Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara kita adalah negara berkembang yang sedang

melaksanakan pembangunan di segala bidang, dengan tujuan pokok

untuk memberikan kemakmuran dan kesejahteraan lahir dan batin bagi

seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat tercapai apabila masyarakat

mempunyai kesadaran bernegara dan berusaha untuk mewujudkan

masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Masyarakat dikatakan

sejahtera apabila tingkat perekonomian menengah keatas dan kondisi

keamanan yang harmonis. Hal tersebut dapat tercapai dengan cara,

setiap masyarakat berperilaku serasi dengan kepentingan yang berlaku

dalam kehidupan masyarakat yang diwujudkan dengan bertingkah laku

sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Namun belakangan ini dengan terjadinya krisis moneter yang

berpengaruh besar terhadap masyarakat sehingga mengakibatkan

masyarakat Indonesia mengalami krisis moral. Hal tersebut dapat dilihat

dari semakin meningkatnya kejahatan dan meningkatnya pengangguran.

Dengan meningkatnya pengangguran sangat berpengaruh besar terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat

kesejahteraan yang rendah cenderung untuk tidak mempedulikan norma

1
atau kaidah hukum yang berlaku. Untuk memenuhi kebutuhan dengan

melihat kondisi saat ini, maka ada kecenderungan menggunakan segala

cara agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan melanggar norma

hukum.

Kejahatan merupakan sebagian dari masalah dalam kehidupan

sehari-hari,oleh karena itu, kita harus memberikan batasan tentang apa

yang dimaksud dengan kejahatan itu sendiri, baru kemudian dapat

dibicarakan unsur-unsur lain yang berhubungan dengan kejahatan

tersebut misalnya siapa yang berbuat, sebab-sebabnya dan sebagainya.

Batasan mengenai kejahatan adalah perbuatan yang sangat

anti sosial yang memperoleh tantangan dengan sadar dari negara yang

berupa pemberian penderitaan (hukuman dan tindakan).

Secara yuridis, kejahatan adalah sebagai perbuatan melanggar

hukum atau dilarang oleh Undang-Undang. Disini diperlukan suatu

kepastian hukum, karenadengan ini orang akan tahu apa perbuatan jahat

dan apa yang tidak jahat.

Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap

norma-norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya

ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Prilaku yang

dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh bagian

terbesar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil

rakyat.

2
Para ahli menyatakan bahwa kejahatan merupakan perbuatan yang

ditetapkan oleh negara sebagai kejahatan dalam hukum pidana dan

diancam dengan suatu sanksi. Perlu diketahui bahwa kejahtan bukan

merupakan fenomena alamiah melainkan fenomena sosial dan historis.

Sebab suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai kejahatan adalah jika

perbuatan tersebut sudah dikenal, diberi cap, dan ditanggapi masyarakat

tersebut yang dilanggar di samping adanya lembaga yang tugasnya

menegakkan norma hukum dan menghukum pelanggarannya.

Kejahatan tidak lain merupakan hasil dari interaksi sebab adanya

interaksi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi pula.

Terjadinya suatu kejahatan menunjukkan adanya hubungan fungsional

antara pelaku-pelaku kejahatan dan para korban. Artinya, apabila terjadi

suatu kejahatan akan menyebabkan adanya korban.Oleh karena itu,

setiap kejahatan apapun jenisnya senantiasa meresahkan dan merugikan

masyarakat.

Masalah pelaksaan hukum pidana dan upaya penanggulangan

suatu kejahatan merupakan hal cukup penting bagi Negara yang

menginginkan adanya suatu ketertiban hukum kejahatan merupakan

suatu masalah yang tidak asing lagi untuk masyarakat Indonesia yang

tinggal di kota besar, tanpa terkecuali wilayah Tamalanrea. Kejahatan

merupakan masalah yang cukup kompleks yang setiap waktu dihadapi

oleh pihak aparat penegak hukum. Semakin hari masalah kejahatan yang

terjadi di kota Makasaar pada umumnya dan pada Wilayah Tamalanrea

3
pada khususnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Kejahatan yang cenderung meningkat dipengaruhhi dengan datangnya

