Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas karya ilmiah pelajaran Pendididkan Agama Islam dengan membahas tokoh-tokoh
Cendekiawan Islam
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penilis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan orang tua. Sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapakan terima kasih kepada Bapak Guru bidang Study pelajaran
Agama Islam yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
Semoga Karya ilmiah ini dapat bermamfaat khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapakn dapat tercapai Amin

Ciranjang, 16 Mei 2011

Penulis

http://halaisu.blogspot.com/2012/09/makalah-tokoh-tokoh-pembaharuan-islam.html
TOKOH-TOKOH CENDEKIAWAN ISLAM

1. MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB


Lahir di nejad(Arab Saudi)pada tahun 1115 H(1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1206
H(1793M).Nama Lengkapnya adalah Muhammad bin Abd al-Wahhb bin Sulaiman bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-
Hambali an-Najdi.Dia adalah seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh pemimpin
gerakan keagamaan yang pernah menjabat sebagai mufti Daulah Su'udiyyah, yang kemudian
berubah menjadi Kerajaan Arab Saudi.Dia juga merupakan seorang ulama besar yang
produktif,karena buku-buku karangannya tentang islam mencapai puluhan buku,diantaranya
buku yang berjudulKitab At-Tauhidyang isinya tentang pemberantasan
syirik,khurafat,takhayul,dan bidah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat
Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni.
Muhammad bin Abd al-Wahhb, adalah seorang ulama berusaha membangkitkan
kembali pergerakan perjuangan Islam secara murni. Para pendukung pergerakan ini
sesungguhnya menolak disebut Wahabbi, karena pada dasarnya ajaran Ibnu Wahhab menurut
mereka adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan ajaran tersendiri. Karenanya mereka lebih
memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti "satu
Tuhan".
Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan asal-usul dan
kemunculannya dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru dengan mereka kerana
mereka mendakwa mazhab mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan alirannya, al-
Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl al-Sunnah wa
al-Jama'ah. Ia tumbuh dan dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah
seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkan abangnya adalah seorang qadhi (mufti
besar), tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan
dengan agama.
Dia menempuh berbagai macam cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan
keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau juga tidak
mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau berdakwah dengan
besi (pedang).
Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya,
salah satunya adalah Dahham bin Dawwas. Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para
ulama dan penguasa-penguasa. Ia terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke seluruh
penjuru Arab, baik yang dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang
bahaya syirik yang mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga
bahaya bidah, khurafat dan takhayul.
Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan umara dalam dan luar
negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga beliau disegani di antara kawan
dan lawannya, hingga jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang di luar negeri, dan
tidak kecil pengaruhnya di kalangan para ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, seperti
di Hindia, Indonesia, Pakistan, Afganistan,Afrika Utara, Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain-
lain lagi.
Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di
Dariyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan
berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah Arab. Muhammad
bin Abdulwahab berdakwah sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada tanggal 29 Syawal 1206 H,
bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun.

2. IBNU SINA
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia
juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak
lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di
bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin Abdullh bin Sn. Ibnu Sina lahir
pada 980 di Afsyahnahdaerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia),
dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di
antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
"bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal
dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu."
pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine,
dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil
sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili,
berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah
di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia
menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina
independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul
para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera
membuatnya menjadi kekaguman di antara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child
prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia.
Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain
dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan
mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa
tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga
mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan
yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi
ke masjid, dan terus salat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut
malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala
segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan
memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles,
sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari
mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu kedai
buku seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan,
yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk
berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi
melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode -
metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun
menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan;
saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat
yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat
banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit
yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya
akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan
dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang
membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu,
Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis
beberapa karya paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju
keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan
menuju kearah Barat
ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan,
memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu
tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari
suatu opening untuk bakat - bakatnya. Shams al-Ma'li Qbtis, sang dermawan pengatur Dailam,
seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung,
dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina
sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi,
Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya
sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina
ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari bukuCanon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia
tinggal di Hyrcania.Bukunya yang lain: Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai
macam ilmu pengetahuan) Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan)&An-Najat

3. JAMALUDDIN AL-AFGHANI
Nama panjang beliau adalah Muhammad Jamaluddin Al Afghani, dilahirkan
di Asadabad, Afghanistan pada tahun 1254 H/1838 M. Ayahanda beliau bernama
Sayyid Safdar al-Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali al-Turmudzi (seorang
perawi hadits yang masyhur yang telah lama bermigrasi ke Kabul) juga dengan nasab Sayyidina
Husain bin Ali bin Abi Thalib
Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa, beliau
tekun mempelajari bahasa Arab, sejarah, matematika, filsafat, fiqih dan ilmu keislaman
lainnya. Dan pada usia 18 tahun ia telah menguasai hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan
meliputi filsafat, hukum, sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan metafisika. Al-
Afghani segera dikenal sebagai profil jenius yang penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bak
ensiklopedia.
Setelah membekali dirinya dengan seluruh cabang ilmu pengetahuan di Timur dan Barat
(terutama Paris, Perancis), Al-Afghani mempersiapkan misinya membangkitkan Islam. Pertama-
tama ia masuk ke India, negara yang sedang melintasi periode yang kritis dalam sejarahnya.
Kebencian kepada kolonialisme yang telah membara dalam dadanya makin berkecamuk ketika
Afghani menyaksikan India yang berada dalam tekanan Inggris. Perlawanan terjadi di seluruh
India. Afghani turut ambil bagian dari periode yang genting ini, dengan bergabung dalam
peperangan kemerdekaan India pada bulan Mei 1857. Namun, Afghani masih sempat pergi ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Sepulang dari haji, Afghani pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa
Afghanistan, Dost Muhammad, yang kemudian menganugerahinya posisi penting dalam
pemerintahannya. Saat itu, Dost Muhammad sedang mempertahankan kekuasaannya dengan
memanfaatkan kaum cendekiawan yang didukung rakyat Afghanistan. Sayang, ketika akhirnya
Dost terbunuh dan takhtanya jatuh ke tangan Sher Ali, Afghani diusir dari Kabul.
Meninggalkan Kabul, Afghani berkelana ke Hijjaz untuk melakukan ziarah. Rupanya,
efek pengusiran oleh Sher Ali berdampak bagi perjalanan Afghani. Ia tidak diperbolehkan
melewati jalur Hijjaz melalui Persia. Ia harus lebih dulu masuk ke India. Pada tahun 1869
Afghani masuk ke India untuk yang kedua kalinya. Ia disambut baik oleh pemerintah India,
tetapi tidak diizinkan untuk bertemu dengan para pemimpin India berpengaruh yang berperan
dalam revolusi India. Khawatir pengaruh Afghani akan menyebabkan pergolakan rakyat
melawan pemerintah kolonial, pemerintah India mengusir Afghani dengan cara mengirimnya ke
Terusan Suez yang sedang bergolak.
Di Mesir Afghani melakukan kontak dengan mahasiswa Al-Azhar yang terkagum-kagum
dengan wawasan dan ide-idenya. Salah seorang mahasiswa yang kemudian menjadi murid
Afghani adalah Muhammad Abduh. Dari Mesir, Afghani pergi ke Istanbul untuk berdakwah. Di
ibu kota Turki ini Afghani mendapat sambutan yang luar biasa. Ketika memberi ceramah di
Universitas Konstantinopel, salah seorang ulama setempat, Syaikhul Islam, merasa tersaingi. Ia
segera menghasut pemerintah Turki untuk mewaspadai gagasan-gagasan Afghani. Buntutnya,
Afghani didepak keluar dari Turki. Pada tahun 1871.
Afghani menjejakkan kakinya di Kairo untuk yang kedua kalinya. Di Mesir Afghani
melanjutkan dakwahnya yang pernah terputus dan segera mempengaruhi para mahasiswa dan
ulama Al-Azhar. Tetapi, pemberontakan kaum nasionalis Mesir pada tahun 1882 berujung pada
tindakan deportasi oleh pemerintah Mesir yang mencurigai Afghani ada di belakang
pemberontakan.
Afghani dideportasi ke India, tetapi tak lama ia sudah berada dalam perjalanan ke
London, kota yang pernah disinggahinya ketika ia berdakwah ke Paris. Di London ia bertemu
dengan Muhammad Abduh, muridnya yang ternyata juga dikucilkan oleh pemerintah Mesir.
Dari London, Afghani bertualang ke Moskow. Ia tinggal selama empat tahun di St.
Petersburgh. Di sini pengaruh Afghani segera menjalar ke lingkungan intelektual yang dipercaya
oleh Tsar Rusia. Salah satu hasil dakwah Afghani kepada mereka adalah keluarnya izin
pencetakan Al-Quran ke dalam bahasa Rusia.
Afghani menghabiskan sisa umurnya dengan bertualang keliling Eropa untuk berdakwah.
Bapak pembaharu Islam ini memang tak memiliki rintangan bahasa karena ia menguasai enam
bahasa dunia (Arab, Inggris, Perancis, Turki, Persia, dan Rusia).
Afghani menghembuskan nafasnya yang terakhir karena kanker yang dideritanya sejak
tahun 1896. Beliau pulang keharibaan Allah pada tanggal 9 Maret 1897 di Istambul Turki dan
dikubur di sana. Jasadnya dipindahkan ke Afghanistan pada tahun 1944. Ustad Abu Rayyah
dalam bukunya Al-Afghani; Sejarah, Risalah dan Prinsip-prinsipnya, menyatakan, bahwa Al-
Afghani meninggal akibat diracun dan ada pendapat kedua yang menyatakan bahwa ada rencana
Sultan untuk membinasakannya
Ide-ide pembaruannya yaitu:
1. Mengembalikan kejayaan Islam.
2. Pemerintah yang otokrasi dan absolute harus digantii dengan
pemerintahan yang demokratis.
3. Kepala Negara harus tunduk kepada undang-undang.
4. Tidak ada pemisahan antara Negara dengan poliik.
5. Pan Islamisme atau rasa persaudaraan/solidaritas antar umat Islam
harus ditingkatkan kembali.
4. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI
Adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal
dari Persia. Lahir sekitar tahun780 di Khwrizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar
tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di BaghdadBuku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi
sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Translasi bahasa Latindari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian
diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia
merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang
astronomi dan astrologi.
Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk
menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme
danlogaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap
dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi,
sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar,trigonometri, dan pada bidang lain
yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam penyelesaian linear dan notasi
kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu
buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku
Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan, buku pertama
beliau yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
5. IBNU RUSYD
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 - Marrakesh, Maroko, 10
Desember 1198),adalah seorang filsuf dariSpanyol (Andalusia). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd
adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum,
matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim)
dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar
atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk
pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk
mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk
karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah
tidak ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang
Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya
6. MUHAMMAD ABDUH
Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas
gerakan modernisme Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-
Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang
mengusung gerakan Pan-Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia
dan Afrika.
Muhammad Abduh diasingkan dari Mesir selama enam tahun pada 1882, karena
keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Libanon, Abduh sempat giat dalam
mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan bersalam al-
Afghani menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond.
Di antara karya tulis beliau yang terkenal adalah:
1. Tafsir Juz Amma
2. Tafsir Al-Qur an Hakim, yang diteruskan olehmuridnya,
Muhammad Rasyid Ridha
3. Risalah At Tauhid
4. Banyak memberi tambahan dalam kitab-kitab, salah satunya
Limaza taakhkhara Islam wa taqaddama ghairuhum, karya Syakib Arsalan

