ABSTRAK
Kepolisianimerupakaniinstitusiinegaraisebagaiipenjagaimasyarakat, haruslah
terdepanimempertahankaniintegritasimoral, dan idengan ilandasan imoral
idengan hukumiiditegakkan. Polisiiisebagaiiipenegakiihukumiimerupakaniitugas
pokoknya.DalamisetiapimelakukanitindakaniPolisiimempunyaiikewenangan
bertindakiimenurutiipenilaiannyaisendiriiihaliiini sering disalahiigunakaniiioleh
oknum anggotaiiKepolisian.
Menganalisis berdasarkaniiPrinsipiProporsionalitasiidalam penanggulangan
kekerasaniidaniisenjataiiapi harusiiditerapkaniipadaiisaatiikeadaaniitertentuiipada
dasarnyaihaliitu terkaitiipenembakan bertentanganidenganihak asasiiimanusia
serta mengambil dalamisisi rasioilegisiperaturan perundang-iundangan yang
berlaku di Indonesia. Pada hakikatnya saya mencari dibeberapa sumber primer
serta sekunder dalam menganalisa beberapa rumusan masalah.
KepolisianiiNegaraiiRepublikiIndonesiaiituitundukipadaikekuasaaniperadilan
umumiisepertiihalnyaiwargaisipilipadaiumumnya. Demikianiiiyangiidisebutiiiidalam
Pasali29iayat (1) Undang-iUndang Nomori2iTahuni2002itentangiKepolisian
Negara Republik Indonesia. HaliiniimenunjukkanibahwaianggotaiKepolisian RI
merupakan wargaisipilidan bukanitermasukisubjekihukumimiliter. Namun, karena
profesinya, anggotaiPolriijugaiiitundukiipadaiiPeraturaniiDisipliniidaniiKodeiiiEtik
ProfesiiiyangiidiaturiidalamiiPeraturan iPemerintahiiNomorii2iiTahunii2003itentang
PeraturaniiDisipliniiAnggotaiiKepolisianiiNegaraiiRepublikiiIndonesia. iSedangkan,
kodeiietikiikepolisianiidiaturidalamiPerkapolriiNomori14iTahuni2011itentangiiiKode
Etik ProfesiiiKepolisianiiNegaraiRepublikiIndonesia.
Kesimpulannya nyawaitidakibolehidiambilisemestinyaimasyarakatiiharusnya
dilindungi, dalamisuatuikejadianiibanyakiidiantaranyaiiipolisiiiimenembakiiipelaku
pencurianidanidenganihalihakiasasiimanusiaiperbuatanitersebutimenolakibahwa
masyarakatiiharusiihidupiidenganiitentramiidaniidamaiiimakaiidariiiituiiiiiiidiskresiiii
tersebut jugaiidikaitkanidenganiasasipradugaitidakibersalah.
1
ABSTRACT
Policeiareistateiinstitutionsiasiguardiansiofisociety,must beiatitheiforefront of
maintaining moral integrity, andionia moralibasisiwithitheilawibeing enforced.
Police as lawienforcementiisitheimain task. Inieveryiaction, the police have the
authorityitoiactiaccordingitoitheiriownijudgment, thisi isi ofteni misusedi by
unscrupulousimembersiofithe police.
Analyzing basedionitheiPrincipleiofiProportionalityiiin overcoming violence
andiifirearmsiimustiibeiiappliediiwheniicertainiiconditionsiiareiibasicallyiirelatediiiito
shootings that are contraryiitoihumanirights and take in terms of the legal ratio
ofitheiiprevailingiilawsiiandiiregulationsiiiniiiIndonesia. In essence, I looked for
several primary and secondary sources in analyzing several problem
formulations.
