hak
yang
bersifat
fundamental
sehingga
dan
gangguan
dari
sesamanya.78
Salah
satu
79 Muladi, Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1997, hlm.1
Terdapat 4
yang
melekat
pada
masing-masing
bangsa.
Pandangan ini dianut oleh negara-negara maju. Bagi negaranegara yang sedang berkembang dalam urusan HAM, negara
maju dipandang eksploitatif kerena menggunakannya sebagai
alat
untuk
menekan
dan
instrumen
penilai
(tool
of
judgement).
2. Negara-negara atau kelompok yang memandang hak asasi
manusia secara universalrelative. Mereka memandang hak
asasi manusia sebagai masalah universal tetapi asas-asas
80 Kunarto, Hak Asasi Manusia dan Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 1997,
hlm.105-106.
yang
diatur
dalam
pasal
29
(2)
Universal
masyarakat
luas
dalam
bangsa
yang
berdemokrasi
3. Negara atau kelompok yang berpandangan particularisticabsolute, bahwa hak asasi merupakan persoalan masingmasing
bangsa
sehingga
mereka
menolak
berlakunya
Berlakunya
dokumen-dokumen
internasional
Hak
Hak
Hak
Hak
menunjang kehidupan).
5. Hak ekonomi, sosial dan budaya.
Pengakuan tentang hak telah diakui sejak indonesia
merdeka Pembukaan UUD 1945 dalam alinea pertama yang
menyatakan bahwa Kemerdekaan ialah hak segala bangsa
serta penjajahan harus dihapuskan serta dalam alinea kedua
yang menyatakan bahwa Kemerdekaan negara menghantarkan
rakyat merdeka, bersatu, adil dan makmur. Pemasukan unsurunsur hak dalam peraturan perundangundangan telah disadari
oleh para pendiri negara Indonesia sebagai sesuatu yang wajib
ada dalam negara yang berasaskan demokrasi. Dalam tataran
makro,
persamaan
hak
asasi
itu
telah
digariskan
dalam
yang
diratifikasi
dari
hukum
Internasional
substansi
hukum
internasional
(International
kebebasan dari ketakutan dan ingin hanya dapat dicapai jika kondisi dibuat
dimana setiap orang dapat menikmati hak-hak sipil dan politiknya, serta hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya nya, Mengingat kewajiban Negara di bawah Piagam
PBB untuk menghormati dan mentaati norma atau peraturan dari persamaan hak
dalam hal ini hak asasi manusia dan kebebasan, menyadari bahwa individu,
memiliki tugas untuk orang lain dan untuk masyarakat yang ia milik, berada di
bawah tanggung jawab untuk berjuang untuk promosi dan ketaatan terhadap hakhak yang diakui dalam Kovenan ini.
Tentang
kedua
hak
yang
menjadi
bagian
dalam
agama).
Pelanggaran
terhadap
hak
jenis
ini
akan
diperbolehkan
mengurangi
atas
kewajiban
dalam
dan
tidak
diskriminatif
yaitu
demi
menjaga
orang
lain.
Di
Indonesia,
selain
UUD
1945
diformalkan
dalam
bentuk
peraturan
atau
aparatur
negara
dalam
bentuk
peraturan
83 Lili Rasjidi, Filsafat Hukum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993. hlm 7274
Hak in rem ini sering juga disebut hak yang konkret, merupakan kewajiban
yang dikenakan kepada orang-orang pada umumnya. Hak in personam juga
disebut hak perseorangan, merupakan kewajiban yang dibebankan kepada
seseorang tertentu.
d) Hak Milik dan Hak-Hak Perseorangan
Agregat dari hak milik seseorang mengatur tanah miliknya aktivanya atau
hak miliknya. Keseluruhan jumlah hak ini menimbulkan status atau kondisi
pribadi. Jika ia memiliki tanah, peralatan meja kursi, saham-saham dalam
suatu perusahaan, itikad baik dalam suatu usaha dagang, semua ini
melahirkan hak milik. Dan jika seorang warga Negara yang bebas, seorang
ayah atau suami, hak-hak yang dimilikinya melahirkan status dan kedudukan
menurut hukum.
e) Hak-hak In Propria dan In Re Aliena
Hak itu dapat dibagi atas dua jenis, yaitu jura in re propria (Hak terhadap
miliknya sendiri) dan jura in re alinea (hak terhadap milik orang lain). Hak
yang in re alinea ini merupakan suatu hak yang berasal dari beberapa hak
pada umumnya yang dimiliki orang lain mengenai hal atau objek yang sama.
f) Hak yang Pokok (Principal) dan Tambahan (accessory)
Misalnya suatu jaminan adalah hak tambahan kepada hak mengenai jaminan;
suatu servitut merupakan tambahan pada pemilikan terhadap tanah, yang
dengan itu yang bersangkutan dapat menarik manfaatnya.
g) Hak yang Primer dan Hak yang Bersanksi
Hak yang disertai sanksi terjadi karena adanya suatu kesalahan,yaitu
pelanggaran terhadap hak yang lain. Hak yang primer memiliki sumber yang
berbeda dengan kesalahan. Hak ini dapat berupa hak in rem atau hak in
personam. Akan tetapi, hak yang memiliki sanksi ini, yang bersumber dari
hak yang primer, pada semua kasus akan merupakan hak in personam. Hanya
10
terhadap orang tertentu sanksi itu dapat diberlakukan. Jadi, harus merupakan
hak in personam.
h) Hak Atas Dasar Hukum dan Atas Dasar Keadilan (Legal and Equitable
Rights)
Pada masa dahulu di Inggris yang disebut hak atas dasar hukum itu adalah
hak-hak yang diakui oleh peradilan Common Law, sedangkan hak-hak atas
dasar keadilan ialah yang diakui hanya oleh peradilan Chancery.. Perbedaan
antara hokum dan equity itu tetap berlangsung dan harus dianggap sebagai
merupakan bagian dari sistem hukum inggris. Walaupun semua hak itu (baik
legal maupun equity) sekarang ini tetap diakui dan dikenal di semua
peradilan yang ada, perbedaan di antara keduanya tetap memegang peranan
penting.
Selain itu Prof. Lili Rasjidi juga mengutip dari para ahli hukum asing
diantaranya Menurut Holland, Hak adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi perbuatan atau tindakan seseorang tanpa menggunakan
wewenang yang dimilikinya, tetapi didasarkan atas suatu paksaan masyarakat
yang
11
85 Ibid hlm 66
12
13
dalam proporsinya dihadapan hukum dan bisa dijadikan sebagai standar untuk
mengafirmasi Persamaan hanya di hadapan hukum seakan memberikan sinyal
secara sosial dan ekonomi artinya orang boleh tidak mendapatkan perlakuan yang
sama selain dalam lingkup hukum saja, tetapi dapat dalam lingkup sosial dan
ekonomi itulah makna teori equality before the law yang kini kian tergerus di
tengah dinamika sosial dan ekonomi.88 Mengenai persamaan hak dalam hukum
sebagaimana menurut Prof. Romli Atmasasmita telah dikemukakan itu, sebagai
amanat UUD 1945 merupakan payung hukum yang berlaku di Indonesia, sebagai
perlindungan hukum bagi rakyat sekaligus merupakan konsep universal, dalam
arti dianut dan diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri sebagai
negara hukum, sebab setiap negara mempunyai cara dan mekanismenya sendiri
tentang bagaimana mewujudkan perlindungan hukum tersebut hingga sejauh
88 Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi, Mandar
Maju, Bandung, 1995, hlm. 157.
14
15
2.
hukum modern yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat (welfare state), hakhak yang dimiliki oleh aparatur negara atau pemerintahan dalam realisasinya
juga dilekati dengan kewenangan bebas atau freies Ermessen, jika dituangkan
dalam bentuk tertulis akan berwujud peraturan kebijakan. Dengan demikian
sangat beralasan apabila menjadi landasan dalam kajian mengenai tindakan
aparatur negara atau pemerintahan yang merupakan persamaan hak yang diatur
dalam regulasi masing-masing dan disebut pula sebagai kewenangan.
2.2.
Kewenangan
Sejak timbulnya iklim demokratis dan dinamikanya dalam Pemerintahan.
Masyarakat sebagai warga negara (rakyat) mulai mempertanyakan akan nilai
yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh aparatur negara atau
pemerintahan. Fungsi pelayanan pemerintahan, namun dalam melakukan
tindakan dan perbuatannya harus mempunyai kewenangan yang jelas. Dalam
banyak literatur, sumber kewenangan berasal dari atribusi, delegasi dan mandat.
Sebelum mengetahui atribusi, delegasi dan mandat, terlebih dahulu yang perlu
16
17
berlaku jujur, suatu prilaku yang patut dihargai. Kedua, equity, yaitu perlakuan
yang sama kepada masyarakat tidak cukup, selain itu juga perlakuan yang adil.
Untuk masyarakat yang pluralistik kadang- kadang diperlukan perlakuan yang
adil dan perlakuan yang sama dan kadang-kadang pula di butuhkan perlakuan
yang adil tetapi tidak sama kepada orang tertentu. Ketiga, loyalty, adalah
kesetiaan yang diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan
rekan kerja. Berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain, dan tidak ada
kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu yang
mengabaikan yang lainnya. Keempat, responsibility, yaitu setiap aparat
pemerintah harus bertanggung jawab atas apapun sebab intinya tidak hanya
sekedar melaksanakan perintah dari atasan. Mengenai bentuk pelayanan itu
tidak akan terlepas dari tiga macam pelayanan yaitu :
1. Pelayanan dengan lisan
2. Pelayanan melalui tulisan
3. Pelayanan dengan perbuatan
Kinerja tersebut tidak lepas dari kewenangan yang mana berdasarkan
pengertian pengertian menurut para ahli hukum diantaranya sebagai berikut:
Apabila mengambil pemahaman menurut Prajudi Atmosudirjo, kewenangan
adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
kekuasaan legislatif (diberi oleh Undang-Undang) atau dari kekuasaan
eksekutif/administratif. Kewenangan merupakan kekuasaan terhadap segolongan
orang-orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan tertentu
yang bulat. Sedangkan wewenang atau kewenangan hanya mengenai sesuatu
18
91 Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981. hlm
85
19
kepada organ
20
melakukan
hubungan-hubungan
hukum.
Wewenang
itu
dapat
94 SF, Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia, Yogyakarta
FH UII Press, 2011, hlm 71.
21
Sebagai konsep inti dalam hukum tata negara dan hukum administrasi.
kewenangan yang didalamanya terkandung hak dan kewajiban Kewenangan
memiliki kedudukan penting dalam kajian Hukum Tata Negara dan Hukum
Administrasi Negara menurut F.A.M Stroink dan J.G. Steenbeek mengemukakan
Het begrip bevoegdheid is dan ook een kernbegrip in het staatsen administratief
recht, sedangkan menurut P. Nicolai adalah kemampuan untuk melakukan
tindakan hukum tertentu yaitu tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk
menimbulkan akibat hukum dan mencakup mengenai timbul dan lenyapnya
akibat hukum tertentu.