7. HASAN AL-BANNA
Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan
Buhairah, Mesir. Pada usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur'an. Ia adalah
seorang mujahid dakwah, peletak dasar-dasar gerakan Islam sekaligus sebagai pendiri dan
pimpinan Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslimin).
Ia memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah hingga dibunuh oleh penembak
misterius yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak 'titipan' pemerintah pada 12
Februari 1949 di Kairo.
Kepergian Hassan al-Banna pun menjadi duka berkepanjangan bagi umat Islam. Ia
mewariskan 2 karya monumentalnya, yaitu Catatan Harian Dakwah dan Da'i serta Kumpulan
Surat-surat. Selain itu Hasan al-Banna mewariskan semangat dan teladan dakwah bagi seluruh
aktivis dakwah saat ini.
Selain itu ia juga dikenal akan cara berdakwahnya yang sangat tidak biasa. Ia terkenal
sangat tawadlu dikarenakan ia sering berdakwah di warung-warung kopi tempat oarang-orang
yang berpengetahuan rendah berkumpul untuk minum-minum kopi sehabis lelah bekerja
seharian. Dan ternyata cara tersebut memang lebih efektif dilakukan dalam berdakwah
Hassan al-Banna yang lahir pada 14 Oktober 1906 di Mahmudiyya, Mesir (utara-barat
dari Kairo). adalah seorang guru dan seorang reformis Mesir sosial dan politik Islam, yang
terkenal karena mendirikan Ikhwanul Muslimin, salah satu dari abad ke-20 terbesar dan paling
berpengaruh organisasi Islam revivalis. Kepemimpinan Al-Banna adalah penting bagi
pertumbuhan persaudaraan selama tahun 1930-an dan 1940-an. Ketika Hassan al-Banna berusia
dua belas tahun, ia mulai terbiasa mendislipinkan kegiatannya menjadi empat.siang hari di
pergunakanya untuk menuntut ilmu di sekolah.kemudian belajar membuat dan membetulkan jam
dengan orang tua nya hingga sore.waktu sore hingga menjelang tidur ia gunakan untu mengulang
kembali pelajaran sekolah.sementara membaca dan mengulang-ulang hafalan al-qur'anialakukan
seusi shalat subuh.jadi tidak mengherankan bila hassan al-banna mencetak prestasi-prestasi
gemilang di kemudian hari.pada usia 14 hassan al-banna telah menghafal seluruh al-
qur'an.hassan al-banna lulus dari sekolah nya dengan predikat terbaik dan nomor lima terbaik di
seluruh mesir.pada usia 16 tahun,ia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi darul
ulum.demikianlah sederet prestasi hassan kecil. Ayahnya, Syaikh Ahmad al-Banna, adalah
seorang imam lokal dihormati (pemimpin doa) dan guru masjid dari ritus Hanbali. Ia belajar di
Al-Azhar University (Lia 24, 1998). Dia menulis dan berkolaborasi pada buku-buku tentang
tradisi Islam, dan juga memiliki toko di mana ia memperbaiki jam tangan dan dijual
gramophones. Meskipun Syaikh Ahmad al Banna dan istrinya beberapa properti yang dimiliki,
mereka tidak kaya dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan, khususnya setelah mereka pindah
ke Kairo pada tahun 1924. Seperti banyak orang lain, mereka menemukan bahwa belajar Islam
dan kesalehan tidak lagi sebagai sangat dihargai di ibukota(akibat paham sekular yang begitu
kuat saat itu,paham itu dibawa oleh kolonial inggris untuk merobohkan semangat kaum
muslimin), dan bahwa keahlian tidak bisa bersaing dengan industri berskala besar. berdirinya
organisasi ikhwaul muslimin bertepatan dengan tanggal 20/maret/1928.bersama keenam
temannya,hassan al-banna mendirikan organisasi ini(ikhwanul muslimin) di kota ismailiyah.
Pertumbuhan masyarakat terutama diucapkan setelah Al-Banna dipindahkan kantor
pusatnya ke Kairo pada tahun 1932. Faktor paling penting yang membuat ekspansi ini dramatis
mungkin adalah kepemimpinan organisasi dan ideologis yang disediakan oleh Al-Banna. Dalam
Ismailia, di samping kelas hari, dia melakukan niatnya memberi kuliah malam kepada orangtua
muridnya. Dia juga berkhotbah di masjid, dan bahkan di warung kopi. Pada awalnya, beberapa
pandangannya tentang poin yang relatif kecil dari praktik Islam menyebabkan perbedaan
pendapat yang kuat dengan elit agama setempat, dan ia mengadopsi kebijakan menghindari
kontroversi agama. Dia terkejut oleh banyak tanda-tanda mencolok dominasi militer dan
ekonomi asing di Isma'iliyya: kamp-kamp militer Inggris, bidang pelayanan umum yang dimiliki
oleh kepentingan asing, dan tempat tinggal mewah dari karyawan asing dari Terusan Suez
Perusahaan, sebelah jorok tempat tinggal dari pekerja Mesir.
Dia berusaha untuk membawa perubahan, dia berharap untuk melalui lembaga-gedung,
aktivisme tanpa henti di tingkat akar rumput, dan bergantung pada komunikasi massa.Dia
melanjutkan untuk membangun sebuah gerakan massa yang kompleks yang menampilkan
struktur pemerintahan canggih; bagian yang bertanggung jawab untuk melanjutkan nilai-nilai
masyarakat di kalangan petani, buruh, dan profesional; unit dipercayakan dengan fungsi-fungsi
kunci, termasuk propagasi pesan, penghubung dengan dunia Islam, dan tekan dan terjemahan,
dan komite khusus untuk urusan keuangan dan hukum.
Dalam penahan ini organisasi ke dalam masyarakat Mesir, Al-Banna mengandalkan
jaringan sosial yang sudah ada (ikhanul muslimin), khususnya yang dibangun di sekitar masjid,
asosiasi kesejahteraan Islam, dan kelompok-kelompok lingkungan. Tenun ini ikatan tradisional
menjadi struktur khas modern pada akar kesuksesannya. Langsung terpasang bagi persaudaraan,
dan makan ekspansi, dilakukan berbagai usaha, klinik, dan sekolah. Selain itu, anggota yang
berafiliasi dengan gerakan melalui serangkaian sel, usar revealingly disebut families tunggal:
usrah. Materi, dukungan sosial dan psikologis yang diberikan instrumental sehingga kemampuan
gerakan untuk menghasilkan loyalitas yang sangat besar di antara para anggotanya dan untuk
menarik anggota baru. Layanan dan struktur organisasi masyarakat sekitar yang dibangun
tersebut dimaksudkan untuk memungkinkan individu untuk berintegrasi ke dalam pengaturan
jelas Islam, prinsip-prinsip sendiri dibentuk oleh masyarakat.
Berakar dalam Islam, pesan Al-Banna ditangani masalah termasuk kolonialisme,
kesehatan masyarakat, kebijakan pendidikan, manajemen sumber daya alam, Marxisme,
kesenjangan sosial, nasionalisme Arab, kelemahan dunia Islam di kancah internasional, dan
konflik yang berkembang di Palestina. Dengan menekankan keprihatinan yang menarik berbagai
konstituen, Al-Banna mampu merekrut dari antara bagian-lintas masyarakat Mesir - meskipun
pegawai negeri modern-berpendidikan, karyawan kantor, dan profesional tetap dominan di
kalangan aktivis organisasi dan pengambil keputusan. Al-Banna juga aktif dalam menentang
imperialisme Inggris di Mesir. Selama Perang Dunia II, ia sempat ditangkap oleh pemerintah
pro-Inggris, yang melihatnya sebagai subversif.
Antara 1948 dan 1949, tidak lama setelah masyarakat mengirim relawan untuk bertempur
dalam perang di Palestina, konflik antara monarki dan masyarakat mencapai puncaknya. Prihatin
dengan meningkatnya ketegasan dan popularitas persaudaraan, serta dengan desas-desus bahwa
itu merencanakan kudeta, Perdana Menteri Mahmoud sebuah-Nukrashi Pasha bubar itu pada
bulan Desember 1948. Aktifis organisasi yang ditangkap dan puluhan anggotanya yang dikirim
ke penjara. Kurang dari tiga minggu kemudian, perdana menteri dibunuh oleh seorang anggota
persaudaraan, Abdul Majid Hasan Ahmad.
Setelah pembunuhan itu, Al-Banna segera mengeluarkan pernyataan mengutuk
pembunuhan itu, yang menyatakan teror yang bukan cara yang bisa diterima dalam Islam. Hal ini
pada gilirannya mendorong pembunuhan Al-Banna. Pada tanggal 12 Februari 1949 di Kairo, Al-
Banna di kantor pusat Jamiyyah al-Shubban al-Muslimin dengan saudaranya iparnya Abdul
Karim Mansur untuk bernegosiasi dengan Menteri Zaki Ali Basha yang mewakili pihak
pemerintah. Menteri Zaki Ali Basha tidak pernah tiba. 5 jam malam Al-Banna dan saudaranya
iparnya memutuskan untuk pergi. pembunuhan itu terjadi ketika Al-Banna dan saudaranya
sedang menunggu taksi.
Saat mereka berdiri menunggu taksi, mereka ditembak oleh dua orang. Al-Banna terkena
tujuh tembakan. Laterwards, dia dibawa ke rumah sakit dan mereka telah menerima perintah dari
monarki untuk tidak memberinya perawatan di mana ia meninggal kematian lambat dari luka-
luka, Hassan Al-Banna menyadari bahwa mereka telah diperintahkan untuk tidak
memperlakukan dia dan dia membuat 3 doa terhadap Monarki. Hassan Al-Banna wafat pada
tanggal 12 Februari 1949.
Hassan al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam pemikiran Islam modern.
Dia adalah kakek dari Tariq Ramadan dan kakak Gamal al-Banna. Untuk membantu
menguduskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh Barat dari
pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus menjadi bagian dari mesjid. Dia juga
menginginkan larangan partai politik dan lembaga demokrasi lainnya dari Syura (Islam-dewan)
dan ingin semua pejabat pemerintah untuk memiliki belajar agama sebagai pendidikan utama.
Hassan al-Banna melihat Jihad sebagai strategi defensif-Allah ditahbiskan, yang
menyatakan bahwa kebanyakan ahli Islam: "Setuju bulat bahwa jihad adalah kewajiban komunal
defensif dikenakan pada umat Islam dalam rangka untuk menyiarkan panggilan (untuk memeluk
Islam), dan bahwa adalah sebuah kewajiban individu untuk menolak serangan orang-orang kafir
atasnya. " Namun, sebagai akibat dari orang-orang kafir memerintah negeri-negeri Muslim dan
merendahkan kehormatan Muslim: "Hal ini telah menjadi kewajiban individual, yang ada adalah
tidak menghindari, pada setiap Muslim untuk mempersiapkan peralatan, untuk mengambil
keputusan untuk terlibat dalam jihad, dan untuk mendapatkan siap sampai kesempatan sudah
masak dan Allah keputusan suatu hal yang pasti akan dicapai"
Al-Banna tidak menerima klaim sebagai suara Hadis bahwa semangat jihad adalah jihad
yang lebih besar dan jihad pedang jihad kecil dan ia memuliakan aktif jihad defensif: "kematian
tertinggi hanya diberikan kepada mereka yang membunuh atau yang gugur di jalan Allah Seperti
kematian tidak dapat dihindarkan dan bisa terjadi hanya sekali. mengambil bagian dalam jihad
adalah menguntungkan di dunia ini dan berikutnya." Visi al-Banna pada aturan Jihad untuk umat
dalam kutipan dari Lima Tracts Hasan al-Banna di mana ia akan kembali ke aturan-Hanafi:
"Jihad dalam arti harfiah berarti untuk menempatkan sebagainya upaya maksimal seseorang
dalam kata dan perbuatan, dalam UU Suci itu adalah membunuh orang-orang kafir dan konotasi
terkait seperti memukul mereka, menjarah kekayaan mereka, menghancurkan tempat suci
mereka dan menghancurkan berhala mereka." dan "itu merupakan kewajiban bagi kita untuk
mulai bertengkar dengan mereka setelah transmisi [undangan untuk memeluk Islam], bahkan jika
mereka tidak memerangi kita."
8. SAYYID AHMAD KHAN
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di Delhi tanggal 17 oktober 1817. nenek moyangnya
berasal dari semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Heart, Persia (Iran), karena tekanan
politik pada zaman dinasti umayyah. Dan menurut keterangan ia berasal dari keturunan Husain,
cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah bin Ali. Neneknya Sayyid Hadi, adalah pembesar Istana
dizaman Alamghir II (1754-1759). Ayahnya bernama Al-muttaqi, seorang ulama yang saleh. Ia
mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama. Selain bahasa arab, ia juga belajar
bahasa Persia dan sejarah. Ia orang yang rajin membaca dan selalu memperluas pengetahuan
dengan menelaah berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia 18 th, ia memasuki
lapangan pekerjaan pada serikat India Timur. Kemudian bekerja sebagai hakim. Di tahun 1846,
ia pulang kembali ke Delhi. Ia pulang kembali untuk meneruskan studi. Selain pekerjaan itu, ia
juga amat cakap dalam menulis dan mengarang. Salah satu karyanya yang mengantarkan
namanya menjadi terkenal adalah Ahtar Al-Sanadid.
Di masa pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan,
sehingga ia dikatakan telah banyak menolong orang inggris dan dianggap telah banyak berjasa
bagi mereka. Atas jasanaya tersebut, ia dianugerahi gelar Sir di depan namanya, sedangkan
hadiah yang diberikan dalam bentuk lain ia tolak. Hubungan dengan pihak Inggris menjadi baik
dan ini dipergunakan untuk kepentingan umat Islam India.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India, dapat
diwujudkan hanya dengan bekerja sama dengan Inggris. Inggris telah merupakan penguasa yang
teruat di India dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam
India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari
masyarakat Hindhu India.
Jalan yang harus ditempuh umat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan itu bukanlah bekerja sama dengan Hindu dalam menentang Inggris
tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris.
9. AHMAD BIN HANBAL
Ahmad bin Hanbal (781 - 855 M, 164 - 241 AH) adalah seorang
ahli hadits dan teologi Islam. Ia lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan,
utara Afganistan dan utara Iran) di kota Baghdad, Irak. Kunyah beliau Abu Abdillah
lengkapnya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi/
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagaiImam Hambali.
Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Quran hingga beliau hafal pada usia 15 tahun,
beliau juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang yang terindah
tulisannya. Lalu beliau mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu pula.
Beliau telah mempelajari Hadits sejak kecil dan untuk mempelajari Hadits ini beliau pernah
pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz,Yaman dan negara-negara lainnya sehingga beliau
akhirnya menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud. Abu Zur'ah mengatakan bahwa
kitabnya yang sebanyak 12 buah sudah belau hafal di luar kepala. Belaiu menghafal sampai
sejuta hadits.
Beliau menikah pada umur 40 tahun dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Ia
melahirkan dari istri-istrinya anak-anak yang shalih, yang mewarisi ilmunya, seperti Abdullah
dan Shalih. Bahkan keduanya sangat banyak meriwayatkan ilmu dari bapaknya
Beliau menulis kitab al-Musnad al-Kabir yang termasuk sebesar-besarnya kitab
"Musnad" dan sebaik baik karangan beliau dan sebaik baik penelitian Hadits. Ia tidak
memasukkan dalam kitabnya selain yang dibutuhkan sebagai hujjah. Kitab Musnad ini berisi
lebih dari 25.000hadits.
Di antara karya Imam Ahmad adalah ensiklopedia hadits atau Musnad, disusun oleh
anaknya dari ceramah (kajian-kajian) - kumpulan lebih dari 40 ribu hadits juga Kitab ash-Salat
dan Kitab as-Sunnah.
Setelah sakit sembilan hari, beliau Rahimahullah menghembuskan napas terakhirnya di
pagi hari Jumat bertepatan dengan tanggal dua belas Rabiul Awwal 241 H pada umur 77 tahun.
Jenazah beliau dihadiri delapan ratus ribu pelayat lelaki dan enam puluh ribu pelayat perempuan
10. AL-FARABI
Ab Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Frbi singkat Al-Farabiadalah ilmuwan dan
filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Ab Nasir al-
Frbi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi , juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi,
Farabi, dan Abunasir. Kemungkinan lain adalah Farabi adalah seorang Syiah Imamiyah (Syiah
Imamiyah adalah salah satu aliran dalam islam dimana yang menjadi dasar aqidah mereka adalah
soal Imam) yang berasal dari Turki.
Ayahnya seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki
asli. Sejak dini ia digambarkan memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai
hampir setiap subyek yang dipelajari. Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-
Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits)
dan aritmatika dasar.
Al-Farabi muda belajar ilmu-ilmu islam dan musik di Bukhara, dan tinggal di
Kazakhstan sampai umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun.
Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi
kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syria, dimana saat itu Harran
merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil Ia kemudian belajar filsafat dari Filsuf
Kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad
Tahun 940M, al Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan
Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala daerah (distrik)Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan
para Imam Syiah. Kemudian al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339
H/ Desember 950 M) di masa pemerintahan Khalifah Al Muthi (masih dinasti Abbasiyyah)
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung di dunia Islam
Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para
filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di berbagai
bidang sepertimatematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai
buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain
itu, ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat music
Al-Farabi dikenal dengan sebutan "guru kedua" setelah Aristoteles, karena
kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu
filsafat. Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan
sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam serta berupaya
membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu
Al-Farabi hidup pada daerah otonomi di bawah pemerintahan Sayf al Dawla [5] dan di
zaman pemerintahan dinasti Abbasiyyah, yang berbentuk Monarki yang dipimpin oleh
seorang Khalifah.[5] Ia lahir dimasa kepemimpinan Khalifah Mutamid (869-892 M) dan
meninggal pada masa pemerintahan Khalifah Al-Muthi (946-974 M) dimana periode tersebut
dianggap sebagai periode yang paling kacau karena ketiadaan kestabilan politik. [1]
Dalam kondisi demikian, al-Farabi berkenalan dengan pemikiran-pemikiran dari para
ahli Filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles dan mencoba mengkombinasikan ide atau
pemikiran-pemikiran Yunani Kuno dengan pemikiran Islam untuk menciptakan sebuah negara
pemerintahan yang ideal (Negara Utama). Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika
ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwaah).
11. AL-GHAZALI
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di
Thus; 1058 / 450 H meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 5253 tahun)
adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat
abad Pertengahan
Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[rujukan?] Gelar
beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu
kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran).
Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari
keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi
orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang
terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah
memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di
Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah
bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia
digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam
yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai
pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga
sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta
meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai
pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid
Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah
mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah,Jerusalem,
dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa
melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi beliau telah dididik
dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah,
sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara, zuhud, dan
tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk
mendapat ridha Allah SWT
Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru
karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan
beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam
terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan
mempelajari segala pendapat keeempat mazhabhingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh
mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-
Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim
di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi
mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri)
diBaghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana.
Ia telah mengembara ke beberapa tempat.
Seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di
sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis
kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran
manusia dalam semua masalah.
12. AN-NAWAWI
Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi atau
lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi'i. Ia lahir di
desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 1233 dan wafat pada tahun 1278. Kedua tempat
tersebut kemudian menjadi nisbat nama beliau, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Ia adalah seorang
pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.
Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik
Rawahibiyah. Di tempat ini beliau belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam
waktu empat setengah bulan. Kemudian beliau menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-
bulan yang tersisa dari tahun tersebut, dibawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.
Semasa hidupnya beliau selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab,
menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian
beliau adalah kain kasar, sementara serban beliau berwarna hitam dan berukuran kecil.
Sang Imam belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz bin
Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin bin Abdul Karim Al-
Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al-Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin Ibn
Ash-Shairafi, Taqiyuddin bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia
belajar fiqih hadits (pemahaman hadits) pada asy-Syaikh al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin
IsaAl-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin
usman Al-Maghribi Al-Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-
Arbili serta guru-guru lainnya.
Karya:
Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab , panduan hukum Islam yang
lengkap.
Minhaj ath-Thalibin.
Tahdzib al-Asma .
Taqrib al-Taisir .pengantar studi hadits.
Al-Arba'in an-Nawawiyah .kumpulan 40 -tepatnya 42
hadits penting. Syarh Shahih Muslim , penjelasan kitab
Shahih Muslim bin al-Hajjaj.
Ma Tamas Ilaihi Hajah al-Qari li Shahih al-Bukhari
Riyadhus Shalihin , kumpulan hadits mengenai etika, sikap dan
tingkah laku yang saat ini banyak digunakan di dunia Islam.
Tahrir al-Tanbih .
Al-Adzkar ,kumpulan doa Rasulullah.
At-Tibyan fi Adab Hamalah al-Quran .
Adab al-Fatwa wa al-Mufti wa al-Mustafti ..
At-Tarkhis bi al-Qiyam ..
Matn al-Idhah fi al-Manasik, membahas tentang haji.
13. IBNU TAIMIYAH
Abul Abbas Taqiuddin Ahmad bin Abdus Salam bin Abdullah bin Taimiyah al Harrani
atau yang biasa disebut dengan nama Ibnu Taimiyah saja (lahir: 22 Januari 1263/10 Rabiul
Awwal 661 H wafat: 1328/20 Dzulhijjah 728 H), adalah seorang pemikir dan
ulama Islam dari Harran, Turki.
Ibnu Taymiyyah berpendapat bahwa tiga generasi awal Islam, yaitu
Rasulullah Muhammad SAW danSahabat Nabi, kemudian Tabi'in yaitu generasi yang mengenal
langsung para Sahabat Nabi, danTabi'ut tabi'in yaitu generasi yang mengenal langsung para
Tabi'in, adalah contoh yang terbaik untuk kehidupan Islam.
Ia berasal dari keluarga religius. Ayahnya Syihabuddin bin Taimiyah adalah seorang
syaikh, hakim, dan khatib. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin
Taimiyah al Harrani adalah seorang ulama yang menguasai fiqih, hadits, tafsir, ilmu ushul dan
penghafal Al Qur'an (hafidz).
Ibnu Taimiyah lahir di zaman ketika Baghdad merupakan pusat kekuasaan dan
budaya Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. Ketika berusia enam tahun (tahun 1268), Ibnu
Taimiyah dibawa ayahnya ke Damaskus disebabkan serbuan tentara Mongol atas Irak.
Semenjak kecil sudah terlihat tanda-tanda kecerdasannya. Begitu tiba di Damaskus, ia
segera menghafalkan Al-Quran dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, hafizh dan
ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut
tercengang. Ketika umurnya belum mencapai belasan tahun, ia sudah menguasai ilmu
ushuluddin dan mendalami bidang-bidang tafsir, hadits, dan bahasa Arab. Ia telah mengkaji
Musnad Imam Ahmad sampai beberapa kali, kemudian Kutubu Sittah dan Mujam At-Thabarani
Al-Kabir.
Suatu kali ketika ia masih kanak-kanak, pernah ada seorang ulama besar
dari Aleppo, Suriah yang sengaja datang ke Damaskus khusus untuk melihat Ibnu Taimiyah yang
kecerdasannya menjadi buah bibir. Setelah bertemu, ia memberikan tes dengan cara
menyampaikan belasan matan hadits sekaligus. Ternyata Ibnu Taimiyah mampu
menghafalkannya secara cepat dan tepat. Begitu pula ketika disampaikan kepadanya beberapa
sanad, iapun dengan tepat pula mampu mengucapkan ulang dan menghafalnya, sehingga ulama
tersebut berkata: "Jika anak ini hidup, niscaya ia kelak mempunyai kedudukan besar, sebab
belum pernah ada seorang bocah sepertinya".
Sejak kecil ia hidup dan dibesarkan di tengah-tengah para ulama sehingga mempunyai
kesempatan untuk membaca sepuas-puasnya kitab-kitab yang bermanfaat. Ia menggunakan
seluruh waktunya untuk belajar dan belajar dan menggali ilmu, terutama tentang Al-Qur'an dan
Sunnah Nabi.
Ia adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah
ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia pernah
berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah
yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai
dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid
atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga
terpenuhi cita-citaku.
Di Damaskus ia belajar pada banyak guru, dan memperoleh berbagai macam ilmu
diantaranya ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, ushul fiqih. Ia
dikaruniai kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-
Qur'an. Kemampuannya dalam menuntut ilmu mulai terlihat pada usia 17 tahun. Dan usia 19, ia
telah memberi fatwa dalam masalah masalah keagamaan.
Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam
menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits)
baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus
Sittah dan Al-Musnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah atau dalil, ia memiliki
kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para
mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari
para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat
berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul
Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah
Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam
Ibnu Taimiyah wafatnya di dalam penjara Qal`ah Dimasyq disaksikan oleh salah seorang
muridnya Ibnul Qayyim, ketika beliau sedang membaca Al-Qur an surah Al-Qamar yang
berbunyi "Innal Muttaqina fi jannatin wanaharin"[1] . Ia berada di penjara ini selama dua tahun
tiga bulan dan beberapa hari, mengalami sakit dua puluh hari lebih. Ia wafat pada tanggal 20
DzulHijjah th. 728 H, dan dikuburkan pada waktuAshar di samping kuburan saudaranya Syaikh
Jamal Al-Islam Syarafuddin.
Jenazah ia disalatkan di masjid Jami`Bani Umayah sesudah salat Zhuhur dihadiri para
pejabat pemerintah, ulama, tentara serta para penduduk.
14. IBNU QAYYIM AL-JAUZIYYAH
Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi bergelar Abu
Abdullah Syamsuddin atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan
karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-
Jauziyyah.
Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23
September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad
ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli
hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang
mujtahid.
Ibnu Qayyim berguru ilmu hadits pada Syihab an-Nablusi dan Qadi Taqiyyuddin bin
Sulaiman; berguru tentang fiqh kepada SyekhSafiyyuddin al-Hindi dan Isma'il bin Muhammad
al-Harrani; berguru tentang ilmu pembagian waris (fara'idh) kepada bapaknya; dan juga berguru
selama 16 tahun kepada Ibnu Taimiyyah.
Beliau belajar ilmu faraidh dari bapaknya karena beliau sangat menonjol dalam ilmu itu.
Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiydengan membaca kitab-kitab: (al-
Mulakhkhas li Abil Balqa kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudian Alfiyah Ibnu Malik, juga
sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). Di samping itu belajar
dari syaikh Majduddin at-Tunisi satu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur.
Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Ismail bin Muhammad al-Harraniy.
Ibnul Qayyim pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu
Taimiyah sambil didera dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul
Qayyim pun dilepaskan dari penjara. Hal itu disebabkan karena beliau menentang adanya
anjuran agar orang pergi berziarah ke kuburan para wali.
Beliau peringatkan kaum muslimin dari adanya khurafat kaum sufi, logika kaum filosof
dan zuhud model orang-orang hindu ke dalam firqahIslamiyah.
Penguasaannya terhadap Ilmu Tafsir tiada bandingnya, pemahamannya
terhadap ushuluddin mencapai puncaknya dan pengetahuannya mengenai hadits, makna hadits,
pemahaman serta istinbath-istinbath rumitnya, sulit ditemukan tandingannya.
Begitu pula, pengetahuan beliau rahimahullah tentang ilmu suluk dan ilmu kalam-nya
Ahli tasawwuf, isyarat-isyarat mereka serta detail-detail mereka. Ia memang amat menguasai
terhadap berbagai bidang ilmu ini.
Karena itulah banyak manusia-manusia pilihan dari kalangan para pemerhati yang
menempatkan ilmu sebagai puncak perhatiannya, telah benar-benar menjadi murid beliau.
Mereka itu adalah para Ulama terbaik yang telah terbukti keutamaannya, di antaranya ialah :
1. Anak beliau sendiri bernama Syarafuddin Abdullah
2. Anaknya yang lain bernama Ibrahim,
3. Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun kitab al-Bidayah wan Nihayah
4. Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali al-Baghdadi penyusun
kitab Thabaqat al-Hanabilah
5. Ibnu Abdil Hadi al-Maqdisi
6. Syamsuddin Muhammad bin Abdil Qadir an-Nablisiy
7. Ibnu Abdirrahman an-Nablisiy
8. Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzhahabi at-Turkumaniy
asy-Syafii
9. Ali bin Abdil Kafi bin Ali bin Taman As Subky
10. Taqiyuddin Abu ath-Thahir al-Fairuz asy-Syafii
Manhaj serta hadaf Ibnul Qayyim rahimahullah ialah kembali kepada sumber-sumber
dinul Islam yang suci dan murni, tidak terkotori olehrayu-rayu (pendapat-pendapat) Ahlul
Ahwa wal bida (Ahli Bidah) serta helah-helah (tipu daya) orang-orang yang suka
mempermainkan agama.
Oleh sebab itulah beliau rahimahullah mengajak kembali kepada madzhab salaf; orang-
orang yang telah mengaji langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Merekalah
sesungguhnya yang dikatakan sebagai ulama waratsatun nabi (pewaris nabi) shallallahu alaihi
wa sallam.
Di samping itu, Ibnul Qayyim juga mengumandangkan bathilnya madzhab taqlid.
Kendatipun beliau adalah pengikut madzhab Hanbali, namun beliau sering keluar dari
pendapatnya kaum Hanabilah, dengan mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian
tentang perbandingan madzhab-madzhab yang masyhur.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada malam Kamis, tanggal 18 Rajab tahun 751
Hijriyah. Ia dishalatkan di Mesjid Jami' Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami' Jarrah;
kemudian dikuburkan di Pekuburan Babush Shagir
15. IBNU KHALDUN
bnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-
Hadrami lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan muslim
dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmuhistoriografi, sosiologi dan ekonomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
Bapak Ekonomi
Di antara sekian banyak pemikir masa lampau yang mengkaji ekonomi Islam, Ibnu
Khaldun merupakan salah satu ilmuwan yang paling menonjol. Ibnu Khaldun sering disebut
sebagai raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja Bapak sosiologi tetapi juga
Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan
Ricardo. Artinya, ia lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.
Muhammad Hilmi Murad secara khusus telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul
Iqtishad : Ibnu Khaldun. Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun.(1962) Dalam tulisan tersebut
Ibnu Khaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara
empiris. Karya tersebut disampaikannya pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978.
Sebelum Ibnu Khaldun, kajian-kajian ekonomi di dunia Barat masih bersifat normatif,
adakalanya dikaji dari perspektif hukum, moral dan adapula dari perspektif filsafat. Karya-karya
tentang ekonomi oleh para imuwan Barat, seperti ilmuwan Yunani dan zaman Scholastic
bercorak tidak ilmiah, karena pemikir zaman pertengahan tersebut memasukkan kajian ekonomi
dalam kajian moral dan hukum.
Sedangkan Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara
empiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy,
menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang ekonomi.
Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran
tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan, konsumsi
dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan
pengeluaran publik, daur perdagangan, pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak milik dan
kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat
dalam perkembangan ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam
kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur,
Sejalan dengan Shiddiqy Boulokia dalam tulisannya Ibn Khaldun: A Fourteenth Century
Economist, menuturkan :
Ibn Khaldun telah menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomi fundamental,
beberapa abad sebelum kelahiran resminya (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan
kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip tentang nilai kerja
sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang kependudukan sebelum Malthus dan
mendesak akan peranan negara di dalam perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu,
Ibn Khaldun telah menggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk membangun suatu sistem dinamis
yang mudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomi
kepada fluktuasi jangka panjang.
Lafter, penasehat economi president Ronald Reagan, yang menemukan teori Laffter
Curve, berterus terang bahwa ia mengambil konsep Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun mengajukan
obat resesi ekonomi, yaitu mengecilkan pajak dan meningkatkan pengeluaran (ekspor)
pemerintah. Pemerintah adalah pasar terbesar dan ibu dari semua pasar dalam hal besarnya
pendapatan dan penerimaannya. Jika pasar pemerintah mengalami penurunan, maka adalah wajar
jika pasar yang lainpun akan ikut turun, bahkan dalam agregate yang cukup besar.
S.Colosia berkata dalam bukunya, Constribution A LEtude DIbnu Khaldaun Revue Do
Monde Musulman, sebagaimana dikutip Ibrahim Ath-Thahawi, mengatakan, Apabila pendapat-
pendapat Ibnu Khaldun tentang kehidupan sosial menjadikannya sebagai pionir ilmu filsafat
sejarah, maka pemahamannya terhadap peranan kerja, kepemilikan dan upah, menjadikannya
sebagai pionir ilmuwan ekonomi modern .(1974, hlm.477)
Oleh karena besarnya sumbangan Ibnu Khaldun dalam pemikiran ekonomi, maka
Boulakia mengatakan, Sangat bisa dipertanggung jawabkan jika kita menyebut Ibnu Khaldun
sebagai salah seorang Bapak ilmu ekonomi.[1] Shiddiqi juga menyimpulkan bahwa Ibn
Khaldun secara tepat dapat disebut sebagai ahli ekonomi Islam terbesar (Ibnu Khaldun has
rightly been hailed as the greatest economist of Islam)(Shiddiqy, hlm. 260)
Sehubungan dengan itu, maka tidak mengherankan jika banyak ilmuwan terkemuka
kontemporer yang meneliti dan membahas pemikiran Ibnu Khaldun, khususnya dalam bidang
ekonomi. Doktor Ezzat menulis disertasi tentang Ibnu Khaldun berjudul Production, Distribution
and Exchange in Khalduns Writing dan Nashat menulis al-Fikr al-iqtisadi fi muqaddimat Ibn
Khaldun (Economic Though in the Prolegomena of Ibn Khaldun).. Selain itu kita masih memiliki
kontribusi kajian yang berlimpah tentang Ibnu Khaldun. Ini menunjukkan kebesaran dan
kepeloporan Ibnu Khaldun sebagai intelektual terkemuka yang telah merumuskan pemikiran-
pemikiran briliyan tentang ekonomi. Rosenthal misalnya telah menulis karya Ibn Khaldun the
Muqaddimah : An Introduction to History, Spengler menulis buku Economic Thought of Islam:
Ibn Khaldun, Boulakia menulis Ibn Khaldun: A Fourteenth Century Economist, Ahmad Ali
menulis Economics of Ibn Khaldun-A Selection, Ibn al Sabil menulis Islami ishtirakiyat fil
Islam, Abdul Qadir Ibn Khaldun ke maashi khayalat, (Economic Views of Ibn Khaldun),
Rifaat menulis Maashiyat par Ibn Khaldun ke Khalayat (Ibn Khalduns Views on Economics)
Somogyi menulis buku Economic Theory in the Classical Arabic Literature, Tahawi al-iqtisad
al-islami madhhaban wa nizaman wa dirasah muqaranh.(Islamic Economics-a School of Thought
and a System, a Comparative Study), T.B. Irving menulis Ibn Khaldun on Agriculture, Abdul
Sattar menulis buku Ibn Khalduns Contribution to Economic Thought in: Contemporary
Aspects of Economic and Social Thingking in Islam.
1. Kata Pengantar