TheiiStateiiPoliceiofitheiiRepubliciiofiiIndonesia is subject to the power of
the general judiciary as well as civilians in general. This is what is stated in
Articlei29iparagraphi (1) ofiiLawiiNumberii2iofii2002iiconcerningiithe Indonesian
NationaliiPolice. This shows that members of the Indonesian National Police are
civilians and are not subject to military law. However, because of their
profession, members of the National Police are also subject to the Disciplinary
Regulations and the Code of Professional Ethics regulated in Government
Regulation Number 2 of 2003 concerning Disciplinary Regulations for Members of
the Indonesian National Police. Meanwhile, the police code of ethics is regulated
in Perkapolri Number 14 of 2011 concerning the Professional Code of Ethics for
the Indonesian National Police.
In conclusion, life shouldi noti bei taken, the community should be
protected, in one incident many police shot the perpetrators of theft and in terms
of human rights the act denied thatitheicommunity should liveiin peace and
order, therefore this discretion was also ilinked toitheiprinciple of presumption of
innocence.
1. PENDAHULUAN
Kejahatan ialah bagian asal kehidupan rakyat dan adalah insiden sehari-
Crime yang adalah ada warga , terdapat hukum serta terdapat kejahatan.1
1
E.Y Kanter dan SR Sianturi. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. (Jakarta:
Storia Grafika, 2003), Hal. 12
mencuri adalah mengambil sembunyi-sembunyi dalam mengambil barang orang
penghasilan.
kasus pada tahun 2020. Sementara itu, 219 kasus terdeteksi, dan 267 dan 178
ekonomi yang sulit dan pencurian yang dimulai dari banyaknya pengangguran di
sekitar kita. .. Kejahatan yang biasa dilakukan orang adalah pencurian. Melihat
kondisi masyarakat saat ini, orang sangat mungkin mencari jalan pintas dengan
jika dicermati pada periode ini, faktor utama di balik munculnya pencuri
1
2
perjudian. Kejahatan sepele adalah ilegal atau ilegal dalam bentuk atau sifatnya,
kejahatan yang tidak boleh dianggap remeh. Mencuri adalah mencuri milik orang
lain tanpa hak pemiliknya untuk memilikinya. Adalah ilegal untuk mencuri. Dan
tunggangan listrik yang sering disebut curanmor adalah perbuatan pidana dan
pengaturan pidana yang diatur dalam Pasal 362 KUHP. Target perampokan
roda 2 yaitu sepeda motor serta kendaraan bermotor roda empat yaitu mobil
orang tadi terbukti telah memenuhi seluruh unsur asal tindak pidana pencurian
yang terdapat pada dalam rumusan pasal 362 buku undang undang aturan
menggunakan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana hukuman paling
Apa yang terjadi pada mereka yang dianggap normal dan "membuat
ini", tetapi lebih kritis, mereka menemukan bahwa mereka "tidak menggunakan
diri mereka sendiri seperti itu". Dalam kondisi lain, seperti pelaku pencurian dan
kecil dan kota-kota besar. Salah satu pencurian yang paling sering terjadi adalah
pencurian sepeda motor roda dua. Pencurian dilakukan oleh sekelompok pelaku
yang memiliki keahlian dan diakui sebagai penjahat terpercaya dalam melakukan
terjadi masalah pencurian sepeda motor. Indonesia adalah negara hukum, yaitu
sekedar kekuasaan (power nation). Segala hal yang berkaitan dengan perintah,
Tidak hanya warga negara Indonesia, tetapi juga negara, pemerintah, dan
3
Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Hal. 23.
4
Sudikno Mertokusumo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum, (Yogya: PT Citra Aditya Bakti,
2004), Hal. 15
5
Sudarto Op.cit Hal. 58
4
polisi di tengah masyarakat adalah hal yang wajar. Polisi sebagai lembaga
polisi adalah aparat penegak hukum yang harus memenuhi semua kewajiban
yang diberikan, termasuk menyelidiki tindak pidana pencurian 4.444 mobil dari
kendaraan, untuk memenuhi misi mereka untuk menjaga aman dari kejahatan
penyelidikan dll. Ini menjadi lebih umum. Tugas dan wewenang kepolisian
hanyalah sebagian dari tugas dan wewenang kepolisian dan tentunya tidak boleh
integritas moral, dan mereka perlu menegakkan hukum dengan landasan moral.
