Anda di halaman 1dari 7

Analisis Upaya Penanganan Korban dan Penegakan Hukum

Kasus Human Trafficking di Kabupaten Sumba Timur

A. Pendahuluan
Persoalan mengenai perdagangan orang atau biasa disebut human trafficking
bukan hanya menjadi perhatian negara Indonesia, tetapi juga dunia Internasional.
Adapun yang dimaksud dengan perdagangan orang menurut Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang, bahwa “Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran
atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali
atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara,
untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.” Tindak pidana
perdagangan orang merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), yaitu
berupa kerja paksa, eksploitasi seksual dan tenaga kerja, kekerasan, serta perlakuan
sewenang-wenang terhadap para korbannya. Para pelaku perdagangan orang telah
melakukan eksploitasi kemiskinan, memanipulasi harapan dan kepolosan dari para
korbannya dengan menggunakan ancaman, intimidasi dan kekerasan.1
Para pelaku perdagangan orang tidak hanya mengeksploitasi korban domestik
dan asing di Indonesia, melainkan juga mengeksploitasi korban asal Indonesia di luar
negeri. Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) melaporkan telah mengidentifikasi 478
kasus pada 2017, 164 kasus pada 2018, serta 259 kasus pada 2019. 2 Selain itu,
berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak
(SIMFONI PPA) tahun 2020, kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) pada
perempuan dan anak mengalami peningkatan hingga 62,5 persen. Ada pun laporan
lima tahunan Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (GTPP-TPPO) pada tahun 2015-2019 menunjukkan, terdapat 2648 korban
perdagangan orang yang terdiri dari 2319 perempuan dan 329 laki-laki. Angka ini
menunjukkan, kasus TPPO semakin meningkat dan perempuan banyak yang menjadi
korbannya. Menurut Asisten Deputi Penanganan Kejahatan Transnasional dan
Kejahatan Luar Biasa Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Bambang
Pristiwanto, jumlah permohonan perlindungan saksi TPPO di Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban (LPSK) mengalami peningkatan sebesar 15,3 persen pada 2020.3
Bahkan pada 5 Mei 2023, Indonesia bersama dengan otoritas Filipina serta perwakilan
dari negara asing telah berhasil menyelamatkan 1.048 orang korban TPPO dari 20
negara, yang 143 orang diantaranya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
1
Maslihati Nur Hiidayati. “Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Perdagangan Orang Melalui Hukum
Internasional dan Hukum Positif Indonesia”, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, Volume 1 Nomor 3,
(Maret, 2012), hlm.165.
2
Diakses dari laman utama Kedutaan Besar dan Konsulat AS di di Indonesia Laporan Tahunan Perdagangan
Orang 2020 - Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia (usembassy.gov) pada 9 Mei 2023 pkl.22.47 WITA.
3
Diakses dari website Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (kemenpppa.go.id) pada 9 Mei 2023
pkl.23.06 WITA.
Melihat hal ini, Presiden Joko Widodo menegaskan agar tindak pidana perdagangan
orang harus diberantas, bahkan ia mendesak agar kasus perdagangan orang di bahasa
dalam KTT ASEAN.4
Di Indonesia sendiri, terdapat lima provinsi yang menjadi penyumbang
terbanyak pekerja migran indonesia (PMI) yang berangkat ke luar negeri, salah
satunya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga tidak terlepas dari kasus
TPPO. Berikut ini data TPPO di NTT dari tahun 2018-2020.

