Anda di halaman 1dari 6

KENAKALAN REMAJA

DALAM PERILAKU PEMBEGALAN

Tegar Itmamul Wafa


Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur
Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur
Fakultas Pendidkan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK. Masalah kejahatan tidak akan luput dari kehidupan bermasyarakat.


Kejahatan akan selalu mengintai siapapun dan dimanapun. Terlebih lagi bila ada
kesempatan, maka akan lebih mudah terlaksana. Seperti halnya kasus kejahatan
dalam studi kasus berikut, studi kasus ini mengambil tema tentang pembegalan.
Pembegalan sering kali terjadi di masyarakat. Sasaran pembegalan ini adalah
kendaraan bermotor khususnya motor yang lewat di malam hari di tempat yang
sunyi. Sangat beresiko untuk pengendara yang mengemudi sendirian, apalagi bila
masih usia remaja.
Studi kasus ini dilaksanakan dengan mewawancarai pelaku pembegalan.
Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui motif dan motivasi
pelaku dalam melakukan kejahatan tersebut. Selain itu, untuk mengedukasi
masyarakat agar dapat meminimalisir kasus pembegalan yang ada di masyarakat.
Kata Kunci : Pembegalan, Kenakalan remaja

PENDAHULUAN
Pembegalan adalah segerombolan orang yang saling tolong menolong dan
bantu membantu dalam melaksanakan maksud mereka, mengganggu orang-orang
di jalanan, merampas harta benda dan tidak segan-segan membunuh. Tahun 2014-
2015 ini banyak sekali kasus pembegalan kendaraan (motor ataupun mobil) yang
terjadi di sekitar masyarakat. Kasus pembegalan ini tidak hanya terjadi pada
daerah-daerah yang sepi dan kodisi jalan yang gelap. Namun juga sekarang sudah
mulai beraksi di kota-kota besar. Segala motif dilakukan oleh pelaku hanya untuk
melancarkan aksiya di jalan dan dengan segala tujuannya. Banyak masyarakat
yang belum mengetahui motif-motif tersangka bahkan alasan melakukan tindakan
tersebut. Serta kurangnya pengetahuan warga untuk meminimalkan kasus
tersebut. Seperti halnya kasus berikut. Studi kasus ini melibatkan dua narasumber
yaitu pelaku dan teman dekat pelaku.

DESKRIPSI KASUS

Sebut saja anak laki-laki ini bernama Armand (nama disamarkan),


Armand adalah seorang remaja usia 19 tahun hobinya adalah kebut-kebutan di
jalan, balap liar, serta minum-minuman keras. Ia adalah salah satu pelaku
pembegalan. Ia melakukan aksi begalnya ini ketika ia masih duduk di bangku
SMA (17), pada saat itu Arman masih pada fase remaja yang labil. Sebenarnya ia
tidak terfikir untuk melakukan tindakan criminal ini, namun karena teman-teman
sekitarnya mengajaknya, maka Armand pun ikut-ikutan. Awalnya ia hanya ikut-
ikutan, namun semakin lama ia semakin berani. Cara dan modus ia melakukan
pembegalan beragam, mulai dari langsung mencegat korban di depan dengan
mengacungkan senjata tajam seperti pisau. Ada pula dengan berpura-pura menjadi
orang yang tersesat dan meminta pertolongan ke korban lalu ketika korban
berhenti dan ingin menolong, pada saat itulah ia melancarkan aksinya dan teman-
temnnya pun muncul seketika. Atau bahkan modus menjadi tukang parkir.
Sasaran utama mereka adalah perempuan yang baru pulang kerja di malam hari.
Namun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat menjadi korbannya. Dia
berkata “Dimana ada kesempatan disitu ada tindakan”. Armand membegal di
lokasi yang berbeda. Ia membegal hanya untuk bersenang-senang, karena
biasanya ia dan teman-temannya menjual hasil pembegalan berupa motor itu
untuk dibelikan minuman, melunasi hutang kepada teman, dan bersenang-senang.
Aksinya ini belum sempat terendus oleh polisi karena ia melancarkan aksinya di
tempat yang berbeda dan tidak terlalu sering. Kedua orang tuanya pun tidak
mengetahui aksinya tersebut, hanya teman-temannya yang mengetahuinya. Saat
diwawancarai, dan ditanya tentang apakah ia takut bila tertangkap polisi atau
ditangkap oleh warga lalu dihakimi warga di lokasi, bahkan hingga dibunuh atau
dibakar hidup hidup seperti pemberitaan dimedia masa, ia menjawab, sejujurnya
ia takut bila tertangkap warga, atau bahkan hingga dibunuh. Oleh karena itu ia dan
kelompoknya mensiasatinya dengan berpindah-pindah lokasi. Namun, Armand
sekarang sudah tidak pernah melancarkan aksi begalnya lagi, sekarang Armand
berdomisili di Bandung.

