DISUSUN OLEH :
(1211011030)
2013
BUDAYA MINUM AIR KELAPA BAGI ORANG HAMIL
Di banyak daerah di negara kita (Indonesia) ibu-ibu hamil disarankan untuk sering-sering
minum air kelapa muda karena dipercaya baik untuk kehamilan dan memperlancar proses
persalinan. Rupanya apa yang telah dipraktekkan secara turun-temurun ini bukan tidak
beralasan, karena banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa air kelapa sangat kaya
akan elektrolit, gula, vitamin, serat dan berbagai kandungan lainnya yang sangat bermanfaat
bagi ibu hamil.
"Saya tidak menganjurkan pasien yang sakit untuk minum jamu," ujar dr. Dante
Saksono, SpPD, PhD, dari RS Cipto Mangunkusumo.
Orang dengan penyakit ginjal lanjutnya, sangat tidak disarankan minum jamu. Karena
apabila telah terjadi kerusakan pada ginjal maka minum jamu akan meningkatkan risiko dan
mengakibatkan pasien tidak bisa bertahan lebih lama.
dr Dante juga membantah anggapan orang bahwa obat-obat medislah yang lebih
berbahaya bagi ginjal. Menurutnya jika obat yang diminum sesuai aturan dan tidak
dikonsumsi sembarangan maka risikonya minim. Dijelaskan, ada dua jenis sistem ekskresi
(pembuangan) dalam tubuh, yaitu melalui ginjal dan sistem cerna. Jamu yang belum diuji
klinis karena belum diketahui komposisinya bisa membuat kerja ginjal berat jika senyawa
metabolitnya mengendap di ginjal atau saluran cerna.
http://semaraputraadjoezt.blogspot.com/2012/06/suku-jawa-dan-masalah-kesehatan.html
Dari kasus di atas , sebenarnya budaya minum jamu baik untuk kesehatan , tetapi
apabila terlalu sering mengonsumsi jamu tanpa di uji klinis bisa meyebabkan penyakit yang
seharusnya dengan jamu itu penyakit dapat di cegah . Oleh karena itu untuk kita sebagai
petugas kesehatan sebaiknya memberikan informasi kepada klien (pasien) boleh
mengonsumsi jamu tetapi harus disertai dengan minum air putih agar ginjal tetap bisa bekerja
dengan baik. Disini petugas kesehatan harus memakai strategi bernegoisasi dengan pasien
agar mau mengikuti saran petugas kesehatan untuk mengonsumsi air putih.
Tradisi masyarakat NTT ibu melahirkan . Proses melahirkan dengan diurut oleh
seseorang yang dianggap ahli , setelah ada kelahiran bayi diadakan upacara atau ritual
selamatan perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap ari ari :
franxiskusgaguknugraha.blogspot.com/2011/01/budaya-daerah-daerah-tentang-
ibu.html
Kebudayaan suku asmat dalam proses kelahiran , tidak lama setelah si jabang bayi
lahir di laksanakan upacara selamatan secara sederhana dengan pemotongan tali
pusar dengan menggunakan SEMBILU , alat yang di buat dari bambu yang
dilanjarkan. Selanjutnya diberi ASI sampai usia 2 atau 3 tahun.
http://www.anneahira.com/kebudayaan-suku-asmat.htm
Kasus tetanus banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki
kondisi kesehatan rendah. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan, kematian
akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju.
Di Indonesia, sekitar 9,8% dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian. Contoh, pada
tahun 80-an tetanus menjadi penyebab pertama kematian bayi di bawah usia satu bulan.
Syukurnya, tahun 1995 kasus serangan tetanus sudah menurun, tetapi ancaman itu tetap ada
sehingga perlu diatasi secara serius.
Tetanus adalah salah satu penyakit yang paling berisiko mengakibatkan kematian.
Penyebabnya, basil Clostridium Tetani yang bersifat anaerob (tidak dapat tumbuh ketika
berhubungan bebas dengan udara) dan memproduksi toksin yang disebut Tetanospasmin.
Tetanospasmin ini bersifat neurotropik sehingga bisa mengakibatkan ketegangan
dan spasm /kekakuan otot.
Intinya, infeksi tetanus terjadi karena luka. Sekecil apa pun luka itu bisa menjadi tempat
berkembang biaknya bakteri tetanus. Penyakit ini menular dan menyebabkan risiko kematian
sangat tinggi.
Nah, tetanus pada bayi, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum, karena umumnya terjadi
pada bayi baru lahir atau usia di bawah satu bulan. Penyebabnya, spora C. tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat
kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau
setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya.
http://www.tabloidnova.com/layout/set/print/Nova/Kesehatan/Anak/Bayi-Neonatus-
Paling-Rawan-Tetanus
Melihat adanya suku yang melakukan tradisi ekstrim seperti memotong tali pusat yang
sangat membahayakan bagi kesehatan , dikarenakan kondisi bambu yang tidak steril Jadi
petugas harus memakai strategi mengganti budaya yang salah itu dengan cara
pendekatan secara halus dengan pasien , seperti memberikan informasi bahwa
kebersihan itu sangat dibutuhkan untuk kesehatan . Dan sebaiknya budaya memotong
menggunakan kulit bambu itu diganti dengan alat medis yang lebih steril di banding
dengan kulit bambu.
DAFTAR PUSTAKA
http://medis-update.blogspot.com/2011/05/manfaat-air-kelapa-bagi-ibu-hamil.html
http://semaraputraadjoezt.blogspot.com/2012/06/suku-jawa-dan-masalah-kesehatan.html
http://franxiskusgaguknugraha.blogspot.com/2011/01/budaya-daerah-daerah-tentang-ibu.html
http://www.anneahira.com/kebudayaan-suku-asmat.htm
http://www.tabloidnova.com/layout/set/print/Nova/Kesehatan/Anak/Bayi-Neonatus-Paling-
Rawan-Tetanus