Segala pujian dan permohonan hanya ditujukan kepada Allah SWT yang ditangan-Nya lah islam
dapat berjaya hingga berabad-abad lamanya dan karena meninggalkan-Nya lah islam mengalami
kemunduran. Shalawat serta salam kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAWW,
keluarganya yang suci dan sahabtnya yang terpilih, karena merekalah pembaharu pertama dalam
Islam dan membekas hingga kini.

Kami ingin berterima kasih kepada dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, Bapak Dani
Nurfajar yang telah memberikan kami kesempatan untuk belajar dan menemukan hal-hal baru
dalam ilmu dan pengetahuan. Kami juga berterima kasih kepada seluruh komponen yang telah
membantu terwujudnya makalah ini. Semoga dapat berguna sekarang maupun di masa
mendatang. Amien.

2. Latar belakang

Setelah islam mengalami kekalahan dalam perang salib, banyak yang terjadi kemunduran pada
umat islam. Perubahan besar pun terjadi pada Barat dari segala aspek, mulai dari ilmu
pengetahuan hingga sistem kemiliteran. Barat dan islam menjadi dua sisi yang berlawanan
karena masing-masing memiliki dua perbedaan mencolok. Barat mengambil komponen-
komponen penting dalam islam, tanpa meninggalkan sisa sedikitpun. Terbukti dengan
pembakaran perpustakaan-perpustakaan islam dan perampasan buku-buku ilmu pengetahuan,
hingga akhirnya islam memasuki era kegelapan. Umat muslim sedikit demi sedikit tersingkirkan
dari pergerakan zaman, sampai pada akhirnya umat muslim;sebagian dari mereka namun tidak
semua, merasa bahwa hal yang terjadi pada islam ini berupa kemunduran dan masa kegelapan
haruslah diakhiri.

Umat islam pun melakukan semacam Renaisance. Tapi bagi umat islam, tidak hanya ilmu yang
dikedepankan, namun juga dari segi keagamaan yang tentunya orang Barat tidak punya.
Perlahan-lahan umat islam mulai meneliti faktor-faktor kemunduran dan komponen apa saja
yang harus diperbaiki untuk kembali pada masa yang cerah. Satu persatu muncul tokoh-tokoh
berpendidikan dari umat islam, mulai dari Jamaluddin Al-Afghani, Hasan Al-Banna, Muhammad
Abduh, Muhammad Iqbal, sampai pada Sayyid Amir Ali. Masing-masing dari mereka
melakukan remedi atau perbaikan pada hampir seluruh komponen yang dapat membantu
kembalinya kejayaan umat islam. Seperti membentuk organisasi yang berlandaskan keislaman
untuk memperjelas tujuan umat muslim dalam berjuang melawan Barat dan racun-racunnya.
Hingga pada masa kini dampak dari pergerakan mereka masih tercermin dalam organisasi-
organisasi islam yang bergerak untuk membela islam dan membangun generasi islam. Namun
pembahasan pada makalah ini lebih pada ide-ide dan pembaharuan yang dilakukan pada
pembaharu tersebut, juga apa sumbangan nyata yang mereka berikan dan dapat kami manfaatkan
hingga sekarang.

BAB II

Isi

1. A. Latar Belakang Terjadinya Pembaharuan Islam

Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat islam , pada abad inilah daerah-
daerah islam meluas di Barat melalui Afrika Utara sampai Spanyol, di Timur melalui Persia
sampai ke India.

Daerah-daerah ini tunduk karena kepada kekuasaan khalifah yang pada mulanya berkedudukan
di Madinah, kemudian Damskus dan terakhir di Bagdad. Dari situlah banyak lahir pemikir-
pemikir hebat. Dari lahirnya pemikir dan para ulama besar itu, maka ilmu pengetahuan
berkambang pesat sampai ke puncaknya, baik dalam bidang agama, non agama dan bidang
kebudayaan lainya.

Para pemikir dan ulama islam pada saat itu bukan hanya dapat mengislamisasikan pengetahuan-
pengetahuan Persia kuno dan warisan-warisan Yunani, akan tetapi kedua kebudayaan itu di
sesuaikan pula dengan kebutuhan dan perkembangan pemikiran pada masa itu. Ilmu pengetahuan
yang telah di tampung dan diolah oleh para pemikir islam.

Pada abad selanjutnya pemikiran islam memasuki benua Eropa melalui Spayol dan Sisilia dan
inilah yang menjadi dasar ilmu yang menguasai alam pikiran Barat.

Dipandang dari sisi sejarah dan kebudayaan maka tugas meme-lihara dan menyebarkan ilmu
pengetahuan tidaklah kecil nilainya dibanding mencipta ilmu pengetahuan. Jika tugas-tugas
penelitian diadakan oleh Aristoteles, Galinus dan para ilmua lainnya tidak ditampung maka
dunia akan miskin dengan ilmu. Puncak kemegahan dunia islam itu akhirnya menurun, islam
mulai mengalami kemunduran pada abad ke-10 dan tenggelam berabad-abad lamanya.

Faktor penyebab kemunduran umat islam:

Isu pintu ijtihad tertutup telah meluas dikalangan umat islam. Berpaling pikiran untuk
menggali secara langsung pada sumber pertama dan utama, yaitu Al-Quran dan Al-
Hadits. Apabila mereka menemukan persoalan baru, pikiran mereka hanya terpusat pada
kepentingan mazhab. Praktek bermazhab dan taassuk terhadap mazhab tertentu sangat
marak dilakukan. Karena itulah ilmu pengetahuan mulai berkurang, kehidupan
berkelompok dengan pengaruh negatifnya tersebar hampir disemua tempat di dunia
islam.
Keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai terpecah, kekuasaan khalifah menurun,
masyarakat islam yang berbentuk persatuan dan kesatuan dalam seiman telah pindah.
Tidak ada satu ikatan di dalamnya kecuali nama dan tatanan. Umat Islam terpecah belah
dan saling bermusuhan, masyarakat islam berubah dan kerajaan islam telah mewariskan
kota-kota dan kerajaan yang telah bertikai selama berabad-abad, dalam sekejap mata
sejarah kemanusiaan telah dirobek-robek oleh kelemahan strategi politik.
Adanya perang salib dibawah arahan gereja katolik Roma dan serbuan tentara barbar.
Karena itu khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat islam hilang. Tentara salib
ingin menguasai baitul maqdis untuk menyebarkan pengaruhnya dan mengajak bersatu
dalam keyakinan.

Masa kemunduran ini berlangsung berabad-abad lamanya hingga muncul gerakan yang
dikumandangkan oleh pelopor-pelopor pembaharuan seperti Ibnu Taimiyah dengan muridnya
Ibnu Al-Qoyyim, Muhammad Ibnu Abdul Wahab, Muhammad Ibnu Ali Sanusi Al-Kabir, dan
lain-lain.

Diantara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan islam adalah:

v Paham tauhid yang dianut kaum muslimim yang bercampur dengan kebiasaan yang
dipengaruhi oleh kelompok-kelompok, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal lain yang
membawa kepada kekufuran.

v Sifat jumud membuat umat islam berhenti berpikir dan berusaha. Umat islam maju
dikarenakan pada saat itu mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu selama umat
islam masih bersifat jumud dan tidak mau berpikir untuk berijtihad maka mereka tidak mungkin
mengalami kemajuan. Untuk itu perlu diadakan pembaharuan yang berusaha memberantas
kejumudan.

v Umat islam selalu berpecah belah, mereka tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak
adanya persatuan dan kesatuan yang diikat oleh tali ajaran islam. Karena itulah, bangkit suatu
gerakan pembaharuan.

v Hasil dari kontak yang terjadi antara dunia islam dan barat. Dengan adanya kontak ini mereka
sadar bahwa mereka mengalami kemunduran dibandingkan dengan barat. Terutama sekali saat
terjadinya peperangan antara kerajaan ustmani dengan kerajaan eropa, yang biasanya tentara
kerajaan utsmani selalu menang dalam peperangan dan pada akhirnya mengalami kekalahan
ditangan barat. Hal ini membuat pembesar-pembesar utsmani menyelidiki rahasia kekuatan
militer eropa yang baru muncul. Ternyata rahasianya adalah kekuatan militer modern yang
dimiliki eropa sehingga pembaharuan juga dipusatkan pada bidang militer.
Pembahuran dalam islam berbeda dengan renainsans Barat. Kalau renainsans Barat muncul
dengan menyingkirkan agama, maka pembaharuan islam sebaliknya, yaitu untuk memperkuat
prinsip dan ajaran-ajaran agama islam. Islam bukan hanya mengajak maju ke depan untuk
melawan segala kebodohan dan kemajuan islam itu sendiri.

1. B. Tokoh-tokoh pembaharuan Islam

Berawal dari kemunduran yang di alami oleh umat islam dan Barat semakin menunjukan
Eksistensinya sebagai pusat peradaban. Akhirnya munculah banyak pemikir-pemikir islam yang
tersadar bahwa keadaan umat islam saat itu sangat terbelakang. Maka mereka melakukan suatu
gerakan yang menghasilkan gagasan untuk membangkitkan umat islam dari ketepurukan itu. Dan
sangat banyak tokoh-tokoh yang memberikan jasa nya. Di makalah ini kita hanya memaparkan
beberapa tokoh yang paling berpengaruh bagi islam.

1. a. Hasan Al-banna

Perintis Negara Islam Modern

Dunia islam mengenal Hasan Al-banna sebagai pejuang dan pembangkit umat islam. Para
pengamat mengaitkan Al-banna dengan pembaru juga yang juga berasal dari Mesir yaitu
Muhammad Abduh, mereka bagai satu badan dan ruh. Abduh yang senior dari Al-bannah
sebagai kepalanya sementara Al-banna sebagai ekornya. Abduh sebagai revolusinya sedangkan
Al-banna sebagai penggerak revolusi kebangkitan perjuangan umat islam internasional .
Keduanya memang tidak bertemu secara fisik tapi pemikiran dan visi mempersatukan keduanya
dalam tujuan yang sama.

Hasan Al-banna dilahirkan didesa Mahmudiyah kawasanBuhairah, Mesir tahun 1906 M, sejak
kecil Al-banna sudah menunjukan kecemerlangan otaknya. Pada usia 12 tahun dia telah
menghafal separuh isi al-Quran. Ayahnya, Syaikh ahmad Al-bannna yang ulama fiqih dan hadits,
terus menerus melengkapi hafalanya. Sejak itu dia mendisiplinkan waktunya menjadi 4 tahap;
siang hari dipergunakan untuk belajar disekolah , kemudian belajar dan memperbaiki jam dengan
orang tuanya hingga sore, sore hari digunakan untuk mengulang pelajaran sekolah hingga
malam, dan shubuh untuk menghafal al-Quran. Pada usia 14 tahun dia telah menghafal al-Quran.

Hasan Al-banna lulus sekolah dengan predikat terbaik di sekolahnya dan lima terbaik di seluruh
Mesir. Pada usia 16 tahun dia telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi di Kairo. Selain
prestasinya dibidang akademik, Al-banna memiliki bakat sebagai leadership yang sangat
cemerlang. Dia selalu terpilih menjadi ketua dalam organisasi siswa di sekolahnya. Pada usia 21
tahun Al-banna telah menamatkan studinya di Dar Al-Ulum dan di tunjuk menjadi guru
Ismailiyah.

Hasan Al-banna sangat prihatin dengan kelakuan koloni yang memperbudak bangsanya. Pada
masa itu adalah masa dimana uamt islam sedang mengalami kegoncangan hebat. Kekhalifaan
Utsmaniyah di Turki sebagai pengayom umat islam di seluruh dunia runtuh. Sementara kaum
penjajah mempermainkan umat islam dengan seenaknya. Bahkan di Turki , Kemal Attaturk
membengarus islam . ini adalah salah satu penyebab kemunduran islam dan umat islam bodoh
terhadap ajaran islam.