PEMBAHASAN

1. Sudut Pandang Agama

Dalam bahasa fiqih Begal dimaknai sebagai segerombolan orang yang


saling tolong menolong dan bantu membantu dalam melaksanakan maksud
mereka, mengganggu orang-orang di jalanan, merampas harta benda dan
tidak segan-segan membunuh. Teori ini sesuai dengan kenyataan
dilapangan, bahwa pelaku begal melancarkan aksinya secara bergerombol
dan saling mendukung.
"Begal, dalam hukum Islam, merupakan jenis kejahatan hirabah.
Artinya, pelaku begal dapat dibunuh, disalib, atau dipotong tangan dan
kakinya,'' katanya kepada Republika, Rabu. Teori ini sesuai dengan yang
dilakukan masyarakat sekarang ini, pelaku begal dihakimi dengan cara
dibunuh.
Dalam rangka penerapan ayat al-Qur’an di atas, ulama fiqih
mengklasifikasi pembegal dalam empat bagian,
1) apa bila begal itu membunuh tanpa mengambil harta maka
hukumannya dibunuh.
2) apabila begal itu membunuh dan mengambil harta, maka hukumannya
di bunuh dan disalib.
3) apabila begal itu hanya mengambil harta (tidak membunuh) maka
hukumannya dipotong tangan atau kaki secara bersilangan (tangan kanan
dan kaki kiri untuk pembegalan pertama, dan tangan kiri kaki kanan untuk
pembegalan kedua).
4) apabila begal itu hanya menakut-nakuti orang yang lewat tidak
mengambil harta dan membunuh maka hukumannya adalah dipenjara dan
dita’zir.

2. Sudut Pandang Kultur

Porter mengemukakan bahwa pelaku begal bisa saja terstimulus


karena adanya street culture, yakni pola hidup penuh dengan semarak
atau excitement, hedonisme, hingga rendahnya tanggung jawab dan
pemikiran ke depan. Biasanya pada anak muda. Fakta lain ditemukan
oleh Brookman & Bennett. Dari hasil penelitiannya, rupanya beberapa
pelaku begal mengakui kalau tujuan utama perilakunya bukanlah untuk
mendapatkan uang, melainkan untuk bisa berkelahi dengan korbannya dan
hanya untuk bersenang-senang. Jadi, ketika mereka mendapati korbannya
justru pasif dan tidak melawan, bagi mereka itu adalah kegagalan. Teori
Porter terbuktikan dengan kasus diatas, bahwa pelaku melakukan
pembegalan karena ikut-ikutan teman dan mereka melakukan hal tersebut
hanya untuk bersenang-senang semata dan tidak terlalu membutuhkan
hasil rampasannya.
KESIMPULAN

Semakin maraknya pembegalan di masyarakat membuat warga yang


menggunakan kendaraan bermotor khususnya saat berpergian di malam hari
menjadi khawatir akan kejadian ini, maka dari itu untuk meminimalisir korban
pembegalan di kemudian hari, berikut adalah cara-caranya; menghindari jalan sepi
dan gelap. Jika memungkinkan, pengendara agar segera memacu kendaraannya
untuk menghindari para pelaku yang meminta menepi. Jangan berkendara sendiri.
Antara pengendara dan yang dibonceng perlu saling mengingatkan untuk berhati-
hati dan waspada. Jika harus berhenti dan menepi, jangan berhenti di tempat sepi.
Yang tidak kalah penting adalah menyimpan nomor kepolisian di handphone agar
bisa segera meminta pertolon gan. Jika ada yang warga didekati oleh pembegal,
usahakan agar warga membunyikan klakson sepanjang-panjangnya. Selain itu
warga juga hendaknya tidak berkendara sendirian pada malam hari. Warga juga
diharapkan dapat menjauhi daerah-daerah yang disinyalir rawan jika tidak ada
keperluan mendesak

Selain itu, bisa dilakukan konvoi bersama orang terdekat atau mendekati
pengendara motor yang lain, ini agar para pengendara motor dapat pulang
bersama-sama, terutama ketika sudah larut malam.
DAFTAR RUJUKAN

http://ansornews.com/religi/kajian/05/03/2015/hukum-pembegal-dalam-
pandangan-islam.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembegalan

http://www.kabarmakkah.com/2015/03/aksi-bakar-begal-motor-bukti-
lemahnya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembegalan

Anda mungkin juga menyukai