Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait,
menjelaskan komplotan sindikat narkoba itu merekrut anak-anak sekaligus
menyalurkan hasil kejahatan yang mereka lakukan. Menurutnya, anak-anak hanya
alat mereka dalam meraup keuntungan. Arist juga melihat bahwa faktor utama
keterlibatan anak dalam kasus begal adalah narkoba. [4] Kriminolog Universitas
Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, mengatakan, pelaku melihat adanya
kesempatan memperoleh uang melalui aksi begal. Terlebih kesempatan tersebut
didukung dengan lokasi jalan raya yang sepi dan kurang penerangan. Erlangga juga
menyatakan, melihat dari pola yang ada, peristiwa pembegalan sepeda motor
biasanya terjadi di awal tahun. Pasalnya, di awal tahun kegiatan-kegiatan ekonomi
akibat dari perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih
belum berjalan. Menurutnya, pembegalan dilakukan rata-rata oleh pelaku yang
bergerombol. Artinya, tidak memungkinkan hanya satu orang yang membegal,
apalagi yang sudah ditangkap kepolisian menunjukkan pelaku masih berusia muda.
Psikolog forensik Universitas Pancasila Jakarta Reza Indragiri Amriel menduga
kasus pembegalan yang terjadi hanyalah aksi kriminal di permukaan yang menjadi
perantara untuk aksi kriminal lain, tidak sekadar bermotifkan ekonomi. Menurut
Reza, tindakan pelaku pembegalan telah menyimpang dan menunjukkan gangguan
rasional. Dia menduga pelaku di bawah pengaruh narkotika, obat-obatan dan
minuman keras sehingga tindakannya terhadap korban menjadi berlebihan.
Pembegal itu ada empat macam:
Menanggapi soal terjadinya kasus pembegalan, Kepala Bidang Humas Polda Metro
Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul menyampaikan himbauan bagi para
pengendara motor untuk menghindari terjadinya pencurian tersebut dengan cara
menghindari jalan sepi dan gelap Martinus menjelaskan, kejahatan bisa terjadi
akibat adanya kesempatan, terutama saat ada empat sampai enam orang
berkendara yang tampak membuntuti. Jika memungkinkan, pengendara agar segera
memacu kendaraannya untuk menghindari para pelaku yang meminta menepi. Hal
lain yang perlu dihindari saat berkendara, agar tidak mengundang pencuri adalah
upayakan jangan berkendara sendiri. Antara pengendara dan yang dibonceng perlu
saling mengingatkan untuk berhati-hati dan waspada. Jika harus berhenti dan
menepi, jangan berhenti di tempat sepi. Yang tidak kalah penting adalah menyimpan
nomor kepolisian di handphone agar bisa segera meminta pertolongan. [10]
Sementara itu, Paur Subag Humas Polres Kota Depok Ipda Bagus Suwardi
menyatakan jika warga didekati oleh pembegal, usahakan agar warga membunyikan
klakson sepanjang-panjangnya. Ia menyatakan, jika warga hanya berteriak untuk
mencari pertolongan, kecil kemungkinan suara warga tersebut dapat mengundang
perhatian. Akan tetapi, jika warga membunyikan klakson sepanjang-panjangnya saat
bertemu pelaku pembegalan, warga tersebut akan dengan lebih mudah mendapat
perhatian dan pertolongan orang-orang di sekitar. Bagus juga menyatakan ada
beberapa cara yang bisa dilakukan agar warga terhindar dari pembegalan, salah
satunya, usahakan untuk tidak berkendara sendirian pada malam hari. Selain itu,
warga juga hendaknya menghindari jalur-jalur gelap ataupun tanpa penerangan.
Warga juga diharapkan dapat menjauhi daerah-daerah yang disinyalir rawan jika
tidak ada keperluan mendesak.
alasan ekonomi biasanya menjadi faktor utama bagi seorang penjahat dalam
melakukan aksi kriminalnya. Menurut dia, kebutuhan yang tak sebanding dengan
pemasukan biasanya yang menyebabkan pelaku gelap mata melakukan kejahatan.
Sedangkan faktor kedua seseorang menjadi pelaku kejahatan yakni karena tekanan
sosial. Pasalnya, tekanan sosial bisa mengakibatkan orang tersebut stres dan
depresi.
Faktor Pertama, menurutnya jika sering bermotor di atas jam 12 malam, upayakan
jangan berhenti.
"Jika harus berhenti, upayakan berhenti di tempat-tempat terang dan banyak orang,"
tutur Aiptu Iwan.
Jika ada orang yang berprilaku mencurigakan dan ingin memepet motor, upayakan
untuk menambah kecepatan.
Faktor ketiga yang menjadikan seseroang pelaku kriminal yakni karena faktor
keluarga. Sehingga, bila orang tua kuat dalam membentuk karakter keluarga maka
seseorang bisa kuat dalam melakoni setiap permasalahan dalam hidupnya.