Polisi adalah lembaga penegak hukum sebagai bagian dari pekerjaan utama
mereka. Untuk menghadapi masalah yang agak sulit yang harus dilakukan secara
polisi adalah penegakan hukum pidana. Misi kepolisian selalu diukur dengan
keputusan polisi terkait dengan masalah ketertiban umum dan kesusilaan yang
erat kaitannya dengan penerapan hak asasi manusia. Beberapa petugas polisi
campur tangan, dan tidak mengayomi atau melindungi warga. Keadaan ini dapat
penjahat sporadis yang sering terlibat dalam kekerasan yang mengancam jiwa.
yang sering disalahgunakan oleh polisi. Kewenangan tersebut diatur dalam Pasal
situasi eksklusif, dan pada dasarnya merupakan hak asasi manusia. dan tembak,
negara berkewajiban untuk hidup damai dan tenang. Diskresi juga terkait
dengan asas praduga tak bersalah, yang menyatakan bahwa seseorang tanpa
tindakan individu dalam menangani kasus individu. Sesuai dengan sifat profesi
yang sama, polisi menerapkan prinsip atau aturan diskresi. Prinsip ini
6
Philipus M. Hаdjon, Perlindungаn Hukum Bаgi Rаkyаt di Indonesiа . (Jakarta: PT. Binа Ilmu.
2001). Hal. 38
7
Kаnsil, C.S.T.. Pengаntаr Ilmu Hukum dаn Tаtа Hukum Indonesiа , (Jаkаrtа: PN Bаlаi Pustаkа,
2002). Hal 74
7
(Republik Indonesia).
evaluasi mereka sendiri. (2) Penerapan ketentuan yang dijelaskan dalam ayat 1
Nasional Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi
Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi Polisi 18 (1) Pembangunan Hukum
memelihara, memesan, dan dijamin. Dalam kitab buku hukum pidana (Hukum
Pidana), Pasal 48 dinyatakan "setiap orang adalah penilaian yang lebih tulus".
Pasal 49, "Pertahanan untuk pembelaan Anda adalah pertahanan untuk siapa,
dan kehormatan orang lain, penarikan atau properti, dan orang lain memiliki
serangan dan serangan serangan, sehingga aturan mereka bersalah. Saya belum
8
menerimanya. Saya belum menerimanya. Saya belum menerimanya..”
parahmyangmsegeramterjadi
b. Untukmmencegahmpelakumkejahatanmmelarikanmdiri
8
Rumusan kewenangan kepolisian http://referensi.elsam.or.id/20 20/11/protap-kapolri-no-1-tahun-
2010-tentang-penanggulangan-anarki/ Diakses pada tanggal 5 Desember 2021 pada jam 12.35
WIB
8
tujuan-tujuan
pada tindakan kriminal atau korban yang lebih besar. Untuk mencegah hal ini,
9
Bentuk diskresi dari kepolisian https://krisnaptik.com/polri-4/hukum-kepolisian/diskresi-kepolisian-
ii/ Diakses pada tanggal 5 Desember 2021 pada jam 12.50 WIB
9
terhadapmtersangkampencurianmkendaraanmbermotormjikamdihubung
2. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Jenis Pendekatan
undangan dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
ditangani
hukum permanen. Hal utama yang dikaji pada setiap putusan tersebut adalah
ilmu aturan bisa menjadi pijakan buat menciptakan argumentasi aturan waktu
pengertian aturan, konsep aturan, maupun asas aturan yang relevan dengan
konflik.
A. iPrimer
11
KepolisianiNegaraiRepublikiIndonesia
48
Serta bahan lain yang diperoleh dari bahan hukum sekunder juga
B. Sekunder
yang akanditeliti.