Persamaan mengenai suatu kewenangan Bagir Manan pula membedakan
wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (macht), apabila
disebut kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat.
Persamaan wewenang dari F.A.M Stroink dan J.G. Steenbeek, P. Nicolai dan
Bagir Manan sekaligus berarti hak dan kewajiban sebagaimana dikutip oleh
Ridwan HR. Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung pengertian
kekuasaan untuk mengatur sendiri (zelfregelen) dan mengelola sendiri
(zelfbesturen), sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk
menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Vertikal berarti
kekuasaan
untuk
menjalankan
pemerintahan
dalam
satu
tertib
ikatan
22
23
undang-undang
kepada
Dewan
Perwakilan
Berdasarkan UU AP,
memperoleh
Wewenang
melalui
Atribusi,
tanggung
jawab
24
yang
dituju
berdasarkan
atas
jabatan
Paragraf
yang
diembannya.
tentang
wewenang
25
26
pada
bidang
Pemerintahan
kajian
dapat
pula
wewenang
berfungsi
melepaskan
kedudukan
dengan
29
Maria
Farida
mengenai
Kewenangan
Delegatif
lebih
kewenangan
Perundang-undangan
tersebut,
(delegatie
van
sesuai
pembentukan
Peraturan
wetgevingsbevoegdheid),
baik
30
amanat
Pasal
13
yang
dalam
substansinya
perundang-undangan.
(2) Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh Wewenang melalui
Delegasi apabila: a. diberikan oleh Badan/Pejabat Pemerintahan
34
yang
memperoleh
Wewenang
melalui
Delegasi
kecuali
ditentukan
lain
dalam
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(6) Dalam hal pelaksanaan Wewenang berdasarkan Delegasi menimbulkan
ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yang memberikan pendelegasian Kewenangan
dapat menarik kembali Wewenang yang telah didelegasikan.
35
36
perspektif
karena
merupakan
kewenangan
yang
bersumber dari proses atau prosedur pelimpahan dari pejabat atau badan
yang lebih tinggi kepada pejabat atau badan yang lebih rendah.
Kewenangan mandat terdapat dalam hubungan rutin atasan bawahan,
kecuali bila dilarang secara tegas. Kemudian, setiap saat si pemberi
kewenangan dapat menggunakan sendiri wewenang yang dilimpahkan
tersebut.
Di tingkat Pemerintahan Pusat berdasarkan Pasal 1 ayat (24) dalam
UU AP mengenai Mandat adalah pelimpahan Kewenangan dari Badan
99 J.G. Brouwer dan Schilder, A Survey of Dutch Administrative Law, Nijmegen: Ars
Aeguilibri, 1998. p. 6
37
ditingkat
Pemerintahan
Daerah
secara
teori
Dalam
melaksanakan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
38
monitoring,
evaluasi,
dan
supervisi
terhadap
c.
memberdayakan
dan
memfasilitasi
Daerah
wakil
Pemerintah
Pusat
mempunyai
wewenang:
a.
dengan
menyelesaikan
penyelenggaraan
perselisihan
dalam
Pemerintahan
Daerah;
penyelenggaraan
c.
fungsi
dan
daerah
Kabupaten/Kota
di
wilayahnya;
b.
40
2.3.
41
100 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta
(tanpa tahun), hlm. 1139.
42
yang
banyak
menyumbangkan
gagasannya
tentang
timbulnya
102 Suwoto Mulyosudarmo, Peralihan Kekuasaan; Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap
Pidato Newaksara, Gramedia, Jakarta, 1997, hlm. 42.
43
103 F.X. Adji Samekto, dkk, Hukum Birokrasi dan Kekuasaan di Indonesia, Semarang: Walisonngo
Research Institute (WRI): 2001, hlm 87.
44
seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Dalam kasus ini subjek
daritanggungjawab hukum identik dengan subjek dari kewajiban hukum.104
Berdasarkan uraian-uraian dari teori hukum yang bersifat umum,
disebutkan
bahwa
setiap
orang,
termasuk
Pemerintahan,
harus
Pejabat
Pemerintahan
Dalam
Perspektif
Hukum Perdata
Bilamana seseorang menderita kerugian karena perbuatan
seseorang lain, sedang diantara mereka itu tidak terdapat sesuatu
perjanjian (hubungan hukum perjanjian), maka berdasarkan undang
undang juga timbul atau terjadi hubungan hukum antara orang tersebut
yang menimbulkan kerugian itu.105 Perihal mengenai subjek hukum yang
menimbulkan kerugian itu menurut Pasal 1365 KUH Perdata dinyatakan
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian pada orang
104 Hans Kelsen, General Theory of Law and State , New York : Russel and Russel, 1971,
hlm 95
45
106 Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, Cetakan Pertama, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002, hlm. 3.
46
47
sedang barang siapa karena salahnya sebagai akibat dari perbuatannya itu
telah mendatangkan kerugian pada orang lain, berkewajiban membayar
ganti kerugian.
Konsentrasi dalam mengetahui lebih luas dari onrechmatige daad,
maka yang termasuk perbuatan melawan hukum adalah setiap tindakan:
1. Bertentangan dengan hak orang lain;
2. Bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri;
3. Bertentangan dengan kesusilaan baik, atau
4. Bertentangan dengan keharusan yang harus diindahkan dalam
pergaulan masyarakat mengenai orang lain atau benda.
Tanggung jawab atas perbuatan melawan hukum dapat disengaja
dan tidak disengaja atau karena lalai. Hal tersebut diatur dalam Pasal
1366 KUHPerdata, bahwa Setiap orang bertanggung jawab tidak saja
untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk
kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya.
Tanggung jawab atas perbuatan melawan hukum ini merupakan tanggung
jawab perbuatan melawan hukum secara langsung. Selain itu dikenal juga
dikenal perbuatan melawan hukum secara tidak langsung menurut Pasal
1367 KUHPerdata yakni:
a. Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi
48
menyerahkan
tanggungjawab
Kepala
kepada
kontraktor
Daerah
Wika
di
bawah
Kabupaten/Kota
yang
dapat
Raad
tanggal
November
1938
mengatur
pula
manusia
sebagai
subyek
hukum,
badan
hukum
109 Wirjono Projodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Sumur Bandung, Bandung, 1960,
hlm. 51.
51
dapat
dipertanggungjawabkan
berdasarkan
Pasal
1365
kerja
dari
organ.
Organ
tersebut
telah
melakukan
52
53
112 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 197.
54
(presumption
bertanggungjawab
of
liability),
(Presumption
of
(3)
praduga tidak
nonliability),
(4)
diikuti
dengan
Pertanggungjawaban
terciptanya
hukum
di
suatu
bidang
keadaan
perdata
hukum
baru.
merupakan
55
Pejabat
Pemerintahan
Dalam
Perspektif
Hukum Pidana
Prinsip pertanggungjawaban pidana didasarkan atas ketentuan
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 dikenal dengan
sebutan KUHP dengan asas legalitasnya Nullum Delictum Noella Poena
Sine Previa Lege Poenali,114 yang menyebutkan tiada peristiwa dapat
dipidana, kecuali atas dasar kekuatan suatu aturan perundang-undangan
pidana yang mendahului sebelum perbuatan itu dilakukan (geen feit is
strafbaar dan uit kracht van eene daaraan voorafgegane wettelijke
strafbepaling).115
Jadi ketentuan dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP tersebut terkandung
suatu maksud yang menjelaskan yakni: pertama, suatu perbuatan dapat
dipidana jika termasuk ketentuan pidana menurut undang-undang. Hal ini
berarti pemidanaan berdasarkan hukum tidak tertulis tidak dimungkinkan.
Kedua, ketentuan pidana itu harus terlebih dahulu ada daripada perbuatan
114 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993. hlm 155
115 Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto, Perundang-Undangan & Yurisprudensi. Alumni,
Bandung, 1979, hlm. 16
56
itu, dengan perkataan lain, ketentuan pidana itu harus sudah berlaku
ketika perbuatan itu dilakukan.116 Dalam kaitan dengan hal tersebut,
menurut Barda Nawawi Arief bahwa perumusan asas legalitas dalam
Pasal 1 ayat (1) KUHP mengandung di dalamnya asas lex temporis delicti
atau asas nonretroaktif yakni larangan berlakunya hukum atau undangundang pidana secara retroaktif ini dilatarbelakangi oleh ide perlindungan
hak asasi terhadap setiap orang.117 Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 1
ayat (2) KUHP yang menyebutkan jika sesudah perbuatan dilakukan, ada
perubahan dalam perundang-undangan, maka dipergunakan peraturan
perundang-undangan yang paling menguntungkan bagi terdakwa.
Ketentuan tersebut tidak berlaku surut, baik mengenai ketetapan dapat
dipidana maupun sanksinya. Ketiga, Pasal 1 ayat (2) KUHP membuat
pengecualian atas ketentuan tidak berlaku surut untuk kepentingan
terdakwa.118
116 Romli Atmasasmita, Pengadilan Hak Asasi Manusia dan Penegakannya di Indonesia,
BPHN, Jakarta, 2002, hlm 3.
117 Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm 1.
118Romli Atmasasmita, Pengadilan Hak Asasi Manusia dan Penegakannya di Indonesia, Op.Cit,
hlm..3
57
119 Moelyatno. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta : Bina Aksara, 2000, hlm. 25
58
hukum pidana juga mempunyai fungsi instrumental, yaitu dalam batasbatas yang ditentukan oleh undang-undang, pelaksanaan kekuasaan yang
dilakukan pemerintah, secara tegas diperbolehkan.120 Hal pertama yang
perlu diketahui mengenai pertanggungjawaban pidana adalah bahwa
pertanggungjawaban pidana hanya dapat terjadi jika sebelumnya
seseorang
telah
melakukan
tindakan
pidana.
Prof.
Moelijatno
120 Schaffmeister, D.et.all, 1995, Hukum Pidana. Yogyakarta, Liberty, 1995, hlm 4.
59
60
a. pidana pokok yang terdiri dari: (1) pidana mati; (2) pidana penjara;
(3) kurungan; dan (4) denda;
b. pidana tambahan yang terdiri dari: (1) pencabutan hak-hak tertentu;
(2) perampasan barang-barang tertentu; dan (3) pengumuman putusan
hakim.
Hukum pidana juga merupakan ultimum remidium atau sarana
terakhir. Ultimum Remidium hanya diadakan apabila sanksi-sanksi dalam
bidang-bidang hukum lain tidak memadai.