2018 2019 2020


1613 553 213

Data ini menunjukkan bahwa NTT darurat human trafficking. Adapula data
yang disampaikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, bahwa wilayah
yang paling banyak menjadi penyumbang migran adalah Sumba Barat Daya sebanyak
47 orang, Kupang 41 orang, dan Belu 34 orang. Untuk wilayah di Pulau Sumba,
Sumba Timur berjumlah 11 orang, Sumba Tengah 2 orang, dan Sumba Barat 18
orang.5
Dalam penulisan kali ini, penulis sebagai mahasisswa yang bertempat tinggal
di Sumba Timur yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi NTT tertarik untuk
mengkaji secara dalam kasus upaya pencegahan dan penegakan hukum kasus human
trafficking yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis dalam tulisan ini adalah normatif-empiris, yaitu
menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan dan studi kasus serta
pengumpulan informasi dan data di Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur, Polres
Sumba Timur, dan Pengadilan Negeri Waingapu. Setelah itu, akan dianalisis untuk
menemukan kesimpulan dari permasalahan yang diangkat.
C. Hasil dan Pemabahsan
1. Upaya Penanganan Korban Human Trafficking
Melihat fenomena human trafficking di Sumba Timur, penulis akhirnya
melakukan penelitian di Dinas Sosial Kabupaten Sumba Timur. Dinas Sosial
merupakan lembaga yang berada di bawah Kementerian Sosial. Adapun tugas dari
Kementerian Sosial berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015
Tentang Kementerian Sosial, yaitu salah satunya untuk menyelenggarakan urusan
di bidang rehabilitasi sosial.6 Seperti dijelaskan oleh informan yang kami
wawancarai yaitu Bapak Mikel, bahwa korban human trafficking di Sumba Timur
ditangani oleh Dinas Sosial yang fokusnya untuk melakukan rehabilitasi sosial
dan pemberdayaan sosial. Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2019 Tentang Pekerja Sosial, menyebutkan bahwa, “Rehabilitasi Sosial
4
Artikel dari detiknews, “Desakan Jokowi Agar Perdagangan Orang Dibahas di KTT ASEAN”, Desakan Jokowi
agar Perdagangan Orang Dibahas di KTT ASEAN (detik.com) diakses pada 12 Mei 2023 pkl.12.49 WITA.
5
Data diakses dari Laporan Investigasi Tindak Pidana Perdagangan Orang di Pulau Sumba, “Temuan Kontras:
Pengabaian Terhadap Hak-Hak Korban Perdagangan Orang”, hlm.8.
6
Diakses dari website Kementerian Sosial Republik Indonesia Tugas dan Fungsi | Kementerian Sosial Republik
Indonesia (kemensos.go.id) pada 12 Mei 2023 pkl.15.02 WITA.
adalah refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang
mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat”. Sedangkan yang dimaksud dengan pemberdayaan sosial menurut
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2019 Tentang Pekerja Sosial
menyebutkan bahwa, “Pemberdayaan Sosial adalah upaya yang diarahkan untuk
menjadikan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami
masalah sosial agar berdaya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.”
Upaya rehabilitasi dan pemberdayaan sosial yang diberikan oleh Dinas Sosial
Kabupaten Sumba Timur kepada korban human trafficking, yaitu sebagai berikut:
 Memfasilitasi kebutuhan korban, seperti memberikan bantuan untuk
membuka usaha sendiri. Misalnya usaha mikro kecil.
 Memfasilitasi korban untuk mengikuti pelatihan bakat dan minat korban.
 Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur untuk
mennagani korban yang mengalami gangguan kesehatan.
 Melakukan advokasi dan bimbingan kepada korban.
Lebih lanjut informan menyampaikan bahwa korban human trafficking di
Sumba Timur disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Ekonomi
Korban yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah, akhirnya
berusaha mencari pekerjaan untuk dapat membiayai hidupnya. Sehingga
ketika ditawari pekerjaan dengan gaji yang tinggi, seperti menjadi tenaga
kerja wanita di luar negeri, langsung disetujui bahkan jika hal tersebut
merupakan tawaran illegal. Padahal sebelum menjadi tenaga kerja wanita
luar negeri, ada prosedur yang harus ditempuh seperti kelengkapan
identitas diri, pelatihan bahasa asing, dan pelatihan keterampilan kerja,
yang merupakan symbol legalitas.
b. Rendahnya Sumber Daya Manusia
Kebanyakan korban human trafficking adalah orang-orang yang berasal
dari latar belakang Pendidikan yang rendah, yaitu hanya berpendidikan
paling tinggi tingkat SMP. Hal ini berimplikasi pada minimnya
pengetahuan mereka tentang dunia luar. Peristiwa ini mengakibatkan
oknum-okum tertentu memanfaatkannya sebagai suatu peluang untuk
mencari keuntungan dengan meminta korban untuk menjadi tenaga kerja
wanita di luar negeri dengan iming-iming akan mendapatkan gaji yang
tinggi dan kehidupan yang lebih layak dibandingkan di Sumba Timur.
Karena rendahnya SDM, korban langsung menyetujui tawaran tersebut
tanpa mencari tahu lebih dalam prosedur yang tepat untuk menjadi tenaga
kerja wanita di luar negeri.
2. Upaya Penegakan Hukum
a. Polres Sumba Timur
Seperti diketahui bahwa human trafficking merupakan salah satu tindak
pidana, sehingga menjadi kewajiban dari aparat penegak hukum, dalam hal ini
kepolisian untuk memberantas kasus human trafficking dan menegakkan UU
TPPO. Menurut informan, Bapak Alexander Melvin Talahatu, S.H selaku
Kepala Unit II / Tindak Pidana Tertentu Polres Sumba Timur, ada beberapa
upaya yang dialkukan oleh polisi di Polres Sumba Timur dalam menangani
kasus human trafficking, yaitu:
 Penyelidikan
Menurut Pasal 1 angka 5 KUHAP, “Penyelidikan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyelidik untuk mencari dan menemukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang”. Sebelum melakukan penyelidikan, polisi menerima
laporan dari masyarakat maupun laporan polisi bahwa ada tindak pidana
perdagangan orang. Setelah itu, penyelidik akan melakukan penyelidikan
untuk memastikan bahwa laporan tersebut benar merupakan tindak pidana
atau tidak. Berdasarkan Pasal 6 angka 1 Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun
2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana, menyebutkan bahwa kegiatan
penyelidikan dilakukan dengan cara pengolahan TKP, pengamatan
(obeservasi), wawancara (interview), pembuntutan (surveillance),
penyamaran (under cover), pelacakan (tracking), dan/atau penelitian dan
analisis dokumen.7 Selanjutnya, hasil penyelidikan akan dibuatkan
Laporan Hasil Penyelidikan (LHP), yang mana kasus tersebut dilakukan
gelar perkara untuk mengetahui apakah perkara tersebut dapat berlanjut ke
tahap penyidikan atau tidak.
 Penyidikan
Menurut Pasal 1 angka 2 KUHAP, “Penyidikan adalah serangkaian
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya”. Adapun proses dalam mengumpulkan alat bukti, yaitu
dengan meminta keterangan pihak yang diduga terlibat dalam kasus
tersebut atau disebut saksi tentang locus delicti dan tempus delicti, proses
dan cara perekrutan tenaga kerja, pihak perekrut, perjanjian yang
dilakukan oleh kedua belah pihak, dan bukti komunikasi antar perekrut
dan yang direkrut lewat media sosial. Berdasarkan alat bukti yang telah
dikumpulkan, maka penyidik akan menentukan tersangkanya.

