Oleh kelompok 12 :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KYAI TOLCHAH HASAN DAN
PROF. ABDUL MALIK FAJAR”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas
kelompok yang diberikan dalam mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam yang dibimbing
oleh bapak Dr.Dwi Fitri Wiyono, M.Pd.I Universitas Islam Malang. Dalam Penyusunan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini Dalam penulisan
makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan
manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk
menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan
Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardhi (pemelihara) pada alam semesta ini.
Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus
(pesertadidik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat yang
berbekalkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
C. Tujuan
Mengetahui Biografi singkat Kyai Tolchah Hasan
Mengetahui Biografi singkat Prof Abdul Malik Fajar
Mengetahui Pemikiran Kyai Tolchah Hasan
Mengetahui Pemikiran Prof Abdul Malik Fajar
BAB II
PEMBAHASAN
Beliau Bernama Muhammad Tolchah Hasan dilahirkan pada hari sabtu pon, 10
oktober 1936 di tuban jawa timur, dari pasangan Tolchah dan Anis Fatmah, sedangkan
kakeknya Bernama Hasan. Beliau adalah anak pertama dari dua bersaudara, dan adik
beliau Bernama Afif Najih. Sejak usia kanak-kanak beliau ditinggal oleh ayahnya untuk
menghadap sang kholiq (wafat), kemudian beliau ikut kakeknya dan neneknya di
Lamongan. Sejak saat itu nama ayah dan kakeknya digunakan menjadi satu kesatuan
dengan nama beliau yang semulahanya Muhammad, sehingga menjadi Muhammad
Tolchah Hasan, yang sekarang panggilan akrab beliau yaitu Kyai Tolchah .
Tolchah Hasan tergolong orang yang mempunyai kemauan keras untuk mencapai
cita-cita. Di saat beliau masih anak-anak sampai dewasa Sebagian besar waktunya
dihabiskan untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Beliau suka bermukim di lingkungan
dimana beliau belajar dan berorganisasi, bahkan beberapa organisasi kepemudaan dan
kemasyarakatan yang ditekuninya dan beliau sering menjadi ketuanya organisasi yang
pernah beliau kembangkan antara lain Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Masa lajang beliau diakhiri sejak beliau menjadi menantu KH. Masykur. Beliau
kyai tolchah mulai saat itu didampingi istri Bernama Hj. Solichah Noor (anak angkat
KH. Masykur yang sebetulnya masih keponakannya sendiri). Sampai sekarang beliau
telah dikaruniai 3 orang anak, masing-masing adalah Dr. Hj. Fathin Furaida alumni
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta. Ir
Nadya Nafis Alumni Fakultas peternakan/ Jurusan produksi Ternak Institut Pertanian
Bogor (IPB), dan Ir. Mohammad Hilal Fahmi alumni Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Islam Malang (UNISMA)
Pada masa mudanya KH. Tolchah pernah menjabat sebagai anggota Badan
Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten Malang selama kurang lebih 9
tahun. Dalam karir politiknya beliau juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan
perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang, Mentri Agama Republik
Indonesia pada era Presiden Abdurrahman Wahid.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi dari makalah kelompok kami mengenai Biografi dan
Pemikiran Kyai Muhammad Tolchah Hasan dan Prof. Abdul Malik Fajar:
Beliau Bernama Muhammad Tolchah Hasan dilahirkan pada hari sabtu pon, 10
oktober 1936 di tuban jawa timur, dari pasangan Tolchah dan Anis Fatmah, sedangkan
kakeknya Bernama Hasan. Beliau adalah anak pertama dari dua bersaudara, dan adik
beliau Bernama Afif Najih. Sejak usia kanak-kanak beliau ditinggal oleh ayahnya untuk
menghadap sang kholiq (wafat), kemudian beliau ikut kakeknya dan neneknya di
Lamongan. Sejak saat itu nama ayah dan kakeknya digunakan menjadi satu kesatuan
dengan nama beliau yang semulahanya Muhammad, sehingga menjadi Muhammad
Tolchah Hasan, ang sekarang panggilan akrab beliau yaitu Kyai Tolchah .
Pemikiran KH. Tholhah Hasan tentang pendidikan islam tidak hanya terbatas
pada lebel Islam atau lembaga keislaman seperti Pondok Pesantren atau Madrasah, juga
tidak terbatas pada pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam, seperti tauhid, tafsir hadits,
fiqih, dan tasawwuf.
Pendidikan Islam mencakup semua aktifitas, visi, misi, institusi, kurikulum,
metodologi, proses belajar mengajar, sumber daya manusia kependidikan, lingkungan
pendidikan, yang disemangati dan bersumber pada ajaran dan nilai- nilai Islam.
Abdul Malik Fadjar, beliau adalah sosok politikus Indonesia yang religius.
Dilahirkan dari pasangan Salamah dan Fadjar Martodiharjo di Jogjakarta pada tanggal
22 Februari 1939. Memiliki kegemaran membaca dan menimba ilmu adalah pedoman
hidup yang selalu beliau terapkan sejak kecil. Malik Fadjar dikenal sebagai Menteri
Pendidikan Nasional pada masa Kabinet Gotong Royong kepemimpinan Megawati
Soekarnoputri.
Pemikiran dan Karya-Karyanya
Hadis Nabi SAW, yang selalu dikutip oleh A. Malik Fadjar dalam beberapa
kesempatan adalah “khayr al-nas ‘anfauhum li al-nas” (sebaik- baik manusia adalah
yang paling berguna bagi sesamamnya). Al-‘ilm, dalam konteksnya yang luas adalah
amunisi paling berharga bagi manusia dalam hal bagaimana ia menjadi berguna. Untuk
merealisasikan manifesto mulia ini maka pendidikan dan tradisi menulis adalah
investasi paling dipercaya kearah daya jual seseorang di dalam pergaulan social dan
global (social and global village).
Malik di kenal sebagai pribadi kreatif dan produktif. Benar apa yang diuraikan
Syaikh Ihsan Jampes, Kediri dalam karyanya Siraj al- Thalibin;
Barang siapa yang mengarang buku maka sungguh dirinya telah tertolong. Juga
barang siapa menulis buku berarti ia telah meletakkan akalnya di suatu asas dan akan
memperoleh kehormatan yang mulia dari manusia (man shanna fafaqadas’afawa man
shanna fafaqadwadha’a fi thabaqwa’irduha ‘ala-al-nas).
Memahami makna kreativitas dan produktivitas Tuhan di alam raya ini kiranya
merefleksikan kinerja A. Malik Fadjar sebagai pribadi pengabdi untuk berkreasi dan
bekerjakeras.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/8922/1/Nur%20Vita%20Octaviani_D01207095.pdf
http://repository.unisma.ac.id/bitstream/handle/123456789/1269/
TERPISAH_S1_FAI_21601011150_AHMAD%20SYUKRI%20BILLAH
%20GHAZALI.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://etheses.uin-malang.ac.id/4735/1/04110109.pdf