Namun saat ini telah dikembangkan upaya Peranan dan fungsi
inspektorat dan pengawasan di kantor dan lembaga diupayakan audit
kinerja untuk mencegah tumpang tindih pemeriksaan kinerja yang
menimbulkan ketidakpastian hukum. Perkembangan dalam UU AP
diintensifkan untuk mencegah kriminalisasi tindakan administratif
sebagaimana diatur dalam Pasal 20 UU AP, dinyatakan: Pengawasan
terhadap larangan penyalahgunaan wewenang administrasi pemerintahan,
dilakukan oleh Aparatur Pengawas Intern Pemerintah yang selama ini
terjadi dalam praktik dan memperkuat prinsip kehatihatian (prudential
principle)122 tujuannya untuk membangun sarana hukum pidana sebagai
Primum Remedium.
122 Asep Warlan, Materi Acara Sosialisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, Di Hotel Prima Resort Kuningan Tanggal 22 Oktober 2015.
61
konteks
ini,
perbuatan
mana
yang
dapat
dikategorikan
dengan
ketentuan
adanya
pertanggungjawaban
pejabat
63
123 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm 294
64
65
seseorang itu dapat disebut sebagai kaya sangat subyektif sekali, misalnya
seseorang di kota besar mempunyai rumah besar dan mobil belum dapat
disebut kaya sedangkan di desa seseorang yang mempunyai televisi,
persawahan dan sepeda motor dapat disebut kaya, maka dalam konteks
pembuktian suatu tindak pidana korupsi kata memperkaya harus
dimaknai sebagai perbuatan setiap orang yang berakibat pada adanya
pertambahan kekayaan. Ada 3 point yang harus di dikaji dalam kaitannya
dengan suatu tindak pidana korupsi, unsur-unsur itu adalah: Pertama,
Memperkaya Diri Sendiri, artinya dengan perbuatan melawan hukum itu
pelaku menikmati bertambahnya kekayaan atau harta miliknya sendiri.
Kedua, Memperkaya Orang Lain, maksudnya adalah akibat dari
perbuatan melawan hukum dari pelaku, ada orang lain yang menikmati
bertambahnya kekayaan atau bertambahnya harta benda. Jadi, disini yang
diuntungkan bukan pelaku langsung. Ketiga, Memperkaya Korporasi,
yakni akibat dari perbuatan melawan hukum dari pelaku, suatu korporasi,
yaitu kumpulan orang-atau kumpulan kekayaan yang terorganisir, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum Pasal 1 ayat (1)
UU Tipikor yang menikmati bertambahnya kekayaan atau bertambahnya
harta benda. Unsur-unsur pada dasarnya merupakan sifat atau alternatif.
Artinya jika salah suatu point diantara ketiga point ini terbukti, maka
unsur memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi ini dianggap
telah terpenuhi. Pembuktian unsur-unsur ini sangat tergantung pada
bagaimana cara dari orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana
66
Tipikor
dinyatakan:
setiap
orang
yang
dengan
tujuan
hal
yang
menimbulkan
Kerugian
terhadap
bagian kekayaan negara dan segala hak yang timbul karena: Pertama,
berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat,
lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kedua, berada
dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Miik Daerah (BUMD),
yayasan, badan hukum, dan perusahaan yang mertakan modal pihak
ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara. (b). Perekonomian Negara,
yang dimaksud dengan perekonomian negara adalah kehidupan
perekonomian yang disususun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan
pada kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
bertujuan memberi manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada
seluruh kehidupan rakyat. Kedua poin dalam unsur-unsur dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara in aquo adalah
bersifat alternatif. Jadi untuk membuktikan seseorang melakukan tindak
pidana korupsi atau tidak, berkaitan dengan unsur/elemen ini, maka
cukup hanya dibuktikan salah satu point saja. Namun, yang harus diingat
dan diperhatikan dalam pembuktian unsur ini ialah Kata dapat sebelum
frasa
merugikan
keuangan
negara
atau
perekonomian
negara
tindak
pidana
korupsi
ada
pula
yang
pidana
dengan
pembantuan.
Secara
tindak
dan
pembantuan
sebagai
membantu
71
dihukum
sebagai
membantu
melakukan
tidak
ada
dalam
satu
peristiwa
pidana
dengan
hubungan
hanya
kerjasama
sebatas
secara
menyatakan
kolektif.
adanya
Penggunaan
pelaku
dimintai
pertanggungjawabannya
sesuai
72
deelneming tidaklah bisa semua pelaku adalah samasama sebagai orang yang melakukan, atau sama-sama
sebagai orang yang menyuruh lakukan, apalagi samasama sebagai turut serta melakukan. Dalam konteks ini,
suatu peristiwa pidana yang pelakunya lebih dari satu
orang meminta adanya penemuan dari penegak hukum
untuk menemukan kedudukan dan peran dari masingmasing pelaku. Berkaitan dengan pernyataan di atas
dalam Pasal 56 KUHP dinyatakan: orang yang membantu
melakukan jika ia sengaja memberikan bantuan tersebut,
pada
waktu
atau
sebelum
(jadi
tidak
sesudahnya)
73
2.3.3. Pertanggungjawaban
Pejabat
Pemerintahan
Dalam
Perspektif
Hukum Administrasi
Reformasi administrasi dalam membenahi kebijakan-kebijakan
hukum yang terkait dengan struktur, proses dan manajemen baik dalam
bidang keuangan, pengawasan termasuk sumber daya manusia dari
aparatur pemerintahan, akuntabilitas dan transparansi serta proses
pembuatan kebijakan dan implementasinya. Reformasi administrasi
Pemerintahan berarti pula reformasi dalam bidang hukum administrasi
negara. Karena tidak ada reformasi administrasi yang berjalan tanpa
adanya reformasi dalam bidang hukum administrasi. Sementara
74
Nomor
30
Tahun
2014
tentang
Administrasi
128 H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Disertasi dan Tesis, Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 210
75
mendorong
belum
pertanggungjawaban
terakomodir
menurut
dalam
UU
AP
UU
PTUN.
Mekanisme
ini
adalah
mekanisme
yang
menggunakan
diskresi
wajib
76
yang
berwenang
sudah
tentu
juga
menimbulkan
77
(policy)
kontraproduktif
pejabat
dengan
atau
keinginan
aparatur
rakyat
pemerintah
atau
para
yang
pelaku
pembangunan lainnya;
4. Aktifitas perekonomian masyarakat justru menjadi pasif dan tidak
berkembang akibat sejumlah kebijakan (policy) yang tidak promasyarakat dan terakhir adalah terjadi krisis kepecayaan publik
terhadap penguasa dan menurunya wibawa pemernitah dimata
masyarakat sebagai akibat kebijakan-kebijakannya yang dinilai tidak
simpatik dan merugikan masyarakat. Dalam hukum administrasi
Negara, karena hal itu juga sudah dinyatakan secara tegas dalam
Undang-undang Peradilan TUN dan UU AP.
78
ini
sehingga
menyebabkan
konflik
administratif,
79
hukum apapun jika fakta dan kondisi tidak sesuai dengan kondisi yang
ideal dalam peraturan perundang-undangan.
Kebijakan tidak berarti sebagai kejahatan. Pandangan demikian
keliru, karena kebijakan administrasi negara lahir dari wewenang yang
sah diberikan hukum dan peraturan perundang-undangan kepada pejabat
administrasi negara. Kendatipun kebijakan itu ternyata menimbulkan
risiko hukum, akibat pejabat administrasi negara yang memiliki
pemahaman yang berbeda, antara tindakan dengan fakta yang terjadi
setelah kebijakan diambil. Dengan adanya kemungkinan salah kira
tersebut, jika administrasi negara mengambil kebijakan dalam perkiraan
yang salah atau informasi yang salah, tindakan tersebut merupakan
kehilafan. Menimbulkan persoalan hukum dalam hukum administrasi
negara, dan penyelesaiannya harus melalui hukum administrasi negara
berdasarkan prinsip contractus actus.
Pada konteksi ini bukan kebijakannya yang dianggap sebagai
perbuatan melawan hukum, tetapi perilaku pengambil kebijakan itu yang
dianggap sebagai perbuatan melawan hukum pidana. Suatu kebijakan
tidak dapat di kriminalisasi, namun terhadap si pembuat kebijakan dapat
dikenakan
pidana,
jika
dibalik
kebijakannya
terdapat
unsur
mengandung
perbuatan
melawan
hukum
dipidanakan.
80
82
83
84
umpamanya
keputusan
mengenai
izin
usaha,
85
kebijakan
menggunakan
(beleidsregels)
wewenang
diskresi.
yang
dikeluarkan
Beleidregels
merupakan
dengan
jenis
hukum
(rechtgeldig)
dan
memiliki
kekuatan
hukum
keputusan
dan
cara-cara
(prosedur)
dibuatnya
perundang-undangan
yang
menjadi
dasar
87
persyaratan
itu
tidak
terpenuhi,
maka
keputusan
itu
88
2.4.
89
melindungi suatu hal dari hal lainnya.130 Berkaitan dengan Pemerintahan, berarti
hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak Warga Negara dari sesuatu
yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut
Maksudnya adalah pemberian tindakan antisipasi sebagai bentuk
perlindungan bagi pejabat Pemerintahan (penguasa) dari adanya perbuatan yang
memiliki kecenderungan yang mengarah kepada tindakan kesewenang-wenangan
dari aparatur Pemerintahan yang dapat melanggar hukum atau tidak sesuai
dengan aturan hukum sehingga merugikan terhadap pelaku, negara dan
masyarakat.
Maksudnya adalah untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai
manusia. Kontrol yuridis hanya dalam hal ketetapan administrasi
(beschikking)
yang
dikeluarkan
oleh
badan
atau
pejabat
arti
luas.
Oleh
karenanya
berdasarkan
pandangan
makna
sengketa
administrasi
negara
berupa
90
administrasi
dan
effektifitas)
negara
dan
semua
menyederhanakan
penyelesaian
sengketa
modal)
yang
menjadi
kewenangan
absolut
dari
suatu
negara.
Aparatur
Pemerintahan
91
secara
aktif
dalam
urusan
masyarakat
berdasarkan
Dengan
pemberian
adalah
demikian,
kewenangan
sumber
kepada
undang-undang,
formal
aparatur
sekaligus
utama
pemerintah
penegasan
ruang
masyarakat.132
di
Agar
pemerintah
dapat
(rakyat),
di
samping
memiliki
wewenang
pemerintahan
bertindak
bertindak
secara
atas
memerlukan
inisiatif
mandiri
sendiri.
(diskresi),
kemerdekaan
Kemerdekaan
menurut
Marcus
92
strategis
dari
tindakan
aparatur
ada
kebebasan
atau
untuk
tidak
jelas
mengambil
disebut
suatu
adalah
langkah
suatu
sebagai
swasta
keperdataan).133
tunduk
pada
Civilrechtelijk
peraturan
is
hukum
rechrspersoon
93
sehingga
perbuatan
Pemerintahan
itu
dinilai
dan
aspek
substansis.
