manfaat dalam kehidupan di alam
kematian. Kepercayaan itu seperti jika seseorang membaca tahlil sebanyak 70.000 (tujuh
laksa) kali, mereka yakin akan selamat dari api neraka. Selain itu, mereka juga
memperbanyak amal jariyah serta mengikuti kajian tasawwuf. Upaya-upaya yang
dilakukan itu seringkali disebut sebagai sangu tuha (bekal tua).
Setelah kematian, masyarakat Banjar melaksanakan ritual yang sifatnya rutin seperti ritual
tahlil dan haul (mahaul) untuk memperingati upacara kematian. Upacara kematian ini juga
dilaksanakan melalui beberapa tahap, seperti manigahari, (upacara kematian di hari ketiga)
manyalawi, (upacara kematian hari ke dua puluh lima) manyaratus (upacara kematian hari
ke seratus) dan lain-lain. Ritual Mahaul atau Bahaul (haulan) adalah kegiatan yang
dilaksanakan sesudah setahun dan setiap tahun (kematian), dengan acara pembacaan tahlil
dan doa haul yang diakhiri dengan makan bersama, sebagai selamatan kematian.
(http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/harta-tunggu-
haul-di-masyarakat-banjar)
K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani, atau lebih terkenal dengan guru Sekumpul
merupakan salah satu tuan guru dari keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Banyak orang mengikuti ajaran dan menjadi murid beliau, karena kehidupan dan ilmu
pengetahuan yang luar biasa terutama dalam hal agama islam. Beliau dikenal orang yang
ramah lucu dan penyabar, sehingga siapapun yang ikut pengajian beliau akan
merasakannya. Meninggalnya KH. Zaini Abdul Ghani pada tahun 2005 membuat lautan
air mata di Kalimantan Selatan khusunya. Haul beliau dilaksanakan setiap tahun di
Martapura. Setiap tahun jamaah haul semakin banyak. Para jamaah tidak hanya berasal
dari Kalimantan Selatan melainkan daerah lain seperti Hadramaut, Malaysia, dan
Singapura. Karena haul inilah banyak terciptanya rest area atau warung gratis dengan
bermacam-macam makanan, minumam, penginapan gratis, tambal ban gratis dan fasilitas
lainnya. Masyarakat sangat antusias dalam menyambut atau melaksanakan Haul Guru
sekumpul, pikiran, tenaga, harta, dan lain sebagainya dipersiapkan untuk terlaksananya
kegiatan haul tertesebut.
Hal itu menunjukkan bahwa setiap tahun haul KH. Zaini Abdul Ghani mempunyai
pengaruh besar terhadap masyarakat diantaranya adalah rasa semangat yang tinggi untuk
meningkatkan ibadah sekaligus meningkatnya rasa solidaritas yang tinggi terhadap
sesama, salah satunya adalah dengan cara bersedekah melalui berbagi, baik itu tenaga,
harta maupun pikiran, tanpa membedakan satu sama lain.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang besarnya pengaruh Haul
KH. Zaini Abdul Ghani (Guru sekumpul) terhadap kehidupan sosial masyarakat
khususnya di Kalimantan Selatan.
1. Untuk Mengatahui Bagaimana Biografi KH. Haul K.H Muhammad Zaini Abdul
Ghani
2. Untuk Mengatahui Bagaimana Haul K.H Muhammad Zaini Abdul Ghani yang
sering dilaksanakan.
3. Sejauh Mana Pengaruh Sosial Masyarakat Terhadap Haul K.H Muhammad Zaini
Abdul Ghani.
II. PEMBAHASAN
2.1 Biografi K.H Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul
Abah Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 25 Muharram 1361 Hijriyah
atau bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1942 di desa Dalam Pagar (sekarang masuk ke
dalam kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar) dari pasangan suami-istri al-Arif
billah Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf dengan Hj. Masliah binti H. Mulya, merupakan
anak pertama dari dua bersaudara, adik beliau bernama H. Rahmah. Ketika masih kanak-
kanak, beliau dipanggil Qusyairi. Beliau keturunan ke 8 dari Syekh Arsyad Al-Banjari.
