A. PENDAHULUAN
Filsafat dalam arti sebagai proses adalaha ilmu yang koheren tentang seluruh
kenyataan. Objek materianya adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada.
Dari sini tampak betapa luasnya bidang kajian filsafat itu.
Masalah filsafat hukum pada era pra-jaman modern antara lain tentang tujuan
hukum, hubungan hukum dengan kekuasaan, apa sebab orang menaati hukum.
Adapun masalah filsafat hukum deawasa ini telah jauh berkembang, sehingga
meliputi pula masalah-masalah seperti hak asasi manusia, hak milik, tanggung
jawab, dan peranan hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat.
Dalam hal ini, tidak berarti masalah-masalah filsafat hukum pra-jaman modern
tersebut tidak lagi dibicarakan pada saat ini. Masalah keadilan, misalnya, tetap
menjadi masalah aktual sampai saat ini. Salah satu buktinya adalah munculnya
teori-teori baru tentang keadilan, antara lain diungkapkan oleh John Rawls.
B. KEADILAN
Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan
sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum. Telah disebutkan sebelumnya,
bahwa tujuan hukum memang tidak hanya keadilan, tetapi juga kepastian
hukum, dan kemanfaatan. Contoh ini ditunjukkan antara lain seorang hakim
indonesia, Bismar Siregar (1989:4) dengan mengatakan, “Bila untuk
menegakkan keadilan saya korbankan kepastian hukum, akan saya korbankan
hukum itu. Hukum hanya sarana, sedangkan tujuannya adalah keadilan.
Demikian pentingnya keadilan ini. Lalu, keadilan itu sendiri apa
sesungguhnya ?
Aristoteles menyatakan bahwa kata adil mengandung lebih dari satu arti. Adil
dapat berarti menurut hukum, dan apa yang sebanding, yaitu yang semestinya.
Disini ditunjukkan, bahwa seseorang dikatakan berlaku tidak adil apabila orang
itu mengambil lebih dari bagian yang semestinya. Orang yang tidak
menghiraukan hukum juga tidak adil, karena semua hal yang didasarkan kepada
hukum dapat dianggap sebagai adil (Tasrif, 1987: 97).
Filsuf Hukum Alam, Thomas Aquinas, membedakan keadilan atas dua
kelompok, yaitu keadilan umum (justitiageneralis) dan keadilan khusus.
Keadilan umum adalah keadilan menurut kehendak undang-undang, yang harus
ditunsikan demi kepentingsn umum. Beberapa penulis (seperti Notohamidjojo,
1975: 86) menyebutksn nama lain keadilan ini dengan keadilan legal.
Selanjutnya, keadilan khusus adalah keadilan atas dasar kesamaan atau
proporsionalitas. Keadilan khusus ini dibedakan menjadi : (1) keadilan
distributif , (2) keadilan komutatif dan (3) keadilan vindikatif.
Keadilan selanjutnya berasal dari John Rawls, teori Rawls sendiri dapat
dikatakan berangkat dari pemikiran Utilitarianisme. Rawls berpendapat perlu
ada keseimbangan antara kepentingan bersama. Bagaimana ukuran dari
keseimbangan itu harus diberikan, itulah yang disebut dengan keadilan.
Keadilan merupakan nilai yang tidak dapat ditawar-tawar karena hanya dengan
keadilanlah ada jaminan stabilitas hidup manusia.
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak
lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Pada tahun 1215 ditandai lahirnya Magna Charta, Pada tahun 1776 adanya
Revolusi Amerika
Pada tahun 1789 adanya Revolusi Perancis, Pada tahun 1918 dibawah pimpinan
Lenin yaitu adanya Revolusi Bolshewik di Rusia, Franklin D. Roosevelt dalam
bukunya the Four Fredooms (1882-1945)
Keterkaitan HAM dengan PBB dan Hukum Indonesia . Yang tercantum dalam
Universal Declaration of Human Rights PBB ternyata telah dimuat dengan
baik dalam rumusan Pembukaan UUD 1945. Secara Konstitusional, Indonesia
mengakui adanya HAM. Dengan demikian, Deklarasi PBB tahun 1986,
menyatakan hak asasi manusia merupakan tujuan (end) sekaligus sarana
(means) pembangunan.
D. HAK MILIK
Roscoe Pound (1961: 108) menyatakan, bahwa hukum milik dalam arti
paling luas mencakup milik yang tidak berwujud (incorporeal property) dan
doktrin yang sedang tumbuh untuk melindungi hubungan ekonomi yang
menguntungkan.
Macpherson (1989: 2-3), ada dua kekeliruan penggunaan istilah (hak)
milik. Pertama, umum mengartikan milik sebagai harta benda. Ini berbeda
dengan para filsuf, ahli hukum, dan ahli teori sosial dan politik, yang
mengartikan milik sebagai hak. Kedua, milik diidentikkan dengan milik
pribadi, suatu hak perorangan yang eksklusif hak seorang untuk
menyampingkan yang lain dalam menggunakan dan memanfaatkan susuatu.
Kedua penggunaan yang keliru itu, menurutnya, saat ini terasa usang dan
rupanya memang akan usang.
Macpherson adalah apakah hak milik itu identik dengan hak pribadi?
Macpherson mengatakan, (sejak jaman Yunani kuno) Aristoteles sudah
menyabutkan adanya dua macam sistem milik. Pertama ia menyatakan
bahwa semua barang dipunyai secara bersama, dan yang lain secara
perorangan. Diluar dua sistem itu, ia menyebutkan pula sistem campuran
yang menyatakan bahwa tanah adalah milik umum, tetapi hasil pertanian
adalah bersifat pribadi. Bila hasil pertanian itu adalah milik umum, tanahnya
adalah milik pribadi.
Hukum dalam konsep Mochtar tidak diartikan sebagai “alat” tetapi sebagai
“sarana” pembaruan masyarakat. Pokok – pokok pikiran yang melandasi konsep
tersebut adalah :
1. Mereka yang percaya harus ada kontinuitas perkembangan hukum dari yang
lalu (kolonial) ke yang
b. Sulistio
2. Mereka yang percaya bahwa hukum nasional harus berakar dari hukum
rakyat yang ada, yaitu
a. alm. Djojodigoeno
b. M. Koesnoe
Tokoh golongan kedua ini merupakan kelanjutan dari gerakan yang telah
berumur tua,dengan perintisnya Soepomo.