Aspek
kewenangan
135 Philipus Mandiri Hadjon. Diktat Orasi Ilmiah dengan topik Fungsi
Normatif Hukum Administrasi dalam Mewujudkan Pemerintahan yang
Bersih. Universitas Airlangga, Surabaya, 10 Oktober 1994, him. 7
94
negara
instrumental.
hukum,
Asas
asas
negara
demokrasi.
hukum
dan
berkaitan
asas
dengan
dengan
penyelenggaraan
asas
keterbukaan
pemerintahan.
Asas
dalam
instrumental
apa.
Karena
bila
terjadi
cacat
substansial
kemudian
hadir
teori
keabsahan
yang
136 Ibid
95
keabsahan
perbuatan
hukum
pemerintahan
dalam
tentang
rencana
dan
keabsahan
perbuatan
keabsahan
perbuatan
hukum
Pemerintahan
dari
teori
keabsahan,
khususnya
mewajibkan
96
yang
diambil.
Kemudian
membandingkan
di
atas
menitikberatkan
adanya
suatu
kepercayaan
sesuai
terhadap
substansinya
publik
yang
dan
kepastian
diwujudkan
dalam
137 Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT. Bina
Ilmu, Surabaya, 1987. hlm 185
97
Subjek Hukum
Sebenarnya
identitas
secara
universal
mengenai
Indonesia
Pemerintah
dan/atau
adalah
perkataan
yang
bermaksud
adalah
(Daerah,
kekuasaan
Negara)
perintah
atau
badan
suatu
yang
98
adanya
Pemerintah
dan
Pemerintahan
yang
dilakukan
oleh
Legislatif,
99
Penulis
sesuai
mendapati
dengan
pemisahan
penerapan
kata
kata
di
yang
Indonesia
dikomparasikan
dijumpai
adanya
dengan
perkataan
negara
Pemerintah
dan/atau
bebasnya
memiliki
Pemerintahan
yang
pengertian
oleh
yaitu
karenanya
140 C.F. Strong, Modern Political Constitution, The English Language Book Society and
Side Wick & Jackson Limited, London, 1965, hlm.6
100
dimaksud
organisasi
dalam
mana
diletakkan
hak
untuk
the three
departments of government.
101
di
negara
Jerman,
dibedakan
antara
menurut
Administrasi
Negara
Undang-Undang
mengenai
Prosedur
Verwaltungsverfahrensgesetz
memiliki
102
dinyatakan
secara
implisit
berkaitan
dengan
Pemerintah dari
segala
tingkatan guna
wewenang
masing-masing
seperti
ditetapkan
koordinasi,
sinkronisasi,
delegasi
wewenang,
142 Inu Kencana Syafiie Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI), Bumi
Aksara, Jakarta 2010, hlm 42
103
keabsahan
perbuatan
hukum
Pemerintahan
yang
pula
dengan
ketentuan
Pasal
1 butir
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Usaha
Negara
yang
berdasarkan
peraturan
Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum dalam konteks Pemerintahan bukanlah
penyelenggaraan fungsi eksekutif semata-mata melainkan juga
fungsi lainnya yang tidak terjangkau oleh fungsi legislatif dan
fungsi yudikatif. Dalam persoalan ini Pemerintahn selain
melaksanakan peraturan hukum yang dibuat lembaga legislatif
juga menjalankan hal-hal lain yang menjadi tugasnya atau
perbuatan hukumnya, maka fungsi pemerintah dapat diketahui
dari arti secara luas dan arti secara sempit.
Bila ditinjau dari pendapat para ahli untuk mengetahui
keabsahan perbuatan hukum Pemerintahan dalam arti luas adalah
105
lembaga
legislatif,
eksekutif,
dan
yudikatif
perbuatan
Pemerintahan
dalam
arti
luas
144 Koentjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan
Administrasi Negara, Alumni, Bandung, 1978. hlm 40
106
tiap-tiap
tindakan
akan
dilaksanakan
Pemerintahan
atau
oleh
perbuatan
alat
hukum
perlengkapan
107
diberi
suatu
kekuasaan
memerintah
(delegasi
perundang-undangan).
Agar dapat menjalankan tugasnya, maka administrasi
negara (perbuatan hukum pemerintahan) melakukan bemacammacam perbuatan pemerintahan. Perbuatan administrasi negara
(pemerintahan) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
108
hukum
pemerintahan
yang
dijalankan
adalah
kesejahteraan
bestuurszorg
umum
maka
yaitu
perbuatan
menyelengarakan
pemerintahan
atau
adalah
perbuatan
yang
khusus
dalam
lapangan
(keputusan
atau
ketetapan)
sebagai
bahan
(keputusan
yang
beschikkingen
memberi
beban);
(keputusan
(2)
yang
112
ketetapan;
beschikking)
Ketetapan
ketetapan
yang
Negatif
tidak
(Positive
menimbulkan
berbentuk:
pernyataan
tidak
berkuasa
atau
(rechtsvastellende
beschikking);
Ketetapan
113
Konstitutif
(constitutieve
beschikking)
adalah
pelaksanaan
(de
uitvoerbaarverklaring),
(bestuur)
yang
memperbolehkan
suatu
114
komersial
atau
menambah
fiskal
dan
regime
van
rechten
en
verplichtingen
2.4.1.3.
Akibat Hukum
Akibat hukum dapat dikatakan sebagai implikasi yang
timbul dari pelanggaran keabsahan perbuatan Pemerintahan.
untuk menciptakan suatu hak dan kewajiban. Tindakan ini lahir
sebagai konsekuensi logis dalam kedudukannya pemerintah
sebagai subjek hukum, sehingga tindakan hukum yang dilakukan
menimbulkan akibat hukum. Tindakan pemerintah berdasarkan
fakta atau kenyataan dan bukan berdasarkan pada hukum
(feitelijke handeling) adalah tindakan yang tidak ada hubungan
langsung dengan kewenangannya dan tidak menimbulkan akibat
hukum.
116
147 H. A. Muin Fahmal: Peran Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Layak Dalam Mewujudkan
Pemerintahan yang Bersih, penerbit Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2008. hlm. 290
117
3. Tindakan
yang
dimaksudkan
sebagai
sarana
untuk
dilakukan
berdasarkan
norma
wewenang
Pemerintah;
6. Tindakan
tersebut
berorientasi
pada
tujuan
tertentu
118
hukum
dari
keabsahan
Perbuatan
hukum
119
Tata
Usaha
Negara
yang
digugat
itu
tetap
memperhatikan
penyelenggaraan
perlindungan
negara
atas
hak
dengan
asasi
tetap
pribadi,
Penyelenggara
Negara
harus
dapat
pemegang
kedaulatan
tertinggi
negara
sesuai
121
substansial,
mengandung
asas
makna
spesialitas
bahwa
(specialialiteit
setiap
kewenangan
instrumen
atau
modus
penyalahgunaan
Kepentingan Hukum
Setiap
manusia
mempunyai
kepentingan.
Kata
149 Abdul Wahi Selayan dan Ahmad Fauzi Ridwan, Pengertian Umum, Cet.I. Bab I, Tata hukum
Indonesia, Bintang, Medan, 1960. hlm 54.
123
di
dalam
hal
menjalankan
atau
di
atas
merupakan
kategori
kepentingan
hukum
124
125
hukum
masyarakat
(sociale
of
Suatu
yang
keputusan
berbeda
dikatakan
tersebut
dalam
tepat,
apabila
korporasi,
lembaga
independen
yang
dibentuk
serangkaian
tindakan
pelayanan
publik,
Masyarakat
pelayanan
dan
acuan
penilaian
kualitas
128
dengan
peraturan
perundang-undangan
dan
memberikan
penyelenggaraan
pelayanan
publik
sebagai
Penyelesaian Hukum
Adalah upaya-upaya sebagai jaminan dari keabsahan
perbuatan hukum Pemerintahan yang menjadi amanat Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 7 huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 25
130
peraturan
perundang-undangan
serta
diterapkan
131
penyelenggara,
ombudsman,
dan/atau
Dewan
132
44
Penyelenggara
dan/atau
Ombudsman
wajib
diinformasikan oleh
pihak
penyelenggara
penyelenggara
perbuatan
administrasi
melawan
Pemerintahan
hukum
dalam
133
perundang-undangan.
Di
Pasal
53
hal
publik
masyarakat
dan
dalam
Peraturan
penyelenggaraan
presiden
mengenai
134
sengketa
Tata
Usaha
Negara
135
136
yang
berwenang
berisi
tuntutan
agar
137
kewarganegaraan,
tempat
tinggal,
dan
Usaha
Negara
yang
disengketakan
oleh
penggugat.
Menyangkut tentang surat kuasa yang sah,
walaupun pada prinsipnya yang bersengketa di pengadilan
tata usaha negara adalah para pihak itu sendiri, akan tetapi
sesuai dengan ketentuan Pasal 57 UU PTUN, maka para
pihak masing-masing pihak dapat didampingi oleh
seseorang atau beberapa orang kuasanya.
Tenggang Waktu Gugatan yang Pasal 55 UU
PTUN menentukan bahwa gugatan hanya dapat diajukan
dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari terhitung
138
berdasarkan
Gugatan ditolak;
Gugatan dikabulkan;
Gugatan tidak diterima;
Gugatan gugur.
Kemudian alternatif Perdamaian bagi penyelesaian
139
sidang
terbuka
untuk
umum
dengan
dalam
Pengadilan
tidak
akan
mengabulkan
Undang-Undang
Administrasi
Pemerintahan
dari
upaya
Administrasi
dalam
140
dengan
argumentasi
adanya
pertimbangan
menyeluruh terhadap sengketa administrasi menurut UndangUndang Dasar 1945, tetap saja merupakan hal yang janggal
bila didasari fakta bahwa hukum administrasi negara adalah
kaidah hukum publik yang harusnya tanpa melakukan
negosiasi.
Dapat dikatakan saat penegakan hukum publik, seperti
tindak
pidana
korupsi
ataupun
pelanggaran
norma
penegak
penyelesaian
hukum
sebagaimana
(yudikatif),
dimaksud
namun
dapat
apabila
ditempuh
pengadilan,
pemerintahan
yang
melaksanakan
mewajibkan
suatu
badan/jabatan
tindakan/keputusan
administrasi negara.
Keberlakuan secara optimal dari syarat ini pula
merupakan bentuk perlindungan hukum bagi administrasi
negara itu sendiri, sehingga menjadi jelas dan tetap lingkup
tugas pokok dan fungsi, serta pertanggungjawaban yang
mereka lakukan. Sehingga pada akhirnya, asas contrarius
actus dapat tetap diimplementasikan secara konsisten. Antar
UU PTUN, UU AP dan UU PP, yang menurut penulis dalam
143
sebagai
reaksi
atas
tindakan/keputusan
administrasi pemerintahan.