Kenyataan itu yang membuat benar-benar Al-banna bergerak, khususnya dalam bidang dakwah.
Dakwa Al-banna dimulai dari menggalang dari sekolompak orang. Dia berdakwah dikedai-kedai
kopi , hal ini dilakukan teratur 2minggu sekali. Dan usaha Al-banna ini mendapat banyak
sambutan dikalanga umat islam di Mesir. Tercatat kaum muslim dari kalangan buruh/petani,
usahawan, ilmuan, ulama, dokter mendukung dakwahnya.

Saat berdakwah dia lebih suka menyebutkan wahai manusia yang mengacu pada seluruh umat
tanpa memandang ras, kebanggaan, bahkan agama dari pada menyerukan dengan kata-kata
wahai bangsa arab atau wahai kaum muslimin. Bersandar pada nilai-nilai universal, masalah
jarak bukanlah kendala. Kecintaan yang universal pada nila-nilai kemanusiaan dan komitmennya
pada uhkuwah islamiyah mendorong Hasan Al-banna untuk mendirikan Komite Solidaritas bagi
kemerdekaan Indonesia dan dia sendiri yang menjadi ketuanya.

Al-banna dan Ikhwan Al-Muslim

sepak terjang Hasan Al-banna dimulai sejak dia menjadi bocah tanggung. Saat kecilnya dia
bergabung dengan masyarakat untuk tingkah laku moral ini menunjukan bahwa Al-banna saat
kecil sudah tertarik pada masalah keagamaan. Pada tahun 1928, Al-banna mendirikan IM. Pada
1932, dia pindah ke Kairo. Bersama itu pula gerakannya berpindah dari ismaliyah ke Kairo.
Untuk menyebarkan pemikiran dan gerakan dakwah IM ke masyarakat pada 1352 H/ 1933 M Al-
banna menerbitkan sebuah majalah mingguan ikhwan yang di pimpin oleh Muhibudin Khatib
dan kemudian banyak majalah-majalah lanjutan yang diterbitkan.

Pada awal berdirnya, IM hanya beranggotakan 100 orang yang dipilih langsung oleh Al-banna.
Hingga akhirnya terus berkembang, baik keanggotaanya maupun amal usahanya. Bahkan IM
berkembang pesat di luar Mesir, seperti di Jordania dan Syiria, serta Sudan. Di bidang amal
usaha, gerakan ini banyak kesamaan dengan ormas Islam Muhammadiyah, dari mengelola amal
sosial, seperti panti asuhan, rumah sakit, lembaga pendidikan, perdagangan, hingga para
kardernya kini banyak menguasai organisasi profesi seperti persatuan wartawan Mesir,
organisasi kedokteran dan organisasi pengacara, serta perdagangan. Di kancah politik, pada 1948
turut serta dalam perang palestina. Mereka masuk dalam angkatan perang khusus.

Berkaitan dengan pemikiran dan visi IM sendiri tidak lepas dari cara pandang pendirinya.
Pemahamannya bersifat universal tidak menganal pemisahan dari satu aspek ke aspek yang lain.
Kaitan dengan dakwah, Al-banna mengatakan gerakan ikhwan adalah dakwah salafiah ,
thariqah sunniyah,haqiqqah sufiyah, lembaga politik, klub olahraga, lembaga ilmiyah dan
kebudayaan, peserikatan ekonomi dan pemikiran sosial

Al-banna mengatakan bahwa ciri gerakan IM adalah: jauh dari sumber pertentangan, jauh dari
riya dan kesombongan, jauh dari partai politik dan lembaga-lembaga politik, memperhatikan
kaderisasi dan bertahap dalam melangkah, lebih mengutamakan aspek-aspek amaliah produktif
dari pada propaganda reklame, memberi perhatian khusus kepada para pemuda, dan cepat
tersebar di kampung-kampung dan si kota-kota.

Sebagaimana dakwah yang berkarakter rabbaniyah yang menyeru manusia menjauhi,


menentang, melawan tirani materialisme, dan kembali beriman kepada allah, dan selalu berada
pada pengawasan nya selain itu juga mengandung dakwah yang berkarakter insaniyah yang
mengajak kepada persaudaraan di antar manusiadan berusaha membahgiakan mereka, karena
dakwah ini bersifat islamiah dan islam di peruntunkan untuk setiap manusia.

Sementara masalah ideologi IM banyak mengadopsi dakwah salafiah menjadi gerakan


dakwahnya. Dia menekankan kepada pentingnya penelitian dan pembahasan terhadap dalil serta
kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah dan membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan
untuk mencapai kesempurnaan tauhid. Dakwah nya banyak di pengaruhi oleh Syaikh Abdul
Wahab, Sanusiyyah dan Rasyid Ridha. Pada umumnya dakwa tersebut lanjutan dari madrasah
Ibnu Taimiyah, yang juga kelanjutan madrasah imam Ahmad Hambal. I M merupakan tasawuf
sebagai sarana pendidikan dan peningkatan jiwa seperti pernah dilakukan para ahli tasawuf
terdahulu yang akidahnyabenar dan jauh dari segala bentuk bidah, khurafat, meghina diri dan
sifat negatif.

Namun, jalan yang di tempuhnya tak semulus yang dibayangkan. Serbuan fitnah seakan
mengikuti langkah kaki Hasan Al-banna. Pada suatu ketika, dia dituduh sebagai penganut
komunis yang menentang negara dan Raja Fahd. K esempatan lainya, sebuah petisi seorang
warga menyebutkan dia diskriminatif dengan membeda-bedakan perlakukan terhadap murid-
murid beradama islam dan kristen. Uniknya, pembelaan justru datang dari umat kristen sendiri.
Sekempulan tokoh agama Kristen pun datang dipimpin pastor Gereja Orthodoks Ismailiyah
yang menolak petisi tersebut. Salah satu yang melakukan pembelaan ini adalah ketua Asosiasi
Gereja, Jirjis Sorial Afandi.

Pada sekitar 1930 an Hasan Al-banna kenudian mengajar ke Kairo, dan IM merambah ke kegiata
politik. Mereka berupaya menciptakan islam yang bersih dan menolak sekularisasi dan
westernisasi. Ketika perang dunia II, IM berkembang pesat dan menjadi elemen pentin di Mesir,
dengan itu IM banyak menarik perhatian mahasiswa, pegawai, pekerja kota dan berbagai
kalangan lain nya.

Banyak anggota IM menganggap pemerintah Mesir telah berkhianat pada kepentingan


nasinalisme Mesir sendiri. Demi perbaikan, Hasan Al-banna menjalin kerja sam taktis dengan
pemerintahan, sayang nya dia dan para pengikutnya terlanjur menjadi ancaman bagi
pemerintahan pusat. Para anggota IM mulai mendapatkan serangan fitnah, termasuk pada Hasan
Al-bannah.

Tokoh-tokoh mereka pun di tangkapi, hingga pada akhirnya pada 1949, Al-banna di tembak oleh
penembak misterius yang di yakinin penembak titipan pemerintah. Dua karya monumentalnya
yang diwariskanya adalah Muzdakariyat Al-Dakwah wa Daiyyah dan Majmuah Rasail.
1. b. Jamaluddin al-afghani

Jiwa Rainesans Umat

Jamaluddin al-afghani adalah pahlawan besar dan salah seorang putra terbaik islam. Kebesaran
dan kiprahnya membahana hingga keseluruh dunia. Sepak terjangnya dalam menggerakkan
kesadaran umat islam dan gerakan revolusionernya yang membangkitkan dunia islam,
menjadikan dirinya orang yang paling dicari oleh pemerintah kolonial ketika itu, pemerintah
inggris. Tapi, komitmen dan konsistensinya yang sangat tinggi terhadap nasib umat islam,
membuatnya tak pernah kenal lelah apalagi menyerah.

Sastrawan dan pemikir besar muslim abad ke-20 sir muhammad iqbal mengatakan : .jiwa
yang tak mau diam itu selalu mengembara dari negara islam satu ke negara islam lain
memang, jamaludin al-afghani tak pernah menuntut sebutan sebagai pembaharu, akan tetapi
tidak ada seorangpun di zaman ini yang lebih mampu mengungkapkan getaran jiwa agama islam
melebihi dirinya. Semangat dan pengaruhnya masih tetep besar bagi dunia islam, dan tak ada
seorangpun tahu kapan berakhirnya

Dia adalah cahaya besar dalam kegelapan islam abad ke-13 hijrah. Dari afghanistan sinarnya
memancar ke seantero didunia. Jamaludin al-afghani dilahirkan 1838, tempat kelahiranya sulit
dipastikan. Dia mengaku dilahirkan di asabadad, konar distrik kabil, Afghanistan. Versi lain,
terutama dari lawan-lawan politiknya, menyebutkan bahwa jamaluddin dilahirkan di asabadad
dekat hamadan, Iran. Menurut versi ini, jamaluddin mengaku lahir di afghanistan dengan maksud
menyelamatkan dirinya dari kesewenangan penguasa persia (Iran) yang tidak menyukainya.

Al-afghani menghabiskan masa kecil dan remajanya di Afghanistan, namun banyak berjuang di
Mesir, India bahkan sampai ke Prancis. Pada usia 18 tahun di kabul, jamaluddin tidak hanya
menguasai ilmu keagamaan, tetapi juga mendalami ilmu falsafah, hukum, sejarah, metafisika,
kedokteran, sains, atronomi, dan astrologi. Dia seorang yang sangat cerdas jauh melampaui
remaja-remaja seusianya. Etelah menguasai beberapa disiplin ilmu, jamaluddin ke India. Dia
berkelana ke negri ini. Kemampuanya berbicara dan pengetahuanya yang dalam, muda usia 18
tahun ini memukau banyak orang. Dia orator yang tangguh. Dia mendorong rakyat india untuk
bangkit melawan kekuasaan inggris. Hasilnya, pada 1857 muncul kesadaran baru dikalangan
pribumi India melawan penjajah. Perang kemerdekaan pertama di India pun meletus.

Dari India jamaluddi melanjutkan perjalananya ke Mekkah. Di Kabul, sepulang menunaikan


ibadah haji, Jamaluddin diminta penguasa Afghanistan Pangeran Dost Muhammad Khan, untuk
membantunya. Tahun 1864, Jamaluddin yang progresif, menjadi penasehat Sher Ali Khan.
Beberapa tahun kemudian diangkat menjadi perdana mentri Muhammad Azham Khan. Namun
karna campur tangan Inggris dan kekalahanya terhadap golongan yang disokong Inggris,
Jamaluddin akhirnya meninggalkan Kabul ke Mekkah. Inggris yang menilai Jamaluddin sebagai
tokoh yang berbahaya karna ide-ide pambaharunya, terus mengawasinya. Dia tidak
diperkenankan melalui jalur darat, juga tidak diperkenankan bertemu dengan pemimpin-
pemimpin India. Melalui jalur laut, Jamaluddin kemudia pergi ke Kairo dan menetap disana.
Pada awalnya, Jamaluddin mencoba menjauhi diri dari politik dengan memusatkan diri
mempelajari ilmu pengetehuan dan sastra Arab. Rumahnya dijadikan tempat pertemuan para
pengikutnya. Di sinilah dia memberikan kuliah dan berdiskusi dengan berbagai kalangan,
termasuk intelektual muda, mahasiswa, dan tokoh-tokoh pergerakan. Salah seorang muridnya
adalah Muhammad Abduh dan Saad Zaglul, pemimpin kemerdekaan Mesir. Melihat campur
tangan Inggris di Mesir, Jamaluddin akhirnya kembali ke politik. Dia melihat Inggris tidak ingin
melihat islam bersatu dan kuat. Jamaluddin memasuki perkumpulan freemason, satu organisasi
yang beranggotakan tokoh-tokoh politik Mesir. Dari sini, 1879, terbentuk partai politik Hizb Al-
Wathani (partai kebangsaan). Partai ini menanamkan kesadaran berbangsa, memperjuangkan
pendidikan Universal, dan kemerdekaan pers. Aktivitas politik Jamaluddin memberikan
pengaruh besar bagi umat islam. Dia mendorong bangkitnya gerakan berfikir sehingga mesir
mencapai kemajuan.

Seperti juga di Kabul dan di India, Inggris memperlihatkan ketidaksenanganya terhadap


Jamaluddin. Inggris menghasut kaum teolog ortodoks melawan Jamaluddin. Ini menjadi alasan
Inggris mengusir Jamaluddin dari Mesir, 1879. Jamaluddin akhirnya pergi ke Hyderabad
Deccau (India). Di sana, dia menulis risalah yang sangat terkenal, Pembuktian Kesalahan Kaum
Materialis. Risalah ini menimbulkan gejolak besar kalangan kaum materialis.

Pada 1882, Jamaluddin ke Paris. Dia mendirikan perkumpulan Al-Urwat Al-Wuthqa. Organisasi
ini kemudian menerbitkan jurnal dengan nama yang sama- yang mengecam keras barat.
Penguasa barat melarang jurnal ini beredar di negara-negara muslim karna khawatir akan dapat
menimbulkan semangat persatuan Islam. Karna dilarang diedarkan, usia jurnal ini hanya delapan
bulan. Aktivitas Jamaluddin tidak hanya di Paris dia juga bergerak di berbagai negara Eropa. Dia
berdiskusi tentang Islam di London, diantaranya dengan Lord Salisbury, yang berkuasa ketika
itu. Dia pergi ke Rusia, membangun pengaruh dikalangan cendekiawan Rusia dan menjadi orang
kepercayaan Tsar. Karna pengaruhnya itu Rusia memperkenankan orang Islam mencetak Al-
Quran dan buku-buku islam yang sebelumnya dilarang.

Pengaruh Jamaluddin menyebar ke Persia. Shah Nasiruddin Qochar, penguasa Persia,


menawarkan posisi perdana menteri. Awalnya, Jamaluddin ragu-ragu, namun akhirnya dia
menerima posisi itu. Ide-ide pembaharuan Islam, membuat Jamaluddin semakin populer di
Persia. Ini menghawatirkan Nasiruddin, apalagi Jamaluddin terang-terangan mengkritik praktik-
praktik kekuasaan penguasa Persia itu. Jamaluddin, Revolusioner dan anti-tirani itu kemudian
ditangkap dan diusir, namun kesadaran rakyat untuk menumbangkan Nasiruddin.

