PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai hak-hak
asasi sesuai dengan kemuliaan harkat dan martabatnya yang dilindungi oleh
diperlakukan sebagai manusia yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain.
Hak asasi setiap orang tidak dapat dikurangi oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun termasuk hak untuk tidak disiksa, tidak diperbudak, tidak
diperjual belikan dan tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai
Indonesia juga tidak dapat dihindari untuk dijadikan lahan subur dalam
praktik tindak pidana perdagangan orang. Jumlah penduduk yang sangat banyak
para pelaku tindak pidana ini untuk melancarkan aksinya yang memberikan masa
lainya.
1
2
bagian warga negara Indonesia yang memiliki hak-hak dan kedudukan yang sama
dengan warga negara lainya tetapi dalam kenyataanya korban perdagangan orang
waktu sehingga terjadi kekosongan norma yang berkaitan dengan tanggung jawab
negara, selain itu kendala dalam operasional penanganan korban yang terjadi
adalah persoalan anggaran menjadi sesuatu hal yang potensial. Payung hukum
yang ada hanya mengatur secara umum pada instansi yang ditunjuk. Situasi dan
sesungguhnya.
diatur dalam pasal 297 KUHP. Akan tetapi, karena perdagangan orang sudah
beranggotakan lintas sektoral untuk implementasinya, maka pada akhir bulan juni
2003 Indonesia telah naik ke peringkat kedua, satu tingkat lebih baik, ini awal
dan masalah yang berdampak pada proses penegakan hukum. Karena itu
secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Wujudnya
yang ilegal dan terselubung berupa perdagangan orang melalui bujukan, ancaman,
penipuan dan rayuan untuk direkrut dan dibawa ke daerah lain bahkan keluar
negeri untuk diperjual belikan dan dipekerjakan secara paksa sebagai pekerja seks,
1
Tita Syamsudin, Tinjauan yuridis terhadap pertanggungjawaban pidana dalam pembantuan
tindak pidana perdagangan orang, skripsi FH, Universitas Hasanuddin, Makasar, 2018. hlm 2
4
pekerja paksa, atau bentuk perdagangan lainya2. Maraknya isu perdagangan orang
diawali dengan semakin meningkatnya para pencari kerja dan kurangnya latar
perdagangan orang.
serta kemerdekaan diri korban yang mayoritas perempuan menjadi terhambat oleh
berikut 3:
1. Eksploitasi, yaitu tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan
2. Eksploitasi seksual, yaitu segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau
organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tidak
2
Redaksi Kesindo utama, Penjelasan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Kesindo utama, Surabaya, 2013.
3
Aziz Syamsudin, Tindak pidana khusus, Sinar grafika, Jakarta, 2011. hlm 58
5
Atas dasar itu setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan dan
jaminan hukum. Sehingga perdagangan orang harus diberantas, bukan hanya dari
sisi hukum pidana, tetapi juga norma hukum tentang hak asasi manusia. Oleh
karena itu, untuk melindungi dan menjamin hak asasi manusia, harus adanya
berpengaruh terhadap tindak pidana perdagangan orang, hal ini diperkuat dengan
seperti yang di gambarkan oleh honore de balzac yakni : “laws are spider webs
trough wich the big files pass and the little ones get caught”, artinya penegakan
Hal ini tidak terlepas dari masih kurangnya integritas moral dan peran aparat
penghormatan hak-hak asasi manusia. Peran aparat penegak hukum juga tidak
4
Henny Nuraeny, Tindak pidana perdagangan orang, Sinar Grafika, Jakarta, 2011. hlm 7
5
Monika Yuniartha N, Pertanggung jawaban koorporasi dalam tindak pidana perdagangan
orang, Skripsi FH, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2015. hlm 14
6
Andi Hamzah, Perlindungan hak-hak asasi manusia dalam kitab undang-undang hukum acara
pidana , Bina Cipta, Bandung, 1986. hlm 2
6
konteks yang lebih fokus pada kinerja aparat penegak hukum. dalam hal ini yaitu
yang dilaksanakan oleh aparat penegak hukum sehingga nilai-nilai dasar hukum
pelanggaran harkat dan martabat manusia seperti perlakuan kejam dan bahkan
korban yang terjebak dalam jeratan jaringan yang sangat sulit untuk di identifikasi
informasi yang tidak memerlukan keahlian khusus, mau dibayar dengan upah
relatif rendah serta tidak memerlukan perjanjian kerja yang rumit, sehingga
keuntungan yang sangat besar serta adanya celah hukum yang menguntungkan
7
Nurut Fahmi, Tinjauan yuridis terhadap pelaku tindak pidana perdagangan orang, Skripsi FH,
Universitas Hassanudin, Makasar, 2017. hlm 4
7
Pembenahan sistem hukum dan peran penegakan hukum yang tebang pilih
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini akan muncul berbagai permasalahan yang beragam dan
sangat luas. Oleh karena itu untuk mengkhususkan masalah pada penelitian ini
Karawang ?