Suatu norma itu akan menjadi tidak efisien tatkala
proses yang ditempuh oleh pencari keadilan ternyata
memakan waktu yang lebih lama dari penyelesaian sengketa
administrasi sebelum disahkannya UU AP dalam contoh
konkret Antisipasi dari adanya pelangaran hukum disebabkan
Keputusan
Tata
Usaha
Negara
yang
sering
rentan
dan bertindak
didasarkan pada
suatu
lagi
antar
dimungkinkan
badan/jabatan
adanya
penarikan
administrasi,
yang
maupun
putusan
pengadilan
terkait
pemeriksaan
menurut
aspek
UUD
1945
146
hukum
yang
dilanggar
hak-haknya
harus
mendapatkan
hak-hak
warga
negara,
maka
untuk
menghindari
147
dan
wajib
menjunjung
hukum
dan
hukum
terhadap
wewenang
aparatur
148
penegakan
hukum
perdata
dan
penegakan
administrasi Pemerintahan.
Sebelum itu perlu ada pernyataan tertulis dari pejabat
instansi terkait melalui konsultasi dan koordinasi dan tidak
dapat ditentukan oleh Penuntut Umum belaka dalam kaitannya
dengan perbuatan yang melanggar ketentuan-ketentuan hingga
termasuk ke dalam ranah hukum pidana yang diatur secara
khusus mengenai korupsi dalam UU Tipikor.
Dalam adanya perlindungan hukum terhadap pejabat
Pemerintah selanjutnya dikenal adanya Dikresi yang artinya
adalah tindakan pejabat pemerintah dalam membuat kebijakan
dari pejabat pemerintah dari pusat sampai daerah yang
memiliki makna eksplisit memberanikan pejabat Pemerintah
melakukan sebuah kebijakan yang melanggar dengan undangundang, harus memenuhi tiga syarat yakni, 1. Apakah demi
kepentingan umum, 2. Apakah masih dalam batas wilayah
kewenangannya, dan 3. Apakah tidak melanggar Asas-asas
Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB).
Ketiga syarat itu harus terpenuhi sebagai tindakan
perlindungan hukum dari tindakan pejabat Pemerintah yang
dikenal dengan kata diskresi dengan pengertian adanya
kebijakan yang diambil pejabat Pemerintah dan apabila
149
pejabat
Pemerintah
melanggar
hukum
dan
niat
jahat,
yang
dapat
dikategorikan
sebagai
prudensi
dan
asas-asas
umum
penyelenggaraan
UU
sengketa
PTUN
hanya
administrasi
dalam
praktek
Pemerintahan
di
perlindungan
hukum
terhadap
pejabat
hidup
dikenai
sanksi
administratif
berat
(pemecatan).
Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 87 UU
AP yang dinyatakan: Berlakunya Undang-Undang ini, maka
keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam
UU PTUN harus dimaknai sebagai:
a. penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di
lingkungan
eksekutif,
legislatif,
yudikatif,
dan
152
2.4.2.2.
153
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
154
154 Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Yogyakarta, FH-UII Press, 2004. hlm 49
155
Berlakunya
perlindungan
hukum
terhadap
DPR
perlindungan
hukum
kepada
DPR
156 Denny Indrayana, Indonesia Optimis, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2011. hlm. 9
156
2.4.2.3.
157
dari
instrumen
pemerintah.Instrumen
hukum
digunakan
adalah
peraturan
keputusan.
Perlindungan
hukum
yang
pemerintah
digunakan
yang
perundang-undangan
hukum
akibat
lazim
dan
dikeluarkannya
Urutan
Peraturan
Perundang-undangan,
yang
159
Rancangan
dilaksanakan
Perundang-undangan
Pemerintah
terhadap
baik
DPR
yang
mempunyai
melalui
dua
kemungkinan,
yaitu
peradilan
disamping
juga
kedudukan
hukumnya;
gugatan
tertulis
kepada
pengadilan
yang
ayat
(1)
setelah
mempertimbangkan
semua
162
157 Sjachran Basah, dalam Ridwan HR (Hukum Administrasi Negara). hlm. 291
163
Negara
maupun
warga
apabila
terjadi
perbuatan
aparatur
Pemerintahan,
diantaranya
memenuhi
syarat-syarat
birokrasi
modern.
negara
yang
memiliki
kecenderungan
UU MD3
Pejabat Pemerintah
Persamaan Hak
Pasal 27 ayat
(1) dan
Kekuasaan
Pemerintah
Negara Bab IIIBab VI
Pasal 4
s/d
Pasal 18
UU AP
Perlindungan
Hukum
Pasal 1
ayat (16),
ayat (18),
Pasal 6 ayat (1)
huruf i
Pasal 24 huruf f
Pasal 25 ayat (2)
Penyelesaian
hukum dan
Pemberian sanksi
UU PTUN
Perlindungan
Hukum
Pasal 48 ayat (1),
Pasal 53 ayat (1)
UU PP
Perlindungan
Hukum
Penyelesaian
hukum dan
Syarat Gugatan
Penyelesaian
Hukum
Pasal 5,
Pasal 6,
Pasal 7
huruf a dan b.
Pengaduan
Pasal 40,
Pasal 42,
Pasal 43,
Pasal 44
Pengajuan
Gugatan
Pasal 52,
Pasal 53
Persamaan Hak
Pasal 27 ayat
(1)
DPR
Mengenai DPR
Bab VII
Pasal 19 s/d
Pasal 22
Perlindungan
Hukum
Paragraf 2
Pasal 73,
s/d
Pasal 75
Perlindungan
Hukum
Pasal 224, Hak
Imunitas
Pasal 225, Hak
Protokoler
Pasal 226, Hak
Keuangan dan
Administrasi
167
Masyarakat
2.5.
Pasal 24 huruf f
Pasal 25 ayat (2)
Pasal 48,
Pasal 53 ayat (1),
(2), (3), Pasal 80
ayat (4).
Persamaan Hak
Pasal 27 ayat
(1)
SDA
yang
berbeda
dipertanggungjawabkan
dengan
atas
Responsibility
suatu
kewajiban,
berarti
dan
hal
yang
termasuk
dapat
putusan,
168
yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum,
sedangkan istilah responsibility merupakan suatu refleksi tingkah laku manusia.
Penampilan tingkah laku manusia terkait dengan kontrol jiwanya, merupakan
bagian dari bentuk pertimbangan intelektualnya atau mentalnya. Bilamana suatu
keputusan telah diambil atau ditolak, sudah merupakan bagian dari tanggung
jawab dan akibat pilihannya. Tidak ada alasan lain mengapa hal itu dilakukan
atau ditinggalkan. Keputusan tersebut dianggap telah dipimpin oleh kesadaran
intelektualnya159. Sebagai contoh menunjuk pada pertanggungjawaban politik160.
2.5.1. Responbility
Istilah pertanggungjawaban berasal dari kata tanggungjawab.
istilah responsibility ditujukan bagi adanya indikator penentu atas
lahirnya suatu tanggungjawab, yakni suatu standard yang telah ditentukan
terlebih dahulu dalam suatu kewajiban yang harus ditaati, serta saat
lahirnya tanggungjawab itu dalam arti responsibility menunjukkan suatu
standard perilaku dan kegagalan memenuhi standard itu dan Haltersebut
dikarenakan akuntabilitastidakhanyadititikberatkanpadapemenuhan
kewajibanoleh penerimatanggungjawabuntukmemenuhiaturanaturan
159 Masyhur Efendi, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional dan
Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 121.
169
170
prosedur-prosedur
manakah
yang
tidak
diperlukan. Akuntabilitas
menunjuk pada pada institusi tentang cheks and balance dalam sistem
administrasi.162
Akuntabilitas dibedakan dalam beberapa macam atau tipe. Jabra
dan
Dwi
Devi
sebagaimana
dijelaskan
oleh
Sadu
Wasistiono
administratif
atau
organisasi
adalah
163 Sadu Wasistiono, Desentralisasi, Demokratisasi dan Pembentukan Good Governance, dalam
Syamsudin Haris (Ed.),Desentralisasi & Otonomi Daerah, Jakarta: LIPI Press, 2005 hlm 7
171
Kaihatu
atau
172
173
BAB III
PENYALAHGUNAAN WEWENANG OLEH PEJABAT PEMERINTAHAN
DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PEMERINTAHANDAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
3.1.
tertentu.
Penyimpangan
terhadap
asas
ini
akan
melahirkan
tersebut
dapat
berimplikasi
terhadap
kerugian
negara
atau
perekonomian negara (kecuali untuk tindak pidana korupsi suap, gratifikasi, dan
pemerasan), Terdakwa mendapat keuntungan, masyarakat tidak dilayani, dan
perbuatan tersebut merupakan tindakan tercela. Khusus terhadap pasal-pasal
sebagai substansi regulasi-regulasi diantaranya seperti UUD 1945 KUH Pidana,
KUH Perdata penyimpangan terhadap ranah hukum administrasi negara seperti
UU AP (Administrasi Pemerintahan), UU PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara),
UU PP (Pelayanan Publik), UU Tipikor (Tindak Pidana Korupsi), yang
menyangkut penyelenggaraan administrasi negara yang dapat diprediksi adanya
bentuk-bentuk penyalahgunaan kewenangan.
3.1.1. Penyalahgunaan Wewenang Dalam Tindak Pidana Korupsi
Munculnya istilah penanganan tindak pidana korupsi bermula
hanya melalui ketentuan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (Peperpu) Nomor 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan
dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi yang mengisi kekosongan
hukum pada saat itu dan di sebut dengan Peraturan Pemberantasan
Korupsi 1960 sebagai dasar hukum yang berfungsi sebagai perangkat
hukum pidana tentang korupsi yang menggantikan Peraturan Kepala Staf
Angkatan Darat (KAS-AD) Nomor: Prt/Peperpu/013/1858. Undang175
166 Jean Rivero dan Waline sebagaimana dikutip oleh Indriyanto Seno Adji dalam Nur Basuki
Minarno, Penyalahgunaan Wewenang Dan Tindak Pidana Korupsi Dalam Pengelolaan Keuangan
Daerah, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Laksbang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm. 96 97.
177
kekuasaan
diskresi
tersebut
masih
dalam
koridor
178
rechtmatigheid
atau
dengan
berpedoman
pada
Algemene
(1).
Asas
Kepastian
Hukum;
(2).
Asas
Tertib
pemikiran
menurut
Phlipus
M.
Hadjon
yang
179
dalam
merupakan
ranah
salah
hukum
satu
privat
bentuk
penyalahgunaan
onrechtmatigedaad.
Unsur
menyalahgunakan
kewenangan,
180
181
182
ataupun
elemen
kewenangan
atau
jabatan
atau
183
dari
memberlakukan
aspek
prinsip
hukum
administrasi
pertanggungjawaban
negara
jabatan
yang
(liability
170 Putusan Badan Peradilan, Varia Peradilan, No. 223 Th. XIX. April 2004, hlm. 4.
184
adalah
penyalahgunaan
wewenang
yang
sewenang-wenang
merupakan
tindakan
yang
185
sarana
karena
jabatan
atau
187
a. berada
dalam
penguasaan,
pengurusan
dan
188
189
191
bertentangan
dengan
kepentingan
umum
atau
untuk
kewenangan
dalam
arti
menyalahgunakan
192
bagi
pemberantasan
korupsi,
khususnya
berkait
melawan
hukum
disebut
wanprestasi).