krisis multi dimensi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun

1997. Badai krisis yang menimpa Indonesia saat itu mengakibatkan angka

pengangguran yang cukup tinggi dan turunnya daya beli masyarakat.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan semakin tingginya angka

kejahatan yang terjadi di masyarakat. Sesuai dengan berkebangnya

zaman, cara yang dilakukan para pelaku kejahatan semakin canggih da

dilakukan dengan teknologi yang tinggi. Kejahatan yang dilakukan pun

semakin teroganisir dan cukup rapi sehingga menyulitkan pihak berwajib

dalam hal ini pihak kepolisian dalam mengungkapnya.kasus kejahatan

yang terjadi pada masyarakat saat ini sangat beragam jenisnya. Kasus

kejahatan konvensional yang menjadi gangguan keamanan dan ketertiban

dalam masyarakat antara lain pembunuhan, pencurian dengan kekerasan,

pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor secara

terorganisir, kebakaran, pemerkosaan, pemerasan, penyalahgunaan

narkotika, kenakalan remaja dan judi. Kejahatan tersebut biasanya terjadi

di daerah maju tanpa terkecuali Tamalanre. Keadaan tersebut sangat

memprihatinkan bagi warga Tamalanrea sendiri, mengingat Tamalanrea

merupakan pendidikan dan pusat aktivitas para pelajar dari beberapa

kampus di Makassar. Masalah kejahatan yang semakin pelik terjadi pada

seluruh lapisan masyarakat wilayah Tamalanrea tanpa terkecuali.

Lingkungan masyarakat yang beragam sangat mempengaruhi seseorang

4
dalam melakukan tindakan kejahatan. Lingkungan kota besar yang padat

dan sibuk dengan berbagai aktifitas memudahkan terjadinya suatu

tindakan kejahatan. sikap indivualistis masyarakat Tamalanrea

mengakibatkan lemahnya pengawasan dari masyrakat terhadap

gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi di Tamalanrea.

Akhir-akhir ini di kota Makassar pada umumnya dan Tamalanrea

pada khususnya terdapat kecenderungan meningkatnya kasus kejahatan

terhadap pencurian kendaraan bermotor , dengan berkembangnya tindak

pidana pencurian, maka berkembang pula bentuk-bentuk lain dari

pencurian. Salah satunya yang sering terjadi adalah tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir. Selain melakukan

aksinya dengan rapi dan profesional, masyarakat tidak tahu kapan terjadi

pencurian. Kejahatan pencurian kendaraan bemotor secara terorganisir

biasanya menimpa para mahasiswa seperti yang sering terjadi akhir-akhir

ini. Perhatian yang cukup besar diberikan oleh media, baik media cetak

maupun media elaktronik nasional. Pemberitaan kasus curanmor hampir

tiap hari menghiasi halaman depan media cetak nasional ataupun

disiarkan dalam program khusus kriminal yang tampil disetiap stasiun

televisi nasional.

Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor

memang tidak akan dapat terelakan akibat meningkatnya laju

pertumbuhan kendaraan yang cukup tinggi di Makassar khususnya di

Tamalanrea. Departemen Perhubungan mengatakan bahwa laju

5
pertumbuhan kendaraan bermotor sudah sangat tidak sebanding dengan

panjang jalan yang ada di Makassar, bahwa panjang jalan di Makassar

sudah tidak mampu menampung volume kendaraan bermotor. Keadaan

seperti itu secara tidak langsung akan membawa dampak terhadap

perkembangan wilayah Tamalanrea. Hal ini semakin dapat dibuktikan

dengan terbatasnya lahan parkir kendaraan bermotor, sehingga orang

tidak lagi mengindahkan faktor keselamatan dalam memarkir kendaraan

bermotornya. Kelalaian dalam memperhatikan faktor keselamatan akan

memudahkan terjadinya kejahatan pencurian kendaraan bermotor secara

terorganisir. Tempat parkir pinggir jalan, kantor, sekolah, kampus, dan

pusat pertokoan merupakan tempat yang paling rawan dalam terjadinya

kejahatan pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir.