b. Pengadilan Negeri Waingapu


Adapun data kasus human trafficking di Sumba Timur yang diputuskan oleh
Pengadilan Negeri Waingapu, sebagai berikut:8

Tanggal
No Nomor Perkara Register Klasifikasi Perkara Status Perkara
1 48/Pid.Sus/2017/PN 18 May Pemberantasan Tindak Minutasi
Wgp 2017 Pidana Perdagangan Orang

7
Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana.
8
Data Perkara Pidana Klasifikasi Perkara Human Trafficking Pada Pengadilan Negeri Waigapu Tahun 2017 dan
2019.
53/Pid.Sus/2017/PN 29 May Pemberantasan Tindak
2 Minutasi
Wgp 2017 Pidana Perdagangan Orang

6/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


3 17-Jan-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang

7/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


4 17-Jan-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang

100/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


5 12-Nov-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang

101/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


6 12-Nov-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang

102/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


7 12-Nov-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang

103/Pid.Sus/2019/PN Pemberantasan Tindak


8 12-Nov-19 Minutasi
Wgp Pidana Perdagangan Orang
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkara
human trafficking di Sumba Timur yang sebelumnya terdapat 2 perkara pada
tahun 2017 dan meningkat menjadi 6 perkara pada tahun 2019. Sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa di Sumba Timur juga darurat human trafficking.

Kesimpulan dan Saran


Di akhir tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO) atau human trafficking masih terjadi di Indonesia, salah satunya di
Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kasus human trafficking
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena faktor ekonomi dan rendahnya sumber
daya manusia yang dimiliki oleh korban. Selain itu, masih lemahnya penegakan
hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Hal ini dilihat dari data perkara
human trafficking yang diputus oleh Pengadilan Negeri Waingapu, dimana adanya
peningkatan pada tahun 2019 sebanyak 6 perkara yang sebelumnya hanya 2 perkara
pada tahun 2017.
Melihat hal ini, penulis menyarankan agar perlunya pemerataan ekonomi di
Kabupaten Sumba Timur, membuka pelatihan kerja, minat, dan bakat bagi
masyarakat yang putus sekolah, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
prosedur yang harus ditempuh ketika ingin menjadi tenaga kerja di luar negeri, serta
meningkatkan upaya penegakan hukum dengan menegakkan instrument hukum yaitu
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Maslihati Nur Hiidayati. “Upaya Pemberantasan dan Pencegah Perdagangan Orang
Melalui Hukum Internasional dan Hukum Positif Indonesia”, Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Pranata Sosial, Volume 1 Nomor 3, (Maret, 2012), hlm.165
Data diakses dari Laporan Investigasi Tindak Pidana Perdagangan Orang di Pulau Sumba,
“Temuan Kontras: Pengabaian Terhadap Hak-Hak Korban Perdagangan Orang”,
hlm.8.
Data Perkara Pidana Klasifikasi Perkara Human Trafficking Pada Pengadilan Negeri
Waigapu Tahun 2017 dan 2019.

Internet
Diakses dari laman utama Kedutaan Besar dan Konsulat AS di di Indonesia
Laporan Tahunan Perdagangan Orang 2020 - Kedutaan Besar dan Konsulat AS di
Indonesia (usembassy.gov) pada 9 Mei 2023 pkl.22.47 WITA.
Diakses dari website Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK (kemenpppa.go.id) pada 9 Mei 2023 pkl.23.06 WITA.
Artikel dari detiknews, “Desakan Jokowi Agar Perdagangan Orang Dibahas di KTT
ASEAN”, Desakan Jokowi agar Perdagangan Orang Dibahas di KTT ASEAN
(detik.com) diakses pada 12 Mei 2023 pkl.12.49 WITA.
Diakses dari website Kementerian Sosial Republik Indonesia Tugas dan Fungsi |
Kementerian Sosial Republik Indonesia (kemensos.go.id) pada 12 Mei 2023
pkl.15.02 WITA.
Praturan perundang-undangan
Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana.

Anda mungkin juga menyukai