Pengertian
194
Pasal
53
Ayat
(2)
UU
PTUN
dengan
pengertian
195
secara optimal,
196
berdasarkan
sebuah Yurisprudensi
di
Prancis
disebabkan
adanya
175 Tjandra Sridjaja Pradjonggo, Sifat Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi Indonesia
Lawyer Club, Cet.IV, Surabaya, 2010. hlm.173.
198
melawan hukum materiil dalam fungsi positif, di samping sifat melawan hukum
formil dan materiil dalam fungsi negatif.176
Secara konsepsional didasarkan pada anggapan tercela karena tidak
sesuai dengan rasa adil sesuai norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat,
maka perbuatan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 serta menyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat. Berbeda dengan praktik peradilan,
kalangan akademisi umumnya justru menolak penerapan ajaran melawan hukum
materiil dalam fungsinya yang positif. menyatakan: pandangan mengenai
melawan hukum materiil hanya mempunyai arti memperkecualikan perbuatan
yang meskipun termasuk dalam rumusan undang-undang dan karenanya
dianggap sebaga perbuatan pidana. Jadi suatu perbuatan yang dilarang undangundang dapat dikecualikan oleh aturan hukum tidak tertulis sehingga tidak
menjadi perbuatan pidana. Biasanya inilah yang disebut sebagai fungsi negatif
dari ajaran melawan hukum materiil. Fungsinya yang positif yaitu walaupun
tidak dilarang undang-undang tetpi oleh masyarakat perbuatan itu dipandang
tercela dan dengan itu perlu menjadikannya perbuatan pidana tidak mungkin
dilakukan menurut sistem hukum kita mengingat bunyi pasal 1 ayat (1) KUHP.
Tidak ada ahli hukum pidana yang dapat membenarkan penerapan ajaran
melawan hukum materiil dalam fungsinya yang positif. dinyatakan oleh prof.
Indiyanto Seno Adji yang menyatakan: bagi pandangan materiil, ditemukan
199
200
Belanja
Anggaran
Bansos
2009
pencairannya
Kota
yang
Bandung
sudah
adalah
Tahun
terealisasi
sebesar
Rp
pencairan
maupun
penggunaan
201
Keuangan
Negara
dikelola
efesien,
ekonomis,
efektif,
(a)
Bendahara
melaksanakan
Pengeluaran
pembayaran
dari
uang
diterbitkan
oleh
Pengguna
kebenaran
yang
tercantum
perhitungan
dalam
tagihan
perintah
pembayaran;
3) menguji
ketersediaan
dana
yang
bersangkutan.
202
terbukti
adanya
kerugian
keuangan
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
dari
Koperasi
Pemko
Bandung
203
3. Herry
Nurhayat sebesar Rp
50.000.000,00
dkk
sebesar
Rp
4.526.000.000,00
Tejo
Cahyono
mengurusan
Perkara
Tejo
Cahyono
untuk
mencari
informasi
Jl.
Suropati
No.
47
Bandung
dan
204
ringan
atau
setidaknya
menguatkan
Tipikor
pada
Pengadilan
Tinggi
dana
Bansos
Pemko
Bandung
ditetapkan
yang
terdiri
susunan
atas:
Majelis
Wiwik
Hakim
Widiastuti
03/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
04/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
205
3. Nomor:
05/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
06/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
07/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
08/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
09/Tipikor/2013/PT.Bdg
tanggal
14
Pasti
206
Penyimpangan
Dana
Bansos
Pemko
dalam
tingkat
Banding,
yang
kemudian
Herry
seluruhnya
sejumlah
Rp
oleh
menyampaikan
Setya
rasa
Budi
Tejo
kecewanya
yang
setelah
207
Dada
Rosada,
yang
mana
dalam
tanggal
dihubungi
oleh
20
Toto
Februari
2013,
menanyakan
Herry
mengenai
perkara
Dada
memberitahukan
banding
Rosada
sebagaimana
sebelumnya
bahwa
akan
dan
dilakukan
pada
tgl
21
Februari
2013,
208
Edi
Siswadi
dan
Toto
Hutagalung.
Dalam
agar
menyiapkan
uang
yang
akan
juta
Rupiah)
dan
oleh
karena
Herry
tanggal
memerintahkan
25
Pupung
Februari
Hadijah
2013
Herry
menyerahkan
diantaranya
kepada
Toto
Hutagalung
tinggi"
yang
menurut
Toto
209
berita
itu
kepada
Dada
Rosada
Cahyono
menguhungi
Toto
Hutagalung
sejumlah
perkaranya.
Atas
Purnamiwulan
uang
untuk
permintaan
tsb,
pengurusan
CH.
Kristi
miliar
Rupiah)
dengan
rincian
untuk
Rupiah)
dan
sisanya
Rp.
100.000.000,-
210
Bandung.
Toto
menyampaikan
dan
Laporan
Hasil
Audit
Kerugian
S,
selanjutnya
Toto
menyampaikan
211
luar
kantor
kemudian
Setya
Budi
pertemuan
tersebut,
tanggal
27
sebagai
atas
uang
nama
pengurusan
Rochman
perkara
dkk
untuk
28
Februari
2013,
Toto
212
muncul
kesepatakan
pengurusan
dkk
lansung
berhubungan
dengan
Serefina
mengenai
pengurusan
ijin
213
Villa
di
rencananya
Kampung
akan
Ciwaru
diserahkan
Bandung,
kepada
yang
Majelis
ratus
juta
Rupiah)
Kemudian
Herry
214
Serefina
di
PT
Bandung
menanyakan
tambahan
dana
dalam
pengurusan
perkara banding tsb menjadi Rp. 1.500.000.000,(Satu miliar lima ratus juta Rupiah) dengan alasan
untuk banyak orang yang akan diurus, kemudian
permintaan Pasti Serefina tsb oleh Setya Budi
disampaikan kepada Toto untuk diberitahukan
kepada Dada Rosada.
Tanggal 4 Maret 2013 di Hotel Bumi Asih-Jaya
Bandung dilakukan pertemuan antara Toto, Setya
Budi dan Pasti Serefina, dalam pertemuan tsb Toto
memberikan surat persetujuan peningkatan klas
Hotel Bumi Asih Jaya kepada Pasti Serefina yang
kemudian
dilanjutkan
acara
hiburan
karaoke
bersama.
Tanggal 5 Maret 2013, Toto menghubungi
Herry yang menanyakan mengenai uang sebesar
Rp. 500.000.000,- (Lima ratus juta Rupiah) untuk
diserahkan kepada Pasti Serefina S dan dijawab
215
uangnya
sudah
memerintahkan
tersedia.
Tri
Selanjutnya
Rahmawati
staf
Herry
DPKAD
kepada
kwitansi
berisi
tinggi
Jawa
Asep
tanda
keterangan untuk
Barat"
menyerahkannya
menyerahkan
dengan
uang
"pengadilan
kemudian
kepada
Toto
terima
setelah
tersebut,
Asep
Herry
kemudian
Serefina.
memberikan
Dalam
uang
pertemuan
sebesar
Rp.
itu,
Toto
500.000.000,-
itu
Toto
meminta
Dada
Rosada
agar
216
memerintahkan
Herry
segera
merealisasikan
nama
Rochman
dkk
sebesar
Rp
217
yang
kasus
posisi
di
atas
maka
pidana
korupsi
penyalahgunaan
dana
218
Subsidair
1. Terdakwa terbukti melanggar Pasal 13 UU PTPK Jo. Pasal
64 ayat (1) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana.
2. Terdakwa Pasal 5 ayat (1) huruf a UU PTPK Jo. Pasal 64
ayat (1) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
219
Memohon
kepada
majelis
hakim
agar
Majelis
Hakim
untuk
menghukum
tidak
pemerintah
mendukung
dalam
program
pemberantasan
korupsi.
tidak
memberikan
mengingkari
melanggar
sumpah
pakta
contoh
baik
jabatan
dan
integritas
yang
ditandatanganinya sendiri.
3. Perbuatan
Terdakwa
dalam
pemberian
220
menyatakan:
Menimbang:
1. Bahwa
Dada
Rosada
telah
melanggar
bersama
terdakwa
lain
terbukti
221
kasus
korupsi
dana
bantuan
sosial
di
Majelis
penuntut
Hakim
umum
menilai
mengenai
ttuntutan
hal
yang
Dada
Rosada
mengakui
segala
ini
terdakwa
telah
menjabat
terdakwa
adalah
bahwa
Nepotisme
program
pemerintah
dan
tidak
yang
membantu
tengah
gencar
memberantas korupsi.
d. Putusan Hakim
222
dalam
perkara
Penyalahgunaan
Dana
yang
dilakukan
secara
bersama-sama
dan
berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Dada Rosada
berupa pidana penjara selama: 10 (sepuluh) tahun,
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dan
pidana denda sebesar Rp. 600.000.000,-. (Enam ratus juta
Rupiah);
3. Subsidiair 3 (tiga) bulan, dengan perintah supaya terdakwa
tetap dalam tahanan.
e. Analisis Putusan
223
Pengadilan
Tindak
Pidana
Korupsi
di
Rosada
adalah
tindak
pidana
berupa
pernah
disumbangkan
terdakwa.
224
Jika
perkembangan
memperhatikan
peradilan
sangat
dinamika
disayangkan
oleh
KPK
karena
hakim
tipikor
yang
dan
bekerjasama
dengan
lembaga
ketentuan
regulasi
khususnya
perbuatan
mengecewakan
saat
korupsi,
namun
sangat
diketahui
Dada
Rosada
225
melakukan
tindakan
tersebut
dan
termasuk
Bandung,
bahkan
ikut
berperan
aktif
citra
aparatur
pemerintahan
yang
Diperlukan
Regulasi
terkait
Sistem
at
Cost,
kedua
Perbaikan
Kejaksaan
untuk
mewujudkan
kejaksaan
terutama
dalam
Regulasi
independensi
Pemberantasan
Kepolisian,
keempat
memperbanyak
226
saja,
kelima
butuh
peran
lembaga
penegak
dalam
sebagai
pelaksana
memberikan
pelayanan
perlindungan
3.2.1.2.
178
J Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah Suatu Solusi Dalam Menjawab
Kebutuhan Lokal dan Tantangan Global. PT Rineka Cipta, Jakarta, 2007. hlm 24
179
http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/301dc187df6faba9b96d9abde1761e44, Putusan dengan
Topik: Mahkamah Agung Nomor 1616 K/Pid.Sus/2013 Tahun 2013
Angelina Patricia Pingkan Sondakh diakses pada tanggal 15 Januari 2015
227
a. Kasus Posisi
Angelina
Desember
Sondakh
1977.
Dia
lahir
di
dikenal
Australia,
sebagai
28
Puteri
sebelumnya
yang
banyak
Duta
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
karir
politiknya
melalui
Partai
Republik
Indonesia
pada
pemilu
2004.
