KELOMPOK 4
KELAS D
Kyai Khambali bin Kurtubi
A. Biografi Kyai Khambali
Kyai Khambali pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren di Kaliwungu, Kendal. Pendidikan
formal beliau menimba ilmu di SR (Sekolah Rakyat) yang ada di Kuripan Lor. Sekitar tahun 1949-1950
Kyai Khambali pulang dari Pondok Pesantrennya. Saat keberadaannya di rumah, banyak kedatangan
santri yang ingin mengaji dengan beliau. Umumnya mereka datang ba’da dhuhur kemudian dilanjut
ba’da ashar. Santri tersebut datang dari berbagai daerah terutama dari desa Kuripan Lor. Beliau juga
membantu Kyai Nahrawi di Landungsari yang merupakan murid dari Kyai Hasyim As’ari dan Kyai
Dimyati Termas.
C. Setting Sosial
Kyai Khambali terlahir dari keluarga yang sederhana. Beliau merupakan seorang
yang tegas, dan disiplin. Jika ada salah satu muridnya yang tidak berangkat mengaji beliau
tidak segan-segan mendatangi rumah murid yang tidak berangkat dan menanyakan kepada
orang tuanya. Kyai Khambali merupakan ulama’ yang kharismatik, tak heran ketika beliau
wafat banyak para pelayat dari kalangan kyai, santri dari berbagai daerah yang ikut
memakamkan beliau. Dan disetiap tahunnya diadakan khaul Kyai Khambali setiap bulan
klasikal, yang mana beliau berpikiran bahwa “kalau kita mengaji menggunakan metode
sorogan saja maka kita tidak dapat mengetahui hasil akhirnya apakah kita paham dengan
materi yang kita pelajari atau tidak. Maka dari itu perlu adanya evaluasi berupa test untuk
Mengaji adalah salah satu kegiatan yang sangat ditekankan oleh Kyai Khambali. Beliau sangat
mengutamakan pendidikan. Jika beliau diundang mengikuti tahlilan beliau tetap memilih untuk tetap
mengajar para santrinya. Walaupun jika beliau memilih menghadiri undangan tahlilan tersebut akan
mendapatkan bisyaroh tetapi lebih mengutamakan mengajar para santrinya dengan ikhlas. Walaupun
Kyai Khambali menganggap bahwa mempelajari ilmu agama sangatlah penting. Sampai-sampai
beliau mengucapkan “nek mboten ngaji mh dados nopo le” yang dalam bahasa Indonesia yaitu “kalau
tidak ngaji mau jadi apa?” Dulu pertama kali beliau mengajar para santrinya untuk membaca al-
Qur’an dan diselingi ngaji fiqih alasannya karena supaya para santrinya bisa mengerti dan memahami
tata cara wudhu dan sholat. Selain itu juga mengaji kitab-kitab kuning seperti nahwu, shorof, tarikh,
akhlak, qowaidul i’lal dan lain sebagainya.
Pada tahun 1951 karena santri yang ingin berguru dengan Kyai Khambali semakin banyak, maka
pada tahun didirikanlah sebuah Madrasah Diniyah (Madin) yang dibantu oleh masyarakat sekitar.
Madin tersebut berupa bangunan sederhana dengan pagar memakai bambu antar ruang serta lantai
yang masih alami berupa tanah. Madin sederhana tersebut dinamai Madrasah Diniyah Roudlotul
Muta’allimin yang sampai sekarang masih aktif menjadi tempat mengaji, dan bangunanya pun kini
sudah baik.
G. Peran Kyai Khambali dalam Masyarakat
Pada tahun 1953 Kyai Khambali dan Kyai Bukhori yang saat itu usinya masih relatif muda mulai
mendirikan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) di Kuripan Lor yaitu Pandu Anshor atau
yang lebih kita kenal sebagai Gerakan Pemuda Anshor (GP Anshor). Kyai Bukhori waktu itu menjabat
sebagai ketua GP Anshor untuk periode awal terbentuk. Sekitar tahun 1955 berdirilah Pimpinan
Ranting NU Kuripan Lor yang diketuai oleh Kyai Khambali sebagai Rais Suriah. Berdirinya Ranting
NU Kuripan Lor menjadi keunikan tersendiri pasalnya tahun berdirinya lebih akhir dari tahun