Trafficking)
“Diajukan sebagai salah satu syarat akhir guna memperoleh gelar Sarjana
Hukum”
Nim: 2016-050-077/12016001273
No Telp: 081310158124
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Tindak pidana perdagangan orang juga merupakan salah satu bentuk perlakuan
terburuk dari pelanggaran harkat dan martabat manusia. Bertambah maraknya tindak
(PBB).
Berdasarkan bukti empiris, perempuan dan anak adalah kelompok yang paling
banyak menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Korban diperdagangkan tidak
hanya untuk tujuan pelacuran atau bentuk eksploitasi seksual lainnya, tetapi juga mencakup
bentuk eksploitasi lain, misalnya kerja paksa atau pelayanan paksa, perbudakan atau
praktek serupa perbudakan itu. Pelaku tindak pidana perdagangan orang melakukan
memberi bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
perbudakan dan praktek-praktek serupa perbudakan. Kerja paksa atau pelayanan paksa
adalah kondisi kerja yang timbul melalui cara, rencana atau pola yang dimaksudkan agar
seseorang yakin bahwa jika ia tidak melakukan perbuatan tertentu, maka ia atau orang yang
menjadi tanggungannya akan menderita baik secara fisik maupun psikis. Perbudakan
adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktik serupa perbudakan
adalah tindakan menempatkan seseorang dalam kekuasaan orang lain sehingga orang
tersebut tidak mampu menolak suatu pekerjaan yang secara melawan hukum diperintahkan
oleh orang lain itu kepadanya, walaupun orang tersebut tidak menghendakinya.
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau
manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang
lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan
pengertian tindak pidana perdagangan orang, yan gmana menurut Pasal 1 angka 2 Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
pengertian tindak pidana perdagangan orang adalah setiap tindakan atau serangkaian
tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan oleh dalam undang-
undang ini.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diurmuskan masalah
yang akan menjadi penyusunan rangka dalam proposal skripsi ini adalah:
masyarakat?
C Tujuan Penelitian
perdagangan orang.
D Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan saran-saran yang berguna
perlindungan hukum terhadap anak-anak korban perdagangan serta untuk mengkaji dari
sisi hukum tentang dasar pertimbangan hukum oleh hakim dalam menjatuhkan suatu
BAB II
Tinjauan Pustaka
Anak merupakan amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang
diberikan kepada kita, yang senantiasa harus kita jaga dan rawat karena di dalam diri anak
tersebut melekat harkat, martabat, dan hak-hal sebagai manusia yang harus dijunjung
tinggi. Serta jika dilihat dari sisi khidupan berbangsa dan bernegara, anak merupakan masa
depan bangsa dan negara, anak juga merupa kan generasi penerus cita-cita bangsa,
sehingga setiap anak berhak atas keberlangsungan hidupnya untuk tumbuh dan terus
berkembang, begitu pula untuk berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari itndak
Pengertian dalam Kamus Hukum mengatakan bahwa anak adalah setiap anak
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang
Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang
wajar, baik secara rohani maupun jasmani serta secara sosial. Usaha kesejahteraan anak
usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak
1
Soesilo Prajogo, Kamus Hukum Internasional&Indonesia, Jakarta: Wacana Intelektual, 2007 hal 32.
Anak adalah makhluk sosial sama seperti orang dewasa. Anak juga
karena anak lahir dengan segala kelema han sehingga tanpa orang lain anak tidak
mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. 2 Para ahli yang dipandang
sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak pun mengatakan bahwa anak itu tidaklah
sama seperti orang dewasa. Anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari
hukum dan ketertiban yang disebabkan karena adanya keterbatasan pengetahuan dan
pengertian terhadap realita kehidupan atau bisa disebut dengan fakta kehidupan, dan anak-
anak lebih mudah belajar dengan adanya contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-
Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
“ Anak adalah seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum
pernah kawin”.4
pengertian anak dan orang yang belum dewasa adalah orang-orang yang belum berumur 21
(dua puluh satu) tahun. Seperti yang dimaksud dalam pasal 330 KUHPer yang berbunyi:
“ Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun,
2
digilib.unimus.ac.id/files//disk1/110/jtptunimus-gdl-weniulanda-5479-2-bab1.pdf yang diakses pada hari
Kamis, tanggal 5 September 2020 pukul 23:40 PM WIB
3
Agustinus, Pengertian Anak, Jakarta: Suryabrata,1987, hlm 14.
4
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47148/uu-no-4-tahun-1979 yang diakses pada hari senin
tanggal 12 oktober 2020 pukul 22:00
5
Wetboek Burgerlijk, Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2018, hlm
90
Pengetian tentang anak secara khusus (legal formal) dapat kita temukan dalam pasal
Perlindungan Anak ( UU Perlindungan Anak ), dan Pasal 1 angka (5) UU T.P Perdagangan
Orang, yaitu: “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak (UU Pengadilan Anak), pengertian anak adalah:
“ Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur delapan (8)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.”