228
Perempuan.
Angie
kembali
ikatan
menjadi
pernikahan.
mualaf
ini,
pada
Angie
yang
telah
akhir
2008
telah
diberi
nama
Kebahagiaan mereka
Keanu
Jabaar
Massaid.
dunia.
Sepeninggalan
suaminya,
229
Angelina
Patricia
Pingkan
penghubung
bernama
Mindo
Muharam,
Sekretaris
Kementrian
230
Atlet
SEA
Games
di
Palembang,
tersangka
karena
disebut
menerima
231
Nazar
dalam
persidangan
pengakuannya
mengungkapkan
bahwa
di
Angie
Rp
(delapan)
Miliar
Rupiah
juga
Angelina
memberikan
Sondakh
telah
kesaksian
bahwa
menerima
uang
10
(sepuluh)
Miliar
Rupiah
pelicin
segera
ke
Banggar
turun.
DPR
Sementara
agar
itu,
232
Sondakh mendatangi
kantor
adik
Condrodiningrat
pemeriksaan
iparnya,
(Mudji).
pertama
Tjandra
Dia
Mudji
menjalani
terkait
kasus
jam
sebagai
saksi
dalam
kasus
yang
melibatkan
tersangka
Muhammad Nazarudin.
-
233
bahwa
dirinya
tidak
memiliki
dengan
tersangka
Manulang.
Angie
lain,
Mindo
mengaku
234
setelah
menjalani
pemeriksaan
menahan
setelah
Alasan
surat
pehananan
keterlibatan
dalam
penahanan
Angie
dikeluarkan.
didasari
dugaan
suap
adanya
dalam
235
Angelina
Sondakh
menjalani
Nasrullah,
pengacara
mengungkapkan
bahwa
Angelina
kliennya
KPK
melakukan
penahanan
karena
itu,
KPK
memutuskan
236
dengan
dalam
penggiringan
terdakwa
kasus
anggaran
Angelina
dugaan
di
korupsi
Kemenpora
dan
memberikan
kesaksian
yang
lain,
seperti
Kementrian
Kesehatan,
237
Kementrian
Agama,
Perhubungan.
Rosa
dan
juga
Kementrian
mengungkapkan
Pondok
Bambu,
Desember
2011.
Dewan
Perwakilan
Rakyat,
Pemberian
imbalan atau
tersebut
fee atas
jasa
merupakan
Angie dalam
September
2012,
uang
imbalan
238
untuk
diserahkan
kepada
Angie
rangka
pengurusan
proyek
diawali
komunikasi
Angie
Uang
miliaran
rupiah
Permai
tersebut
dimasukkan
kardus
berwarna
putih
dan
dari
ke
Grup
dalam
coklat
lalu
239
diantarkan
staf
Grup
Ambasador
untuk
Permai
diserahkan
ke
ke
Mall
Angie
melalui Jefri.
4) Pada
Mei
2010,
Grup
Permai
keperluan
anggaran
APBN
universitas.
2010
Uang
terkait
tersebut
di
daerah
sekitar
Senayan,
Jakarta Selatan.
6) Pada 5 Mei 2010, dikeluarkan lagi uang dari
kas Grup Permai sebanyak dua kali, yakni
Rp 2 miliar pada pagi hari dan Rp 3 miliar
pada
sore
hari.
Pengeluaran
kas
Grup
(Pokja)
Anggaran
Komisi
dan
240
Rp
miliar
untuk
kepengurusan
Grup
Permai.
Pada
pagi
hari
dua
kali,
Serikat)
sebagai
pembayaran
terkait
kepengurusan
proyek
14
Oktober
2010,
Grup
Permai
kurir
242
11)
Pada
26
Oktober
2010,
kembali
letusan
gunung
Merapi,
daerah
huruf
Jo.
Pasal
18
Undang-Undang
243
menjeratnya,
Kejaksaan
Negeri
sebagaimana
menetapkan
tuntutan
politisi
dan
Wisma
Atlet
SEA
Games.
Steleh
Pidana
terhadap
terdakwa
244
2. Menjatuhkan
pidana
tambahan
membayar
pengadilan
satu
bulan
memperoleh
setelah
kekuatan
Kemudian
karena
belum
menemukan
245
diajukan
oleh
Terdakwa
yang
mana
Negeri
Jakarta
Pusat,
Hingga
ke
Tinggi)
jo
putusan
Judex
Facti
yuridis
dan
dalam
menerapkan
bahwa
atas
alasan-alasan
246
Anggaran
Kemendiknas
agar
Nilai
permintaan
Anggarannya
Permai
sesuai
Grup
lalu
dengan
Terdakwa
oleh
karena
alasan-alasan
bersifat
penghargaan
tentang
suatu
kasasi,
dalam
pemeriksaan
pada
karena
pemeriksaan
pada
suatu
peraturan
hukum
tidak
hukum
atau
diterapkan
247
mengadili
tidak
ketentuan
Undang-Undang
Pengadilan
dilaksanakan
telah
menurut
dan
apakah
melampaui
batas
bahwa
berdasarkan
dengan
hukum
dan/atau
bahwa
namun
demikian
Agung/Pembaca
(Prof.
Dr.
248
jumlah
uang
yang
diterima
tiga
ratus
tiga
puluh
ribu
Dollar
karena
penilaian
judex
hasil
facti
berdasarkan
pembuktian
serta
Terdakwa
sebesar
penjatuhan
hukuman
tambahan
Pemberantasan
Korupsi
Republik
Judex
Facti
tidak
salah
249
mempertimbangkan
hukuman
yang
dijatuhkan;
c. Bahwa oleh karena itu Hakim Ad. Hoc
Tipikor pada Mahkamah Agung (Prof. Dr.
Mohammad
Askin,
SH)
berpendapat
Umum
pada
Komisi
putusan
judex
facti
setimpal
dengan
perbuatan
sebagaimana
didakwakan dalam
belas)
tahun
dan
denda
Rp
dibayar
kurungan
diganti
selama
dengan
pidana
(delapan)
bulan,
250
dengan
uang
pengganti
conform
judex
facti;
Menimbang, bahwa oleh karena terjadi
perbedaan pendapat dalam Majelis dan telah
diusahakan dengan sungguh-sungguh tetapi
tidak tercapai mufakat, maka sesuai Pasal 182
ayat
(6)
KUHAP,
bermusyawarah
dan
Majelis
setelah
diambil
keputusan
kasasi
dari
Pemohon
Kasasi
kasasi
bahwa
oleh
karena
dari
Pemohon
Kasasi
Kasasi
II/Terdakwa
dinyatakan
pada
semua
tingkat
peradilan
251
dibebankan
kepada
Pemohon
Kasasi
II/Terdakwa;
Memperhatikan Pasal 12 a jo Pasal 18
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo
No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1)
KUHP, Undang-Undang No.48 Tahun 2009,
Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1981 dan
Undang-Undang
sebagaimana
Nomor
yang
Undang-Undang
14
telah
No.5
diubah
Tahun
perubahan
kedua
dengan
Nomor
Tahun
2009
Tahun
1985
dengan
2004,
dan
Undang-Undang
serta
peraturan
d. Putusan Hakim
Putusan
Mahkamah
Agung
Putusan
252
permohonan
kasasi
dari
Komisi
Pemberantas
Tindak
Pidana
putusan
Pengadilan
Tindak
Tindak
Pidana
Korupsi
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Pusat
54/Pid.B/TPK/2012/PN.JKT.PST.
pada
Nomor
tanggal
10
Januari 2013.
Mengadili Sendiri:
1. Menyatakan
Terdakwa
Angelina
Patricia
253
ketentuan
jika
Terpidana
tidak
bulan
sesudah
putusan
Pengadilan
harta
yang
mencukupi
untuk
254
4. Menetapkan
masa
penahanan
yang
telah
e. Analisis Hukum
Memperlihatkan bahwa hasil putusan yang
dikenakan
berdasarkan
pelanggaran
terhadap
Artidjo
menghilangkan
Alkostar,
kejahatan
diapresiasikan
terhadap
dapat
kerugian
255
legal
justice
yang
sekiranya
dapat
nondoktrinal,
sehingga
penulis
secara
filosofis
Pancasila
dan
tetap
berpedoman
Pembukaan
Undang-
256
staats
fundamental
sebagai
sesuatu
yang
sakral
3.2.2.
3.2.2.1.
180
Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, Kompas, Jakarta, 2006. hlm. 22
181
http://www.kompasiana.com/rezaazhar/selembar-potongan-kiswah-kpk-membawa-sda-kepenjara-eksepsi-sda-updated_55ed6a754ef9fdb3122b1fd6 dengan Topik: Selembar Potongan Kiswah
Suryadharma Ali ke Penjara Eksapsi Suryadharma Ali tidak diterima, di akses tanggal 28 Januari 2016
257
dalam
perjalanan
haji,
Ketua
PPATK
258
Menteri
Agama
Suryadharma
Ali
terkait
tersangka
berdasarkan
bukti-bukti
adanya
Majelis
menyatakan
Hakim
eksepsi
atau
Aswijon
keberatan
saat
dari
Mengadili,
terdakwa
260
Amirul
Hajj
tidak
sesuai
ketentuan.
261
Sebagai
Suryadharma.
tersangka,
"Saya
terhina.
saya
(dalam
terhempas,"
kata
Pledoinya)
yang
262
tidak
diperkaya
atau
diuntungkan
dalam
mencantumkan
tempus
dan
locus
delicti,
serta
sebagaimana
ditentukan
dalam
KUHAP
dan
sepotong
kiswah
tidak
mempunyai
nilai
filosofis, adat istiadat, dan agama. Kalau agama tidak lagi jadi
pertimbangan, hapus saja Pancasila," tandasnya, adapun
benang merah Pledoi yang diberikan oleh Suryadharma Ali
adalah sebagai berikut:
Perbuatan Terdakwa bersama-sama dengan kawan
peserta lainnya tersebut telah memperkaya terdakwa sejumlah
Rp. 1.821.698.840. (satu miliar delapan ratus dua puluh satu
juta enam ratus sembilan puluh delapan ribu delapan ratus
empat puluh Rupiah) dan 1 (satu) lembar potongan Kiswah.
Bahwa Akibat Perbuatan Terdakwa telah merugikan
keuangan Negara sejumlah Rp. 27.283.090.068,02 (dua puluh
tujuh miliar dua ratus delapan puluh tiga juta sembilan puluh
ribu enam puluh delapan Rupiah dan dua sen) dan SR.
17.967.405.00 (tujuh belas juta sembilan ratus enam puluh
tujuh ribu empat ratus lima Riyal Saudi) atau setidak-tidaknya
sejumlah itu sebagaimana Laporan Perhitungan Kerugian
Negara
dari
Badan
Pengawas
Keuangan
(BPK)
dan
Saudi Apakah
yang
dimaksud
dengan
dapat
Saudi?