Beliau ini satu-satunya ulama karisamtik dari dalam negara sampai mancanegara beliau
dihormati dikarenakan keulamaannya. Beliau satu-satunya ulama yang mendapat izin
mengizasahkan tarekat sammaniyah. Karya beliau seperti Risalah Mubarakah,
ManaqibSaman al-Madani dan Risalah Nuranniyah. Sifat yang dimiliki beliau kasih
sayang terhadap sesama, lemah lembut, menghormati orang tua dan sabar
Beliau adalah Orang yang layak untuk kita kenal apalagi bagi masyarakat banjar
sendiri,beberapa alasannya adalah sbb;
Pertama, dari sisi ketokohan,KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah ulama
Banjar yang sangat dikenal di Nusantara,bahkan dunia setelah Syekh Muhammad Arsyad
Al-Banjari.Itu terlihat dari tamu-tamu yang datang bukan hanya dari Indonesia
(Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan lainnya),tetapi juga dari beberapa negara Islam seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, Makkah, Mesir, Hadramaut, Maroko dan lainnya.
Keenam, KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani juga dikenal sebagai seorang tokoh
yang konsen memperhatikan dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Itu terbukti
di masa hidup beliau, KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani juga sempat mendirikan
lembaga pendidikan Islam Darul Ma’rifah yang terletak di sebelah timur komplek
Sekumpul. Menurut informasi salah seorang guru yang mengajar di Darul Ma’rifah,“ide
pendirian lembaga pendidikan Islam Darul Ma’rifah ini murni dari KH.Muhammad Zaini
Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, termasuk kurikulum yang diajarkan. Bukti yang lain,
untuk lebih menegaskan bahwa KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani adalah seorang tokoh
besar yang sangat dihormati dan dicintai. Masyarakat umum menganggapnya sebagai wali
Allah yang mulia dan agung. Oleh karena itu,makam beliau yang ada di Sekumpul
(Martapura)selalu ramai dikunjungi orang setiap hari dengan berbagai niat, ada yang
sekedar ziarah,membayar nazar,zikrul maut, mengenang jasanya, silaturrahmi ruhaniah,
rekreasi spiritual, melakukan introspeksi,tafakkur atau memanjatkan do’a, membaca Al-
Qur’an, zikrullah, bertahlil, bersalawat maupun berkhalwat. Bagi sebagian
ulama,KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani dipandang sebagai ulama besar yang telah
mewariskan sejumlah karya tulis yang dapat dipergunakan untuk membina kehidupan
keagamaan masyarakat setiap saat.
KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani meninggal dunia pada hari Rabu(pagi Rabu)
tanggal 10 Agustus 2005 M, bertepatan dengan tanggal 5 Rajab 1426 H. Di hari wafatnya,
ratusan ribu pelayat datang dan larut dalam kesedihan yang mendalam, bahkan mantan
Wakil Presiden RI, H. Hamzah Haz turut hadir saat pemakaman.
Peringatan hari wafat atau haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru
Sekumpul menjadi fenomenal. Musababnya, peringatan haul ulama besar asal Martapura,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang wafat pada 10 Agustus 2005 atau setiap
tanggal 5 Rajab pada usia 63 tahun tersebut, dihadiri banyak orang, bahkan diyakini jutaan
orang.
Dalam kegiatan ini, tidak hanya dihadiri jamaah dari Pulau Kalimantan. Namun
juga dari penjuru Nusantara, bahkan mancanegara. Oleh karena itu, dipersiapkan sampai
empat bulan, karena jamaah yang hadir terus meningkat setiap tahunnya.
Haul Guru Sekumpul bukan saja suatu kegiatan yang berhasil mengumpulkan
jutaan mata manusia untuk hadir, namun juga ajang silaturahmi yang sangat mulia. Tak
cuma dari dalam negeri, haul akbar kali ini rupanya ikut menyedot perhatian sejumlah
jemaah mancanegara.
Pada Haul Ke-13 Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhadir bersama Panglima TNI
dan Kapolri, serta sejumlah menteri. mengawali kunjungan kerjanya ke Provinsi
Kalimantan Selatan dengan menghadiri acara Haul ke-13 ulama kharismatik Muhammad
Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau yang juga dikenal dengan sebutan Guru Sekumpul.
Acara tersebut berlangsung di Mushalla Ar-Raudhah, Kelurahan Sekumpul, Kecamatan
Martapura, Kabupaten Banjar. (https://republika.co.id/berita/p65ss6428/siapa-guru-
sekumpul-hingga-haulnya-didatangi-jokowi)
Yang mengesankan, acara haul ini murni tidak boleh ditunggangi kepentingan politik.
Sebagai contoh, petinggi negara pun tidak diperkenankan untuk menyampaikan sambutan.
Acara hanya diisi pembacaan dzikir, maulid Habsyi dan doa, di mana kedua putra
almarhum KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang memimpin, didampingi para
ulama dan habib. Setelah itu semuanya kembali ke tempat asalnya masing-masing.
Peringatan Haul Akbar ke-14 Muhammad Zaini bin Abdul Ghani pada, Minggu (10/3)
malam berlangsung secara khitmat, jama’ah pun larut dalam lantunan sya’ir-syair Maulid
Habsi yang dikumandangkan.
Kegiatan Haul Ulama Karismatik yang bisa disapa Abah Guru Sekumpul di gelar usai
sholat magrib berjamaah dipimpin langsung Imam Musholla Ar Raudhah Sekumpul, H
Syaduddin kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Qiroatul Quran, dan Syair Maulid
Habbsy yang dilantunkan H Fahry didampingi dua Putra Mahkota ulama Abah Guru
Sekumpul yakni, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali dan diikuti dengan
hikmat jutaan jamaah haul. Kegiatan ditutup dengan ditandai dzikir, tahmid, dan do’a,
serta sholat Isya berjamaah.
Untuk haul yang ke-15, kegiatan haul ulama yang dilahirkan pada 11 Februari 1942 atau
27 Muharram 1361 di Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar tersebut, akan
dilaksanakan dua hari, yakni, Sabtu (29/2) dan Minggu (1/3) bertepatan 5 dan 6 Rajab
1441 Hijriah.
Pelaksanaan haul hari pertama digelar usai salat Isya di kubah atau ditempat
dimakamkannya Guru Sekumpul. Sementara di hari kedua, dilaksanakan Mushala Ar-
Raudhah Sekumpul, yang letaknya di samping makam tersebut. Acara ini merupakan acara
puncak. (https://www.jawapos.com/jpg-today/29/02/2020/haul-guru-sekumpul-dihadiri-
jutaan-jamaah-pejabat-dilarang-berpidato/)
Di hari pertama acara haul ke-15 ini, jamaah tumpah ruah hadir, hingga berkilometer
jaraknya dari titik utama mushala Ar-Raudhah. Haul Abah Guru Sekumpul ke-15 di
Martapura, Kalimantan Selatan, Sabtu-Minggu pekan lalu. Dari kategori wisata
kerohanian, haul kali ini digolongkan sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara atau Asean
karena dihadiri oleh jutaan jemaah.
Sandiaga Salahudin Uno yang berkesempatan hadir juga dibuat takjub dengan lautan
manusia di kawasan Sekumpul.
“Kontribusi dan kebersamaan ukhuwah islamiah terjalin begitu erat dan kemudian
ukhuwah ini direalisasikan dalam bentuk yang nyata yaitu kebersamaan untuk islam,” kata
Sandi setibanya di Bandara Syamsudin Noor, Sabtu sore.
(https://apahabar.com/2020/03/bagaimana-haul-guru-sekumpul-jadi-wisata-rohani-
terbesar-se-asean/)
2.3 Pengaruh Sosial Masyarakat Terhadap Peringatan Haul KH. Zaini Abdul Ghani
Martapura dikenal dengan julukan Serambi Mekkah, karena situasi sosial dan kehidupan
keagamaan masyarakatnya yang benar-benar menampakkan kehidupan religius.
Kehidupan keagamaan di Martapura benar-benar mencerminkan suatu keyakinan agama
yang baik, kemudian diekspresikan dalam bentuk ibadah dan kehidupan sosial keagamaan
yang baik.
Agama memiliki tiga dimensi, yakni keyakinan, ibadah dan dalam bentuk interaksi dan
interelasi sosial. Interaksi dan interelasi sosial inilah yang membentuk kelompok
masyarakat religius, dimana pergaulan dan tata kehidupan diwarnai oleh jiwa agama.
Martapura dapat dikatakan daerah agamis disebabkan beberapa peraturan daerah yang
bersifat islami telah diimplementasikan. Dengan demikian, kesesuaian identitas Islam,
perwujudannya dalam masyarakat Banjar adalah kenyataan. "Banjar adalah Islam dan
Islam adalah Banjar". Dari sinilah, sesungguhnya identitas Islam sangat penting bagi
masyarakat Banjar. Maka melestarikan ajaran Islam dalam masyarakat menjadi tanggung
jawab bersama ulama dan umara. Terlebih lagi para ulama.
Daerah ini juga termasuk daerah yang paling banyak memiliki kumpulan majelis taklim
untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman klasik. Diantara majelis taklim terbesar di
daerah ini adalah majelis taklim Ar-Raudah yang bertempat di komplek Sekumpul dan
dipimpin oleh seorang ulama kharismatik yaitu KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani.
(Mirhan, K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani di Martapura Kalimantan Selatan (1942-
2005); Telaah terhadap Karisma dan Peran Sosial.)
