Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tafsir merupakan ilmu syari‟at yang paling agung dan


tinggikedudukannya. Ia merupakan ilmu yang paling mulia obejk pembahasannya
dantujuannya, serta sangat dibutuhkan bagi umat Islam dalam mengetahui makna
dariAl-Qur‟an sepanjang zaman. Tanpa tafsir seorang muslim tidak dapat
menangkap mutiara-mutiara berharga dari ajaran Ilahi yang kandung dalam Al-
Qur‟an,Tafsir adalah salah satu upaya dalam memahami, menerangkan
maksud,mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an. Upaya ini telah dilakukan
sejak masa

Rasulullah SAW, sebagai utusan-Nya yang ditugaskan agar


menyampaikan ayat-ayat tersebut sekaligus menandainya sebagai mufassir
awwal (penafsir pertama). Sepeninggalan nabi hingga saat ini, tafsir telah
mengalami banyak perkembangan yang sangat bervariatif dengan tidak melepas
kategori masanya. Dan tak lepas keanekaragaman secara metode (manhaj
thariqah), corak (laun’) maupun pendekatan-pendekatan (alwan) yang digunakan
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam sebuah karya tafsir hasil manusia
yang tak pernah sempurna.

B. Rumusan Masalah
1. Biografi para mufasir
2. Bagaimana Tafsir Al-Imran prespektif(Al-Azhar,Al-Munir,Jalalain,Al-
Misbah)

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Beografi Ulama Tafsir
2. Untuk Mengetahui Tafsir Surah Al-Imran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Penafsir
 Riwayat Prof.Dr.Wahbah az-Zuhaily(Tafsir al-Munir dan al-Washit)
Wahbah al-Zuhaili dilahirkan pada tahun 1932 M, bertempat di Dair
‘Atiyah kecamatan Faiha, propinsi Damaskus Suriah. Nama lengkapnya
adalah Wahbah bin Musthafa al-Zuhaili, anak dari Musthafa al-Zuhaili.
Yakni, seorang petani yang sederhana dan terkenal dalam
keshalihannya.1Sedangkan ibunya bernama Hajjah Fatimah binti Mustafa
Sa’adah. Seorang wanita yang memiliki sifat warak dan teguh dalam
menjalankan syari’at agama.

Wahbah Zuhaili adalah seorang tokoh di dunia pengetahuan, selain


terkenal di bidang tafsir beliau juga seorang ahli fiqh. Hampir dari seluruh
waktunya semata-mata hanya difokuskan untuk mengembangkan bidang
keilmuan. Beliau adalah ulama yang hidup diabad ke -20 yang sejajar
dengan tokoh-tokoh lainya, seperti Thahir ibnu Asyur, Said Hawwa,
Sayyid Qutb, Muhammad abu Zahrah, Mahmud Syaltut, Ali Muhammad
al-Khafif, Abdul Ghani, Abdul Khaliq dan Muhammad Salam Madkur.2

sejak kecil Wahbah al-Zuhaili sudah mengenal dasar-dasar keislaman.


Menginjak usia 7 tahun sebagaimana juga teman-temannya beliau bersekolah
ibtidaiyah di kampungnya hingga sampai pada tahun 1946. Memasuki jenjang
pendidikan formalnya hampir 6 tahun beliau Universitas al- Azhar Kairo.
Dan pada tahun 1963 maka resmilah beliau sebagai Doktor dengan
disertasinya yang berjudul Atsar al-Harb fī al- Fiqh al- Islāmi

 Biografi Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin AS-suyuti(Tafsir Jalalain)

1
Saiful amir ghofur,Profil para mufassir Al-Qur’an(Yogyakarta:Pustaka Insan
Madani,2008)hal,174
2
Lisa Rahayu,”Makna Qaulan dalam al-Qur’an; Tinjauan Tafsir Tematik Menurut Wahbah az-
Zuhaily”(Skripsi Sarjana,Fakultas Ushuluddin Universitas UIN SUSKSA Riau, Pekanbaru,
2010),hlm. 2018

2
Nama lengkap Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin
Ibrahim bin Ahmad Al-Imam al-Allamah Ahmad Jaluluddin al-Mahalli.
Lahir pada tahun 791 H/ 1389 M Kairo, Mesir. Ia lebih di kenal dengan
sebutan Al-Mahalli yang dinisbahkan kepada kampung kelahiranya.
Lokasinya terletak disebelah Barat Kairo, tak jauh dari sungai Nil.3

Guru-gurunya diantaranya Al-Badri Muhammad bin Aqshari,


Burhan al-Baijuri, A’la al-Bukhari, dan Syamsuddin bin Bisati. Ia juga
mendengar hadis dari Syaraf al-Kuwaik.4