12
diteliti.
Pendukung untuk menunjang dari bahan hukum primer maka dalam bahan
hukum sekunder penulis menekankan pada pencarian pada point yang tertera.
sebagai berikut :
masih masih ada kekurangan dan apakah Bahan aturan tadi sudah sinkron
menggunakan pertarungan.
bidang jasa konsultan aturan tadi. Dari Bahan aturan yg diproleh lalu
data yang digunakan penulis dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Artinya,
tentang subjek dan subjek penelitian sebagai hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
1. Bab I : PENDAHULUAN
penelitian, tujuan dan manfaat wacana penelitian ini, dan terakhir menggunakan
sistem kesekretariatan.
Bab ini mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan gelar dan
persiapan untuk merujuk pada wacana hukum dalam arti masalah-masalah yang
penelitian umum tentang asas praduga tak bersalah. Implikasi hukum dari
kepolisian itu sendiri Sebuah kajian umum dari berbagai bagian dari kepolisian itu
sendiri.
yang ada secara normatif, terutama dalam kaitannya dengan penelitian diskresi
telah dilakukan dan menambahkan saran yang dapat digunakan. 2002 tentang
Polisi adalah salah satu institusi nasional yang harus berada di garda
penegakan hukum adalah bagian dari peran utama mereka, jadi moralitas, Anda
mekanisme penggunaan senjata api polisi secara permanen. Setiap kali ada
penembakan di suatu daerah, polisi dipimpin oleh satu otoritas, yang bertindak
atas kebijaksanaannya sendiri. Hal ini sering disalahgunakan oleh petugas polisi
yang jahat. Pasal 48 KUHP menyatakan bahwa “seseorang yang berbuat dengan
paksaan (coercion) tidak dapat dipidana”. Tentunya pasal ini bisa dijadikan dasar
Polisi selalu menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia dalam
anggota kepolisian. itu tunduk pada norma-norma pekerjaan. Kode etik profesi
pendorong dan pedoman bagi pemulihan profesi polisi dan dipraktikkan sesuai
10
M.Khoidin Sadjijono, Mengenal Figur Polisi Kita, (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2007). Hal 68
15
dengan kebutuhan dan harapan profesi polisi. komunitas polisi. Pasal 13 UU Polri
profesi sangat dipengaruhi oleh kinerja polisi yang tercermin dari sikap dan
di tempat dan dengan keadaan dan kondisi yang mengeluarkan perintah tembak.
Republik Indonesia. Ini berarti bahwa petugas polisi adalah warga sipil dan tidak
tunduk pada hukum militer. Namun karena profesinya, anggota Polri juga tunduk
pada aturan disiplin dan aturan etika profesi, sebagaimana diatur dalam
Keputusan Nomor 2 Tahun 2003 tentang Tata Cara Disiplin Anggota Polri. .. Di
sisi lain, Perkapolri No. 14 Kode Etik Polri tahun 2011 didasarkan pada Kode
11
M. Yahya Harahap. Memahami Hukum Kepolisian. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2006.) Hal
46
16
Pakar Polri. Situasi ini dilatarbelakangi oleh tindakan aparat penegak hukum
setempat, khususnya kepolisian di lapangan. Hal ini dapat diukur dengan standar
pelaku kriminal yang kerap menggunakan kekerasan dan kerap berujung pada
semua tindakan yang biasa disalahgunakan oleh polisi. otoritas diatur dalam