Pada 1892, Jamaluddin ke Istanbul, Turki, atas permintaan Sultan Abdul Hamid. Sultan pada
saat itu ingin memanfaatkan pengaruh Jamaluddin atas negara-negara Islam untuk menentang
Eropa, yang ketika itu mendesak kedudukan Kerajaan Utsmani (otonomi) di Timur Tengah.
Namun upaya Sultan itu gagal. Pada satu sisi, Jamaluddin berjuang untuk terbentuknya
pemerintahan demokratis, sedangkan Nasiruddin mempertahankan kekuasaan otokrasi lama.
Jamaluddin wafat di Istanbul, 9 Maret 1897 dalam usia 59 tahun. Sepanjang hayatnya,
Jamaluddin Al-Afghani telah menulis puluhan karya tulis dan buku, antara lain : pembahasan
tentang sesuatu yang melemahkan orang-orang Islam, tipu muslihat Orientalis, Risalah untuk
menjawab golongan Kristen, Hilangnya Timur dan Barat, Hakikat Manusia, dan Hakikat Tanah
Air.
Jamaluddin adalah tokoh pembaharu. Dia melihat kemunduran umat Islam bukan karena Islam
tidak sesuai dengan perubahan zaman, melainkan disebabkan umat islam telah dipengaruhi oleh
sifat statis, fatalis, meninggalkan akhlak yang tinggi, dan melupakan ilmu pengetahuan. Ini,
menurutnya, umat Islam telah meninggalkan ajaran sebenarnya. Islam menghendaki umatnya
dinamis, mencintai ilmu pengetahuan, dan tidak fatalis. Sifat statis membuat umat Islam tidak
berkembang dan hanya mengikuti apa yang telah menjadi ijtihad ulama sebelum mereka. Mereka
hanya pasrah pada nasib.

Faktor lain, menurut Jamaluddin, salah faham terhadap qodha (ketentuan Tuhan yang belum
terjadi) dan qodar (ketentuan Tuhan yang sudah terjadi). Paham itu membuat ummat Islam tidak
mau berusaha dengan sungguh-sungguh. Jamaluddin menyebutkan, qhada dan qadar
mengandung pengertian bahwa segla sesuatu terjadi menurut sebab musabbab (kausalitas).
Lemahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan ummat tentang dasar-dasar ajaran agama,
lemahnya persaudaraan, perpecahan umat Islam yang diikuti pemerintah yang absolut,
mempercayakan kepemimpinan kepada yang tidak dipercaya, dan kurangnya pemerintahan
militer, merupakan faktor-faktor yang membawa kemunduran umat Islam. Faktor-faktor ini
menjadikan umat Islam statis, fatalis, dan mundur.

Jamaluddin menyebutkan, Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum, dan
sosial. Corak pemerintahan otokrasi harus diubah menjadi demokrasi. Persatuan umat Islam
harus diwujudkan kembali. Menurutnya, kekuatan umat Islam bergantung pada keberhasilan
membina persatuan dan kerja sama. Jamaludiin juga menyorot soal peran wanita. Dian menilai
kaum pria dan wanita, sama dalam beberapa hal. Keduanya mempunyai akal untuk berfikir.
Tidak ada halangan bagi wanita untuk bekerja ketika situasi menuntut untuk itu. Jamaluddin
menginginkan pria dan wanita meraih kemajuan dan bekerja sama mewujudkan Islam yang maju
dan dinamis.

Jamaluddin tak hanya pandai bicara. Malang melintang kebebagai negara dia lakukan bagi
terciptanya renaisans (kebangkitan) dunia Islam. Proyeknya itu kemudian dikenal dengan Pan-
Islamisme, sebuah gagasan untuk membangkitkan dan menyatukan dunia Arab khususnya, dan
dunia Islam umumnya untuk melawan kolonial barat, Inggris dan Prancis khususnya yang kala
itu banyak menduduki dan menjajah dunia Islam dan negara-negara berkembang. Secara umum,
inti Pan-Islamisme Jamaluddin itu terletak pada ide bahwa Islam adalah satu-satunya ikatan
kesatuan kaum muslim. Jika ikatan itu diperkokoh, jika dia menjadi sumber kehidupan dan pusat
loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan
dan pemeliharaan negara Islam yang kuat dan stabil. Berbagai kalangan, seperti ditulis pakar
sejarah Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer, menilai ide Jamaluddin itu
sebenarnya sebagai entitas politik Islam Universal. Mau tak mau, dia pun bersentuhan langsung
dengan para penjajah itu.

Dengan gagasan ini, Jamaluddin mengubah Islam menjadi ideologi anti-kolonialis yang
menyerukan aksi politik menentang barat. Baginya, Islam adalah faktor yang paling esensial
untuk perjuangan kaum muslimin melawan eropa, dan barat pada umumnya. Namun demikian,
pada saat yang sama Al-Afghani juga mendukung ide semacam nasionalisme, lebih tepatnya
nasionalitas (jinsiyyah) dan cinta tanah air (wathaniyyah). Sepintas, dua gagasan ini boleh
jadi kontradiktif dengan gagasanya tentang Pan-Islamisme. Namun, tampaknya Jamaluddin tak
ambil pusing. Baginya, bial dua entitas itu dapat disatukan menjadi sebuah kekuatan besar yang
dapat merubah nasib dunia Islam, mengapa tidak dicoba ? terlepas dari kekurangan, kelebihan
dan sekaligus kontroversi ki kiprah dan pemikiranya, Jamaluddin pantas dicatat orang besar yang
bersaham signifikan bagi kesadaran dan renaisans umat dan dunia Islam.

1. c. Muhammad Abduh

Sang Modernis yang Tradisional

Akhir abad ke-18 dunia islam terbantai oleh penjajah. Mesir, Pakistan, Sudan dan Bangladesh,
Malaysia dan Brunei Darussalam diduduki Inggris. Aljazair, Tunisai dan Maroko dijajah
perancis. Italia mendapatkan Libya. Indonesia oleh Belanda. Pada saat itu juga kekhalifaan yang
menjadi kebesaran islam yang ada di Turki yaitu kahlifah Utsmani dalam keadaan sakit. Dan
Muatfa Kamal Attaturk mengganti sistem pemerintahan kesultanan menjadi republik sekuler
untuk menyelamatkan Turki. Sejak inilah dunia islam mengalami kemunduran.

Sebenarnya kemunduran islam sudah terjadi 6 abad sebelumnya. Yaitu pada pemerintahan
Andalusia dan kekhalifaan Bani Abbasiyah oleh tentara Mongol, selama itulah pemikiran islam
berhenti. Dan pada abad ke 19 kondisi mencair denagn muculnya pelopor yang
mengelaborasikan antara agama yang di sesuaikan pemahaman masyarakat. Nama-nama seperti
Jamaludin Al-afghani, Muhammad Bin Abdul Wahab, Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, dan
Syaikh Muhammad Abduh menjadi pelopor cairnya kebekuan pemikiran islam.

Sejarah mencatat, peranan Muhammad Abduh tidak hanya membangkitakan gerakan


revolusioner melalui pemikiranya akan tetapi sebagai pencetus muncul paham islam kiri dan
islam kanan melalui murid-muridnya. Gerakan revolusionernya membuat takut pemerintahan
kolonial. Munculnya gerakan perlawanan umat islam terhadap Eropa juga salah satu pemikiran
Abduh.

Abduh, nama lengkapnya Muhammad Abduh bin Hassan Khair Ullah, lahir di desa Mahalat
Nashr, provinsi Gharbiyah, Mesir pada 1265 H. Dia menganal agama dari orang tuanya. Dia
sudah dapat menghafal seluryh isi al-Quran dari kecil. Dan dia melanjutkan pendidikan
formalnya di Thanta, dis ebuah lembaga pendidikan Masjid Al-Ahmad, milik Al-Azhar.

Gurunya, Syaikh Darwisi membimbingnya dan mengantarkannya dalam kehidupan sufi. Tahun
1871 Abduh bertemu dengan Jmaludin Al-Afghani. Pada jamaludi Al-Afghani dia belajar
filsafat, ilmu kalam, ilmu pasti, ilmu pengetahuan lain yang juga didapatkan di al-Azhar metode
diskusi yang diterapakan Jamaludin menarik minat Abduh.

Dalam karirnya ia pernah menjadi dosen di Al-Azhar, Dar Al-Ulum dan perguruan bahasa
Khedevi. Ia pernah menjadi mufti Mesir dan menjabat sebagai Hakim agung. Di jurnalistik ia
adalah penulis produktif dari sebuahkoran dan dia menjadi pimpinan redaksi, yaitu koran Waqai
Al-Misriyah yang membahas persoalan politik, sosial, agama dan negara. Dia meninggal pada
tahun 1905.
Gagasan Pembaharuan

Kontribusi pembaharuan pemikiran abduh paling menonjol dan menjadi fokus gerakanya
meliputi dua bidang yaitu teologi dan hukum, dua aspek ini yang dianggapnya vital yang telah di
lupakan oleh umat islam sehingga benih kemunduran di setiap kehidupan tidak dapat dihindari.

Pemikiran teologi Abduh didasari oleh tiga hal yaitu; kebebasn manusia dalam memilih
perbuatan, kepercayaan yang kuat terhadapsunnah allah dan fungsi akal yang sangat dominan
dalam menggunakan kebebasan. Pandangan Abduh tentang perbuatan manusia bertolak dari satu
deduksi, bahwa manusia adalah mahluk yang bebas dalam memilih perbuatanya, akan tetapi
kebebasan tersebut bukanlah kebebasan tanpa batas.

Abduh memandang akal berperan penting dalam mencapai pengetahuan yang hakiki tentang
iman, bahkan menurut Abduh akal memilik kekuatan yang sangat tinggi. Berkat akal, orang
dapat mengetahui adanya tuhan dan sifat-sifat nya, adanya hidup di akhirat , kewajjiban terhadap
tuhan, kebaikan dan kejahatan, serta mengetahui kewajiban membuat hukum-hukum. Tapi bukan
berarti manusia tidak membutuhkan wahyu. Wahyu tetap dibutuhkan, sebab wahyu
sesungguhnya memiliki dua fungsi utama, yakni menolong akal untuk mengetahui secara rinci
kehidupan akhirat dan menguatkan akal dalam mendidik manusia untuk hidup damai dalam
lingkungan sosialdengan itu maka para mukmin baru dapat mengenali tuhan dengan baik yang
tercermin oleh tindakan baik manusia.

Dalam aspek hukum, pemikiran Abduh tercermin dalam 3prinsip, yaitu: al-Quran sebagai
sumber syariat , memerangi taklid dan berpegang kuat pada akal dalam memahami ayat Al-
Quran.dia membagi syariat menjadi 2: yang pasti (qathi) dan yang tidak pasti (zhani). Hukum
syariat yang pertama wajib mengetahui dan mengamalkan tanpa interpertasi karena dia jelas
dalam al-Quran dan al-Hadits. Yang kedua dengan tunjukan nash dan ijma yang tidak pasti.

Jenis hukum kedua hukum inilah yang mejadi lapangan ijtihad dan mujtahid. Dalam komteks ini,
ijtihad Abduh tampak begitu jelas. Bebeda pendapat, menurutnya wajar dan merupakan tabiat
manusia. Keseragaman berpikir dalam semua hal adalah sesuatu yang tidak mungkin di
wujudkan. Akan membawa perpecahan jika semua perbedaan pendapat di jadikan sebagai
hukum. Maka dari itu kita harus kembali pada sumber aslinya, yaitu al-Quran dan as-Sunnah.
Bagi yang berilmu pengetahuan wajib berijtihad, sedangkan bagi awam wajib bertanya pada
orang yang ahli dalam agama.

Dia menyarankan agar para ahli fiqih membentuk tim yang bekerja untuk mengadakan penelitian
tentang pendapat yang terkuat di antara di antara pendapat-pendapat yang ada. Kemudian
keputusan itu yang di jadika pegangan umat islam. Tim ahli fiqih itu juga bertugas mengadaka
reinterpretasi terhadap hasil ijtihad ulam amupun mazhab masa lalu, jadi, menurutnya,
bermazhab mencontoh metode ber-instinbath hukum.

Peran dan kiprah Abduh mengangkat citra islam dan kualitas umatnya tidak kecil. Dialah
seorang mujahid dan mujadid sekaligus pada masanya. Bukan saja mengalami tentangan internal
dan eksternal. Berkat upayanya, meski begitu maksimal, modernisme pemikiran sudah kelihatan.
Dalam amatan cendikiawan muslim indonesia Dr. Nurcholis Majid (islam kemoderenan dan
keindonesiaan mizan: 1987), modernisme Abduh, antara lain, tercermin dalam sikapnya yang
apresiatif terhadap filsafat yang di perolah dari gurunya yaitu Jamaludin al-Afghani, seorang
penganjur gigi Pan-Islamisme dan orator politik yang memukau.

Di Indonesia, pemikiran Abduh banyak mempengaruhi pelajaran dan patron ormas lainnya. Di
antara warisan nya adalah Risalah Al-Tauhid sedangkan Tafsir Al-Manar merupakan kumpulan
pidato-pidatonya, pikiran-pikiran, dan ceramah-ceramhanya yan di tulis oleh muridnya, Syaikh
Muhammad Rasyid Ridha.

Kiri dan kanan Islam

Tidak berlebihan jika Abduh dikatakan sebagai seorang figur yang modernis yang menggerakan
kebangkitan umat islam. Karena modernis , Abduh tetap di terima di kalangan Al-Azhar ,
terbukti ia tetap menjadi mufti agung Mesir. Dalam hal ini, Abduh sangat pandai bagaimana
bersikap sebagai orang alim dan sekaligus menjadi intelektual modernis. Selama menjadi mufti,
ia mengeluarkan fatwa yang berkaitan dengan persoalan-persoalan modernis. Tiga fatwa nya
yang terkenal dan masih kontroversial yaitu bunga bank, pakaian tradisional dan tentang daging
hasil sembelih non-muslim.

Karena sikapnya yang dua wajah itu ia diterima oleh kalangan tradsional dan modernis,
dengan sama kuatnya. Dalam satu sisi, ia selalu dilihat sebagai seorang tokoh alim, mujtahid dan
penganjur doktrin orisinalitas Islam. Pada sisi lain, Abduh juga dianggap sebagai reformis yang
toleran, liberal dan kaya akan gagasan-gagasan modern. Tidak heran kalau murid-murid Abduh
kemudian terpecah menjadi dua kelompok besar yang oleh Hasan Hanafi, pemikir Mesir
kontemporer, dianalogikan seperti murid-muridnya Hegel dalam tradisi filsafat Barat.

Sama seperti yang Hegel lahirkan yaitu dikotomi kanan dan kiri, menurut Hasan Hanafi,
murid-murid Abduh juga dapat dikategorikan seperti kelompok kanan yang cenderung
mengembangkan pemikiran-pemikiran keagamaan, dan kelompok kiri Abduh yang lebih
cenderung mengembangkan gagasan modernnya. Di antara murid-murid Abduh yang memiliki
kecenderungan kanan adalah Muhammad Rasyid Ridha (w.)(1935) dan Shakib Arselan
(w.)(1946), Sayyid Qutb dan Hasal al-Banna. Sementara Qasim Amin (w.)(1908), Thaha Husein,
Ali Abduraziq, Hasan Hanafi di anggap sebagai murid-murid Abduh beraliran kiri.
Kecenderungan kanan dan kiri dalam aliran mazhab Abduh ini dalam perkembangsn
selanjutnya mengalami radikalisasi yang cukup signifikan. Baik yang kiri dan kanan sama-
sama menganggap dirinya sebagai penerus Abduh yang paling benar.