Sejak kecil, tanda-tanda kecerdasanya sudah terlihat pada diri Al


Mahalli, ia belajar berbagai ilmu diantaranya Tafsir, Ushul fiqih, Teologi,
Nahwu, dan logika. Riwayat hidup al-Mahalli tak terdokumentasikan secara
rinci. Hal ini disebabkan ia hidup dalam masa kemunduran dunia Islam.
lagi pula, ia tak memiliki banyak murid, sehingga segala aktivitasnya tidak
terekam dengan jelas. Walau begitu, al- Mahalli di kenal sebagai orang
yang berkepribadian mulia dan hidup sangat pas-pasan. Untuk tidak
mengatakan miskin. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja
sebagai pedagang. Meski demikian, kondisi tersebut tidak menurunkan
tekatnya untuk terus menuntut ilmu.

As-Syakhawi, seorang ulama’ yang hidup semasa menuturkan dalam


Mu’jam Al-Mufassirin bahwa Al-Mahalli adalah sosok imam yang sangat
pandai dan berpikir jernih kecerdasanya mengatasi orang kebanyakan. Tak
berlebihan jika daya ingatnya laksana berlian. Al-Mahalli wafat pada tahun
864 H, bertepatan dengan tahun 1455 M. 5

3
Saiful Amir Ghafur, Profil Para Mufassir Al-Qur’an, (Yogyakarta, Pustaka Insan Madani,
2008), h.110

4
Abdullah Mustofa al-maraghi,Pakar-Pakar fiqih sepanjang Sejarah,( Yogyakarta: LKPSM, 2001),

h. 31

5
Saiful Amir Ghafur , Profil para Mufassir Al-Qur’an,. h. 111.

3
Jalaluddin As-Suyuthi atau nama lengkap Abdurrahman bin Abu
Bakar bin Muhammad bin Sabiq al-Din Abu Bakar bin Usman ibnu
Muhammad bin Khidhir bin Ayyub bin Muhammad bin Syeikh Hamam al-
Din al-Khudairi al-Suyuthi al- Syafi’i, lahir di Kairo, sesudah maghrib,
malam ahad, awal Rajab 849 H.

Pada usia 5 tahun ia sudah menjadi anak yatim, kemudian ia sudah


hafal al-Qur’an sampai surat al-Tahrim. Ia selanjutnya diasuh dengan penuh
perhatian dari al-Kamal bin Hummam sampai hafal al-Qur’an dengan
sempurna. Disamping itu ia juga mengahafal beberapa kitab antara lain
Umdah al-Hakam, Al-Minhaj karya An- Nawawi, Alfiyah Ibnu Malik dan
Minhaj al-Baidawi.

As-Suyuthi wafat malam Jum’at 19 Jumadil ula 911 H diusia 61


tahun, dirumahnya Raudah al-Miqbas, menyusul sakitnya selama tujuh hari
akibat pembengkakan pada lengan kirinya. Jenazahnya di makamkan di
Hussy Qausun di luar bab al-Qarafah, Mesir.6

 Biografi Sayyid Qutb(Tafsir fi Zzhilalil Qur’an)

Nama lengkap Sayyid Quthb adalah Sayyid Quthb Ibrahim Husain.Ia


lahir pada tanggal 9 Oktober 1906 di Kampung Mausyah, salah satu provinsi
Asyuth, di dataran tinggi Mesir.Ia dibesarkan di dalam sebuah keluarga yang
menitik- beratkan ajaran Islam dan mencintai al-Qur’an. Ia merupakan anak
ketiga dari 5 adik- beradik, yang terdiri dari tiga perempuan dan dua
lelaki.7

Ketika menjadi mahasiswa di Darul Ulum, ia sudah mempunyai


kegiatan sastera, politik, dan pemikiran yang nyata. Bersama rekan- rekan
seperjuangannya ia menerbitkan sajak-sajak maupun esai-esainya di

6
Abdullah Musthofa Al-Maraghi, Pakar-Pakar fiqih sepanjang Sejarah, ,( Yogyakarta: LKPSM,
2001), h. 137
7
Sayyid Quthb, Fi Zilalil- Qur’an, Ter. Drs. As’ad dkk,(Jakarta: Gema Insani Press,1992), Jilid
12, hlm. 386

4
berbagai Koran dan majalah serta menyampaikan ceramah-ceramah kritisnya
di mimbar fakultas. Selain itu, ia juga menampilkan proposal- proposal
mengenai metodologi pengajaran ke kantor fakultas umtuk kebangkitan
pengajaran ke taraf yang dikehendakinya.