sendiri. Artikel ini bisa disebut sebagai masalah kebijaksanaan. Polisi biasanya
penting untuk peka konteks, yaitu didasarkan pada prinsip proporsionalitas untuk
tertentu..12
KUHAP didasarkan pada KUHAP dan dibagi menjadi beberapa tahap. Setiap
yang adil bahwa mereka harus ditentukan melalui pengadilan yang adil, diberi
sebagai orang yang tidak bersalah. Kesalahpahaman lain adalah gagasan bahwa
terdakwa dianggap tidak bersalah dan kemudian bersalah, dan bahwa terdakwa
12
Iman Herlambang, Pengertian Pertanggungjawaban Pidana”,
http://imanhsy.blogspot.com/2011/12/pengertian-pertanggungjawabanpidana.html?m=I, diakses
pada tanggal 18 Januari 2022 pada pukul 19.30
17
dianggap bersalah dan kemudian terbukti tidak bersalah. Berpegang pada asas
praduga tak bersalah berarti tersangka atau terdakwa yang didakwa melakukan
tindak pidana dapat ditangkap/ditahan menurut hukum yang berlaku, tetapi tidak
dapat dipidana.13 Jadi, semua pihak termasuk penegak hukum harus tetap
memastikan bahwa hak asasi orang tersebut tetap dihormati. Kedua, ketentuan
penggunaan senjata barah oleh polisi diantaranya diatur pada Peraturan kepala
Prinsip dan standar Hak Asasi insan dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian
13
Hartono, Sugi dan Rai Yuliartini,. “Penggunaan Bukti Elektronik Dalam Peradilan Pidanan”.
( Jakarta: Jurnal komunikasi Hukum. Volume 6 No. 1 2020). Hal 278
14
Heri Tahir. Op.Cit. Hal 38
15
Hartono Sugi. Ibid . Hal 42
16
Heri Tahir.. Proses Hukum yang Adil Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia, (Yogyakarta:
LaksBang Pressindo. 2011) Hal 51
18
bersifat refresif, yaitu bersifat menindak. Tugas refresif polisi merupakan tugas
Wewenang melakukan tugas refresif pada hal ini tembak ditempat sang
suatu organ pemerintah atau lembaga negara sang suatu badan legislatif yang
independen. kewenangan ini adalah orisinil yg nir diambil asal wewenang yang
loka diantaranya :
Indonesia.
dibutuhkan tindakan individual jua. dari karakter propesi yang misalnya itu,
Kepolisian memberlakukan prinsip atau asas diskresi. pada bawah prinsip ini,
seorang Polisi boleh & bisa mengambil keputusan dan tindakan sendiri, sinkron
hukum dan lembaga penegak hukum (law enforcement agency). Polri resmi
berpisah dari TNI sejak tahun 2000. Polisi nasional kemudian mengambil kendali
penuh atas masalah keamanan dalam negeri. Sebagai badan independen, Pori
negara, martabat dan polisi politik Republik Indonesia dan Kepolisian Nasional
terkait dengan tugas formal dan tidak pantas. Dengan memberantas kejahatan,
ini berarti bahwa polisi nasional melanggar sistem disiplin. Salah satu tantangan
memimpin serangkaian tindak lanjut sesuai dengan tugas dan otoritas dalam arti
bahwa polisi harus menjalankan tugas dan otoritas mereka kapan saja. Pesanan
kios harus disertai dengan kata tertulis yang diajukan di semua peringkat.
17
Rangga Sasmitha. Op.Cit Hal 68
20
semua jajaran paruh kedua staf di Polisi Regional terlambat dari Kepolisian
Daerah. Polwil, Polisi, Polresta, dan polisi regional yang sangat luar biasa telah
diserahkan kepada petugas yang bertanggung jawab atas direktur di daerah ini.