2. Apa hambatan dalam penegakan hukum pidana terhadap pelaku tindak pidana
Karawang ?
C. Tujuan Penelitian
8
Ibid. hlm 9
8
Resor Karawang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini sebagai masukan bagi para pemangku kebijakan dan aparat
untuk membantu dan melaporkan apabila terjadi tindak pidana perdagangan orang
E. Kerangka Pemikiran
9
tempat hiburan malam dan peredaran narkoba menjadi pemicu maraknya terjadi
Dalam hukum pidana dikenal dengan suatu asas yaitu asas legalitas yang
tercantum dalam pasal 1 KUHP, yakni suatu asas yang menentukan bahwa tidak
ada suatu perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak
dengan nullum dellictum nulla poena sine praevia lege poenali yang artinya tidak
ketertiban pada hakikatnya dapat dilihat sebagai hukum yang hidup (living law).
berbuat banyak untuk berperan dalam penegakan hukum dari masyarakat yang
dilayaninya.
melalui aparat penegak hukum. Dilihat dari aspek normatif tugas POLRI sebagai
berarti mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi orang
yang profesional.
tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat
walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang
Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.120.000.000,00
(seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah)”13.
seksual. Selain itu dari kejahatan tersebut korban mengalami penderitaan lahir dan
batin, kehancuran masa depan, kecacatan seumur hidup bahkan berakibat pada
kematian.
menguntungkan, karena resiko rendah, mudah diperluas, dipakai atau dijual lagi.
Yang sering jadi sasaran kejahatan ini adalah daerah-daerah terjadinya konflik,
karena di daerah ini masyarakat sipil belum stabil dan penegakan hukum masih
2007 dicantumkan pidana penjara minimal dan maksimal serta denda maksimal
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
14
Made darma weda, Kejahatan Perdagangan Manusia,
http://www.sinarharapan.co.id/berita/07/01/22/opi01.html. Download : 18 Februari 2022.Pukul
22.53.
13
approach) karena yang diteliti dari berbagai macam aturan hukum dan pendekatan
konseptual dari pendapat teori dan pendapat para ahli (doktrin) yang berkembang
2. Spesifikasi Penelitian
bersumber dari studi kepustakaan dan hasil wawancara (interview). Dengan hasil
3. Tahapan penelitian
g. Hipotesis
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi
kepustakaan. Data sekunder yang didapat melalui penelitian normatif atau studi
Yaitu bahan hukum yang utama, sebagai bahan hukum yang bersifat
Republik Indonesia.
Pidana.
Pidana.
10) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Kabupaten Karawang.
1) Buku
3) Makalah
4) Jurnal
5) Artikel
1) Kamus
2) Ensiklopedia
16
Adapun sebagai data tambahan yang dibutuhkan yaitu data primer yang
Resor Karawang.
5. Analisis Data
G. Lokasi Penelitian