Anda di halaman 1dari 5

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN MANUSIA DI WILAYAH INDONESIA DALAM

KAITAN KEPEMIMPINAN KINERJA

Wahyu Gumilang, A.Md.Im.,S.H


PKA KEMENKUMHAM AKT. LXXI T.A 2023

PENDAHULUAN
Tindak pidana perdagangan orang atau human trafficking adalah kejahatan yang
melibatkan perdagangan, pemindahan, dan eksploitasi orang, baik melalui kekerasan,
penipuan, atau pemaksaan. Tindakan ini sering melibatkan perbudakan modern,
eksploitasi seksual, pekerja paksa, dan perdagangan organ. Tindakan perdagangan
orang biasanya dilakukan oleh jaringan kriminal yang terorganisir, dan sering kali
menargetkan orang-orang yang sangat rentan, seperti anak-anak, perempuan dan
anak perempuan, orang miskin, atau mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Tindakan perdagangan orang merupakan kejahatan serius yang melanggar hak
asasi manusia, dan dapat menyebabkan dampak fisik, psikologis, dan emosional yang
sangat merugikan bagi para korban. Oleh karena itu, tindakan ini dilarang oleh hukum
internasional dan nasional, dan pelakunya dapat dikenai hukuman pidana yang berat.
Perdagangan orang menjadi salah satu isu kriminal yang serius dan kompleks di
Indonesia, terutama dengan adanya masalah pengiriman Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) ilegal yang semakin meningkat. Perdagangan orang tidak hanya merugikan
korban langsung, tetapi juga merusak moral dan citra negara Indonesia.
Masalah perdagangan orang menjadi isu yang sangat menarik untuk dibahas,
terutama karena masih terdapat banyak gap dan konflik dalam penanganannya di
Indonesia. Banyak korban yang tidak mendapatkan perlindungan yang memadai dan
pelaku kejahatan masih bebas beroperasi di negara ini. Seperti contohnya baru-baru
ini Menkopolhukam memngungkapkan adanya tindak pidana perdagangan orang
(TPPO) di wilayah Batam yang melibatkan oknum pemerintahan dan juga apparat.
Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri pernah
mengungkap ada satu sindikat yang beroperasi sejak 2015 dan telah mengirim 1.000
orang tenaga kerja Indonesia (TKI) secara ilegal. proses perekrutan dan pengiriman
tidak melalui prosedur sesuai ketentuan. Tersangka memberangkatkan para TKI
secara ilegal dengan visa turis atau pariwisata ke Jordania.
Untuk bisa memberantas perdagangan orang dibutuhkan sikap kepemimpinan
kinerja, dimana dengan konsep kepemimpinan kinerja dimana seorang pemimpin
diharuskan untuk memiliki kemampuan memotivasi dan mengarahkan anggotanya
untuk mencapai hasil kerja yang optimal dengan melibatkan pengembangan dan
impelemtasi strategi yang efektif, pengelolaan sumber daya yang tepat dan kolaborasi
yang baik