A. Tafsir Surah ali-Imran Ayat 31-32


 Tafsir Al-Munir (Prof.DR.Wahba Az-Zuhaili)
Qs.Al-Imran 31-32

)31( ‫قُلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َف ا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِ ْر َل ُك ْم ُذ ُن و َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُ و ٌر َرحِي ٌم‬
)32( َ‫ِب ا ْل َكاف ِِرين‬ ُّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح‬ ُ ‫الر‬َّ ‫قُلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو‬
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 31-32 merupakan kunci
membangun kehidupan  beragama. Kecintaan kepada Nabi Muhammad akan
membawa pada kebahagian di dunia dan akhirat. Asbabun nuzul Surat Ali
Imran berkaitan dengan kisah sekelompok orang di masa Nabi Muhammad
SAW, yang mengaku mencintai Allah. Kisah ini diriwayatkan Ibnu Munzir
dari Hasan bertkata: Sekelompok orang di masa Rasulullah berkata kepada
beliau: Demi Allah, Wahai Muhammad! Kami sungguh mencintaj Tuhan
Kami.8 Lalu turunlah Surat Ali Imran ayat 31.

)31( ‫قُلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َف ا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِ ْر َل ُك ْم ُذ ُن و َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُ و ٌر َرحِي ٌم‬
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.` Allah Maha Pengampun lagi
MahaPenyayang.(QS.Ali-Imran:31)

Asbabul Nudzul QS.Al-Imran ayat 31-32 Kisah sekelompok orang di


atas berkaitan dengan peristiwa saat Nabi Muhammad mengajak Ka'ab bin Asyraf

8
Wahbah az-Zuahaily, Tafsir al-Munir, (Jakarta:Gema Insani,2013) jilid 1, hal, 234

5
dan pengikutnya dari kelompok Yahudi. Pada waktu itu, mereka abai dengan
ajakan Rasulullah, karena mereka merasa kekasih Allah, "Kami ini anak-anak
AllahdankekasihNya" .
Melihat respon dari Ka'ab bim Asraf, Rasulullah pun menyampaikan Surat Ali
Imran ayat 31 yang diwahyukan kepada beliau sebagai jawaban atas pernyataan
Ka'ab.9
Allah mengingtkan kepada kaum Yahudi bahwa ucapannya tidak
berdasar. Mereka hanya mengklai sebagai kekasih Allah. Kecintaan mereka tidak
disertai buktidanpengorbanan. Bukti kecintaan kepada Alllah adalah dengan
menjalankan perinta-perintah-Nya, yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah.
Yakni, mengakui kerasulan Nabi Muhammad dengan dibuktikan menjalankan apa
yangdiwahyukankepadanya.
Mengakui kerasulan Nabi Muhammad merupakan gerbang awal dalam
menggapai ridha Allah SWT. Kesalahan-kesalahan di masa lampau terhapuskan.
Dengan mengikut Nabi Muhammad, mereka membuka lembaran baru dimensi
keimanannya.
Lembaran baru yang membawa pada sikap dan perilaku yang diridhai
Alllah SWT. Sehingga, apa yang dilakukannya mampu menghantarkan pada
keteguhan hati seorang muslim sejati.

 Tafsir Al-Wasith (Prof.DR.Wahba Az-Zuhaili)

)31( ‫ُقلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َف ا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذ ُن و َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُ و ٌر َرحِي ٌم‬
)32( َ‫ِب ا ْل َكاف ِِرين‬ ُّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح‬ ُ ‫الر‬َّ ‫ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو‬
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
Para ulama menyebutkan beberapa sebab turunya ayat yang serupa
antara satu sama lain, dan tidak ada penghalang, untuk berulang nya sebap
dengan satu jawaban yang di berikan. Hasan al-basry dan Ibnu zuraiidz

9
Wahbah az-Zuahaily, Tafsir al-Munir, (Jakarta:Gema Insani,2013) jilid 1, hal, 235

6
Berkata, beberapa kaum pada masa rasulullah mengaku bahwa mereka
mencintai allah. Mereka berkata wahai muhammad, kita mencintai tuhan kami
lalu allah menurunkan ayat ini.10
Ibnu abbas berkata, nabi SAW berdiri di hadapan kaum qurais ketika
mereka berada di masjidul haram, dimana mereka telah memasang patung
patung mereka, menaruh telur burung onta di atas nya dan memasang anting
anting di telinganya.
Mereka bersujut kepada patung tersebut. Nabi SAW bersabda kepada
mereka, ‘wahai sekalian kaum Qurais kalian telah menyelisihi ajaran bapak
kalian,Ibrahim dan isma’il dimana keduanya menganut ajaran Islam
 Tafsir Jalalain(Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin as-Suyuti)

)31( ‫ُقلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َف ا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذ ُن و َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُ و ٌر َرحِي ٌم‬
)32( َ‫ِب ا ْل َكاف ِِرين‬ ُّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح‬ ُ ‫الر‬َّ ‫ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو‬
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."

