penerimaan orang dengan paksa, penipuan atau penipuan, dengan tujuan untuk memanfaatkan mereka
untuk mendapatkan keuntungan. Pria, wanita dan anak-anak dari segala usia dan dari semua latar
belakang dapat menjadi korban kejahatan ini, yang terjadi di setiap wilayah di dunia. Para pedagang
sering menggunakan kekerasan atau agen tenaga kerja palsu dan janji palsu pendidikan dan kesempatan
kerja untuk mengelabui dan memaksa korban mereka.
Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak luput dari kemajuan perkembangan zaman yang menuntut
sebuah negara untuk memberikan akses terhadap segala kemudahan, baik kemudahan berkomunikasi,
kemudahan transaksi, maupun kemudahan transportasi. Namun sejalan dengan perkembangan
tersebut, terdapat beberapa pihak yang menyalahgunakan dan memanfaatkan situasi untuk meraup
keuntungan. Globalisasi akhirnya juga telah membuka ruang lingkup kejahatan menjadi berkembang
tidak hanya pada tingkatan domestik saja, namun hingga lintas batas negara (transnational crime). Salah
satu bentuk transnational crime adalah human trafficking.
Human trafficking merupakan suatu kejahatan terhadap manusia yang jelas sudah melanggar HAM.
Pelanggaran itu bisa dilakukan secara individual maupun kelompok yang memaksa seseorang untuk
melakukan sesuatu demi mendapatkan keuntungan. Mulai dari perekrutan, pengiriman, atau
penampungan orang-orang dengan cara ancaman atau kekerasan demi tujuan eksploitasi, pelacuran,
seks, penyalagunaan kekuasaan serta perbudakan yang hanya menguntungkan satu pihak saja. Human
trafficking yang akan saya bahas kali ini yaitu tentang seseorang atau kelompok orang yang
mempekerjakan anak di bawah umur.
Ada contoh kasus lagi yang dikutip dari iNewsJatim.com, disitu dikatakan ada pengeksploitasian korban
untuk dijadikan PSK, kejadian ini terjadi pada bukan agustus 2020 kemarin. Di dalam berita itu Polres
Nganjuk meringkus seorang muncikari, Jumani, warga Dudun Kandangan, Desa Kedungrejo, Kecamatan
Tanjunganom, Nganjuk. Pria 44 tahun itu diamankan karena mempekerjakan anak di bawah umur
sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Singkat cerita atas perbuatan itu, pelaku di jerat Undang – undang
perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Pemerintah telah memberikan upaya dalam mengatasi masalah kasus perdangan manusia ini dengan
meendirikan Gugus tugas penanganan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), yang di ketuai
oleh mentri koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Upaya utama dalam Gugus
Tugas TPPO ini adalah penangan dan pemulangan korban trafficking bekerjasama dengan Instansi dan
LSM terkait yang disebut sebagai Pusat Pelayanan Terpadu (PPT).
1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Di dalamnya ada pasal 68 No. 13 tahun
2003 yang meneyebutkan bahwa pengusaha di larang mempekerjakan anak dibawah umur 18 tahun.
2. Undang-undang mengenai Batas Usia Minimum Diperbolehkan Bekerja yaitu No. 20 Tahun 1999
tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973
5. Ada pasal 1 ayat 1 pada UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak.