Anda di halaman 1dari 8

KITAB HAYAT AL SHAHABAH KARYA AL KHANDAHLAWI

Diajukan untuk memenuhi tugas

Matak Kuliah : Historiografi

Dosen Pengampu : H. Hanafi, S.Th.I, M.A

Oleh : Kelompok 5

Akhmad Nur Rizali Rahman 200103020238

Riswan Al Banjari 200103020228

Ryan Firmansyah 200103020218

Khairul Annas 200103020227

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

BANJARMASIN

2022
PENDAHULUAN

Ilmu pengtahuan awalnya adalah sebuah system untuk mengetahui keadaan


lingkungan sekitar yang di kembangkan oleh para ilmuan, fungsinya untuk membantu
kehidupan manusia agar lebih baik. Begitu juga dengan penulisan sejarah. Oleh karena itu
untuk mengatakan sejarah bagian dari sebuah ilmu pengetahuan tentunya diperlukan
beberapa kriteria yang mendasarinya. Sebab, sebuah sejarah harusnya memiliki sebuah
tujuan, objek, metode, kebenaran, dan bersifat sistematik.
PEMBAHASAN

A. Biografi Muhammad Yusufal-Khandahlawi

Di bagian barat laut Utara Pradesh India, terdapat dua kampung yang di kenal
dengan nama jihinjahanah dan kandahlah. Di dalam dua kampung itu tinggalah sebuah
keluarga ulama yang mulia dan taat beragama. Mereka adalah keturunan syaikh muhammad
asyraf yang hidup pada zaman kekuasaan syah Jihan, Raja India. Para ulama pada zamanya
sependapat mengenai keungulan Agamanya, kefakihanya, kewara‟anya, dan ittiba‟nya
kepada sunnah.

Keluarga yang mulia ini telah melahirkan banyak ulama besar, fuqoha, dan para
syaikh, di antaranya adalah syaikh al mufti Ilahi Bakhsu al kandahlawi yang terkenal dengan
keutamaanya, kecerdasanya,dan kepahamanya. Beliau adalah salah satu murid unggulan
Syaikh Abdul Aziz, putera dari Syaikh Waliyuallah Ad Dahlawi. Beliau juga merupakan
penganti dari al Imam ad Da‟i Iallah as Sayyid Ahmad asy Syahid „Ar Rai Brilwi. Beliau
telah menulis lebih dari enampuluh buah kitab di dalam bahasa arab, persia, dan urdu. Beliau
juga mensyarah sebuah kitab Syair yang terkenal, yaitu “Banat su‟ad” , dan wafat pada tahun
1245 Hijrah. Dari kalangan mereka juga dikenal nama-nama seperti syaikh Abul Hasan dan
Syaikh Nurul Hasan , Syaikh Muzhaffar Husain, Syaikh Muhammad Ismail dan putranya,
Syaikh Muhammad Ilyas. Semuanya adalah para da‟i dan alim ulama yang besar pada
zamanya.

Syikh Muhammad Yusuf bin syaikh Muhammad Ilyas bin Syaikh Muhammad
Ismail di lahirkan di tenggah Keluarga yang mulia. Beliau dilahirkan di kandalah pada hari
rabu, 25 Jumadil Ula tahun 1335 Hijriyah bersamaan dengan 20 Maret 1917 Masehi. Orang
tuanya memberinya nama Muhammad Yusuf. Pada waktu itu Syaikh Maulana Muhammad
Ilyas adalah salah seorang pengajar di Mazahir Ulum, Sharanpur.