Ayat ini merupakan dimana dengannya kita dapat membedakan orang yang
mencintai Allah dengan sebenar-benarnya dan orang yang hanya sekedar
mengaku. Tanda-tanda kecintaan kepada Allah adalah mengikuti rasulullah ,
dimana Allah menjadikan Rasullullah sebagai tauladan untuk dicontohi.11
Oleh karena itu tidak akan diperoleh kecintaan pada Allah dan keridhoannya
serta pahalanya kecuali dengan membenarkan apa yang dibawa oleh Rasulullah
dan menaato perintah Allah dan menjauhi larangannya.
 Tafsir fi Zhilalil Qur’an(Sayyid Quyb)

)31( ‫ُقلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِح ُّبونَ هَّللا َ َف ا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذ ُن و َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُ و ٌر َرحِي ٌم‬
)32( َ‫ِب ا ْل َكاف ِِرين‬ ُّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح‬ ُ ‫الر‬َّ ‫ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو‬
Katakanlah, "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun

10
Wahbah az-Zuahaily, Tafsir al-Washit, (Jakarta:Gema Insani,2015) jilid 1, hal, 167
11
Jalauddin al-Mahally dan Jalaluddin as-Suyuti,Tafsir Jalalain,(Bandung:Sinar Baru
Algensindo,2017)hal.189

7
lagi Maha Penyayang. Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian
berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."

Sesungguhnya cinta kepada Allah itu bukan hanya pengakuan mulut


dan bukan khayalan dalam angan-angan. Tetapi, ia harus disertai sikap
mengikuti Rasulullah SAW, melaksanakan petunujknya dalam kehidupan, dan
bukan sekedar kalimat yang terucapkan, bukan sekedar perasaan yang bergetar
dalam hati, dan bukan sekedar simbol-simbol yang dipajang. Tetapi, iman
adalah taat kepada Allah dan Rasulnya dan melaksanakan aturan Allah yang
dibawa oleh Rasulnya.12
Sesungguhnya agama islam memiliki hakikat tersendiri yang tidak ada
islam tanpa keberadaannya, yaitu hakikat ketaatan kepada syariat Allah,
mengikuti Rasulullah, serta berhukum dan berpedoman kepada kitab Allah.
Hakikat ini bersumber dari akidah tauhid sebagaimana yang dibawa oleh
islam, yaitu tauhidul uluhiyyah yang cuman uluhiyyah ini saja yang
mempunyai hak untuk memperhamba manusia kepadanya, mewajibkan
manusia taat kepada perintan dan melaksanakan syari’at.

BAB III

PENUTUP

12
Sayyid Qutb,Tafsir fi Zhilalil Qur’an,( Jakarta: Gema Insani Press,1992), hlm. 214

8
A. Kesimpulan
Surah Āli Imrān (bahasa Arab: ‫سورة آل عمران‬, translit. sūrah Āli ‘Imrān,
har. 'Keluarga 'Imran') adalah surah ke-3 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri dari
200 ayat dan termasuk surah Madaniyah. Dari permulaan surat hingga ayat
delapan puluh tiga merupakan ayat yang turun berkenaan dengan delegasi
Najran. Dinamakan Āli-'Imran karena memuat kisah keluarga Imran yang di
dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaan kejadiannya dengan
Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran
Maryam binti Imran. Surah Al-Baqarah dan Āli 'Imrān ini dinamakan Az-
Zahrawan (Dua Yang Cemerlang), karena kedua surah ini menyingkapkan hal-
hal yang menurut Al-Qur'an disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti
kejadian kelahiran Nabi Isa dan kedatangan Nabi Muhammad. Pada ayat 7
terdapat keterangan tentang "Pedoman Cara Memahami isi Al-Kitab."

B. Saran
Memperingati kitab tafsir amatlah penting bagi pelajar agama islam dan
pemimpin pemimpin Islam. Dan mempelajari kitab tafsir kita daat mengetahui
makna dari isi Al-Quran. Sebagai umat islam, hendaknnya ia mengetahui
makna dari Al-Quran tersebut guna menumbuh kembangkan wawasan generasi
mendatang di dalam pengetahuan Ilmu Tafsir tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Sayyid Qutb,Tafsir fi Zhilalil Qur’an,( Jakarta: Gema Insani Press,1992)

9
Wahbah az-Zuahaily, Tafsir al-Washit, (Jakarta:Gema Insani,2015)

Jalauddin al-Mahally dan Jalaluddin as-Suyuti,Tafsir Jalalain,

(Bandung:Sinar Baru Algensindo,2017)

Saiful Amir Ghafur, Profil Para Mufassir Al-Qur’an, (Yogyakarta, Pustaka

Insan Madani, 2008),

10
11

Anda mungkin juga menyukai