Lima belas tahun sudah pengajian yang selalu ramai dikunjungi jamaah dari berbagai
penjuru Kalimantan Selatan yang “haus” akan ilmu yang disajikan oleh guru yang mulia
Guru Sekumpul, sudah tidak ada lagi. Namun masyarakat terasa terobati dengan
dirutinkannya peringatan haul KH. Zaini Abdul Ghani di kubah beliau.
Ajakan ramah masyarakat agar jamaah mampir menikmati makanan dan minuman gratis,
merupakan pemandangan menyentuh nurani terlihat hampir di seluruh penjuru kota.
Haul Guru Sekumpul menjadi sejarah emas bagi Kalsel untuk menguatkan identitas
sebagai daerah perekat kebersamaan dan persaudaraan meski dalam keberagaman .
Suasana human interes lain dari pelaksanaan Haul Guru Sekumpul adalah, semua
komponen masyarakat turut bergotong royong dalam mempersiapkan hari sakral religius
itu .
Gotong royong bersama dengan masyarakat ini, terus diteladankan oleh para pemimpin
daerah tersebut, memberikan edukasi akan pentingnya membumikan budaya masyarakat
Kalsel yang sarat akan nilai - nilai kesantunan sosial.
(https://kalsel.antaranews.com/berita/87621/indahnya-keramahan-sosial-di-haul-abah-
guru-sekumpul)
Masyarakat datang dari berbagai penjuru untuk menghadiri acara Haul Sekumpul, ini
tentunya membuat rasa Persatuan kita semakin kuat. Adanya Haul Guru Sekumpul ini
membawa banyak dampak positif untuk masyarakat, khususnya masyarakat di kota
Banjarmasin dan sekitarnya. Perekonomian masyarakat setempat semakin baik, karena
ribuan jemaah yang hadir dari berbagai daerah tentunya banyak berbelanja disekitar lokasi
haul. (http://hubla.dephub.go.id/berita/pages/dukung-acara-haul-ke-15-guru-sekumpul,-
ksop-banjarmasin-bagikan-ribuan -botol-minuman.aspx)
Hal-hal seperti itu yang harus kita kerjakan dan lestarikan dalam kehidupan kita sehari-
hari walaupun diluar peringatan haul, kita tetap menjadi manusia yang selalu membantu,
tolong menolong, mempunyai rasa empati antar sesama. Sehingga terbentuk rasa persatuan
dan kesatuan di dalam masyarakat kita.
PENUTUP
Simpulan
Abah Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 25 Muharram 1361 Hijriyah atau
bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1942 di desa Dalam Pagar (sekarang masuk ke
dalam kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar) dari pasangan suami-istri al-Arif
billah Abdul Ghani bin H. Abdul Manaf dengan Hj. Masliah binti H. Mulya.
Peringatan hari wafat atau haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru
Sekumpul menjadi fenomenal. Musababnya, peringatan haul ulama besar asal Martapura,
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang wafat pada 10 Agustus 2005 atau setiap
tanggal 5 Rajab pada usia 63 tahun tersebut, dihadiri banyak orang, bahkan diyakini jutaan
orang.
Hal-hal seperti itu yang harus kita kerjakan dan lestarikan dalam kehidupan kita sehari-
hari walaupun diluar peringatan haul, kita tetap menjadi manusia yang selalu membantu,
tolong menolong, mempunyai rasa empati antar sesama. Sehingga terbentuk rasa persatuan
dan kesatuan di dalam masyarakat kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/harta-tunggu-
haul-di-masyarakat-banjar
https://republika.co.id/berita/p65ss6428/siapa-guru-sekumpul-hingga-haulnya-didatangi-
jokowi
https://apahabar.com/2020/03/bagaimana-haul-guru-sekumpul-jadi-wisata-rohani-terbesar-
se-asean/
https://www.jawapos.com/jpg-today/29/02/2020/haul-guru-sekumpul-dihadiri-jutaan-
jamaah-pejabat-dilarang-berpidato/
https://kalsel.antaranews.com/berita/87621/indahnya-keramahan-sosial-di-haul-abah-guru-
sekumpul
Mirhan, K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani di Martapura Kalimantan Selatan (1942-
2005); Telaah terhadap Karisma dan Peran Sosial.
https://akurat.co/news/id-1031184-read-haul-ke15-guru-sekumpul-disebut-perkuat-rasa-
persatuan-masyarakat
http://hubla.dephub.go.id/berita/Pages/DUKUNG-ACARA-HAUL-KE-15-
GURUSEKUMPUL,-KSOP-BANJARMASIN-BAGIKAN-RIBUAN- BOTOL-
MINUMAN.aspx