Indikasi meningkatnya kejahatan pencurian kendaraan bermotor

tidak saja disebabkan oleh laju pertumbuhan kendaraan bermotor semata,

akan tetapi para pelaku pencurian juga sudah tidak takut lagi akan

ancaman hukuman atau pidana yang dapat menjerat mereka jika terbukti

melakukan pencurian, yaitu penjara maksimal 5 (lima) tahun untuk

pencurian biasa, atau penjara maksimal 9 (sembilan) tahun apabila

pencurian tersebut didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan, dan

bahkan hukuman mati atau penjara seumur hidup jika tindak pencurian

tersebut dilakukan oleh dua orang atau lebih menimbulkan luka berat atau

meninggalnya seseorang. Dengan faktor seperi ancaman hukuman

sudah tidak membuat takut para pelaku. Maka angka pencurian terus saja

6
meningkat bahkan cara-cara yang digunakan untuk melakukan aksi

pencurian tersebut semakin canggih. Dan juga diperlihatkan dengan

banyaknya laporan kehilangan kendaraan bermotor yang di terima oleh

pihak berwajib dalam hal ini pihak Kepolisian. Laporan yang diterima pihak

Kepolisian Sektor Tamalanrea (Polsek Tamalanrea) menyebutkan bahwa

angka kejahatan pencurian kendaraan bermotor cukup tinggi. Jumlah

kasus yang tinggi tersebut membuat kejahatan pencurian kendaraan

bermotor menjadi kasus yang paling menonjol di wilayah hukum Polsek

Tamalanrea. Meskipun pihak Polsek Tamalanrea berupaya untuk

menekan laju kejahatan pencurian kendaraan bermotor di wilayah

hukumnya, namun dalam kenyataanya kasus kejahatan pencurian

kendaraan bermotor cenderung masih menunjukan angka kejahatan yang

cukup tinggi. Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat terjadinya

keresahan dalam masyarakat sebagai korban kejahatan pencurian

kendaraan bermotor. Masyarakat yang menjadi korban kejahatan akan

mempertanyakan kinerja aparat keamanan dalam hal ini pihak kepolisian

dalam menjalankan tugasnya mencegah kejahatan pencurian kendaraan

bermotor. Tindakan menaggulangi kejahatan merupakan salah satu tujuan

dalam sistem peradilan pidana yang terpadu. Sistem peradilan pidana

yang terpadu adalah sistem dalam suatu masyarakat untuk menaggulangi

masalah kejahatan. Usaha masyarakat menggulangi kejahatan bertujuan

agar kejahatan tetap berada dalam batas toleransi masyarakat.

7
Sistem ini akan berhasil apabila terjadi keterpaduan antara

komponen penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, pengadilan,

kejaksaan dan kehakiman. Mencegah masyarakat menjadi korban

kejahatan memang bukan tanggung jawab kepolisian semata, serta ketiga

komponen penegak hukumnya lainnya, melainkan dibutuhkan juga peran

masyarakat alam membantu pihak kepolisian pada khususnya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak

Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Sebagai Kejahatan

Terorganisir di Wilayah Hukum Polsek Tamalanrea”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah yang akan dibahas penulis adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor sebagai kejahatan terorganisir di

wilayah hukum Polsek Tamalanrea ?

2. Bagaimanakah upaya penanggulangan oleh Aparat Kepolisian

untuk mengurangi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor

sebagai kejahatan terorganisir di wilayah hukum Polsek

Tamalanrea ?

8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya tindak pidana

pencurian kendaraan bermotor sebagai kejahatan terorganisir di

wilayah hukum Polsek Tamalanrea.

2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan oleh Aparat

Kepolisian untuk mengurangi tindak pidana pencurian

kendaraan bermotor sebagai kejahatan terorganisir di wilayah

hukum Polsek Tamalanrea.

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pendidikan di tingkat perguruan tinggi dalam perkembangan

mata kuliah hukum, serta diharapkan juga dapat memberikan

konstribusi bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya,

khususnya hukum pidana yang ada di masyarakat.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat sebagai masukan yang berguna masyarakat

akan pentingnya penegakan hukum pidana mengenai tindak

pidana pencurian kendaraan bermotor secara terorganisir dalam

pengaruhnya pada kehidupan manusia pada masa yang akan

datang.

Anda mungkin juga menyukai