dengan standar yang ditetapkan dan sesuai dengan tata cara penetapan
penggunaan senjata api oleh anggota Polri dan kebijaksanaannya. .. Dan yang
kepolisian yang bertugas selalu berpedoman pada aparat penegak hukum dan
damai, bukan kekuatan) telah dilakukan dan gagal. 18 Kepala polisi yang
bawahannya, dalam hal ini anggota poli di tempat kejadian. Penegakan otoritas
terkandung dalam peradilan, yang menyatakan bahwa Anda tidak akan bersalah
Namun, otoritas menembak dan menembak juga tidak ilegal, dan selama mereka
dengan SOP dan kode etik kepolisian itu sendiri. Peraturan polisi tentang
penggunaan senjata api antara lain Perkapolri Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Penegakan Hak Asasi Manusia. Asas dan Standar Pelaksanaan Tugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Komisaris Polisi Negara Nomor 1 Tahun 2009
Kepolisian, disebutkan::
(1) Perkapolri No. 1 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan
Kepolisian yaitu:
tersebut;
masyarakat.
senjata api, polisi harus memberikan peringatan yang jelas dalam metode
Alphabet 2009 (B) Perkapoli No. 8. Polisi Nasional Republik Indonesia, yaitu:
2. Beri saya memori di Jellasi Salam, untuk menemukan tangan Anda, dan
penembakan diarahkan pada pelaku. Ini adalah Pasal 15 Perkapolri No. 2009 1
membunuh atau melukai serius petugas atau orang terdekat. Agustus 2009
tentang Penerapan Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Pelaksanaan
jawab korban jika korban terluka atau merasa keberatan dengan penggunaan
menggunakan senjata api secara tidak sah, tindakan yang diambil, dan
hak asasi manusia dalam pelaksanaan misi. Hasil dari tindakan berdasarkan Pasal
49 (2) (a) dari 8. Selain itu, setelah menggunakan senjata api, polisi harus
membuat laporan yang jelas tentang penilaian penggunaan senjata api tersebut.
Hal ini diatur dalam Pasal 14 (2) Perkapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang
khusus meliputi:
a) Tanggalidanitempatikejadian;
memerlukanitindakanikepolisian;
c) Alasan/pertimbanganipenggunaanikekuatan;
d) Rincianikekuataniyangidigunakan;
e) Evaluasiihasilipenggunaanikekuatan;
tersebut.
24
yang bersangkutan.
jawab polisi, dan penggunaan senjata api yang merugikan orang lain dengan
aparat penegak hukum tunduk pada peraturan. Mengenai masalah senjata api,
lintas kecil melarikan diri. Prosedur dan tindakan aparat penegak hukum untuk
Jepang...21
perlindungan harkat dan martabat manusia, adalah asas praduga tak bersalah,
21
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2002).
Hal 48
25
Ketiga (c) Pasal 8 Tahun 1981. Artinya. UU No.4 Tahun 2004 Uraian Count
itu harus dijatuhkan kepadanya dan mempunyai res judicata. Pasal 8 Undang-
si ketentuan ini memiliki arti yang sama. Dengan kata lain, ketentuan
bersalah. Dengan menerapkan prinsip ini, hak asasi tersangka harus dilindungi
Indonesia, penerapan asas praduga tak bersalah berarti kesalahan hukum, bukan
prinsip praduga bersalah dan praduga tidak bersalah, dan penyelenggara negara
menangani kasus pidana. diri dari sudut pandang mereka sampai keputusan
pengadilan yang mengikat secara hukum tersedia. Tindakan polisi dalam aplikasi
lapangan. Ini berarti salah satu realitas hukum. Lain adalah dengan
hukum di bidang pidana. Apa yang secara logis tidak diinginkan ditemukan di
22
Prof. Sadjijono, Hukum Kepolisian: Polri dan Good Governance, (Yogyakarta: Laksbang
Mediatama, 2007). Hal 39
26
adalah prosedur standar untuk melakukan tugas polisi, tetapi kebijakan luar
negeri menentukan apa yang dilakukan petugas polisi. Sebab, selain pedoman
yang telah ditembak mati atau diperlakukan secara sadis karena melakukan
tunduk pada otoritas peradilan umum. Hal ini diduga dalam Pasal 29 (1)
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa anggota Polri adalah warga sipil dan tidak
tunduk pada peraturan militer. Namun karena profesinya, anggota Polri juga
tunduk pada Peraturan Disiplin dan Kode Etik Profesi yang diatur dalam
Keputusan Nomor 2 Tahun 2003 tentang Tata Tertib Disiplin Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Di sisi lain, kode etik kepolisian diatur dalam
A. Teguranitertulis;
C. Penundaanikenaikanigajiiberkala;
pada tindakan disipliner. Jadi, jika polisi memanggil mereka pelecehan seksual
sipil, penganiayaan dan tindak pidana pidana sipil, polisi tidak hanya melakukan
kejahatan, tetapi juga melanggar disiplin dan etika polisi. Seperti yang dibahas
dalam artikel ini, kejahatan dilakukan, dan proses pelanggaran aturan tindakan
Hukuman hukuman atas sanksi disiplin dan pelanggaran norma etika tidak
Oleh karena itu, terlepas dari polisi, meskipun kalimat disiplin, tindakan kriminal
28
berkomitmen, dan masih diproses secara pidana dan merupakan hukuman etis.