Syaikh maulana muhamad Yusuf banyak bergaul dengan alim ulama yang besar
pada zamanya. Sejak kecil, beliau telah menyaksikan keluarganyayang penuh dengan ilmu,
wara‟ dan kebaikan. Allah swt. Telah memuliakan wanita-wanita dalam keluarga ini dengan
kebaikan, wara‟ dan Agama, di samping kaum lelakinya. Oleh karena itu beliau tumbuh
dewasa dalam lautan ilmu keagamaan dan kasih sayang ibu-ibu yang shalihah. Beliau
mendapatkan tarbiyah dari para syaikh besar dan perhatian para ulama yang mulia dan baik.
Beliau telah menghafal Al Qur’an pada waktu berumur 10 tahun. Beliau
menerima pelajaran tingkat pertama ( Ibtidaiyah ), pelajaran hadist-hadist dari kitab shahih
yang enam(Kutubu-Sittah), dan lain-lain di bawah bimbingan ayahnya, Maulana Muhammad
Ilyas. Kemudian beliau meneruskan pendidikanya di madrasah Mazhahir Ulum di Sharanpur,
di bawah bimbingan para alim ulama yang besar seperti Syaikh Abdul Lathief pimpinan
madrasah yang terdahulu dan Syaikh Manzhur Ahmad Khan as Sharangphuri serta Syaikh
Abdul Rahman Al Kamil Fauri , pengawas madrasah dan Syaikh Muhammad Zakariyya Al-
Kandahlawi sepupu beliau sendiri. Beliau telah menamatkan pelajaran di madrasah hadist
pada tahun 1354 Hijrah.

Syaikh Muhammad Yusuf sangat bersemangat untuk mendalami ilmu sejak kecil.
Beliau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari dan meneliti kitab-kitab.
Semangatnya untuk menulis dimulai sejak beliau mempelajari hadist hadist. Pada waktu itu
beliau mulai menyusun syarah (penjelasan) yang terperinci mengenai syarah Ma‟anil Atsar
karangan Ath Thahawi dan menamakanya Amaniyyul Akhbar .beliau terus meneruskan
kebiasaan itu hingga akhir-akhir harinya.

Syaikh Muhammad Ilyas Rahimaallah Ta‟ala terlah menyerahkan amanah


dakwah kepada anaknya, dan mewasiatinya untuk memelihara dan menjaganya. Syaikh
Muhammad Ilyas telah bermusyawaroh dengan para ulama besar, para Syaikh, dan orang
orang yang kompeten dari kalangan Ahlu As-Syuro‟. Mereka semua menghisyaratkan hal ini
karena mereka melihat ketakwaan, kesholehan, dan kekuatan untuk menunaikan amanah itu
dalam diri Syaikh Muhammad Yusuf. Kemudian orangtuanya menyambut pangilan Rab nya
dan wafat pada hari kamis menjelang adzan subuh, tanggal 21 Rajab 1363 H, bertepatan
dengan 13 juli 1944 M.

Syaikh Muhammad Yusuf mengalami perubahan besar dalam kehidupanya


sepeninggal ayahnya. Tetapi kemudian timbul didalam sanubarinya tekad yang kuat untuk
berdakwah, yang menjadikanya tidak bisa tentram dan tenang. Itu terjadi meskipun diselingi
dengan kesibukan nya dalam mengajar dan menulis. Beliau menyibukan dirinya dengan
memberikan perhatianya atas usaha dakwah yang berkah itu.

Beliu terus menerus memberikan ceramah serta khutbah dalam setiap perjalanan
nya dalam jamaah-jamaah tabligh. Beliau menyelengarakan banyak ijtima‟ (perkumpulan)
dan pertemuan diseluruh desa-desa serta kota-kota di seluruh penjuru India dan Pakistan. Di
tempat-tempat itu, memberikan banyak bayan dalam waktu cukup lama, beliau juga
mengirimkan banyak rombongan-rombongan dakwah keluar delhi berturut-turut dan
berkesinambungan. Beliau menyibukan dirinya dalam memberikan ceramah-ceramah serta
pembicaraan masalah agama di berbagai majlis, halaqoh ta‟lim, musyawaroh,serta usaha-
usaha dakwah. Beliau selalu membicarakan yang berisi dakwah serta tertib-tertib dakwah.
Cita-cita beliau adalah agar seluruh manusia mendapatkan pertolongan serta rahmad dari
Allah Swt.