Maksudnya adalah anak tersebut tidak sedang terikat dalam perkawinan ataupun pernah
Apabila sang anak sedang terikat dalam suatu perikawinan atau perkawinannya
putus karena perceraian, maka sang anak dianggapnya sudah dewasa walaupun umurnya
Menurut UU Pengadilan Anak, bagi seorang anak yang usianya belum mencapai
Akan tetapi apabila si anak tersebut melakukan tindak pidana dalam batas umur 8 (delapan)
tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun maka ia tetap dapat diajukan
6
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44473/uu-no-23-tahun-2002 yang diakes pada hari senin,
tanggal 12 oktober 2020 pukul 22:30 pm WIB
B Pengertian Umum tentang Trafficking
penerimaan seseorang dengan ancaman atau paksaan serta penggunaan kekerasan atau
bentuk-bentuk paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, posisi rentan dan lain
sebagainya dengan tujuan untuk eksploitasi seksual, perbudakan atau praktik-praktik lain,
Protokol PBB dengan tujuan untuk mencegah, menekan, dan menghukum pelaku
Trafficking terhadap manusia, khususnya kepada kaum perempuan dan anak-anak (disebut
dengan protokol Trafficking). Dalam protokol ini pengertian Trafficking menurut Undang-
atau bentuk-bentuk lain dari kekerasan, penculikan, penipuan, kecurangan, posisi rentan,
dan lain sebagainya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan kekuasaan atau kendali
atas orang lain untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi
berdasarkan.7
Tahap awal modus operandi dari pelaku praktik perdagangan manusia dimulai
dari:
1. Menghadirkan calon korban dengan cara menjebak atau memberikan harapan yang
7
file:///C:/Users/nadya/Downloads/29272-70740-1-PB%20(1).pdf yang diakses pada hari senin, tanggal
12 oktober 2020 pukul 23:00
2. Memegang kendali atas korban dan atau orang-orang yang dipercaya oleh korban
Perlindungan anak pada pasal 1 ayat (2), yang menyatakan bahwa perlindungan anak
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
Upaya perlindungan terhadap anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari
janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Hal ini bertitik tolak dari
berdasarkan asas-asas non diskriminatif, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup,
D Metode Penelitian
pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan mengkaji literatur, artike serta berdasarkan
8
Kamal Muhammad, HUMAN TRAFFICKING Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia di
Indonesia, Makassar: CV Social Politic Genius, 2019, hlm 3
9
Dr. Candra Mardi, S, Ag., M.Ag., M.H., ASPEK PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA, Jakarta:
KENCANA (Divisi dari PRENADAMEDIA GROUP), 2018, hlm 3
Daftar pustaka
1. file:///C:/Users/nadya/Downloads/UU_NO_21_2007.PDF
2. http://arifrohmansocialworker.blogspot.com/2011/02/undang-undang-republik-indonesia-
nomor_3072.html
3. Soesilo Prajogo, 2007, Kamus Hukum Internasional dan Indonesia, Jakarta: Wacana
Intelektual
4. digilib.unimus.ac.id/files//disk1/110/jtptunimus-gdl-weniulanda-5479-2-bab1.pdf
5. Agustinus,1987, Pengertian Anak, Jakarta: Suryabrata
6. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/47148/uu-no-4-tahun-1979
7. Wetboek Burgerlijk, 2018, Kitab Undang-Undang HUKUM PERDATA, Jakarta: PT. Balai Pustaka
8. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44473/uu-no-23-tahun-2002
9. file:///C:/Users/nadya/Downloads/29272-70740-1-PB%20(1).pdf
10. Kamal Muhammad, 2019, HUMAN TRAFFICKING Penanggulangan Tindak Pidana
Perdagangan Manusia di Indonesia, Makassar: CV Social Politic Genius
11. Dr. Candra Mardi, S, Ag., M.Ag., M.H., 2018, ASPEK PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA,
Jakarta: KENCANA (Divisi dari PRENADAMEDIA GROUP)
Bahwa pada hari minggu tanggal tanggal 6 oktober 2013 sekitar jam 21:00 WIB telah terjadi
kasus perdagangan anak yang dilakukan oleh terdakwa Rian Purnama Bin Asep, sedangkan
yang menjadi korban perdagangan anak tersebut bernama Mardianti yang dipanggil dengan
alias juve yang masih berusia 15 tahun yang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku, korban masih berada di usia tergolong di bawah umur.
Hakim dalam putusan nomor 29/Pid.Sus/2014/PN.KB. memutuskan pihak tergugat yaitu Rian
Purnama Bin Asep dihadapan persidangan Pengadilan Kotabumi atas surat dakwaan Penuntut
Umum Nomor Register PDM-161/K.Bumi/01/2014 tanggal 17 Maret 2014, yang dibacakan di
persidangan pada tanggal 27 Maret 2014 telah dinyatakan bersalah secara sah karena
perbuatan terdakwa melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 UU No.
21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang yang berbunyi “Setiap orang yang
melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau
penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan
utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah
negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus
dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah ).” dan
melanggar pasal 88 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak yang berbunyi “setiap
orang yang mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan
diri
sendiri atau orang lain, dipidana dengan penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
denda paling paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah ).”
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan melakukan studi analisa kasus dalam sebuah
penelitian yang dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap
Perdagangan Orang(Human Trafficking)”.
INI BAGIAN ISI ATAU PEMBAHASAN