dilakukan menurut hukum acara yang berlaku di lingkungan peradilan umum. Hal
ini sesuai dengan Pasal 2 Keputusan Nomor 3 Tahun 2003 tentang Permohonan
Indonesia. Referensi Dewan Kode Etik. Rapat Komite Etik Polri adalah untuk
Indonesia berdasarkan Pasal 1-7 Negara. itu adalah pertemuan. Kepala Polisi.
Selain itu, sidang KKEP juga digelar atas pelanggaran Pasal 13 SK tentang
23
Bibit Samad Rianto, Pemikiran Menuju Polri Yang Profesional, Mandiri, Berwibawa Dan Dicintai
Rakyat, (Jakarta: Restu Agung, 2006). Hal 177
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
berikut:
dan kesusilaan yang erat kaitannya dengan hak asasi manusia. Dengan
tempat.
29
30
bersalah.
B. Saran
sendiri tidak memandang hak asasi manusia serta warga yang ada pada
kobannya.
ketat oleh lembaga nasional seperti petugas polisi, dan jika terjadi
DAFTAR PUSTAKA
2012
RajagrafindomPersada 2006
2009
mGrafika, 2015
Pressindo,2007
2008
Mien Rukmini. Perlindungan HAM melalui Asas Praduga Tak Bersalah dan
Otto, Jan Micheil, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berfikir.
Mediatama, 2007
Satjipto Rahardjo, Hukum Dalam Jagat Ketertiban. Jakarta: UKI Press. 2006.
Satjipto Rahardjo, Mengenal Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, cet. 6, 2006
Publisher. 2015
Aditama, 2002
INTERNET :
https://krisnaptik.com/polri-4/hukum-kepolisian/diskresi-kepolisian-ii/ (Diakses 5
Desember 2021)
12 Desember 2021
http://imanhsy.blogspot.com/2011/12/pengertian-
https://jurnalsrigunting.wordpress.com/2011/10/12/penggunaan-senpi-
dalamtugas-kepolisian-suatu-tinjauan-etika-profesi-kepolisian/, (Diakses 21
Januari 2022)
https://www.merdeka.com/jatim/18-penjahat-di-surabaya-ditembak-mati-begini-
https://klikjatim.com/18-penjahat-di-surabaya-ditembak-mati-polisi-selama-2020/
https://krisnaptik.com/polri-4/hukum-kepolisian/hukum-kepolisian/ , (Diakses 5
Desember 2021)
35
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4fd56cf069398/prof-ramly-
http://www.academia.edu/7933833/PENGERTIAN_TINDAK_PIDANA, (diakses 19
Januari 2022)
http://referensi.elsam.or.id/20 20/11/protap-kapolri-no-1-tahun-2010-tentang-
Peraturan Perundang-Undangan :
pemerintahan
Perundang-undangan
Perkapolri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu lintas Angkutan Jalan