ANALISIS MASALAH
Pengawasan dan penegakan hukum dalam penanganan perdagangan orang di
Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan masalah yang perlu diatasi.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, ada beberapa faktor yang menjadi sumber akar
permasalahannya, yakni:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab tindakan kejahatan perdagangan
manusia. Kondisi kemiskinan dan/atau sulitnya mendapat pekerjaan karena jumlah
pelamar kerja masih besar dibandingkan jumlah penyedia tenaga kerja. Hal tersebut
kemudian mendorong seseorang untuk mencari pekerjaan meskipun harus keluar
meninggalkan kampung halamannya. Kemiskinan yang berat cenderung mendorong
seseorang untuk melakukan migrasi dengan harapan mendapatkan kehidupan yang
layak. Hal ini kemudian membuat mereka gampang tergiur oleh ajakan seseorang
untuk bekerja ke luar negeri atau luar kota tanpa mengetahui apakah lembaga tersebut
resmi atau tidak.
2. Faktor Pendidikan Rendah
Rendahnya pendidikan di kalangan masyarakat, khususnya mereka yang
mengalami kondisi kemiskinan menjadi kesempatan bagi para pelaku untuk
memperdayai korban. Pelaku menjanjikan pekerjaan tanpa harus memiliki tingkatan
pendidikan yang tinggi sehingga para korban mudah terbujuk, tanpa mempertanyakan
kelayakan pekerjaan yang akan didapat. Ketika seseorang memiliki tingkat pendidikan
yang maksimal atau ilmu pengetahuan yang memadai, setidaknya mampu menelaah
ajakan seseorang yang menjanjikan pekerjaan dengan hasil yang besar tanpa bekerja
keras.
3. Faktor Pengangguran
Selain faktor ekonomi dan rendahnya pendidikan, faktor pengangguran juga
merupakan salah satu penyebab kejahatan perdagangan manusia. Dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan yang tidak memadai memaksa para pengangguran
ini melakukan migrasi ke daerah lain yang dianggap potensial. Tanpa mereka sadari,
dengan melakukan migrasi ke daerah lain yang tidak disertai dengan kemampuan atau
keahlian khusu yang dimiliki membuat mereka terpaksa mau bekerja hanya untuk
bertahan hidup di daerah. Bisa juga mereka dimanfaatkan oleh pihak atau kelompok-
kelompok tertentu yang menjadikan mereka sebagai ladang penghasilan secara cepat
dengan menggunakan kekerasan maupun ancaman dengan cara menyuruh
melakukan pekerjaan yang tidak sesuai.
4. Keterbatasan sumber daya
Salah satu masalah terbesar dalam penanganan perdagangan orang di
Indonesia adalah keterbatasan sumber daya. Keterbatasan anggaran, personel,
teknologi, dan infrastruktur membuat penegakan hukum menjadi sulit. Hal ini dapat
menghambat upaya pencegahan, penyelidikan, dan penuntutan pelaku perdagangan
orang.
5. Korupsi
Korupsi adalah masalah serius yang mempengaruhi penegakan hukum di
Indonesia, termasuk dalam penanganan perdagangan orang. Korupsi dapat
memperlemah sistem penegakan hukum dan menghambat upaya pencegahan dan
penuntutan pelaku perdagangan orang.
6. Kurangnya koordinasi antar instansi
Masalah kurangnya koordinasi antar instansi menjadi salah satu faktor
penghambat penanganan perdagangan orang di Indonesia. Beberapa instansi yang
terlibat dalam penanganan perdagangan orang seperti kepolisian, kejaksaan, imigrasi
dan Dinas Sosial kurang melakukan koordinasi dengan baik sehingga proses
penanganan terkadang terhambat.
7. Tidak ada perlindungan yang memadai bagi korban
Masalah lain dalam penanganan perdagangan orang di Indonesia adalah
kurangnya perlindungan yang memadai bagi korban. Korban perdagangan orang
seringkali tidak mendapatkan perlindungan yang memadai, bahkan beberapa korban
justru dijadikan tersangka oleh pihak berwajib.
PERAN KEPEMIMPINAN YANG DIPERLUKAN
Perdagangan orang merupakan masalah nasional yang memiliki keterkaitan
dengan pola kepemimpinan yang ada dan berkembang di Indonesia. Jika dilihat dari
beberapa akar permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya perdagangan orang
maka setiap pemimpin yang ada di Indonesia mulai dari Presiden, Menteri, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Lembaga Negara lainnya harus bisa memiliki
cara pandang yang sama.
Melalui konsep kepemimpinan kinerja, ada beberapa hal yang bisa mendorong
pencegahan perdangan orang di Indonesia, yaitu:
1. Meningkatkan Sinergitas Instansi Dalam Negeri
Perdagangan orang bukanlah masalah yang bisa diselesaikan hanya oleh 1
(satu) instansi saja, melainkan harus diselesaikan dengan banyak instansi. Seperti
modus keberangkatan PMI yang pada akhirnya masuk dalam perdagangan orang,
perlu ada sinergitas antara pemerintah daerah dalam peningkatan pemahaman
kepada masyarakat, Kementerian Ketenagakerjaan dalam memberikan lapangan
pekerjaan yang sesuai serta rekomendasi bekerja diluar negeri, Direktorat Jenderal
Imigrasi dalam pengawasan penerbitan dokumen perjalanan atau paspor, Badan
Nasional Penempatan Pekerja Migran Indonesia dalam pendataan penyalur PMI yang
sesuai ketentuan perundang-undangan. Sehingga dengan perbedaan tugas dan
banyaknya instansi yang terlibat perlu dibuatkan satu sistem yang bisa dilihat oleh
seluruh instansi tentang status WNI yang akan bekerja sebagai PMI, sehingga setiap
orang yang akan melakukan pekerjaan diluar negeri dapat diketahui oleh seluruh pihak
terkait yang memiliki fungsi pencegahan perdagangan orang.
2. Penegakan Hukum yang Adil
Dengan penerapan konsep kepemimpinan kinerja dalam proses penyelesaian
permasalahan perdagangan orang, setiap pemimpin akan melaksanakan perubahan
tranformasional terhadap proses penegakan hukum terhadap pelaku perdagangan
orang. Hal ini dilakukan agar tidak adalagi yang berani untuk bermain denga hukum
dengan beranggapan bahwa hukum diwilayah Indonesia dapat diatur oleh siapun.
Dalam peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa terhadap pelaku
perdaganan orang akan mendapatkan sanksi pidana paling rendah 3 tahun dan paling
tinggi 15 tahun, hal ini tentu telah mendapatkan perhatian yang sangat tinggi. Aturan
hukum yang baik harus didukung dengan mindset pemimpin yang baik sehingga
aturan tersebut bisa ditegakan dengan adil.
3. Merubah Pola Pikir dan Budaya Kerja Organisasi
Setiap individu, pemimpin maupun organisasi harus bisa merubah pola pikir
bahwa penyelesaian perdagangan orang bukan hanya bisa diselesaikan dengan
pengungkapan perdagangan orang yang telah terjadi, melainkan harus diselesaikan
mulai dari akar permasalahan yang ada. Jika akar permasalahan telah terselesaikan,
maka tidak ada lagi alasan untuk warga negara Indonesia menjadi korban
perdanganan orang.
Selain dari penyelesaian akar masalah, perubahan pola pikir tersebut juga terkait
dengan penempatan korban perdagangan orang merupakan prioritas untuk
mendapatkan perlindungan, karena pada dasarnya setiap korban akan mengalami
trauma atas suatu Tindakan yang dialaminya, sehingga perlindungan dan pemenuhan
hak-haknya akan sangat memberikan dampak yang luar biasa bagi penyelesaian
perdagangan orang di Indonesia. Selain itu, manfaat dari hal tersebut juga
memberikan kemudahan kepada apparat penegak hukum untuk bisa membongkar
sindikat perdagangan orang.

Anda mungkin juga menyukai