1. d. Muhammad Iqbal

Filosof Agung dari Timur

Iqbal, atau lengkapnya Sir Allama Muhammad Iqbal, adalah fenomena legendaris intelektualitas
dunia Islam abad ke-20 bisa dikatakan, tak ada tokoh sebesar dia di abad ke-20 yang
menggabungkan sekaligus potensi kepakaran mistisisme, budaya, dan pemikiran dalam dirinya.
Bahkan, tokoh sufi dan islamologi jerman ternama, Prof. Annemarie Schimmel, hanya menyebut
dua sufi dan pemikir besar muslim yang pemikiran dan karyanya sampai kini berpengaruh besar
di dunia keilmuan barat, yakni Jalaluddin Rumi dan Muhammad Iqbal.

Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Punjab, Pakistan tidak ada informasi pasti tanggal dan
tahun berapa dia dilahirkan. Tiga pendapat menyatakan, Iqbal dilahirkan pada 22 Februari 1873,
antara lain dikemukakan oleh Miss-Luce Claude Maitre, Osman Ralibly, dan Bachrum Rangkuti.
Yang kedua mengatakan Iqbal lahir pada tahun 1876, tanpa menyebut tanggal, misalkan
dikatakan Wilfred Cantwell Smith. Pendapat terakhir Iqbal dilahirkan pada 9 november 1887 (2
Dzulqodah 1294). Tetapi, seperti diungkapkan Syafii Maarif, dari penelitian terakhir terungkap,
pendapat terakhirlah yang benar, dan bukan 22 februari 1873, sebagaimana yang sering disebut
orang. Karna itu, bila orang ingin memperingati hari kelahiran Iqbal, haruslah disesuaikan
dengan hasil penelitian yang baru itu.

Terlahir dari keturunan Brahmin yang hidup di lembah Khasmir, keluarga Iqbal telah memeluk
agama Islam sejak awal. Iqbal melalui masa kecilnya dalam suasana keilmuan yang kental.
Kakeknya, Muhammad Rafiq, adalah seorang sufi terkenal. Sementara ayahnya, Muhammad
Nur, selain orang yang saleh juga seorang sufi yang telah mendorong Iqbal menghafal dan
mengkaji Al-Quran sejak usia dini. Kecenderungan sepiritual yang tinggi dalam keluarganya,
terutama kedua orangtuanya inilah, yang kelak berpengaruh berpengaruh besar dalam hidup
Iqbal. Tidak seperti para pemikir klasik, Iqbal dapat menikmati kehidupan bahagianya bersama
kedua orang tuanya hingga tua. Maklum saja, ayahnya meninggal pada tahun 1930 dalam usia
yang amat senja, 100 tahun. Sementara ibunya meninggal lebih dulu, 16 tahun sebelumnya. Itu
artinya hingga usia ke-57, Iqbal masih merasakan keberadaan kedua orangtua di sisinya.

Sebelum menempuh pendidikan formal, ayah Iqbal memasukkan Iqbal kecil ke maktab (surau)
untuk belajar Al-Quran. Di sini, Iqbal banyak menghafal hampir keseluruhan ayat Kitab Suci
Islam ini, yang kelak di kemudian hari dia jadikan rujukan gagasan dan pemikiranya. Dari sini
Iqbal kemudian dimasukan pendidikan formal sekolah dasar di Scottish Mission School Sialkot.
Stamat dari sini, Iqbal melanjutkan study di Murray College Sialkot. Sementara pendidikan
menengah dia tempuh di Government College di Lahore, salah satu kota pusat pengetahuan, seni
dan kebudayaan di India. Di lembaga studi ternama inilah, dia berguru pada Sir Thomas Arnold,
seorang orientalis asal Inggris yang juga guru besar di Aligarh University. Melihat potensi yang
besar pada anak didiknya inilah, Arnold menyarankan agar Iqbal meneruskan studinya di Eropa.

Ketika belajar di Lahore ini pula, Iqbal berkenalan dengan Musyaarah para sastrawan, yaitu
pertemuan-pertemuan para sastrawan yang membacakan sajak-sajaknya. Pada tahun 1897 Iqbal
menyelesaikan program BA dan dilanjutkan ke program Mater dalam bidang filsafat. Atas saran
Arnold tadi, Iqbal lalu melanjutkan studi ke Inggris. Pada tahun 1905, berangkatlah Iqbal ke
Cambridge University untuk mendalami filsafat. Di sana dia dibimbing oleh R.A Nicholson,
seorang sepesialis sufisme dan Jhon M.E. Taggart, seorang neo-hegelian. Dua tahun kemudian,
Iqbal pindah ke Munich ,Jerman dan disanalah Iqbal menyabet gelar Ph.D. dalam studi tasawwuf
dengan mengajukan desertasi berjudul The Development of Metaphysics in Persia

Setelah mendapat gelar tersebut, Iqbal pergi ke London dan mulai belajar keadvokatan sambil
mengejar bahasa dan sastra Arab di universitas London. Di sisi lain, dia menggantikan Thomas
Arnold yang telah lanjut usia. Di luar aktivitas akademis, Iqbal, sebagaimana ditulis Muhammad
Iqbal dalam skripsinya Rekonstruksi Pemikiran Islam (1994), juga mendalami hukum islam dan
keadvokatan. Bahkan, setelah mendapat ijazah sebagai advokat, Iqbal kemudian ditarik oleh
Lincoln Inn sebagai pengacara di lembaga hukum yang dipimpinya.

Kembali ke Lahore

Masa-masa periode di eropa ternyata sangat berpengaruh dalam membentuk tipologi pemikiran
keislaman Muhammad Iqbal. Wilfred Cantwel Smith dalam Modern Islam In India , setidaknya
ada 3 hal yang mendasar yang mempengaruhi pemikiran Islam Iqbal ketika di Erop. Pertama,
keleluasaan vitalitas dan aktivitas kehidupan orang Eropa; inisiatif orang-orang di Eropa yang
dilihatnya, bila mereka tak menyenangi sesuatu, mereka akan mengubahnya. Kedua, Iqbal
menangkap visi yang sangat mungkin dikembangkan dalam kehidupan manusia, suatu potensi
yang orang-orang Timur sendiri belum memimpikanya, sementara orang Barat telah
mewujudkanya dan ingin memeliharanya terus menerus. Terakhir, Iqbal mengkritik secra tajam
terhadap bagian-bagian tertentu kehidupan Eropa, yang menyebabkan pribadi terpecah. Jiwa
frustasi dan rusaknya sebagian individu dalam masyarakat kapitalis yang makmur, dan lebih
buruk lagi, kompetensi yang buas antar sesama, serta lebih nyata lagi, destrukifnya antara suatu
negara dengan negara yang lain, dipandang Iqbal dengan perasaan benci. Atas fakta-fakta inilah
Iqbal melihat kehidupan Eropa tidak bisa dijdikan model yang sempurna.

Pada tahun 1908, Iqbal kembali ke Lahore dan mengajar di Goverment College untuk mata
kuliah filsafat dan sastra Inggris sambil menggeluti profesi sebagai pengacar. Iqbal kemudian
terjun ke dunia politik bahkan menjadi tulang punggung Partai Liga Muslim India. Dia terpilih
sebagai anggota legislatif Punjab dan pada tahun 1930 terpilih sebagai Presiden Liga Muslim.
Karir Iqbal semakin bersinar dan namanya pun semakin harum ketika dirinya diberi gelar Sir
oleh pemerintah Inggris yang aktif melihat sepak terjang Iqbal dibidang intelektual dan politik.
Pada hakikatnya, pemberian gelar ini menunjukkan pengakuan dari pemerintah kerajaan Inggris
akan kemumpunian intelektualitasnya dan memperkuat bargaining position politik bagi
perjuangan umat Islam didunia saat itu.

Iqbal yang juga turut mengilhami berdirinya negara Pakistan melalui gagasan dan karyanya itu,
mengabdikan dan mendedikasikan dirinya pada dunia ilmu, setelah sekian tahun menerjunkan
diri pada dunia ilmu di kampus, Iqbal menghabiskan sisa usia dengan memilih dunia kepenyairan
sebagai pilihanya. Dititik inilah, dia menunjukkan dirinya sebagai penyair sejati.

Iqbal, penyair dan filsuf Timur, yang meninggal dunia pada 21 april 1938, telah mengukir
hidupnya sedemikian rupa hingga akan dikenang umat manusia ratusan tahun yang akan datang,
sebab seluruh karyanya dalam bentuk puisi dan prosa dalam bahasa urdu, parsi, dan inggristelah
terdokumen dengan baik. Intelektualisme Iqbal dapat ditinjau dari berbagai jurusan : Puisi,
filsafat, hukum, pemikiran islam, dan kebudayaan.

Dalam semua wilayah itu, Iqbal telah mengerahkan hampir seluruh energinya dengan tujuan
tunggal: reorientasi nilai-nilai kemanusiaan, Timur dan Barat, dengan landasan tauhid yang
teramat kokoh. Peradaban Barat, sekalipun dalam beberapa segi dikaguminya, dalam prespektif
moral transendental sudah sangat jauh meluncur ke jurang berbahaya. Sementara Timur yang
terpasung dalam spiritualisme, telah lama pula dalam keadaan steril tanpa dinamika. Lalu untuk
membangun sebuah peradaban baruyang anggun dan segar diusulkanya agar Barat dan Timur
dipertautkan dengan mengawinkan penalaran (ziraki) dan cinta (isyq).

Iqbal, Rekonstruksi, dan Barat

Iqbal adalah suara dari Timur yang menemukan denominator yang sama dengan Barat dan telah
membantu terciptanya sebuah komunitas universal yang berlapang dada terhadap semua
perbedaan ras, agama, dan bahasa. Sekalipun Iqbal putra Pakistan, Kami bangsa Amerika juga
mengakuinya.

Ungkapan William O. Douglas, mantan hakim agung di mahkamah Agung Amerika Serikat,
sesungguhnya mencerminkan intelektualitas Iqbal jauh melebihi dirinya sebagai orang Timur.
Sampai pada batas tertentu di dunia Barat, apresiasi terhadap gagasan dan pemikiran Iqbal telah
menggugah spirit intelektualitas di dunia Barat dan Timur. Pemikiranya yang cukup beragam,
hampir merangkum semua disiplin keislaman, menjadikan dirinya rujukan banyak kalangan.

Soal dunia Barat dan Timur misalnya, betapa terlihat obsesi besar Iqbal bagi terciptanya
perdamaian antara dua entitas yang selama ini dikenal tidak akur itu. Dia memimpikan
kehidupan indah itu melalui peradaban cinta. Dalam sajaknya tentang kerinduan cinta sebagai
ornamen penting terciptanya perdamaian peradaban berikut ini, tampak jelas betapa rindunya
Iqbal untuk melihat Barat dan Timur tidak lagi berada dalam dua kubu dikotomis, tetapi dalam
posisis yang saling mengisi.

Bagi Barat penalaran (akal) merupakan instrument kehidupan; bagi Timur rahasia alam semesta
terletak pada cinta (isyq). Dengan bantuan cinta akal akan berkenalan dengan realitas;
sedangkan untuk penguatan pondasinya, cinta menerima kekuatan dari akal. Bila cinta dan akal
saling berpelukan, akan terciptalah sebuah dunia baru; (oleh sebab itu), Bangkitlah dan
bangunlah sebuah dunia baru itu, dengan mengawinkan cinta dan penalaran.

Obsesi Iqbal adalah cepat terwujudnya saling pengetian spiritual antara Barat dan Timur.
Bertolak dari doktrin Al-quran tentang persauaraan universal umat manusia, penyair ini pada
masa hidupya amat gelisah menyaksikan komplik berkepnjangan antara Barat dan Timur. Boleh
jadi, bila dia menyaksikan pemandangan saat ini yang dipenuhi oleh nafsu-nafsu ego dan
kekuasaan yang mengantarkn komplik Barat-Timur semakin menganga, Iqbal akan merasa
betapa prinsip-prinsip kemanusiaan menjadi bualan para pengambil kebijakan bik di Barat
maupun Timur.

Berkait dengan kondisi bangsa-bangsa Asia, Iqbal begitu prihatin atas kemunduran yang dialami
bangsa-bangsa ini. Kondisi seperti ini, menurut Iqbal, tak boleh dibiakan. Harus ada upaya serius
membangkitkan bangsa-bangsa Asia dari ketertinggalan dan kemunduran. Keprihatinan itu
misalnya, terlihat jelas dalam gagasannya tentang khud (pribadi, diri) dan ishq (cinta Ilahi).
Seluruh gagasan dan pemikiran Iqbal tentang kebangunan Islam dan Asia memancar dari
gagasannya tentang pentingnya diri dan cinta tersebut.

Menurut Iqbal, kebangunan Islam merupakan prasyarat bagi renaisans Asia. Bagi Iqbal,
keduanya (kebanguna Islam dalam rainesans Asia) ibarat dua sisi mata uang, satu sama lain tak
terpisahkan. Dengan kata lain, Asia dan Islam tidak boleh dipisahkan, satu pandangan yang jauh
berbeda dari tokoh Asia lain yang sering meletakkan Islam dan khazanah intelektualnya di luar
arus kebangunan global Asia.

Itu sebabnya, tak berlebihan bila mantan deputi PM Malaysia, Anwar Ibrahim, cukup tepat jika
menyebut Iqbal, bersama tokoh Asia lainnya seperti Rabindranath Tagore dan Sun Yan Set,
sebagai tokoh awal Renainsans Asia dan pelopor tradisi humanistik Asia yang sesungguhnya.
Mereka, menurut Anwar Ibrahim, tidak hanya memperjuangkan cita-cita kemanusiaan akan
tetapi juga menumbuhkan dalam diri mereka gairah hidup. Pemikiran, keseniana dan imajinasi.
Mereka melmpaui kekhasan budaya mereka dan hidup dalam dunia gagasan universal. Mereka
menegaskan kembali semangat Asia yang luluh lantak akibat kolonialisme.

Iqbal memang dikenal sebagai salah seorang pemikir kontemporer yang sangat gigih melawan
kolonialisme dan rasialisme yang telah membelah dan menghancurkan persaudaraan universal
antar umat. Dalam suratnya tertanggal 24 januari 1921 kepada Dr. Nicholson, Iqbal mengeritik
Emest Renan, tentang pemikiran nya yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah Musuh
islam tebesar. Renan sama sekali salah, kata Iqbal, musuh islam terbesar adalah gagasan tentang
ras, yang sebenarnya juga merupakan musuh terbesar kemanusiaan. Oleh sebab itu, menjadi
kewajiban seluruh pencinta kemanusiaan untuk berontak untuk hasil temuan setan yang
mengerikan ini.

Demi penyatuan umat manusia di muka bumi ini kata Iqbal, al-Quran mengabaikan perbedaan-
perbedaan kecil antar sesama. Untuk tujuan ini dia mengutip surat Ali Imran ayat 64, marilah
kita bersatu atas platform yang sama antara kita. Bagi Iqbal, gagasan tentang persaudaraan
universal umat manusia ini tidak menjadi kenyataan, bila kekuatan-kekuatan sejarah masih
mendominasi oleh budaya sekularistik-ateistik, sebagaimana yang tercermin dengan sangat tajam
dalam pemikiran Freidrich Nietzsche yang menafikan keabadian ruh manusia.

Agar Umat Tidak Terlindas zaman

Di bidang pembaharuan pemikiran islam, Iqbal berpendapat bahwa kemunduran umat islam
selama 500 tahun terakhir di sebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Dengan alasan untuk
mempersatukan umat, sebagian ulam membuat syaria menjadi alat yang ampuh untuk membuat
umat menjadi jumud dan statis. Dengan cara menutup pintu ijtihad seolah-olah qaul-qaul ulama
terdahulu adalah sesuatu yang sakral dan tak boleh diperdebatkan. Padahal menurut Iqbal
hukum tidak statis, tetapi dapat berkembang sesuai perkembangan zaman.

Ijtihad tidak boleh tertutup, kebebasan menggunakn rasio dan berpikir harus dikembangkan.
Secara prinsip, Islam mengajarkn dinamisme, AL-Quran selalu menganjurkan pemakaian akal
sehat atau tanda yang terdapat di alam seperti pertukaran siang-malam, hewan-hewan dan lain
sebagainya. Orang-orang yang tidak peduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda itu akan
Butek (Buta teknologi) dan ketinggalan. Islam mengajarkan dinamisme dan mengakui adanya
gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia, dan hal ini yang prinsipil adalah ijtihad.
Karena itu, Iqbal mengecam fatalisme yang dianut sebagian kau muslim.
Dalam syair-syairnya, Iqbal mendorong umat Islam agar selalu bergerak dan jangan tinggal
diam. Intisari hidup adalah gerak dan hukum hidup adalah berkreasi, maka Iqbal dengan
bersemangat tinggi mengajak umat islam agar bangkit dari tidurya dan berkreasi menciptakan
tatanan dunia baru. Bahkan, begitu tingginya Iqbal menghargai gerak-gerak sampai menyatakan
bahwa seorang kafir yang aktif dan gesit lebih baik dari pada seorang muslim yang suka tidur.

Walau mengecap pendidikan di barat, negeri asal kapitalime dan imperialisme saat itu, Iqbal
tidak mengambil mentah-mentah paham dari barat. Kapitalisme dan imperialisme barat tidak
disetujuinya karena telah banyak dipengaruhi metrealisme dan lari dari agama. Iqbal justru
bersikap simpatik pada sosialisme, karena melihat ada segi-segi persamaan antara paham
tersebut dengan Islam, bahkan suatu saat dia pernah mengatakan bahwa Bolysevisme plus Tuhan
hampir identik dengan islam, maka dia tak heran jika suatu saat Islam menelan Rusia atau
sebaliknya.

Berkaitan dengan politik, Iqbal melihat tidak ada masalah dalam kaitanya dengan agama.
Keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Pandangan inilah yang kemudian dia
kembangkan dalam merumuskan ide berdirinya negara Pakistan yang memisahkan diri dari India
yang mayoritas memeluk Hindu. Hanya dengan adanya pemerintahan yang tersendiri bagi umat
Islam, merek aajan dapat melaksanakan prinsip-prinsip doktrin Al-Quran dalam kehidupan
mereka.

Sementara, sebagian mistikus, gagasan-gagasan sufisme Iqbal, selain dinilai banyak mengilhami
para filosof Barat dan Timur modern, juga dikenal memiliki eksotisme yang tinggi. Suatu ketika
misalnya, dia amat merindukan pada kampung halamanya, yakni rumah di alam
prakehidupan duniawi yang merupakan asal dari semua yang ada di dunia ini, dalam syairnya :

Kenangan pada kampung halaman menimbulkan kesedihan tanpa sebab. Kadangkala dia
menjelma menjadi kerinduan untuk menatap keindahan dan kadangkala menjadi pencarian yang
menggebu.

Iqbal juga menentang pandangan sempit sebagian ulama (Mullah) yang menganjurkan umat
Islam tidak mempelajari ilmu pengetahuan modern yang datang dari Barat, termasuk bahasa
Inggris. Ketidaksetujuanya itu dengan bagus dia lukiskan dalam sajak berikut :

Agama sejati tenggelam. Kalah pada bukan Agama. Bagi para Mullah agama ialah kesibukan.
Mengecam orang sebagi kafir. Bagi para kafir agama adalah bagaimana mengatur siasat dan
menimbun kekayaan. Bagi para Mullah agama adalah bagaimana mendatangkan kesulitan atas
nama Tuhan.

Meski gagasan dan karyanya paling banyak dikaji, seperti diakui intelektual, Djohan Effendi,
dan dihormati banyak kalangan di Barat dan di Timur, bukan berarti kecaman kepada Iqbal tidak
ada. Setidaknya disebagian sarjana dia dicaci karna keyakinanya yang sangat tinggi terhadap
kekuatan. Kekuatan itu lebih ilahiah dibanding kebenaran. Tuhan adalah kekuatan.
Banyak aspek gagasan Iqbal yang relevan dengan kondisi umat Islam sekarang. Apalagi ditengah
krisis saat ini, rekonstruksi pemahaman keagamaan dan alam pikiran umat Islam menjadi penting
bila umat ini tak mau ketinggalan zaman.

1. e. Sayyid Amir Ali

Pemikir-Sejarawan Muslim Modern

Di kalangan pemikir islam dan intelektual barat, Sayyid Amir Ali di anggap dinilai sangat
berjasa bagi perkembangan islam. Gagasan pembaruan dalam pemikiran islam yang di lontarkan
sosok ini banyak mendapatkan apresiasi tak saja di dunia islam, juga di dalam dunia barat. Pada
masa, gagasan dan pemikiran pentingnya rethingking islam marak digaungkan. Di kawasan anak
benua india, atau asia selatan inilah, kiprah Sayyid Amir Alidalam proyek tersebut. Di kawasan
ini, selain dirinya juga ada tokoh pemikir lain semisal muhammad Iqbal, Ali Jinnah, dan Abul
Ala Al-Maududi pada generasi berikutnya. Pada saat yang sama, pelopor pembaru juga muncul
dikawasan dunia Arab. Sebut juga tokoh-tokoh seperti Jamaluddin al-Afghani, Muhammad
Abduh, dan Rasyid Ridha.

Di lahirkan di Cuttack, India, pada 6 april 1849, Amir Ali memiliki garis keturunan dari
keluarga Arab syiah yang pindah dari Khurasan, Persia dan menetap di Mohan, Oudh, India
pada pertengahan abad ke 18. Ayahnya Saadat Ali Khan, adalah dokter dan berasal dari
keluarga kaya dan terhormat dimasa nya. Ali menempuh pendidikan formal di Muhsiniyah
College, Calcutta. Di lembaga pendidikan inilah, dia mendapatkan predikat sebagai pelajar
terbaik dan meraih penghargaan untuk jenjang studi atas dan pendidikan tinggi (S1) pada bidang
hukum, serta master (S2) pada bidang sejarah pada 1868. Dia memperdlam agama islam dari
guru setempat , dengan guru inilah Ali dapat berbahasa Urdu, tak hanya itu pemerintah Inggris
memberika beasiswa untuk mengambil gelar doktor di bidang spesifikasi hukum islam di
London University.

Pada 1873 Ali telah lulus program doktornya dengan baik. Tak lama kemudian, dia kembali ke
India. Ali tertarik pada dunia politik karena itu ia mendirikan sebuah organisasi yang bernama
National Muhammadan Association. Organisasi ini dalam waktu singkat menyebar keseluruh
India. Pembentukan organisasi ini di maksudkan untuk melengkapi kalangan muslim India
dengan pengalan teknik politik Eropa, dan untuk melindungi dan menjaga kepeningan umat
islam.

Atas prestasi studinya itu, pada 1883, pemerintahan mengangkat Ali menjadi anggota The
Viceroys Council di india. Berbekal ilmunya itu Ali mendedikasikan dirinya di negeri
kelahirannya sebagai pengacara, guru besar hukum islam, dan pegawai pemerintahan. Namun
pada 1904, dia memutuskan menetap di Inggris bersama istrinya yang asli Inggris. Keputusan itu
diambil lantaran dia angkat menjadi anggota Judicial Commite Of Privaci Council (dewan
kehormatan komite pengadilan). Prestasinya itu menjadiakn Ali sebagai orang India pertama
yang menduduki jabatan tersebut.
Sebagai tokoh pembaru pemikir islam. AmirAli banyak melontarkan gagasan-gagasan pemikiran
sekitar ijtihad, rasionalisme, dan Ilmu pengetahuan. Pada bidang ijtihad misalnya, Ali
berpendapat bahwa pintu ijtihad telah ditutup dan umat berpegang kepada ulama-ulama abad ke
19 yang tidak mengikuti perkembangan zaman itu yang membuat dunia islam mundur. Salah
satu pandangan Ali yang sangat di tonjolkan adalah dia merujuk pada surat al-Rad yang
menjelaskan bahwa setiap kaum tidak akan berubah nasibnya sebelum mereka merubahnya. Dari
situ Ali menyimpulkan bahwa Allah Swt memberi kesempatan pada setiap manusia untuk
merubah keadaan, sekaligus menjelaskan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehandak.

Karena itu Ali meminta kepada umat islam agar tidak terpuruk oleh pendapat lama yang
membuat umat tidak maju. Amir Ali berpendapat ijtihad sebagai sarana untuk mencapai
berbagai penemuan haruslah bersifat rasional dan semestinya ia menjadi lebih memajukan umat
islam di bidang ilmu pengetahuan. Ali berpendapat bahwa semangat ijtihad, kecintaan pada
ilmu pengetahun dan sikap rasional umat islam dibangkitkan kembali, ini aspek yang menurtnya
akan membawa kejayaan dunia islam.

Berkaitan dengan kehidupan akhiran , aliran memiliki pemikiran bahwa gagasan hidup di akhirat
merupakan fenomena umum umat islam sejak zaman primitif, ini muncul ketika umat manusia
ingin berkumpul dengan orang yang mereka kasihi dan terpisah dari mereka oleh kematian.
Dengan pelbagai pandangan Ali menjelaskan pandangannya secara kronologis.

Dalam soal wanita dan perbudakan, Amir Ali berpendapat bahwa betapa kejamnya manusia
kepada kaum wanita. Menurutnya hanya islam yang menyajikan cara bagaimana memperlakukan
seorang wanita dan memberantas perbudakan.

Terkait pada perbudakan, Amir Ali berpendapat bahwa hal itu menunjukan kesombongan
manusia. Katanya memang pebudakan ada dalam sejarah hidup manusia dari semua bangsa;
Romawi, Yahudi, Yunani danJerman tapi hal itu bukan berarti itu menjadi alasan untuk
melakukan hal yang sama pada masa modern ini agama kristen bahkan tidak melarang tapi
ketika islam datang, perbudakan secara langsung dihapuskan melalui berbagai cara.

Sayyid Amir Ali dituding sebagai seorang apolog muslim tersebar abad modern menurut barat.
Ini dipahami mengingat posisi dan gagasan pembaruan islam Ali yang merintik beratkan pada
rethingking Islam disertai pembelaan yang pada batas-batas tertentu melewati pembelaan seperti
yang dilakukan pemikir muslim lainya. Pembelaan terhadap islam terhadap serangan-serangan
barat itu jelas terlihat sekali dalam tulisan Ali. Latar belakang kondisi faktual saat itu sedikit
banyak pengaruh yang cenderung apologetik itu.

Walaupun demikian, Amir Ali telah berbuat banyak pada umat ini. Melalui karya-karyanya, dia
berupaya membangkitkan islam yamg sekian lama terlelap dalam mimpi kejayaan masa lalunya.
Hingga akhir hayat nya, Amir Ali telah menulis beberapa buku, antara lain: the spirit islam, a
Critical Examinitation of the life and teaching of mohammed dan A Short History of the
Sarances.
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Islam adalah agama yang mencakup berbagai macam aspek, baik itu ekonomi, politik, budaya,
ibadah, dan lain-lain. Inilah ungkapan yang Jamaluddin Al-Afghani tegaskan dalam pemikiran
dan gagasannya. Bila memandang Islam dalam konteks kekinian, rasanya memang perjuangan
atau usaha yang dilakukan oleh para tokoh pembaharu islam belum sempurna. Perjuangan dan
usaha mereka kami analogikan sebagai sebuah ajang lari estafet, merekapara tokoh pembaharu
islamberlari dan membawa tongkat estafet kemajuan islam dengan susah payah dan penuh
perjuangan agar sampai kepada kitaumat saat inidengan harapan besar kita mampu
melanjutkan tongkat estafet tersebut sampai pada generasi selanjutnya hingga akhir zaman.
Namun, potret umat islam saat ini bisa dikatakan amat menyedihkan dari segi keilmuan dan
persatuan. Umat islam saat ini tidak lagi dinamis, dan seperti tidak memiliki pendirian. Hal ini
terlihat dari mudahnya umat islam terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu yang tak
bertanggung jawab.Hal ini menunjukkan kesadaran umat islam untuk melanjutkan tongkat
estafet kemajuan itu masih belum maksimal.

Semoga dengan hadirnya kajian(studi tokoh) ini kita semakin menyadari kondisi islam yang
masih terpuruk saat ini dan harapan besar kami adalah munculnya jiwa dan semangat Al-
Afghani, Muhammad Iqbal, dan lain-lain yang mampu kembali meneruskan tongkat estafet
perjuangan itu dan menanggalkan seluruh pengaruh barat pada islam yang merupakan hambatan
bagi umat islam untuk maju. Amien.

http://harkaman01.wordpress.com/2013/01/14/pembaharuan-dalam-islam-dan-tokoh-tokohnya/

Anda mungkin juga menyukai