Beliau adalah seorang yang berperawakan sederhana, wajahnya beseri-seri,


berbadan gempal, janggutnya hitam,berambut tebal dan wajahnya agak lebar. Kedua matanya
berkilat dan mempunyai daya tarik. Beliau sering merawat rambutnya dengan minyak,
pakaian sehari-harinya adalah kain sarung dan gamis panjang, dan kadang-kadang memakai
celana panjang.Jika kita menjumpai pertama kali, kita akan melihatnya seakan-akan beliau
sedang berfikir dalam-dalam. Kita akan terpesona dan hormat melihat kehebatanya, tetapi
kemudian rasa segan itu akan berganti dengan perasaan kasih sayang dan kemesraan, setiap
orang yang duduk dalam majlisnya akan merasa bahwa dirinya lebih dekat kepada beliau
daripada orang lain, beliau tidak berkata apa-apa kecuali perkara agama dan beliau tidak
mendengarkan kecuali perkara agama. Beliau mempunyai daya ingat yang bagus dan hatinya
selalu dipenuhi oleh keikhlasan dan keyakinan.

Beliau memiliki ilmu dan kemakrifatan yang dalam, terutama mengenai hal-hal
yang bersangkutan dengan zaman kenabian, para sahabat dan para tabi‟in. Beliau sering
tersenyum, tetapi hatinya terbakar kesedihan, karena memikirkan umat islam dan sering
menghela nafas panjang , sering menaikan lengan ketika berkata. Bayangan akhlaq rasulallah
saw, dan para sahabatnya akan mudah terlihat pada dirinya, apabila kita bergaul denganya.1

B. Latar Belakang Penulisan Kitab

Kitab ini ditulis Syaikh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi dengan sistematika yang
berbeda daripada kitab-kitab lain yang menjelaskan kehidupan para sahabat. Kitab ini
berisikan paparan yang sangat luas dan terperinci mengenai kehidupan para sahabat sehingga
kita bisa tahu bagaimana akhlak dan adab para sahabat dalam kesehariannya, yang tentu akan
sangat bermanfaat bagi kita untuk mendapatkan pengamalan dalam beragama dengan

1
Maulana Muhammad Yusuf al-Khandahlawi,Hayatush Shohabah, Jilid 1, (Jakarta, Pustaka : 2011), Hlm. 1.
mencontoh kebaikan-kebaikan yang terdapat pada kisah para sahabat-sahabat Rasulullah Saw
di dalam kitab ini.

C. Metode Penulisan

Beliau memiliki peran yang sangat besar dalam mengarang kitab, dan memang dalam
semua amal yang beliau lakukan terdapat sumbangan yang besar dan beliau menjadi pelopor
dalam amal itu. Karangan beliau yang layak disebutkan ada dua buku salah satunya adalah
“Amaniyatul Akhbar‟ yang terdiri atas empat jilid besar. Beliau menulisnya bersamaan
dengan mulai mempelajari kitab syarah Maanil atsar dari almarhum ayahnya, pada tahun
1354 H. Kitab ini dicetak sebanyak empat jilid. Empat jilid ini memuat syarah dari
seperempat kitab Amani al akhbar beliau telah sampai pada bab shalat dua rakaat setelah ashr
akan tetapi tidak sempat menyempurnakan penyusunan syarah kitab ini. Kitab ini juga
menjadi saksi yang jujur atas kedalaman beliau dalam masalah fiqh, serta pengetahuan
mengenai pendapat dan dalil para ulamma. Kitab beliau yang kedua adalah Hayatus shahabah
,di dalamnya terdapat bukti yang cukup mengenai pemahaman beliau mengenai sirah
nubuwah dan para sahabat r.hum. tidak ragu lagi bahwa kitab ini merupakan perbendaharaan
keilmuan yang langka, sekaligus cermin dari kehidupan dakwah para sahabat, tingkah laku,
dan akhlaq mereka.
PENUTUP

Di dalam kitab Hayatus Shahabah banyak kisah yang di tuangkan di dalamnya


mengenai karakter Sahabat yang patut kita tiru serta amalkan dimana terdapat banyak kisah
para Sahabat yang mempunyai karakter yang mulia serta luhur seperti:

1. Pendidikan Karakter Dalam Kitab Hayatus-Shahabah

2. Relevansi pendidikan karakter dalam kitab Hayatus-Shahabah dengan pendidikan karakter


di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana Muhammad Yusuf al-Khandahlawi,Hayatush Shohabah, Jilid 1, Jakarta, Pustaka : 2011.

https://www.nahimunkar.org/fatwa-tentang-kitab-hayatus-shohabah/

Anda mungkin juga menyukai