Saya
mengartikannya
dengan
(dua)
berhaji
saja.
Orang
tersebut
menjadi
petugas,
teknis
penyelenggaraan
Ibadah
haji.
yang
mereka
lakukan.
Apakah
Amirul Hajj. Saya tidak tahu tentang hal itu. Semua yang
mengatur perjalanan Menteri Agama RI dan pembiayaannya
adalah tanggungjawab Sdr. SAEFUDDIN A. SYAFII. Dia
tidak boleh mempergunakan yang tidak dialokasikan. Saya
selaku Menteri memiliki anggaran perjalanan dinas sendiri
yang semestinya bisa dipergunakan. Yang Mulia, orang-orang
yang disebuut pada huruf a, c, d, e dan f secara protokoler
adalah orang-orang yang melekat pada menteri baik pada hari
kerja maupun pada hari libur, kecuali Menteri menghendaki
lain. Hal ini juga tidak tepat bila orang-orang yang disebut
pada poin a, b, c, d, e dan f telah mengakibatkan kerugian.
Mereka memang harus mendapat bayaran sesuai dengan
ketentuan.
Yang
menggelembungkan
Mulia,
Saya
harga-harga,
juga
merugikan
didakwa
Negara,
miliar delapan ratus dua puluh satu juta enam ratus sembilan
puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh Rupiah) angka
itu sangat bisa dijelaskan duduk persoalan yang sebenarnya.
Bahwa uang itu berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), tidak ada pada Menteri selaku Pengguna
Anggaran (PA). Teknis penggunaan uang tersebut sepenuhnya
berada
ditangan
dan
tanggungjawab
Kuasa
Pengguna
274
Membayar pengobatan anak Terdakwa sejumlah 12.435.000,(dua belas juta empat ratus tiga puluh lima ribu rupiah).
Terdakwa dalam Pledionya dahulu menjabat sebagai
Menteri Agama mengaku memperoleh asuransi kesehatan
VVIP dan istri Saya sebagai Anggota DPR RI juga memiliki
kartu asuransi VVIP, jadi tidak masuk akal bila Saya minta
dibayarkan biaya pengobatan anak Saya pakai uang DOM.
Membayar biaya pengurusan visa, membeli tiket pesawat,
pelayanan di bandara, transportasi dan akomodasi untuk
Terdakwa dan akomodasi untuk Terdakwa, keluarga dan
ajudan Terdakwa ke Australia, diantaranya untuk mengunjungi
anak Terdakwa yakni Sherlita Nabila yang sedang menempuh
pendidikan di Australia sejumlah Rp. 226.833.050,00 (dua
ratus dua puluh enam juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu
lima puluh rupiah); Saya tidak pernah pergunakan uang DOM
untuk keperluan biaya liburan Saya dan Keluarga di dalam
maupun di luar negeri. Bukankah KPK telah menyita dan
Penuntut Umum KPK telah mengetahui dokumen pembayaran
tiket oleh Saya untuk keluarga Saya pada saat pergi haji yang
oleh media di gembar-gemborkan pakai uang Negara. Bila
Saya punya watak mengunakan uang DOM untuk biaya tiket
dan liburan Saya beserta kelurga, maka itu akan Saya lakukan
pada setiap perjalanan liburan Saya di dalam maupun luar
275
Terdakwa
bernama
Titin
Maryati
sejumlah
puluh lima juta enam ratus delapan puluh lima ribu Rupiah).
Hal itu sama sekali tidak menyalahi aturan karena memang
untuk kelancaran tugas-tugas menteri. Saya tidak pernah
membaca surat yang menjabarkan, yang memberi batasan atau
kriteria atas Peraturan Menteri Keuangan No. 3/PMK.06/2006,
tentang Dana Operasional Menteri/Pejabat Setingkat Menteri.
Yang Mulia, penilaian Penuntut Umum KPK tentang adanya
kerugian negara dalam penggunaan DOM adalah merupakan
penilaian subyektif tanpa landasan hukum, yang apabila hal ini
diterapkan maka semua Menteri SBY akan bersalah dan
didakwa
korupsi.
Dakwaan
Penuntut
Umm
tentang
(KPA)
yang
membiarkan
Pejabat
Pembuat
Akibatnya
Menteri
Keuangan
Bambang
279
20/PMK.06/2006
Tentang
Dana
Operasional
menyayangkan
dakwaannya
tidak
Penuntut
menyinggung
Umum
sama
KPK
dalam
sekali
apalagi
sebesar
zarahpun
untuk
menyalahkan
apalagi
maaf
yang
sebesar-besarnya
apabila
dalam
pertimbangan-pertimbangan
Majelis
hakim
mengajukan
nota
keberatan
yang
antara
lain
menurut
Konstitusi
hakim
pada
24
berdasarkan
Oktober
putusan
2012
yang
kepentingan
pribadi
dan
keluarganya,
termasuk
287
182
Leslie Palmer, The control of bureaucratic corruption: case study in Asia, Delhi, Allied, 1985. p.19
288
yang
memaknai
secara
sempit
frasa
dengan
menyadari
kesalahan-kesalahan
dan
stagnasi
dalam
berpikir
dan
berhukum
untuk
289
"Pemikiran
seperti
itu
secara
langsung
korupsi
hanya
dipandang
sebagai
perbuatan
dapat
menjangkau
tindak
pidana
korupsi
yang
sehingga
dapat
merugikan
keuangan
dan
290
Majelis
Hakim
Tindak
Pidana
Korupsi
3.2.2.2.
Tugas
(Plt)
Gubernur
itu
pertama
kali
itu,
Pemerintah
Provinsi
DKI
mengaku
telah
183
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/11/24/09300481/Menelisik-Peran-Ahok-dalam-KasusPembelian-Lahan-RS-Sumber-Waras dengan tema: Menelisik Peran Ahok dalam Kasus Pembelian
Lahan RS Sumber Waras, diakses pada tanggal, 24 November 2016.
292
28
Oktober
2015,
Ahok
menyampaikan
permintaan
Komisi
Pemberantasan
Korupsi
(Ahok)
bila
direalisasikan
maka
menjadi
298
menyalahgunakan
sarana,
artinya
kewajiban
dan
kewenangannya.
Terminologi
mengenai
kedudukan
tertentu
akan
memiliki
wewenang,
yayasan
menyerahkan
akta
pelepasan
hak
dalam
pertanggungjawaban
penguasaan,
pengurusan
BUMN/BUMD,
yayasan,
dan
badan
301
b. Perekonomian
Negara,
yang
dimaksud
dengan
perundang-undangan
memberi
yang
manfaat,
berlaku
yang
kemakmuran,
dan
DKI
juga
merekomendasikan untuk
tidak
tegas
pembatalan
di
mana
hanya
pembelian lahan.
302
dikatagorikan
melakukan
tindakan
pidana
atas
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
A.Z. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan Kedua, Diapit Media, Jakarta,
2002.
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986.
Abdul Wahi Selayan dan Ahmad Fauzi Ridwan, Pengertian Umum, Cet.I. Bab I,
Tata hukum Indonesia, Bintang, Medan, 1960.
Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Edisi
Pertama, Cetakan Ke-II, Bayumedia, Malang (JATIM). 2005.
Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi, Yogyakarta, FH-UII Press, 2004.
304
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2003.
C.F. Strong, Modern Political Constitution, The English Language Book Society
and Side Wick & Jackson Limited, London, 1965.
CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989.
Denny Indrayana, Indonesia Optimis, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2011.
E. Sumaryno, Etika dan Hukum (Relevansi Teori hukum Kodrat Thomas
Aquinas), Kanisius Yogyakarta, 2002.
E. Utrecht II, Pengantar Hukum Adminstrasi Indonesia, Ichtiar . Jakarta, 1987.
F.X. Adji Samekto, dkk, Hukum Birokrasi dan Kekuasaan di Indonesia,
Semarang: Walisonngo Research Institute (WRI), 2001.
H. A. Muin Fahmal, Peran Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Layak Dalam
Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, penerbit Kreasi Total Media,
Yogyakarta, 2008.
H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada
Penelitian Disertasi dan Tesis, Rajawali Pers, Jakarta, 2014.
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka,
Jakarta, Tanpa Tahun.
Indriyanto Seno Adji, Korupsi, Kebijakan Aparatur Negara dan Hukum Pidana,
Diadit Media, Jakarta, 1997.
Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, Buku I, Sinar Harapan, Jakarta, 1993.
305
306
Cetakan Kedua
, Pradnya
Dinamika
Penyusunan
Hukum
Hak
Asasi
Manusia
Farida
Indriati
Soeprapto,
Ilmu
Perundang-undangan,
Kanisius,
Yogyakarta, 1998.
Martins, Jr (ed). Professional Stan- dards and Ethics, Washington, DC: ASPA
Publisher, 1979.
Marwan Effendi, Kejaksaan RI dalam Perspektif Hukum dan Implikasinya,
Gramedia, Jakarta, 2005.
Masyhur Efendi, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum
Nasional dan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994.
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
________
Muladi, Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1997.
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, Cetakan Pertama, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002.
O.C. Kaligis, Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi Tersangka, Terdakwa, dan
Terpidana Dalam Sistem Peradilan Pidana, Alumni, Jakarta, 2006.
307
Indonesia
(Introduction
To
The
Indonesian
Wibawa,
Reformasi
administrasi:
Bunga
Rampai
Pemikiran
Satochid Kartanegara, Kumpulan Catatan Kuliah Hukum Pidana II, disusun oleh
Mahasiswa PTIK Angkatan V, Tahun 1954-1955.
Schaffmeister, D.et.all, 1995, Hukum Pidana. Yogyakarta, Liberty, 1995.
Setiyono, Kejahatan Korporasi, Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, Averroes Press, 2002.
SF, Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di
Indonesia, Yogyakarta FH UII Press, 2011.
Subekti, Pokok Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1989.
Sudikno Mertokusumo, Hukum Administrasi Negara, karya Ridwan HR, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 2007.
309
Bandung, 2003.
WJ.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
1983.
B. Data Lain
Asep Warlan, Materi Acara Sosialisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan, Di Hotel Prima Resort Kuningan
Tanggal 22 Oktober 2015.
C.J.N. Versteden. Inleiding Algemeen Besmursrecht. Alphen aan den Rijn,
Samson, HD., Tjeenk Willink, 1984.
F.A.M. Stroink dan J.G, Steenbeek. Inleiding in het staat-en Administratief Recht.
Alphen aan den Rijn: Samson HD. Tjeenk Willink, 1985.
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York, Russel and Russel, 1971.
Philipus Mandiri Hadjon. Diktat Orasi Ilmiah dengan topik Fungsi Normatif
Hukum Administrasi dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih,
Universitas Airlangga, Surabaya, 10 Oktober 1994.
310
dengan
Topik:
Selembar
311
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/11/24/09300481/Menelisik-PeranAhok-dalam-Kasus-Pembelian-Lahan-RS-Sumber-Waras
dengan
312